UAS KK NOVA
UAS KK NOVA
UAS KK NOVA
Disusun Oleh :
Mengetaui,
Ka. Prodi Profesi
Kebidanan
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ujian tengah semester ini tanpa suatu
halangan apapun. Laporan yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Ny. N di BPM Suriati Kec.Meurah Mulia Kab. Aceh Utara”.
Laporan ini merupakan laporan individu selama melakukan praktik klinik di
Bpm Suriati Kec. Meurah Mulia Kab. Aceh Utara pada tanggal 05 Juli 2022
sampai tanggal 30 September 2022.
Dalam penyususnan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Novy Ramini Harahap, SST, M,Keb, selaku Ka. Prodi Profesi
Kebidanan.
2. Indah Dewi Sari, SST., M.Kes,, selaku Dosen Pembimbing Institusi
Prodi Profesi Bidan.
3. Suriati, S.Tr.Keb selaku Pembimbing Lahan Praktik di Kec. Meurah
Mulia Kab. Aceh Utara
4. Seluruh Staff Dosen Prodi Profesi Bidan yang telah membekali ilmu
pengetahuan, memberikan petunjuk dan nasehat selama penulis
menjalani pendidikan.
5. Rekan – rekan mahasiswa Prodi Profesi Bidan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat saya harapkan
untuk penyempurnaan laporan ini. Semoga loparan ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembacanya.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 7
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 8
D. Manfaat Penulisan................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan............................................................................................ 9
2.2 Persalinan............................................................................................. 9
2.3 Masa Nifas...........................................................................................
.............................................................................................................
11
2.4 Bayi Baru Lahir................................................................................... 12
2.5 Manajemen Pendokumentasian SOAP................................................ 17
BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan............................................................ 9
3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan............................................................. 9
3.3 Asuhan Kebidanan Masa Nifas...........................................................
.............................................................................................................
11
3.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir.................................................... 12
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Asuhan Masa Kehamilan..................................................................... 9
4.2 Asuhan Masa Persalinan...................................................................... 9
4.3 Asuhan Masa Nifas..............................................................................
.............................................................................................................
11
4.4 Asuhan Masa Bayi Baru Lahir............................................................ 12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 24
1
5.2 Saran.................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
2
IUFD : Intra Uterine Fetal Death
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan
prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak
merupakan kelompok rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya secara
umum. Sehingga penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya
kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan. Keberhasilan upaya
kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu
(AKI).
Menurut data World Health Organization ( WHO ), angka kematian
ibu di dunia pada tahun 2019 adalah 830 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu dinegara berkembang 20 kali lebih tinggi
dibandingkan angka kematian ibu dinegara maju yaitu 239 per 100.000
kelahiran hidup sedangkan di negara maju hanya 12 per 100.000 kelahiran
hidup.
Di Provinsi Aceh, menurut Dinas Kesehatan Aceh tahun 2020
Angka kematian ibu di Aceh lima tahun terakhir berfluktuasi, pada tahun
2020 sama dengan tahun sebelumnya 172 per100,000 kelahiran hidup
dengan jumlah kematian ibu sebanyak 173 kasus, tertinggi di kabupaten
Aceh Timur sebanyak 19 kasus di ikuti Aceh Utara 17 kasus, terendah di
Kota Sabang sebanyak 1 kasus.
3
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin
agar setiap ibu mampu menggunakan pelayanan kesehatan ibu yang
berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan
pasca persalinan, bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika
terjadi komplikasi, kemudahan mendapat cuti hamil dan melahirkan, dan
pelayanan keluarga berencana (Kemenkes RI, 2018).
Selain itu, kebijakan pemerintah untuk daerah dengan akses sulit yaitu
mengembangkan program kemitraan bidan serta rumah tunggu kelahiran.
Program prioritas pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019
dilaksanakan melalui program Indonesia Sehat dengan mewujudkan paradigma
sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan jaminan kesehatan Nasional. Upaya
mewujudkan paradigma sehat ini dilakukan melalaui pendekatan keluarga dan
gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) (Kemenkes RI, 2017).
Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengendalikan risiko
neonatal antaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan
sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir. Capaian KN1 Indonesia pada
tahun 2017 sebesar 92.62% lebih tinggi dari tahun 2016 yaitu sebesar
91.14%. Capaian ini sudah memenuhi target renstra tahun 2017 yang
sebesar 81%. Sejumlah 23 provinsi (67.6%) yang telah memenuhi target
tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidan Praktek Mandiri Suriati
Kecamatan Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara tahun 2022 terdapat 580 ibu
bersalin dan semua nya dilakukan kunjungan BBL. BPM Suriati memberikan
pelayanan pemeriksaan secara komprehensif yaitu pemeriksaan kehamilan,
pertolongan persalinan, pemeriksaan nifas dan bayi baru lahir serta pelayanan
KB, BPM Suriati memberikan pelayanan sesuai dengan standar asuhan
kebidanan dan memiliki asuhan yang lengkap serta memiliki surat izin
praktik.
