Jurnal Lenggogeni
Jurnal Lenggogeni
Jurnal Lenggogeni
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Potensi dan kekayaan yang berlimpah serta tanah yang subur yang dimiliki negara
kita sangat memungkinkan untuk pengembangan pertanian. Untuk itu perlu
diciptakansuasana kemasyarakatan yang mendukung cita-cita pembangunan, serta
terwujudnya kreatifitas dan aktivitas dikalangan masyarakat. Alasan
menempatkan sektor pertanian pada skala prioritas utama yaitu, sebagian besar
penduduk bekerja disektor pertanian yang merupakan golongan berpendapatan
rendah.
18
JURNAL EKONOMI Volume 23, Nomor 1 Maret 2015
Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro, hal ini
didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah. Bertambahnya
jumlah penduduk ini berarti angkatan kerja juga bertambah. Pertumbuhan
ekonomi akan mampu menyediakan lapangan kerja bagi angkatan kerja. Jika
pertumbuhan ekonomi yang mampu diciptakan lebih kecil dari pada pertumbuhan
angkatan kerja akan mendorong terjadinya pengangguran. Kedua, selama
keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian harus selalu mampu
memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha menciptakan kemerataan ekonomi (ekonomic
stability) melalui retribusi pendapatan akan lebih mudah dicapai dalam periode
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Salah satu indikator yang digunakan oleh para
ahli ekonomi guna melihat adanya gejala pertumbuhan ekonomi dalam suatu
daerah adalah Pendapatan Regional Domestik Bruto. Melalui proses
pembangunan ekonomi tersebut akan tercermin kegiatan ekonomi yang telah
dilaksanakan dan dicapai di Provinsi Riau selama periode tertentu. Didalam
Pendapatan Regional Domestik Regional (PDRB) dapat dilihat juga sektor mana
yang lebih dominan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Riau.
19
JURNAL EKONOMI Volume 23, Nomor 1 Maret 2015
METODE PENELITIAN
Wilayah analisis penelitia ini meliputi seluruh wilayah di provinsi Riau yang
teridiri dari 13 kabupaten/kota dalam kurun waktu tahun 2006 sampai tahun 2011.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat
Time Series, diperoleh dari laporan maupun informasi yang diterbitkan Badan
Pusat Statistik Provinsi Riau, Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Dinas Tanaman
Pangan , Dinas Peternakan, Dinas Perikanan, Dinas Kehutanan serta lembaga
dan instansi yang relevan. Analisis dalam peneltian ini meliputi analisis
kontribusi sub sektor – sub sektor pertanian terhadap kinerja perekonomian
provinsi Riau. Dalam melakukan analisis masing-masing sun sektor dianalisis dari
data perekembangan pada rentang tahun 2006 hingga tahun 2011. Selanjutnya
untuk mengetahui dinamika dari setiap sub sektor yang dianalisa dilihat
berdasarkan pendekatan statistik deskriptif seperti pertumbuhan dan proporsinya.
Perkembangan PDRB
Perekonomian Provinsi Riau bisa dilihat dari kontribusi tiap sektor ekonomi
terhadap PDRB. Kontribusi ini bisa mencerminkan bagaimana struktur ekonomi
di wilayah Provinsi Riau. Tabel 2 berikut menggambarkan PDRB dari tahun
2006-2011:
20
JURNAL EKONOMI Volume 23, Nomor 1 Maret 2015
Sumber : BPS Provinsi Riau, Riau Dalam Angka berbagai terbitan tahun
Berdasarkan harga konstan tahun 2000 tanpa minyak dan gas terlihat bahwa,
sektor pertanian memberikan kontribusi yang lebih besar dibanding sektor-sektor
lainnya dimana pada tahun 2006 memberikan kontribusi sebanyak 39,81 persen
kemudian ditahun 2011 mengalami penurunan menjadi 33,14 persen. Selanjutnya
diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi sebesar
18,01 persen dimana pada tahun 2006 memberikan kontribusi sebanyak 17,72
persen kemudian naik ditahun 2011 menjadi 18,92 persen, sektor industri
pengolahan 17,70 persen dimana pada tahun 2006 sebanyak 17,57 persen
kemudian ditahun 2011 mengalami kenaikan sebanyak 17,86 persen, sektor jasa
9,95 persen dimana pada tahun 2006 sebanyak 7,49 persen kemudian ditahun
2011 naik menjadi 10,68 persen, sektor bangunan 7,07 persen dimana pada tahun
2006 sebanyak 6,76 persen kemudian ditahun 2011 naik menjadi 7,58 persen,
sektor pengangkutan dan komunikasi 6,14 persen dimana pada tahun 2006
sebanyak 6,13 persen mengalami kenaikan ditahun 2011 menjadi 6,39 persen,
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 2,71 persen ditahun 2006
sebanyak 2,52 persen ditahun 2011 naik menjadi 2,90 persen, sektor
pertambangan dan penggalian 1,79 persen.
