Juknis SL Pertanian Organik 08 FEb 2023

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

Revisi Ke-3

KATA PENGANTAR

Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode pembelajaran dan penyuluhan
yang cukup efektif dalam mendukung peningkatan produktivitas dan produksi
pertanian. SL dapat berfungsi sebagai pusat pembelajaran manajemen dan teknologi,
wahana pengkajian dan percontohan teknologi baru, tukar-menukar informasi dan
pengalaman serta fokus pembinaan bagi petani/ poktan.

Pusat Penyuluhan Pertanian sebagai Instansi Pembina Penyuluhan Pertanian memiliki


peran strategis dalam mendukung Pembangunan Pertanian melalui SL Tematik.
Kegiatan SL Tematik Pertanian Organik merupakan salah satu upaya mendukung
pemberdayaan petani, penerapan dan diseminasi inovasi teknologi pertanian. Untuk
memberikan kesamaan pemahaman konsepsi SL yang memuat kaidah-kaidah
sistematis dan terstruktur perlu disusun Petunjuk Teknis SL Tematik Pertanian
Organik.

Petunjuk teknis ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pelaksanaan kegiatan SL
Tematik Pertanian Organik di pusat dan daerah, sehingga kegiatan SL dapat berjalan
dengan efektif dan efisien.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan Petunjuk Teknis ini.

Jakarta, 9 Februari 2023

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian,

Ir. Bustanul Arifin Caya, M.D.M

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan .................................................................................................... 2
C. Sasaran ...................................................................................................................... 3
D. Keluaran ..................................................................................................................... 3
E. Ruang Lingkup ........................................................................................................... 3
F. Pengertian .................................................................................................................. 3
BAB II. PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANG ....................................................................... 5
A. Persiapan ................................................................................................................... 5
B. Pengorganisasian....................................................................................................... 7
C. Mekanisme Pelaksanaan ............................................................................................ 7
D. Materi ....................................................................................................................... 10
E. Evaluasi dan Pelaporan ........................................................................................... 13
F. Pengawalan dan Pendampingan ............................................................................... 15
BAB III. PENUTUP .............................................................................................................. 17

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Matriks Pelaksanaan SL tematik pertanian organik melalui pembuatan


dan penerapan pupuk organik/ pupuk hayati/ pembenah tanah/
pestisida alami.......................................................................................... 9

Tabel 2. Materi Pembelajaran SL tematik pertanian organik melalui pembuatan


dan penerapan pupuk organik/ pupuk hayati/ pembenah tanah/
pestisida alami…………………………………………………….................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Food Programme (WFP)
mengeluarkan peringatan keras terkait risiko terjadinya krisis pangan yang
membayangi banyak negara. Krisis pangan merupakan kondisi ketika bahaya
pangan akut dan malnutrisi meningkat tajam. Ketahanan pangan dinilai tidak
aman ketika ketersediaan pangan lebih kecil dibandingkan permintaan pangan
oleh masyarakat. Hal ini membuat kondisi ekonomi menjadi tidak stabil. Krisis
pangan dapat terjadi karena latar belakang alami atas kelangkaan dan kenaikan
bahan pangan. Penyebab lain krisis pangan karena adanya situasi iklim tidak
mendukung produksi yang disebabkan terjadinya intrusi air laut, El Nino, La Nina
dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), pandemi, serta situasi
geo politik.

Dalam menyikapi kondisi krisis pangan tersebut produktivitas hasil pertanian


harus tetap terjaga. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas
hasil pertanian di Indonesia adalah ketersediaan dan kecukupan pupuk
anorganik (pupuk kimia). Untuk memenuhi ketersediaan dan kecukupan pupuk
anorganik tersebut yang beberapa bahan bakunya masih tergantung impor dari
negara lain seperti phospat dan kalium klorida yang menyebabkan harga pupuk
menjadi sangat mahal.