4
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat Laporan
Tugas Akhir Semester dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Ny. N di BPM Suriati Kecamatan Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2022”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
mengetahui bagaimana “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. N di
BPM Suriati Kecamatan Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2022”.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. N dengan
pendekatan manajemen kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. A umur 26 tahun
di BPM Suriati dengan manajemen kebidanan dan
pendokumentasian SOAP
b. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. A umur 26
tahun di BPM Suriati dengan manajemen kebidanan dan
pendokumentasian SOAP
c. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. A umur 26 tahun
di BPM Suriati dengan manajemen kebidanan dan
pendokumentasian SOAP
d. Melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny. A umur 26
tahun di BPM Suriati dengan manajemen kebidanan dan
pendokumentasian SOAP
D. Manfaat Penulisan
5
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan dan
upaya-upaya penyuluhan kepada masyarakat khusus nya ibu hamil untuk
diberikan asuhan secara komprehensif.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan tugas akhir ini dapat digunakan sebagai tambahan
sumber kepustakaan untuk menambah pengetahuan khususnya untuk
program study profesi bidan institute kesehatan Helvetia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kehamilan
a. Pengertian kehamilan
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
b. Fisiologi kehamilan
6
Seorang wanita pada setiap bulan melepaskan satu atau dua sel
telur dari indung telur yang ditangkap oleh fimbrae kemudian masuk ke
terjadi
pembuahan sel telur oleh sperma. Di sekitar sel telur, terdapat banyak sperma
Selanjutnya, masuklah satu sel mani yang bersatu dengan sel telur, yang
masuk ke sitoplasma oosit untuk membentuk zigot. Sel telur atau ovum yang
sudah dibuahi akan membelah diri sambil bergerak menuju ruang rahim. Sel
telur ini akan menempel pada mukosa rahim dan bersarang di ruang rahim.
Proses ini disebut nidasi (implantasi) memerlukan waktu sampai tujuh hari
c. Tanda-tanda kehamilan
sebagai berikut :
7
a) Terlambat dalam bulan merupakan tanda-tanda umum seorang seorang
graff dan ovulasi tidak terjadi. Seorang perempuan yang sudah menikah,
tidak dapat dilakukan dengan mudah, terutama pada pasien baru yang
b) Mual berkaitan erat dengan asam lambung. Pengaruh hormon estrogen maupun
sehingga memicu timbulnya rasa mual dan muntah. Mual dan muntah
biasanya lebih sering terjadi pada pagi hari sehingga dalam bidang kedokteran
dikenal sebagai morning sickness. Mual dan muntah akan semakin menyulitkan
apabila tercium bau makanan yang menusuk dan emosi penderita yang tidak
stabil.
c) Ngidam, pada tanda kehamilan ini, seorang wanita hamil biasanya sering
kepala sehingga timbul iskemia susunan saraf pusat. Kondisi ini akan
minggu.
8
e) Mastodinia, salah satu gejala kehamilan adalah payudara terasa kencang dan
perermpuan yang sedang hamil akibat pengaruh dari hormon estrogen dan
progesteron.
h) Perubahan berat badan, pada wanita hamil yang tidak mengalami mual dan
muntah, bagi wanira hamil yang mengalami mual dan muntah pada
kehamilan 2-3 bulan justru akan terlihat bahwa berat badan menurun. Hal
9
ini karena mual dan muntah menyebabkan hilangnya nafsu makan. Namun,
menjelang persalinan.
a) Tanda Hegar, pada minggu ke-6, terlihat adanya pelunakan pada daerah
isthmus uteri sehingga segmen dibawah uterus terasa lembek atau tipis saat
diraba.
d) Kontraksi Braxton Hiks, bila diberi stimulus atau rangsangan, uterus akan
berkontraksi. Hal ini merupakan tanda khas pada uterus pada masa
kehamilan.
f) Tanda Mc Donald, fundus uteri dan serviks dapat difleksikan satu sama lain
dengan mudah. Hal ini juga tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan
isthmus.
abdomen atau perut, hal ini karena uterus telah keluar dari rongga pelvis
10
h) Kontraksi Uterus, tanda kontraksi uterus akan timbul belakanga. Biasanya
a) Denyut jantung janin, denyut jantung janin dapat didengar pada minggu ke-
gemuk, denyut jantung janin terdengar lebih lambat. Denyut jantung janin
b) Palpasi, outline janun dapat dideteksi dengan jelas setelah minggu ke-22,
sedangkan serelah minggu ke-24, gerakan janin dapat dirasakan secara jelas.
