Peningkatan Disiplin Kehadiran
Peningkatan Disiplin Kehadiran
Peningkatan Disiplin Kehadiran
Abstrak:
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research) yang
bertujuan untuk mengetahui peningkatan disiplin guru dalam kehadiran
mengajar di kelas melalui keteladanan Kepala Sekolah di SMP Negeri 13 Kolaka
Utara Kabupaten Kolaka Utara. Subjek penelitian ini adalah guru SMP Negeri 13
Kolaka Utara sebanyak 18 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada semester
ganjil tahun pelajaran 2023/2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Keteladanan Kepala Sekolah dapat meningkatkan Kedisiplinan guru dalam
kehadiran mengajar di kelas, dimana pada pelaksanaan pembelajaran pra-siklus
pada pertemuan pertama semua Guru hadir tepat waktu, karena merupakan hari
pertama sekolah untuk tahun pelajaran 2023/2024. Pelaksanaan pembelajaran
pada siklus I ada 6 orang Guru yang terlambat masuk mengajar di kelas, dan
setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus II kedisiplinan guru dalam
kehadiran mengajar di kelas mencapai 90% berdasarkan tanggapan responden
(guru) mengenai keteladanan Kepala Sekolah, sedangkan berdasarkan hasil
observasi 67 % Guru yang masih terlambat kurang dari 5 menit
Abstract:
This research was school action research aiming at finding the increasing of the
teachers’ discipline in presence to teach in classroom through the principals’
modeling at SMP Negeri 13 Kolaka Utara, Kolaka Utara Regency. The subject of this
research were the teachers of SMP Negeri 13 Kolaka Utara consisting of 18
teachers. This research was conducted in 2023/2024 academic year. The result of
the research showed that the principal’s modeling can increase teacher’s
discipline in presence to teach in classroom proved by the data got through the
classroom teaching process. In the first meeting of the pre cycle, all of the teachers
came timely, because of the first day of school in 2023/2024 academic year. In
cycle 1, there were 6 teachers who came late and in cycle 2, teachers’ discipline in
precence to teach in classroom got 90% which was got from teachers’ responses
about the principals’ modeling. Based on the result of observation, there were
67% teachers coming 5 minutes late.
Kata kunci:
Disiplin, kehadiran mengajar, dan keteladanan
TINJAUAN TEORITIS
Di masa lalu, kepala sekolah yang berperan sebagai manajer yang efektif telah
dianggap cukup. Di masa itu, kebanyakan kepala sekolah diharapkan mentaati
ketentuan dan kebijakan Dinas Pendidikan, mengatasi isu-isu ketenagaan,
pengadaan fasilitas dan infrastruktur, menyesuaikan anggaran, memelihara agar
gedung sekolah nyaman dan aman, memelihara hubungan dengan masyarakat,
memastikan kantin sekolah dan UKS berjalan lancar. Semua ini masih tetap harus
dilakukan oleh kepala sekolah. Akan tetapi, sekarang kepala sekolah harus
melakukan hal yang lebih dari semua itu.
Berbagai penelitian menunjukkan peran kunci yang dapat dilakukan oleh
kepala sekolah adalah untuk meningkatkan belajar dan pembelajaran atau sebagai
leaders for learning (The Institute for Educational Leadership). Para kepala sekolah
harus mengetahui isi pelajaran dan teknik-teknik pedagogis. Para kepala sekolah
harus bekerja bersama guru untuk meningkatkan keterampilan. Kepala sekolah
harus mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data dengan cara-cara yang
menumbuhkan keunggulan. Mereka harus berkumpul bersama siswa, guru, orang
tua, organisasi-organisasi layanan sosial dan kesehatan, Organisasi kepemudaan,
dunia usaha, warga sekitar sekolah untuk meningkatkan kinerja siswa. Selanjutnya
para kepala sekolah itu juga harus memiliki keterampilan dan pengetahuan
kepemimpinan dalam rangka memanfaatkan kewenangannya untuk mencari
strategi- strategi yang diperlukan.4
METODE PENELITIAN
Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Subjek penelitian tindakan di sekolah ini adalah guru-guru SMP Negeri 13
Kolaka Utara Kabupaten Kolaka Utara sebanyak 18 orang. Waktu penelitian
dilakukan antara bulan Juli sampai dengan September 2023.