21
JURNAL EKONOMI Volume 23, Nomor 1 Maret 2015
Dimana pada tahun 2006 sebanyak 1,46 persen pada tahun 2011 naik menjadi
2,04 persen, dan yang terakhir yaitu sektor listrik, gas dan air bersih memberikan
kontribusi hanya sebesar 0,45 persen pada tahun 2006 sebanyak 0,49 persen
mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi 0,43 persen. Kuznets (Todaro,
2000) mengemukakan enam karakteristik atau ciri proses pertumbuhan ekonomi
yaitu, tingkat pertambahan output perkapita dan pertambahan penduduk yang
tinggi, tingkat kenaikan total produktivitas faktor yang tinggi, khususnya
produktivitas tenaga kerja. Kemudian tingkat transformasi struktural ekonomi
yang tinggi dan tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi juga
merupakan ciri proses pertumbuhan ekonomi. Selain itu, adanya kecenderungan
daerah yang mulai atau sudah maju perekonomiannya untuk berusaha menambah
bagian-bagian daerah lainnya sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku.
PDRB migas mengalami kenaikan dari tahun 2006 sebesar Rp. 83.370.867,24
atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,14 persen kemudian ditahun 2011
menjadi Rp. 102.505.913,65 atau mengalami penurunan menjadi 5,01, sedangkan
PDRB tanpa migas juga mengalami kenaikan dari tahun 2006 sebanyak
Rp.36.417.633,12 pertumbuhan sebesar 8,65 persen kemudian ditahun 2011
sebanyak Rp.52,355.050,74 peningkatan pertumbuhan menjadi sebesar 7,63
persen. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau tanpa migas selama
periode 2006-2011 berdasarkan haga konstan 2000 sebesar 7,69 persen. Angka
tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi
nasional yang berkisar 6 persen. Untuk melihat perkembangan tenaga kerja
menurut lapangan usaha utama di Provinsi Riau dapat dilihat pada tabel 12
berikut :
22
JURNAL EKONOMI Volume 23, Nomor 1 Maret 2015
Secara sektoral ditahun 2011, terdapat 3 sektor yang mendominasi penduduk yang
bekerja di Provinsi Riau yaitu sektor Pertanian sebesar 44,80 persen, sektor
Perdagangan sebesar 21,51 persen, dan sektor jasa kemasyarakatan sebesar 15,8
persen. Besarnya penduduk yang bekerja pada sektor-sektor tidak terlepas dari
besarnya prospek sektor tersebut di Riau terutama subsektor perkebunan yaitu
komoditas kelapa sawit dan karet. Namun pangsa penduduk yang bekerja pada
sektor pertanian mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2006.
Pangsa terkecil berada disektor listrik, gas dan air bersih yaitu hanya sebesar 0,26
persen, sektor ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2006.
Yakni dari 0,10 persen menjadi 0,26 persen. Atau mengalami peningkatan sebesar
0,16 persen.
23
JURNAL EKONOMI Volume 23, Nomor 1 Maret 2015
Nilai tambah sektor pertanian menurut harga konstan ditahun 2011 sebesar 33,22
persen hal ini mengalami penurunan dari tahun 2006 sebesar 38,73 persen,
sedangkan jumlahnya mengalami kenaikan dari tahun 2006 sebesar 14.103,05
miliar rupiah menjadi 17.414,05 miliar rupiah di tahun 2011. Nilai tambah sektor
pertanian kontribusinya terhadap PDRB menurut harga konstan mengalami
kenaikan tahun 2006 sebesar 36.417,63 miliar menjadi 52.420,10 miliar tahun
2011. Atau terjadi penigkatan sebesar 43,94 persen
24
JURNAL EKONOMI Volume 23, Nomor 1 Maret 2015
Kontribusi sub sektor tanaman pangan terhadap PDRB tahun 2006 sebesar 2,38
persen dan ditahun 2011 sebesar 1,52 maka kontribusi sub sektor tanaman pangan
terhadap PDRB cenderung menurun rata 1,85 persen, sedangkan kontribusi sub
sektor tanaman pangan terhadap sektor petanian tahun 2006 sebesar 6,21 persen
dan ditahun 2011 sebesar 4,93 maka kontribusi sub sektor tanaman pangan
terhadap sektor pertanian cenderung menurun rata-rata sebesar 5,31 persen.