Menyikapi mahalnya harga pupuk anorganik tersebut, Kementerian Pertanian


melakukan antisipasi agar ketersediaan pangan aman dengan mendorong
petani menggunakan pupuk organik secara masif. Terkait hal tersebut
Kementerian Pertanian melaunching Gerakan Tani Pro-Organik (GENTA
ORGANIK). Genta Organik merupakan suatu gerakan pertanian pro organik
yang meliputi pemanfaatan pupuk organik/ pupuk hayati/ pembenah tanah/
pestisida alami sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal. Gerakan ini
mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik/ pupuk hayati/ pembenah
tanah/ pestisida alami secara mandiri.

1
Gerakan ini tidak berarti meninggalkan penggunaan pupuk anorganik
sepenuhnya, melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan
tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang. Genta Organik
akan membangun 1.020 titik demplot pembuatan pupuk organik/ pupuk hayati/
pembenah tanah/ pestisida alami serta implementasinya. Pada intinya, dalam
gerakan ini juga terus mendorong pengembangan sistem produksi pertanian
yang mengandalkan bahan-bahan alami. Melalui Genta Organik sekaligus juga
meningkatkan peran dan fungsi BPP dalam melaksanakan program penyuluhan
pertanian.

Agar pelaksanaan Genta Organik dapat berjalan secara masif dan berkelanjutan
maka diperlukan adanya kegiatan SL tematik pertanian organik. Untuk
memberikan persamaan pemahaman konsepsi sekolah lapang pertanian
organik, dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring evaluasi serta
pelaporan, maka diperlukan Petunjuk Teknis (Juknis) SL Tematik Pertanian
Organik.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud
1. Menjadi acuan bagi instansi pusat dan daerah dari aspek perencanaan,
pelaksanaan, dan monitoring evaluasi serta pelaporan kegiatan SL
Tematik Pertanian Organik;
2. Menjadi acuan bagi Penyuluh Pertanian/petugas pendamping
atau pemandu SL Tematik Pertanian Organik.

Tujuan
1. Meningkatkan kapasitas petani/ poktan dalam membuat dan
menerapkan penggunaan pupuk organik;
2. Meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian/petugas pendamping atau
pemandu SL Tematik Pertanian Organik.

2
C. Sasaran
1. Instansi pusat dan daerah atau pihak terkait lainnya.
2. Penyuluh Pertanian/petugas pendamping atau pemandu SL.

D. Keluaran
1. Meningkatnya kapasitas petani /poktan dalam membuat dan menerapkan
penggunaan pupuk organik;
2. Meningkatnya kapasitas penyuluh pertanian/petugas pendamping atau
pemandu SL t ematik pertanian organik;
3. Instansi pusat dan daerah dapat merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan SL t ematik pertanian organik.

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup juknis SL tematik pertanian organik sebagai berikut:
1. Pembuatan pupuk organik dan pupuk hayati;
2. Pembuatan pembenah tanah;
3. Penerapan pupuk organik dan pupuk hayati;
4. Penerapan pembenah tanah.

F. Pengertian
Istilah-istilah teknis di dalam juknis yang perlu dijelaskan.
1. Sekolah Lapang (SL) adalah kegiatan proses belajar-mengajar dengan
partisipasi aktif, mencari dan menemukan fakta, menganalisa dan
mendiskusikan diantara anggota kelompoktani, serta mengambil keputusan
bersama bagaimana tindakan selanjutnya, dengan prinsip belajar
berdasarkan pengalaman pada usaha taninya yang dipandu oleh petani
sendiri dan penyuluh pertanian;
2. Pemandu SL adalah petugas/fungsional penyuluh pertanian atau fungsional
teknis lainnya yang memandu dan mendampingi program SL;
3. Demplot atau Laboratorium Lapangan (LL) adalah area yang terdapat
dalam kawasan SL yang berfungsi sebagai lokasi percontohan, tempat
belajar dan tempat praktik penerapan teknologi yang disusun dan
diaplikasikan bersama oleh kelompoktani;

