Juknis SL Pertanian Organik 08 FEb 2023
Juknis SL Pertanian Organik 08 FEb 2023
Juknis SL Pertanian Organik 08 FEb 2023
KATA PENGANTAR
Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode pembelajaran dan penyuluhan
yang cukup efektif dalam mendukung peningkatan produktivitas dan produksi
pertanian. SL dapat berfungsi sebagai pusat pembelajaran manajemen dan teknologi,
wahana pengkajian dan percontohan teknologi baru, tukar-menukar informasi dan
pengalaman serta fokus pembinaan bagi petani/ poktan.
Petunjuk teknis ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pelaksanaan kegiatan SL
Tematik Pertanian Organik di pusat dan daerah, sehingga kegiatan SL dapat berjalan
dengan efektif dan efisien.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan Petunjuk Teknis ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan .................................................................................................... 2
C. Sasaran ...................................................................................................................... 3
D. Keluaran ..................................................................................................................... 3
E. Ruang Lingkup ........................................................................................................... 3
F. Pengertian .................................................................................................................. 3
BAB II. PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANG ....................................................................... 5
A. Persiapan ................................................................................................................... 5
B. Pengorganisasian....................................................................................................... 7
C. Mekanisme Pelaksanaan ............................................................................................ 7
D. Materi ....................................................................................................................... 10
E. Evaluasi dan Pelaporan ........................................................................................... 13
F. Pengawalan dan Pendampingan ............................................................................... 15
BAB III. PENUTUP .............................................................................................................. 17
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Food Programme (WFP)
mengeluarkan peringatan keras terkait risiko terjadinya krisis pangan yang
membayangi banyak negara. Krisis pangan merupakan kondisi ketika bahaya
pangan akut dan malnutrisi meningkat tajam. Ketahanan pangan dinilai tidak
aman ketika ketersediaan pangan lebih kecil dibandingkan permintaan pangan
oleh masyarakat. Hal ini membuat kondisi ekonomi menjadi tidak stabil. Krisis
pangan dapat terjadi karena latar belakang alami atas kelangkaan dan kenaikan
bahan pangan. Penyebab lain krisis pangan karena adanya situasi iklim tidak
mendukung produksi yang disebabkan terjadinya intrusi air laut, El Nino, La Nina
dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), pandemi, serta situasi
geo politik.
1
Gerakan ini tidak berarti meninggalkan penggunaan pupuk anorganik
sepenuhnya, melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan
tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang. Genta Organik
akan membangun 1.020 titik demplot pembuatan pupuk organik/ pupuk hayati/
pembenah tanah/ pestisida alami serta implementasinya. Pada intinya, dalam
gerakan ini juga terus mendorong pengembangan sistem produksi pertanian
yang mengandalkan bahan-bahan alami. Melalui Genta Organik sekaligus juga
meningkatkan peran dan fungsi BPP dalam melaksanakan program penyuluhan
pertanian.
Agar pelaksanaan Genta Organik dapat berjalan secara masif dan berkelanjutan
maka diperlukan adanya kegiatan SL tematik pertanian organik. Untuk
memberikan persamaan pemahaman konsepsi sekolah lapang pertanian
organik, dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring evaluasi serta
pelaporan, maka diperlukan Petunjuk Teknis (Juknis) SL Tematik Pertanian
Organik.
Tujuan
1. Meningkatkan kapasitas petani/ poktan dalam membuat dan
menerapkan penggunaan pupuk organik;
2. Meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian/petugas pendamping atau
pemandu SL Tematik Pertanian Organik.
2
C. Sasaran
1. Instansi pusat dan daerah atau pihak terkait lainnya.
2. Penyuluh Pertanian/petugas pendamping atau pemandu SL.
D. Keluaran
1. Meningkatnya kapasitas petani /poktan dalam membuat dan menerapkan
penggunaan pupuk organik;
2. Meningkatnya kapasitas penyuluh pertanian/petugas pendamping atau
pemandu SL t ematik pertanian organik;
3. Instansi pusat dan daerah dapat merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan SL t ematik pertanian organik.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup juknis SL tematik pertanian organik sebagai berikut:
1. Pembuatan pupuk organik dan pupuk hayati;
2. Pembuatan pembenah tanah;
3. Penerapan pupuk organik dan pupuk hayati;
4. Penerapan pembenah tanah.
F. Pengertian
Istilah-istilah teknis di dalam juknis yang perlu dijelaskan.