Bila dilihat dari segi ekonomi sub sektor tanaman bahan makanan ini mampu
menaikan PDRB kita dan membawa keuntungan tentu saja apabila ditingkatkan
hasil produksinya dan mencari wilayah yang dianggap memiliki pangsa pasar
yang luas.Tidak perlu melihatsecara jauh atau mencari pangsa pasar kenegara
luar. Melihat dari segi kuantitas wilayah Riau yang terdiri dari 5.538.367 jiwa saja
sudah menjadi target utama pangsa pasar yang cukup ekonomis dan
menguntungkan bagi kita. Apalagi ditambah bila kita mampu menembus kepasar
luar yang membutuhkan barang-barang hasil sub sektor tanaman bahan makanan.
25
JURNAL EKONOMI Volume 23, Nomor 1 Maret 2015
Sektor Tahun
No
Perkebunan 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1. PDRB 19,49 19,02 18,03 16,46 16,02 15,53
2. Sektor pertanian 50,91 51,06 50,60 48,90 49,76 50,40
Sumber : PDRB Riau menurut lapangan usaha 2006-2012
Tahun
No Sektor Perikanan
2006 2007 2008 2009 2010 2011
1. PDRB 3,44 3,25 3,11 3,07 3,01 2,96
2. Sektor pertanian 8,98 8,72 8,72 9,12 9,35 9,60
Sumber : PDRB Riau menurut lapangan usaha 2006-2012
26
JURNAL EKONOMI Volume 23, Nomor 1 Maret 2015
Tahun
No Sektor Peternakan
2006 2007 2008 2009 2010 2011
1. PDRB 1,07 1,02 1,10 1,20 1,17 1,14
2. Sektor pertanian 2,79 2,73 3,08 3,56 3,63 3,70
Sumber : PDRB Riau menurut lapangan usaha 2006-2012
Kontribusi sub sektor peternakan terhadap PDRB ditahun 2006 sebesar 1,07
persen dan ditahun 2011 sebesar 1,14 persen maka kontribusi sub sektor
peternakan terhadap PDRB fluktuatif rata-rata sebesar1,12 persen, sedangkan
kontribusi sub sektor peternakan terhadap sektor pertanian pada periode 2006
sebesar 2,79persen dan ditahun 2011 sebesar 3,70persen. Kontribusi sub sektor
peternakan terhadap sektor pertanian cenderung meningkat rata-rata sebesar 3,25
persen.
27
JURNAL EKONOMI Volume 23, Nomor 1 Maret 2015
Tahun
No Sektor Kehutanan
2006 2007 2008 2009 2010 2011
1. Kontribusi terhadap 11,90 11,88 11,52 11,22 10,44 9,66
PDRB
2. Kontribus terhadap 31,08 31,89 32,33 33,33 32,43 31,35
sektor pertanian
Sumber : PDRB Riau menurut lapangan usaha 2006-2012
Sub sektor Kehutanan memberikan kontribusi terhadap PDRB tahun 2006 sebesar
11,90 persen dan ditahun 2011 sebesar 9,66 persen maka kontribusi sub sektor
kehutanan terhadap PDRB cendurng meningkat rata-rata sebesar 11,10 persen
sedangkan kontribusi sub sektor kehutanan terhadap sektor pertanian ditahun
2006sebesar 31,08 persen dan ditahun 2011 sebesar 31,35 persen maka Kontribusi
sub sektor kehutanan terhadap sektor pertanian fluktuatif rata-rata sebesar 32,06
persen.
Kesimpulan
1. Kontribusi sektor pertanian cukup berarti terhadap kinerja perekonomian
Provinsi Riau,. walaupun mengalami penurunan , namun sektor pertanian
tetap menjadi sektor terdepan (leading sector).
2. Kontribusi sub sektor perkebunan mendominasi dibandingkan dengan sub
sektor-sub sektor lainnya terhadap PDRB Provinsi Riau (17,42 persen) begitu
pula terhadap sektor pertanian ( 50,72 persen).
Saran
1. Pemerintah Provinsi Riau agar lebih memperhatikan pembangunan pertanian
khususnya sub sektor tanaman bahan makanan (pangan), perikanan dan
kelautan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Riau, jika
memungkinkan untuk di ekspor dan antar Provinsi.
2. Pemerintah Provinsi Riau agar lebih memprioritaskan pembangunan
pertanian dalam upaya meningkatkan produksi pertanian dengan lebih efisien
dan mutu yang lebih baik.
3. Pemerintah Provinsi segera mengimplementasikan kebijakan yang
mendukung peningkatan efisiensi produksi dan peningkatan mutu produk-
produk komoditas pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
28
JURNAL EKONOMI Volume 23, Nomor 1 Maret 2015
29