3
4. Hari Temu Lapangan/Farmer Field Day (FFD) adalah forum pertemuan
antara petani, penyuluh pertanian, pimpinan dinas lingkup pertanian,
pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait lainnya, untuk menyaksikan dan
membahas keunggulan suatu inovasi hasil pengkajian, serta kemungkinan
penerapan selanjutnya dalam usaha tani;
5. Pupuk Organik adalah Pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran
hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah
melalui proses rekayasa berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya bahan
mineral dan/atau mikroba yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan
hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia, dan/atau
biologi tanah;
6. Pupuk Hayati adalah nama kolektif semu kelompok fungsional mikroba tanah,
berfungsi menyediakan hara bagi tanaman, baik secara langsung maupun
secara tidak langsung;
7. Pembenah tanah adalah bahan-bahan sintetis/ alami organik/ mineral
berbentuk padat/ cair yang mampu memperbaiki sifat fisik kimia dan biologi
tanah;
8. Pestisida alami adalah pestisida berbahan aktif berasal dari makhluk hidup
atau mineral alami;
9. Pertanian organik adalah sistem budi daya pertanian yang mengandalkan
bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Pengolahan
pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan
perlindungan.

4
BAB II
PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANG

A. Persiapan
1. Lokasi
Lokasi kegiatan SL berdasarkan CP/CL yang diusulkan oleh dinas yang
menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian provinsi.

2. BPP Pelaksana
Kriteria BPP pelaksana dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Lokasi BPP strategis dan mudah dijangkau;
b. Memiliki sarana IT dan keinformasian yang masih berfungsi dengan baik;
c. Memiliki suplai listrik yang stabil;
d. Memiliki penyuluh pertanian ASN (PNS dan PPPK) dan atau Tenaga
Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) terdata di
SIMLUHTAN;

3. Lahan percontohan dengan kriteria sebagai:


a. Lahan milik anggota kelompoktani;
b. Lahan strategis, mudah dijangkau, dan mudah diakses oleh petani
lainnya;
c. Lahan tidak merupakan lokasi endemi hama dan penyakit tanaman;
d. Lahan kegiatan diutamakan dalam hamparan/kluster tertentu.

4. Persyaratan Calon Peserta


Persyaratan calon peserta adalah sebagai berikut:
a. Petani anggota poktan dan terdaftar dalam SIMLUHTAN;
b. Memiliki kemauan yang kuat untuk membuat dan menerapkan pupuk
organik/ pupuk hayati/ pembenah tanah/ pestisida alami;
c. Dipilih dari hasil kesepakatan rembug tani;
d. Peserta minimal 30 orang yang berasal dari 10 kelompoktani dengan
kriteria:
1) kelompoktani aktif dan terdaftar di SIMLUHTAN, serta dibina penyuluh
pertanian;

5
2) bersedia secara swadaya menyediakan sarana produksi lain,
bilamana tidak ada bantuan atau sarana produksi lain di luar bantuan
yang disiapkan pemerintah;
3) bukan merupakan kelompoktani penerima bantuan pemerintah pada
tahun yang sama;
4) bersedia menerapkan hasil pembelajaran pada periode berikutnya.
e. Peserta memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) dapat membaca;
2) usia produktif;
3) memiliki lahan garapan;
4) memiliki minat dan motivasi belajar yang tinggi;
5) menyatakan kesanggupan mengikuti seluruh kegiatan SL dan
menerapkan dalam usaha taninya.

5. Kriteria penyuluh pertanian/ petugas pendamping/ pemandu SL adalah


sebagai berikut:
a. Memahami/ telah mengikuti Pelatihan Pemandu SL dalam pembuatan
dan penerapan pupuk organic/ pupuk hayati/ pembenah tanah/ pestisida
alami;
b. Memiliki kemampuan menyampaikan materi/ memandu proses belajar
SL tematik pertanian organik;
c. Bersikap aktif dan inovatif dalam membangun minat dan motivasi
peserta, capaian kegiatan dan dinamika kelompok;
d. Mampu memfasilitasi dan mengkoordinir pelaksanaan SL;
e. Memiliki komitmen dalam pemanduan SL;
f. Mampu melakukan evaluasi.

6. Metode pembelajaran
Metode belajar yang digunakan adalah metode andragogi berupa
diskusi, praktik, ceramah dan metode lain yang sesuai.