1. Sekolah Lapang (SL) adalah kegiatan proses belajar-mengajar dengan
partisipasi aktif, mencari dan menemukan fakta, menganalisa dan
mendiskusikan diantara anggota kelompoktani, serta mengambil keputusan
bersama bagaimana tindakan selanjutnya, dengan prinsip belajar
berdasarkan pengalaman pada usaha taninya yang dipandu oleh petani
sendiri dan penyuluh pertanian;
2. Pemandu SL adalah petugas/fungsional penyuluh pertanian atau fungsional
teknis lainnya yang memandu dan mendampingi program SL;
3. Demplot atau Laboratorium Lapangan (LL) adalah area yang terdapat
dalam kawasan SL yang berfungsi sebagai lokasi percontohan, tempat
belajar dan tempat praktik penerapan teknologi yang disusun dan
diaplikasikan bersama oleh kelompoktani;
3
4. Hari Temu Lapangan/Farmer Field Day (FFD) adalah forum pertemuan
antara petani, penyuluh pertanian, pimpinan dinas lingkup pertanian,
pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait lainnya, untuk menyaksikan dan
membahas keunggulan suatu inovasi hasil pengkajian, serta kemungkinan
penerapan selanjutnya dalam usaha tani;
5. Pupuk Organik adalah Pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran
hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah
melalui proses rekayasa berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya bahan
mineral dan/atau mikroba yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan
hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia, dan/atau
biologi tanah;
6. Pupuk Hayati adalah nama kolektif semu kelompok fungsional mikroba tanah,
berfungsi menyediakan hara bagi tanaman, baik secara langsung maupun
secara tidak langsung;
7. Pembenah tanah adalah bahan-bahan sintetis/ alami organik/ mineral
berbentuk padat/ cair yang mampu memperbaiki sifat fisik kimia dan biologi
tanah;
8. Pestisida alami adalah pestisida berbahan aktif berasal dari makhluk hidup
atau mineral alami;
9. Pertanian organik adalah sistem budi daya pertanian yang mengandalkan
bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Pengolahan
pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan
perlindungan.
4
BAB II
PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANG
A. Persiapan
1. Lokasi
Lokasi kegiatan SL berdasarkan CP/CL yang diusulkan oleh dinas yang
menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian provinsi.
2. BPP Pelaksana
Kriteria BPP pelaksana dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Lokasi BPP strategis dan mudah dijangkau;
b. Memiliki sarana IT dan keinformasian yang masih berfungsi dengan baik;
c. Memiliki suplai listrik yang stabil;
d. Memiliki penyuluh pertanian ASN (PNS dan PPPK) dan atau Tenaga
Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) terdata di
SIMLUHTAN;
5
2) bersedia secara swadaya menyediakan sarana produksi lain,
bilamana tidak ada bantuan atau sarana produksi lain di luar bantuan
yang disiapkan pemerintah;
3) bukan merupakan kelompoktani penerima bantuan pemerintah pada
tahun yang sama;
4) bersedia menerapkan hasil pembelajaran pada periode berikutnya.
e. Peserta memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) dapat membaca;
2) usia produktif;
3) memiliki lahan garapan;
4) memiliki minat dan motivasi belajar yang tinggi;
5) menyatakan kesanggupan mengikuti seluruh kegiatan SL dan
menerapkan dalam usaha taninya.
6. Metode pembelajaran
Metode belajar yang digunakan adalah metode andragogi berupa
diskusi, praktik, ceramah dan metode lain yang sesuai.
6
7. Lokasi SL
Lokasi pembuatan dan penerapan pupuk organik/ pupuk hayati/ pembenah
tanah/ pestisida alami perlu persyaratan sebagai berikut:
a. lokasi strategis, mudah dijangkau dan mudah diakses oleh petani
lainnya;
b. tersedia bahan baku yang dapat digunakan dalam pembuatan pupuk
organik/ pupuk hayati/ pembenah tanah/ pestisida alami.