1) Sistem reproduksi
a) Uterus
10 ml atau kurang. selama hamil, uterus akan berubah menjadi satu organ
11
pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 51 bahkan dapat
b) Servik
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
c) Ovarium
folikel baru juga tunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan
di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 hari minggu
terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perenium dan vulva, sehingga
pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda
Chadwick.
2) Perubahan Kulit
payudara dan paha. perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum.
12
akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra.
wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum.
selain itu, pada areola dan daerah genetalia juga akan terlihat pigmentasai
yang berlebihan.
3) Perubahan payudara
payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. setelah bulan pertama
4) Perubahan metabolik
dari uterus dan isinya, kemudian payudara, volume darah dan cairan
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini
terjadi untuk mengurangi resistensi vascular sistemik, selain itu, juga terjadi
13
Selama kehamilan sistem respirasi torak akan bertambah lebih
dan volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik lebih
7) Traktus digestivus
polos pada traktus digestivus dan penurunan sekresi asam hidrokloid dan
bagian bawah.
8) Traktus urinarius
Keadaan ini akan hilang dengan semakin tuanya kehamilan bila uterus
keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah
mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
9) Sistem endokrin
kurang 135 %. Akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti
14
persalinan dapat berjalan dengan lancer. Hormone prolaktin akan meningkat
konsentrasinya pada plasma akan menurun. hal ini juga ditemukan pada ibu-
berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit
selama kehamilan :
1) Perdarahan
ovum. Akibat yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan
muda dan ukuran pembesaran uterus yang diatas normal. Pada umumnya
uji kehamilan yang tidak jelas, pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih
kecil) dari usia kehamilan, dan adanya perdarahan yang disebabkan oleh
15
sangat terkait dengan luas plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang
2) Pre-eklampsi
terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu petugas
dengan pre-eklampsia.
Bila hal ini terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan
Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius
kehamilan, disuria, menggigil atau demam, ketuban pecah dini, uterus lebih
16
neonatalmelalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan
(Prawirohardjo, 2014).
(3) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional dan logis untuk
kepada ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Proses ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang
trimester III. Selain elemen tindakan yang harus dipenuhi, pelayanan kesehatan
ibu hamil juga harus memenuhi frekuensi minimal ditiap trimester, minimal 1x
17
Menurut Rukiyah (2015), pelayanan asuhan standar minimal 14 T antara
lain :
18
serta kolaborasi untuk dilakukan USG untuk menengakkan diagnosis
pasti.
(g) Pemenuhan kebutuhan asam folat 400 gram/hari (12 minggu) vitamin
kehamilan
19
c. Usia kehamilan 24 minggu
trimester II
pada ibu
20
(e) Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin
kehamilan
trimester III
(j) Deteksi dini komplikasi yang terjadi pada trimester III dan melakukan
2. Konsep Persalinan
a. Pengertian persalinan
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan
yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir.
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
21
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
b. Fisiologis persalinan
2014).
c. Tanda-tanda Persalinan
persalinan dibagi menjadi dua fase, yaitu tanda bahwa persalinan sudah dekat
a) Terjadi Lightening
22
pada multipara gambarannya tidak begitu jelas, karena kepala janin baru
terakhir kehamilan biasanya kontraksi ini sangat jarang dan meningkat pada
kontraksi yang lebih sering, yang dikenal dengan his palsu, dengan sifat
sebagai berikut; Rasa nyeri ringan dibagian bawah, datangnya tidak teratur,
tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda, durasinya pendek, tidak
yang dimula pada 2 face maker yang letaknya didekat cornuuteri. His yang
efektif. His efektif mempunyai sifat adanya dominan kontraksi uterus pada
23
kontraksi, irama teratur dan frekuensi yang kian sering, lama his berkisar
45-60 detik.
serviks membuka.
hilang sama sekali, sehingga tinggal hanya ostium yang tipis seperti kertas.
adalah:
1) Power (kekuatan)
24
otot perut, kontraksi diafragma dan aksi daari ligament, dengan kerjasama
janin, yang meliputi sikap janin, letak janin, presentasi janin, bagian bawah,
Passage atau faktor jalan lahir dibagi atas : 1) bagian keras : tulang-
dan ligament-ligament.
4) Psikis ibu
ibu hamil semakin cemas dan rasa cemas tersebut menyebabkan rasa nyeri
semakain intens, demikian pula sebaliknya. Sensasi nyeri yang di derita ibu
bersalin tersebut berasal dari sinyal nyeri yang timbul saat otot rahim
rahim keluar.