6
7. Lokasi SL
Lokasi pembuatan dan penerapan pupuk organik/ pupuk hayati/ pembenah
tanah/ pestisida alami perlu persyaratan sebagai berikut:
a. lokasi strategis, mudah dijangkau dan mudah diakses oleh petani
lainnya;
b. tersedia bahan baku yang dapat digunakan dalam pembuatan pupuk
organik/ pupuk hayati/ pembenah tanah/ pestisida alami.
8. Lokasi FFD
FFD pembuatan dan penerapan pupuk organik/ pupuk hayati/ pembenah
tanah/ pestisida alami dilaksanakan di lahan percontohan yang strategis,
mudah dijangkau dan diakses oleh petani lainnya.

9. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pembuatan dan penerapan pupuk organik/ pupuk
hayati/ pembenah tanah/ pestisida alami disesuaikan dengan hasil
rembug tani.

B. Pengorganisasian
1. Penyelenggara SL
Penyelenggara SL tematik pertanian organik adalah instansi pusat
dan/atau daerah atau pihak terkait lainnya.

2. Pelaksana SL
Pelaksana SL tematik pertanian organik adalah poktan dan penyuluh
pertanian/ petugas pendamping/ pemandu SL yang disupervisi oleh
Kepala/Koordinator BPP.

C. Mekanisme Pelaksanaan
1. Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan untuk menginformasikan secara lengkap kegiatan
penyelenggaraan SL tematik pertanian organik. Sosialisasi dilakukan
paling sedikit satu kali dengan tahapan sosialisasi sebagai berikut:
a. Mengundang seluruh petani dan stakeholder (petugas/ pejabat
terkait, penyuluh pertanian serta petugas lapangan lainnya) yang ada di
lokasi SL tematik pertanian organik;

7
b. Mengadakan pertemuan di lokasi yang akan menjadi sasaran
penyelenggaraan SL tematik pertanian organik dengan melibatkan
seluruh poktan peserta;
c. Menjelaskan secara lengkap rancangan penyelenggaraan SL tematik
pertanian organik;
d. Tanggapan dan tanya jawab terhadap rancangan SL tematik pertanian
organik serta menentukan waktu dan lokasi yang tepat dalam
pelaksanaan SL.

2. Rembug tani
Rembug tani melibatkan para pemangku kepentingan seperti Pemerintah
Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa), penyuluh
pertanian, petani dan stakeholder terkait setempat. Rembug bertujuan
untuk:
a. membangun pemahaman dan komitmen para pihak untuk memberi
dukungan terhadap pelaksanaan SL tematik pertanian organik;
b. mendapatkan kesepakatan tentang peserta, tempat/ lokasi, waktu
pelaksanaan SL tematik pertanian organik dan penyelenggara SL.

3. Pelaksanaan SL
Pelaksanaan SL tematik pertanian organik dilakukan dalam bentuk materi
pembelajaran dan praktik. Matrik pelaksanaan kegiatan SL dapat dilhat
pada tabel 1.
Tabel 1. Matriks Pelaksanaan SL tematik pertanian organik pembuatan dan
penerapan pupuk organik/ pupuk hayati/ pembenah tanah/pestisida
alami

Kegiatan
No. Topik Metode Sarana Prasarana
Pertemuan
1 Sosialisasi Penjelasan Ceramah dan Tempat Pertemuan,
persiapan tanya jawab Alat tulis, Proyektor
penyelenggaraan
kegiatan SL
(persiapan,
pelaksanaan,
monitoring, evaluasi,
dan pre test)

8
Kegiatan
No. Topik Metode Sarana Prasarana
Pertemuan
2 Rembug Tani Kesepakatan Ceramah dan Tempat Pertemuan,
peserta, tanya jawab Alat tulis, Proyektor
tempat/lokasi dan
waktu pelaksanaan
SL serta organisasi
penyelenggara SL.

