PIO 5 Training Development Modul
PIO 5 Training Development Modul
PIO 5 Training Development Modul
(PSI 305)
MODUL 5
TRAINING AND DEVLOPMENT
DISUSUN OLEH
AISYAH RATNANINGTYAS, M.Psi., Psikolog
Perusahaan memiliki asset yang berharga, salah satunya adalah karyawan yang
dimilikinya. Karyawan sebagai Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh perusahaan
memiliki peranan yang sangat penting. Hal tersebut dikarenakan keberhasilan perusahaan
dapat diraih karena adanya karyawan yang kompeten dalam perusahaan tersebut. Karyawan
yang memiliki kualitas kinerja yang baik akan memberikan efek yang positif pada karyawan
itu sendiri maupun perusahaan itu sendiri. Untuk dapat bersaing dalam dunia Globalisasi saat
ini, setiap perusahaan harus memiliki SDM yang berkualitas dan kompeten. Namun untuk
membentuk karyawan dengan kinerja yang baik, tentunya perusahaan harus memberikan
sebuah program pelatihan dan pengembangan bagi setiap karyawan di perusahaannya.
Training Development
a. Trainee Characteristic
Merupakan salah satu yang harus dipertimbangkan. Hal ini dikarenakan
berbeda karakteristik maka berbeda kebutuhan. Berbeda Capability maka berbeda
dalam mempelajari tugas. Ada yang lebih baik dalam cognitive task, skilled task,
misalnya peserta training yaitu akademisi Vs atlet.
Ability, Sikap dan Motivasi juga mempengaruhi outcome training (Noe, 1986).
Perbedaan cara mempelajari materi baru (mis, ada yang lebih baikik belajar dari
presentasi, ada yang tulis) menentukan hasil trainingnya akan seperti apa.
b. Training Design
1. Feed Back
Penting dalam learning, karena dengan adanya feedback dapat mengetahui
apakah trainee telah mempelajari material dengan benar/sesuai. Feedback dapat
melalui test kepada trainee atau trainee dapat mengajukan pertanyaan ke
trainer.
2. General Principles
Pada training sebaiknya mengajarkan “mengapa hal itu dilakukan” dan
“bagaimana hal itu dilakukan”. Tujuannya adalah memberikan framework of
learning
3. Identical Element
Artinya respon dalam situasi training sama dengan job situation. Artinya
stimulus yang dipersepsi di setting training sama dengan job situation.
C. Metode Training
Metode ini harus berdasarkan kebutuhan pekerjaan bergantung pada berbagai faktor
yaitu waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat pendidikan, latar belakang, dan lain-lain. Metode
latihan dapat dibagi menjadi dua cara :
1. On the job training
Para peserta akan langsung bekerja di tempat untuk belajar dan meniru suatu pekerjaan
di bawah bimbingan seorang pengawas. Pelatihan ini dibedakan dalam dua cara, yaitu
formal dan informal.
Metode yang dapat digunakan dalam on the job training, antara lain:
a. Job instruction training (pelatihan instruksi kerja)
Instruksi kerja berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan
atau suatu kelompok tugas pekerjaan. Metode ini dapat menggunakan alat bantu
seperti memakai buku pedoman atau sebuah mesin pengajaran. Keuntungan dari
metode ini : trainee dapat belajar sesuai dengan temponya sendiri, bahan yang harus
dipelajari dibagi-bagi dalam satuan-satuan yang kecil, sehingga mudah diserap dan
diingat, adanya umpan balik langsung, partisipasi yang aktif, perbedaan antar
individu yang diperhatikan, pelatihan dan pengembangan dapat dilakukan kapan
saja dan dimana saja.
o Karyawan langsung belajar menjalankan pekerjaannya saat ini.
E. Tujuan Training
Tujuan dari pelatihan dan pengembangan secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Meningkatkan Produktivitas
Pelatihan dan pengembangan bertujuan untuk meningkatkan prestasi karyawan baru
ataupun lama. Dengan prestasi yang baik maka produktivitas suatu perusahaan akan
meningkat.
2. Meningkatkan mutu
Setiap organisasi yang selalu ingin maju, akan melibatkan anggota untuk
meningkatkan mutu kinerjanya, diantaranya setiap organisasi harus memiliki
peningkatan pegawai. Dimana pegawai yang lebih terampil akan meningkatkan mutu
perusahaan.
3. Meningkatkan Ketepatan dalam Perencanaan Sumber Daya Manusia
F. Manfaat Training
Adapun beberapa manfaat dari Training, yaitu:
1. Memperbaiki dan meningkatkan Kinerja
2. Memutakhirkan Keahlian Keahlian para karyawan dengan peralatan ataupun sistem
kerja baru
LATIHAN SOAL
“Sebagai staf bidang pemasaran pak Budi dinilai mencapai prestasi luar biasa dalam
pencapaian target perusahaan. Pimpinan pun dalam rapat direksi memutuskan untuk
mempromosikan pak Budi menjadi Manajer Pemasaran dengan catatan meningkatkan sikap
kepemimpinannya”
Apakah tindakan yang tepat untuk Pak Budi, memberikan Training atau Development ??”
Jelaskan alasannya.
JAWABAN
Tindakan yang tepat untuk Pak Budi adalah Development.
Hal ini dikarenakan:
Pimpinan memutuskan untuk mempromosikan Pak Budi menjadi Manajer dimana fokusnya
adalah untuk masa yang akan datang, bukan saat ini dan tujuannya adalah untuk persiapan
posisi sebagai Manajer kelak, dimana ia akan memikul tugas dan tanggung jawab baru yang
lebih tinggi dari sebelumnya. Development (Pengembangan) cocok diberikan kepada calon
tenaga managerial dimana salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah kepemimpinan
dan kemampuan tersebut masih menjadi kelemahan dari Pak Budi sehingga dibutuhkan
adanya pengembangan pada dirinya.
1. Kaswan, 2013, Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM, Cetakan
Kedua, CV. Alfabeta, Bandung.
2. Noe, Raymond, 2003, Employee Training & Program Development, Second Edition,
McGraw-Hill, Irwin, Boston.
3. Soebagio Atmodiwirio, 2002, Manajemen Pelatihan, Arddizya Jaya, Jakarta.
4. Jusuf Irianto, 2001, Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pelatihan, Insan Cendekia,
Surabaya.
5. Larry R Swalley,2000, Orientasi dan Pelatihan di Tempat Kerja, PT.Pustaka
6. Miner, John B. 1992. Industrial Organizational Psychology. New York: Mc.Graw Hill
7. Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press
8. Aamodt, MG.2004. Industrial & Organizational Psychology.Belmont:
Wadsworth/Thomson Learning
9. Irma Adnan.2010. Psikologi Industri & Organisasi. Univ Terbuka