8. Lokasi FFD
FFD pembuatan dan penerapan pupuk organik/ pupuk hayati/ pembenah
tanah/ pestisida alami dilaksanakan di lahan percontohan yang strategis,
mudah dijangkau dan diakses oleh petani lainnya.
9. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pembuatan dan penerapan pupuk organik/ pupuk
hayati/ pembenah tanah/ pestisida alami disesuaikan dengan hasil
rembug tani.
B. Pengorganisasian
1. Penyelenggara SL
Penyelenggara SL tematik pertanian organik adalah instansi pusat
dan/atau daerah atau pihak terkait lainnya.
2. Pelaksana SL
Pelaksana SL tematik pertanian organik adalah poktan dan penyuluh
pertanian/ petugas pendamping/ pemandu SL yang disupervisi oleh
Kepala/Koordinator BPP.
C. Mekanisme Pelaksanaan
1. Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan untuk menginformasikan secara lengkap kegiatan
penyelenggaraan SL tematik pertanian organik. Sosialisasi dilakukan
paling sedikit satu kali dengan tahapan sosialisasi sebagai berikut:
a. Mengundang seluruh petani dan stakeholder (petugas/ pejabat
terkait, penyuluh pertanian serta petugas lapangan lainnya) yang ada di
lokasi SL tematik pertanian organik;
7
b. Mengadakan pertemuan di lokasi yang akan menjadi sasaran
penyelenggaraan SL tematik pertanian organik dengan melibatkan
seluruh poktan peserta;
c. Menjelaskan secara lengkap rancangan penyelenggaraan SL tematik
pertanian organik;
d. Tanggapan dan tanya jawab terhadap rancangan SL tematik pertanian
organik serta menentukan waktu dan lokasi yang tepat dalam
pelaksanaan SL.
2. Rembug tani
Rembug tani melibatkan para pemangku kepentingan seperti Pemerintah
Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa), penyuluh
pertanian, petani dan stakeholder terkait setempat. Rembug bertujuan
untuk:
a. membangun pemahaman dan komitmen para pihak untuk memberi
dukungan terhadap pelaksanaan SL tematik pertanian organik;
b. mendapatkan kesepakatan tentang peserta, tempat/ lokasi, waktu
pelaksanaan SL tematik pertanian organik dan penyelenggara SL.
3. Pelaksanaan SL
Pelaksanaan SL tematik pertanian organik dilakukan dalam bentuk materi
pembelajaran dan praktik. Matrik pelaksanaan kegiatan SL dapat dilhat
pada tabel 1.
Tabel 1. Matriks Pelaksanaan SL tematik pertanian organik pembuatan dan
penerapan pupuk organik/ pupuk hayati/ pembenah tanah/pestisida
alami
Kegiatan
No. Topik Metode Sarana Prasarana
Pertemuan
1 Sosialisasi Penjelasan Ceramah dan Tempat Pertemuan,
persiapan tanya jawab Alat tulis, Proyektor
penyelenggaraan
kegiatan SL
(persiapan,
pelaksanaan,
monitoring, evaluasi,
dan pre test)
8
Kegiatan
No. Topik Metode Sarana Prasarana
Pertemuan
2 Rembug Tani Kesepakatan Ceramah dan Tempat Pertemuan,
peserta, tanya jawab Alat tulis, Proyektor
tempat/lokasi dan
waktu pelaksanaan
SL serta organisasi
penyelenggara SL.
