Makalah Dhonna
Makalah Dhonna
Makalah Dhonna
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
BIMBINGAN MEMBACA KITAB
Dosen Pengampu:
H.M. Adibus Sholeh, M.pd.I
Oleh :
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi...............................................................................................................................2
Kata Pengantar....................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan.............................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
BAB II Pembahasan............................................................................................................5
A. Kesimpulan................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................8
2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan.
Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita kelak.
Makalah dengan judul “Dzonna Wa Akhwatuha” dibuat untuk melengkapi tugas mata
kuliah Bimbingan Membaca Kitab. Pada isi makalah disampaikan tentang pengertian, jumlah
serta kaidah-kaidah Dzonna Wa Akhwatuha.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik
yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah. Demikian
kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang membantu
penyusunan dan membaca makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nahwu merupakan salah satu cabang dari sekian cabang displin ilmu yang wajib dipelajari
apabila seseorang ingin menguasai bahasa arab. Ilmu nahwu dan ilmu sharaf menjadi cabang
ilmu yang tak terpisahkan dari bahasa arab. Akan tetapi, tidak semua orang dapat
memahami ilmu nahwu dengan baik. Banyak pembahasan dalam ilmu nahwu yang dapat
dikatakan lebih sulit dipahami daripada pembahasan yang lain, seperti Dzonna wa akhwatuha
B. Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dzonnna dan saudara-saudaranya
َو َاما َظَنْنُت َو َاَخ َو اُتَها َفانَها َتْنصُب اْلُم ْبَتدَا َو اْلَخ َبَر َعلئ َانُهَم ا َم ْفُعْو اَل ن َلَها
Dzanna dan saudara-saudaranya berfungsi menashabkan mubtada’ dan khabar yang kedua-
duanya menjadi maf’ul-nya (maf’ul awal dan maf’ul tsani atau kedua).
Amil dzhanna dan yang semisalnya menjadikan mubtada dan khabar manshub keduanya.
Kelompok ini merupakan fi’il muta’addiy yang maf’ulnya ada dua. Oleh karena itu, kedua isim
setelahnya menjadi manshub keduanya. Misalnya kata kerja “menjadikan”. Maka dalam bahasa
Indonesia sekalipun dapat dipahami bahwa objek untuk kalimat ini ada dua. Contohnya kalimat
“Aku Menjadikan Kamu Istri”. Maka “Kamu” dan “Istri” adalah objek.
B. Saudara-saudara Dzonna
1. ( َظَنmenduga)
2. (َح سَبmenduga)
3. ( َز َع َمmenduga/mengira)
4. ( َخ اَلmembayangkan)
5. ( َر َائMelihat)
6. ( َع ِلَمmengetahu)
7. ( َو َج َدmendapati)
5
(َو َج ْدُت اْلِكَتاَب َض اِء ًعاSaya mendapati buku hilang)
8. ( َجَعَلmenjadikan)
(َجَع ْلُت اْلَحِد ْيَد َخ اَتًم اSaya menjadikan besi itu cincin)
9. ( ِاتَخ َذmenjadikan)
10. (َسِمَعmendengar)
َتُقْو ُل َظَنْنُت َزْيًدا ُم ْنَطِلًقا َو ِخ ْلُت اْلِهاَل َل اَل ِئًحا َو َم ا َاْش َبَه ذِلَك
(seperti) Anda mengatakan (َظَنْنُتَزْيًدا ُم ْنَطِلًقاSaya telah menduga Zaid berangkat); asalnya ;
( ُم ْنَطِلٌقَزْيٌدZaid berangkat); (ِخ ْلُت اْلِهاَل َل اَل ِئًحاAku menduga – bahwa – bulan itu telah terbit);
asalnya ( اْلِهاَل ُل اَل ِئٌحbulan itu terbit); dan lafaz yang menyerupainya.
Contoh :
=َو َم ا َظنْي َزْيًدا َج اِهاًلsaya tidak mengrira (bahwa) Zaid orang yang bodoh.
Nashabkanlah mubtada’ serta khabar-nya dengan dzanna, juga setiap fi’il yang sesudahnya
mengikuti jejaknya. Seperti (fi’il pada lafaz) : = َز َع َم, َع ِلَم = َع ِلْم ُتُه, َخ اَل = ِخ ْلُتُه, َح ِسَب = َح ِس ْبُتُه,َز َع ْم ُتُه
Lafaz; َجَعَل = َجَع ْلُتُه: ِاتَخ َذ = ِاتَخ ْذ ُتُهdan lafaz dari fi’il-fi’il tersebut yang anda telah men-tashrifnya.
(aku telah menduga – bahwa – zaid meolong); dan (ْاَلمَكاَنَم ْس ِج ًدا هَذ اِاْج َع ْلjadikanlah tempat ini sebagai
Masjid).
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dzonna dan saudara-saudaranya berfungsi menashabkan mubtada’ dan khabar yang kedua-
duanya menjadi maf’ul-nya (maf’ul awal dan maf’ul tsani atau kedua). yaitu ( ظننتaku
menduga);( زعمت خلت حسبنتaku menduga);( علمت رأيت ووجدتaku telah mengetahui dengan
yakin); ( وجعلت واّتخذتaku menjadikan); ) سمعتaku telah mendengar)”.
7
DAFTAR PUSTAKA
Shofwan, M. Sholehuddin. Al-Ajurumiyyah. Jombang: Darul Hikmah, 2014.