3 Pelaksanaan pembuatan pupuk Ceramah dan Alat tulis, proyektor,


SL organik/pupuk tanya jawab video, bahan baku
hayati/pembenah serta praktik. pupuk organik/
tanah/pestisida alami hayati/ pembenah
tanah dan lokasi
pembuatan pupuk
organik/ pestisida
alami
4 Implementasi di Penerapan pupuk Diskusi dan Lokasi penerapan,
tingkat poktan organik/pupuk praktik. peralatan dan
hayati/pembenah bahan baku pupuk
tanah/pestisida alami organik/ pupuk
di 10 titik LL pada hayati/ pembenah
masing-masing tanah/pestisida
poktan peserta alami
5 Farmer Field FFD merupakan kegiatan pertemuan antara petani
Day (FFD) dengan peneliti dan penyuluh pertanian untuk saling tukar
menukar informasi tentang pembuatan dan penerapan
pupuk organik/ pupuk hayati/ pembenah tanah/ pestisida
alami. FFD dilaksanakan di salah satu lokasi
percontohan/ pembuatan dan penerapan pupuk organik/
pupuk hayati/ pembenah tanah/ pestisida alami.

Pelaksanaan SL tematik pertanian organik dapat dipadukan dengan materi-


materi spesifik lokasi maupun teknik budidaya pertanian yang sesuai
rekomendasi.

9
D. Materi

Materi pembelajaran secara lebih rinci disajikan pada tabel 2

Tabel 2. Materi pembelajaran SL tematik pertanian organik pembuatan dan


penerapan pupuk organik/ pupuk hayati/ pembenah tanah/ pestisida
alami

Kegiatan Waktu (1 jam


No Materi Tujuan Metode
Pertemuan = 45 menit)
1. Pembuatan pupuk organik
A. Pupuk organik padat 8 jam Ceramah,
diskusi,
tanya jawab,
dan praktik
Pengenalan bahan Mengetahui 1 jam Ceramah,
pembuatan pupuk jenis bahan diskusi,
organik padat untuk tanya jawab,
pembuatan dan praktik
pupuk organik
padat
Pengenalan alat Mengetahui 1 jam Ceramah,
yang dibutuhkan alat-alat yang diskusi,
untuk pembuatan dipergunakan tanya jawab,
pupuk organik untuk dan praktik
padat pembuatan
pupuk organik
padat

Cara membuat Mengetahui 5 jam Ceramah,


pupuk organik tahapan diskusi,
padat pembuatan tanya jawab,
pupuk organik dan praktik
padat
Pemanfaatan Mengetahui 1 jam Ceramah,
pupuk organik manfaat diskusi,
padat penggunaan tanya jawab,
pupuk organik dan praktik
padat
B. Pupuk organik cair (POC) 8 jam Ceramah,
diskusi,
tanya jawab,
dan praktik
Pengenalan bahan Mengetahui 1 jam Ceramah,
pembuatan POC jenis bahan diskusi,
untuk tanya jawab,
pembuatan dan praktik

10
Kegiatan Waktu (1 jam
No Materi Tujuan Metode
Pertemuan = 45 menit)
POC
Pengenalan alat Mengetahui 1 jam Ceramah,
yang dibutuhkan alat-alat yang diskusi,
untuk pembuatan dipergunakan tanya jawab,
POC untuk dan praktik
pembuatan
POC
Cara membuat Mengetahui 5 jam Ceramah,
pupuk POC tahapan diskusi,
pembuatan tanya jawab,
POC dan praktik
Pemanfaatan POC Mengetahui 1 jam Ceramah,
manfaat diskusi,
penggunaan tanya jawab,
POC dan praktik