9
D. Materi
10
Kegiatan Waktu (1 jam
No Materi Tujuan Metode
Pertemuan = 45 menit)
POC
Pengenalan alat Mengetahui 1 jam Ceramah,
yang dibutuhkan alat-alat yang diskusi,
untuk pembuatan dipergunakan tanya jawab,
POC untuk dan praktik
pembuatan
POC
Cara membuat Mengetahui 5 jam Ceramah,
pupuk POC tahapan diskusi,
pembuatan tanya jawab,
POC dan praktik
Pemanfaatan POC Mengetahui 1 jam Ceramah,
manfaat diskusi,
penggunaan tanya jawab,
POC dan praktik
11
Kegiatan Waktu (1 jam
No Materi Tujuan Metode
Pertemuan = 45 menit)
menggunakan pupuk hayati dan praktik
mikroorganisme dengan
lokal (MOL) menggunakan
mikroorganisme
lokal (MOL)
3. Pembuatan pembenah tanah Biochar dengan 8 jam
memanfaatkan sekam padi
Pengenalan bahan Mengetahui 1 jam Ceramah,
pembuatan bahan diskusi,
pembenah tanah pembuatan tanya jawab,
Biochar dengan pembenah dan praktik
memanfaatkan tanah Biochar
sekam padi dengan
memanfaatkan
sekam padi
Pengenalan alat Mengetahui alat 1 jam Ceramah,
pembuatan pembuatan diskusi,
pembenah tanah pembenah tanya jawab,
Biochar dengan tanah Biochar dan praktik
memanfaatkan dengan
sekam padi memanfaatkan
sekam padi
Cara pembuatan Mengetahui 5 jam Ceramah,
pembenah tanah tahapan diskusi,
Biochar dengan pembuatan tanya jawab,
memanfaatkan pembenah dan praktik
sekam padi tanah Biochar
dengan
memanfaatkan
sekam padi
Pemanfaatan Mengetahui 1 jam Ceramah,
pembenah tanah manfaat diskusi,
Biochar dengan pembenah tanya jawab,
memanfaatkan tanah Biochar dan praktik
sekam padi dengan
memanfaatkan
sekam padi
4. Pembuatan pestisida alami 8 jam
Pengenalan bahan Mengetahui 1 jam Ceramah,
pembuatan bahan diskusi,
pestisida alami pembuatan tanya jawab,
dengan pestisida dan praktik
menggunakan
Bagian tanaman
seperti nimba,
12
Kegiatan Waktu (1 jam
No Materi Tujuan Metode
Pertemuan = 45 menit)
tembakau, bawang
putih, dll
Pengenalan alat Mengetahui alat 1 jam Ceramah,
dan bahan dan bahan diskusi,
pembuatan pembuatan tanya jawab,
pestisida alami pestisida alami dan praktik
Cara pembuatan Mengetahui 5 jam Ceramah,
pestisida alami tahapan diskusi,
pembuatan tanya jawab,
pestisida alami dan praktik
Pemanfaatan Pemanfaatan 1 jam Ceramah,
pestida alami pestida alami diskusi,
tanya jawab,
dan praktik
a. Evaluasi Pembelajaran
13
c. Evaluasi Akhir Pelaksanaan SL
d. Evaluasi Pasca SL
14
2. Pelaporan SL
Laporan SL dibuat oleh penyuluh pertanian/ petugas pendamping/
pemandu SL dengan langkah-langkah antara lain:
a. Mendokumentasikan lokasi pelaksanaan SL sebelum dlaksanakan
kegiatan SL tematik pertanian organik dengan open camera dan
mencatat produksi dan produktivitas sebelum pelaksanaan SL;
b. Merekap kehadiran paserta;
c. Mencatat topik-topik yang menarik perhatian peserta;
d. Mencatat produksi dan produktivitas setelah pelaksanaan kegiatan SL
e. Mendokumentasikan setiap tahapan pelaksanaan kegiatan SL tematik
pertanian organik dengan menggunakan open camera;
f. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan SL (meliputi metode,
bahan pembelajaran, pengorganisasian peserta, waktu, administrasi, dan
lain-lain);
g. Hasil evaluasi dikoordinasikan dengan Kepala/Koordinator BPP, Dinas
yang menyelengarakan fungsi penyuluhan pertanian kabupaten/kota dan
provinsi;
h. Laporan pelaksanaan SL yang disusun oleh penyuluh pertanian/ petugas
pendamping/ pemandu SL diketahui oleh Kepala/Koordinator BPP dan
Dinas yang menyelengarakan fungsi penyuluhan pertanian
kabupaten/kota serta disahkan oleh Dinas yang menyelengarakan fungsi
penyuluhan pertanian provinsi.
15
16
BAB III
PENUTUP
Petunjuk Teknis SL Tematik Pertanian Organik ini merupakan acuan bagi para
penyelenggara di pusat dan daerah dalam penyelenggaraan SL Tematik Pertanian
Organik. Petunjuk Teknis ini bersifat dinamis dan dapat disesuaikan dengan kondisi
setempat.
17