Prosedur Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tindakan ini ialah pendekatan
kualitatif. Artinya, penelitian ini dilakukan karena ditemukan permasalahan rendah-
nya tingkat kedisiplinan guru dalam kehadiran di kelas. Permasalahan ini ditindak
lanjuti dengan cara menerapkan sebuah model pembinaan kepada guru berupa
keteladanan (contoh) yang dilakukan oleh kepala sekolah, kegiatan tersebut diamati
kemudian dianalisis dan direfleksi. Hasil revisi kemudian diterapkan kembali pada
siklus-siklus berikutnya.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan mengadopsi model yang dikemukakan
oleh Kemmis dan Taggart seperti dikutip oleh Suranto. 13 Model ini menggunakan
sistem spiral yang dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan
perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu rancangan pemecahan
masalah. Seperti yang diungkapkan oleh Mills “Stephen Kemmis has created a well
known representation of the action research spiral …”.14 Peneliti menggunakan model
ini karena dianggap praktis dan aktual.
Kegiatan penelitian tindakan sekolah ini, terdiri atas beberapa tahap, yaitu: 1)
Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Pengamatan, 4) Refleksi.
Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat keterlambatan guru
masuk kelas lebih dari 15 menit pada proses kegiatan belajar mengajar masih tinggi
yaitu 3 orang atau 17 %. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan bahwa
keberhasilan tindakan ini adalah 75 %, atau bila 75 % guru tidak terlambat lebih dari 10
menit. Pada siklus pertama ini guru yang tidak terlambat lebih dari 10 menit baru
6 7 % , jadi peneliti berkesimpulan harus diadakan penelitian atau tindakan lagi pada
14 LENTERA PENDIDIKAN, VOL. 17 NO. 1 JUNI 2014: 92-
109
siklus berikutnya atau siklus kedua.
Dari hasil observasi pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat ada
penurunan tingkat keterlambatan guru di kelas pada kegiatan belajar mengajar, atau
terdapat peningkatan kehadiran guru di kelas.
4. Refleksi
Setelah selesai pelaksanaan tindakan pada siklus kedua maka diadakan refleksi
mengenai kelemahan dari pelaksanaan tindakan pada siklus kedua tersebut.
Pembahasan
Dari tabel di atas diperoleh gambaran bahwa keteladanan Kepala Sekolah
dapat meningkatkan disiplin Guru dalam kehadiran mengajar di kelas, terutama
pada jam pelajaran pertama, Berdasarkan penelitian terhadap responden ternyata
terdapat 78 % dari jumlah responden menyatakan bahwa Keteladanan Kepala
Sekolah sangat berperanan dalam meningkatkan disiplin Guru terutama dalam
kehadiran mengajar di kelas. Sedangkan yang 22 % karena faktor kurangnya disiplin
guru
CATATAN AKHIR:
1. Soetjipto, Profesi Keguruan, Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan,
Depdiknas, 1999.
2. Ibid.
3. Ibid.
4. Syamsul Hadi, “Kepemimpinan Pembelajaran”, Makalah, disampaikan pada Sosialisasi
Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah dalam Inovasi Pembelajaran, Departemen Pendi-
dikan Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependi-
dikan, Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009.
5. Sudjana, Manajemen Program Pendidikan, Bandung: Falah Production, 2002.
6. Ibid.
7. Akhmad Sudrajat, Manfaat Prinsip dan Asas Pengembangan Budaya Sekolah. [On Line].
Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/03/04/manfaat-prinsip-dan-asas-
pengembangan-budaya-sekolah/ [06 Oktober 2010]
8. Soetjipto, op.cit.
9. Akhmad Sudrajat, op.cit.
10. Ibid.
11. Ibid.
12. Ibid.
13. Studi yang dilakukan Zimmerman menunjukkan bahwa melihat contoh yang baik efektif
meningkatkan ketangguhan diri (self efficacy) orang lain untuk berperilaku sama atau
lebih baik. Lihat, Zimmerman, “Self Efficacy and Educational Development” dalam
Bandura, Self Efficacy in Changing Societies, New York: Cambridge University Press, 1995. h.
202-204.
13. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,
2002.
14. Ibid.
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat, Akhmad. Manfaat Prinsip dan Asas Pengembangan Budaya Sekolah. [On Line]. Tersedia:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/03/04/manfaat-prinsip-dan-asas-
pengembangan-budaya-sekolah/ [06 Oktober 2010]
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2009.
Barry J. Zimmerman. “Self Efficacy and Educational Development” dalam Bandura, Self
Efficacy in Changing Societies, New York: Cambridge University Press, 1995