2. Pembuatan pupuk hayati dengan menggunakan 8 jam


mikroorganisme lokal (MOL)
Pengenalan bahan Mengetahui 1 jam Ceramah,
pembuatan pupuk bahan diskusi,
hayati dengan pembuatan tanya jawab,
menggunakan pupuk hayati dan praktik
mikroorganisme dengan
lokal (MOL) menggunakan
mikroorganisme
lokal (MOL)
Pengenalan alat Mengetahui 1 jam Ceramah,
yang dibutuhkan jenis alat yang diskusi,
untuk pembuatan digunakan tanya jawab,
pupuk hayati dalam dan praktik
dengan pembuatan
Dekomposer pupuk Hayati
dengan
dekomposer
Pemanfaatan Mengetahui 5 jam Ceramah,
mikroorganisme tahapan diskusi,
lokal (MOL) pembuatan tanya jawab,
pupuk hayati dan praktik
dengan
menggunakan
mikroorganisme
lokal (MOL)
Pemanfaatan Mengetahui 1 jam Ceramah,
pupuk hayati manfaat diskusi,
dengan penggunaan tanya jawab,

11
Kegiatan Waktu (1 jam
No Materi Tujuan Metode
Pertemuan = 45 menit)
menggunakan pupuk hayati dan praktik
mikroorganisme dengan
lokal (MOL) menggunakan
mikroorganisme
lokal (MOL)
3. Pembuatan pembenah tanah Biochar dengan 8 jam
memanfaatkan sekam padi
Pengenalan bahan Mengetahui 1 jam Ceramah,
pembuatan bahan diskusi,
pembenah tanah pembuatan tanya jawab,
Biochar dengan pembenah dan praktik
memanfaatkan tanah Biochar
sekam padi dengan
memanfaatkan
sekam padi
Pengenalan alat Mengetahui alat 1 jam Ceramah,
pembuatan pembuatan diskusi,
pembenah tanah pembenah tanya jawab,
Biochar dengan tanah Biochar dan praktik
memanfaatkan dengan
sekam padi memanfaatkan
sekam padi
Cara pembuatan Mengetahui 5 jam Ceramah,
pembenah tanah tahapan diskusi,
Biochar dengan pembuatan tanya jawab,
memanfaatkan pembenah dan praktik
sekam padi tanah Biochar
dengan
memanfaatkan
sekam padi
Pemanfaatan Mengetahui 1 jam Ceramah,
pembenah tanah manfaat diskusi,
Biochar dengan pembenah tanya jawab,
memanfaatkan tanah Biochar dan praktik
sekam padi dengan
memanfaatkan
sekam padi
4. Pembuatan pestisida alami 8 jam
Pengenalan bahan Mengetahui 1 jam Ceramah,
pembuatan bahan diskusi,
pestisida alami pembuatan tanya jawab,
dengan pestisida dan praktik
menggunakan
Bagian tanaman
seperti nimba,

12
Kegiatan Waktu (1 jam
No Materi Tujuan Metode
Pertemuan = 45 menit)
tembakau, bawang
putih, dll
Pengenalan alat Mengetahui alat 1 jam Ceramah,
dan bahan dan bahan diskusi,
pembuatan pembuatan tanya jawab,
pestisida alami pestisida alami dan praktik
Cara pembuatan Mengetahui 5 jam Ceramah,
pestisida alami tahapan diskusi,
pembuatan tanya jawab,
pestisida alami dan praktik
Pemanfaatan Pemanfaatan 1 jam Ceramah,
pestida alami pestida alami diskusi,
tanya jawab,
dan praktik

E. Evaluasi dan Pelaporan


1. Evaluasi

a. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran/ pemberian materi perlu dilakukan melalui pre-


test dan post-test.

b. Evaluasi Awal Pelaksanaan SL

Evaluasi awal bagi peserta SL perlu dilakukan oleh penyuluh pertanian/


petugas pendamping/ pemandu SL sehingga dapat diketahui titik awal
keragaan peserta SL, diantaranya dalam hal:
1) Berapa banyak peserta SL yang telah menggunakan pupuk organik/
pupuk hayati/ pembenah tanah/ pestisida alami?;
2) Pupuk organik/ pupuk hayati/ pembenah tanah/ pestisida alami apa
saja yang telah digunakan oleh para peserta SL?;
3) Sejak kapan petani telah menggunakan pupuk organik/pestisida
alami?;
4) Berapa besaran produksi dan produktivitas dari komoditas yang telah
dikembangkan dan yang akan dijadikan SL berikutnya?;
5) Teknologi apa saja yang digunakan oleh para peserta SL selain
menggunakan pupuk organik?.

13
c. Evaluasi Akhir Pelaksanaan SL

Evaluasi akhir pelaksanaan SL dilakukan oleh penyuluh pertanian/


petugas pendamping/ pemandu SL untuk mengetahui perubahan yang
terjadi terhadap petani peserta SL, setelah dibandingkan dengan
evalauasi awal di atas. Hal-hal yang perlu diamati diantaranya:

1) Perubahan jumlah/persentase peserta SL yang menggunakan pupuk


organik/ pupuk hayati/ pembenah tanah/ pestisida alami?;

2) Perubahan jenis pupuk organik/ pupuk hayati/ pembenah tanah/


pestisida alami apa saja yang telah digunakan oleh para peserta SL?;

3) Perubahan produksi dan produktivitas dari komoditas yang


dikembangkan dengan menerapkan pupuk organik/ pupuk hayati/
pembenah tanah/ pestisida alami?;

4) Perubahan teknologi yang digunakan oleh petani peserta SL selain


menggunakan pupuk organik/ pupuk hayati/ pembenah tanah/
pestisida alami?.

d. Evaluasi Pasca SL

Evaluasi pasca SL dilakukan oleh penyuluh pertanian /petugas


pendamping/pemandu SL untuk menganalisis kelebihan dan
kekurangan pelaksanaan kegiatan serta materi yang telah disampaikan,
menggali dan mengumpulkan pendapat peserta SL tentang manfaat dari
kegiatan SL bagi petani seperti:

1) Berapa banyak petani yang telah mengimplementasikan pupuk


organik/ pupuk hayati/ pembenah tanah/ pestisida alami?;
2) Berapa besar perubahan produksi dan produktivitas tanaman
sebelum dilaksanakan SL Pertanian Organik dan sesudah
mendapatkan pembelajaran SL Pertanian Organik;
3) Bagimana pengalaman peserta sebelum dan setelah mengikuti
sekolah lapang;
4) Rencana Tindak Lanjut Keberlanjutan Pasca Pelaksanaan SL
Pertanian Organik.

14
2. Pelaporan SL
Laporan SL dibuat oleh penyuluh pertanian/ petugas pendamping/
pemandu SL dengan langkah-langkah antara lain:
a. Mendokumentasikan lokasi pelaksanaan SL sebelum dlaksanakan
kegiatan SL tematik pertanian organik dengan open camera dan
mencatat produksi dan produktivitas sebelum pelaksanaan SL;
b. Merekap kehadiran paserta;
c. Mencatat topik-topik yang menarik perhatian peserta;
d. Mencatat produksi dan produktivitas setelah pelaksanaan kegiatan SL
e. Mendokumentasikan setiap tahapan pelaksanaan kegiatan SL tematik
pertanian organik dengan menggunakan open camera;
f. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan SL (meliputi metode,
bahan pembelajaran, pengorganisasian peserta, waktu, administrasi, dan
lain-lain);
g. Hasil evaluasi dikoordinasikan dengan Kepala/Koordinator BPP, Dinas
yang menyelengarakan fungsi penyuluhan pertanian kabupaten/kota dan
provinsi;
h. Laporan pelaksanaan SL yang disusun oleh penyuluh pertanian/ petugas
pendamping/ pemandu SL diketahui oleh Kepala/Koordinator BPP dan
Dinas yang menyelengarakan fungsi penyuluhan pertanian
kabupaten/kota serta disahkan oleh Dinas yang menyelengarakan fungsi
penyuluhan pertanian provinsi.

F. Pengawalan dan Pendampingan


Pengawalan dan pendampingan kegiatan SL dilakukan oleh Dinas yang
menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian provinsi dan kabupaten/kota.

15
16
BAB III
PENUTUP

Petunjuk Teknis SL Tematik Pertanian Organik ini merupakan acuan bagi para
penyelenggara di pusat dan daerah dalam penyelenggaraan SL Tematik Pertanian
Organik. Petunjuk Teknis ini bersifat dinamis dan dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat.

17

Anda mungkin juga menyukai