5) Penolong persalinan
f. Mekanisme persalinan
25
Menurut Sari dan Rimandini, (2014) mekanisme persalinan adalah
rangkaian gerakan pasif dari janin terutama yang terkait dengan bagian
1) Desesnsus
biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada
dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul
tingginya. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak
keadaan asinklitismus.
2) Fleksi
bawah lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah
26
dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding
serviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Fleksi ini salah satunya disebabkan
karena janin di dorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dan serviks,
dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari keadaan ini terjadilah
fleksi.
Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-
ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan dan ke bawah
kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu
bawah panggul Putaran paksi dalam bersamaan dengan majunya kepala dan
tidak terjadi sebelum kepala sampai Hodge II, kadang kadang baru setelah
4) Ekstensi
dasar panggul. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu
ekstensi untuk melaluinya pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu
27
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu
torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi
dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam
dengan tuber ischiadikum sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran
paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu (diameter
bawah panggul.
6) Ekspulsi
depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan
g. Tahapan Persalinan
lain:
28
1) Kala I adalah kala pembukaan tahap ini dimulai dari his persalinan yang
b) Fase aktif terbagi 3 fase yaitu fase akselerasi : 3-4 cm (2 jam), fase
3) Kala III tahap persalinan kala III ini dimulai dari lahirnya bayi sampai
4) Kala IV (kala observasi) masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. Dalam klinik,
perdarahan.
sebagai berikut :
persalinannya.
29
2) Asuhan kala II (pengeluaran bayi)
yang membuat nyaman seperti mengusap dahi dan memijat pinggang ibu
presentasi dan sikap, mengkaji kepala janin, apakah ada caput atau
30
3) Asuhan Kala III (Pengeluaran Plasenta)
muscular dalam waktu satu menit serta bayi lahir, penegangan tali pusat
sebagai patokarn umunya fungsi uteri sctinggi atau beberapa jari dibawah
dilakukan.
31
(d) Vulva dan sfinger ani membuka.
lahir. Untuk resusitasi : tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3
handuk/kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt
(a) Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal
bahu bayi.
(b) Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di
(4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan
(5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa
dalam.
memakai sarung tangan DTT dan steril, pastikan tidak terjadi kontaminasi
32
(7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari
yang tersedia.
lakukan amniotomi.
(120-160x/menit).
33
(11) Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik. Dan membantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman sesuai
dengan keinginannya.
yang ada.
posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman).
(13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat Ibu merasa ada dorongan
(a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.
(b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
34
(h) Segera rujuk Jika bayi belum lahir atau tidak akan segera lahir
yang aman. Jika ibu belum ada rasa dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
(15) letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu jika
(16) Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
(17) Membuka partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
Lahirnya kepala:
(19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan
kering, tangan yang lain menahan kelapa bayi untuk menahan posisi
(20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
35
(a) Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian
(b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, klem tali pusat di dua
(21) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahirnya bahu :
(22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.
kepala ke arah bawah dan kearah dan distal hingga bahu depan muncul di
bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk
(23) Setelah kedua bahu dilahirkan, geser tangan bawah untuk kepala dan
(24) Setelah tubuh dari lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan
telunjuk diantara kaki dan pegang masing- masing mata kaki dengan ibu
(b) Apakah bayi menagis kuat dan /atau bernafas tanpa kesulitan? Bila
salh satu jawaban adalah “Tidak” lanjut kearah resusitasi pada asfiksia
36
(26) Keringkan tubuh bayi
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali
dengan handuk/ kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut ibu.
(27) Periksakembali uterus ibu untuk memastikan tidak ada lagi bayi didalam
(28) Beritau ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus ibu berkontraksi
dengan baik
(29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suktikan oksitosin 10 unit IM
(30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit
(a) Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang dijepit ( lindungi perut
(b) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada suatu sisi
(c) Lepaskan klem dan masukkan kedalam wadah yang telah disediakan
(32) Letakkan bayi tengkurap di atas dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit
usahakan kepala bayi berada di antara dua payudara ibu dengan posisi kepala
lebih rendah dari puting payudara ibu. Selimuti ibu dengan kain hangat dan
37
pasang topi di kepala bayi. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit
(a) Sebagian bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam
15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara. Biarkan bayi berada
(33) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjrak 5-10 cm dari vulva
(34) Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, tepat di atas simpisis,
yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso kranial) secara
hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah
(a) Jika uterus tidak segera berkontraksi, meminta ibu atau suami atau
Mengluarkan plasenta:
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah
sejajar
lantai. Dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap
(a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
38
(b) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit penegangan tali pusat :
5. Jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak bayi lahir atau
(37) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
(a) Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal.
(38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
keras).
i) Menilai perdarahan
39
(39) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan
(41) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
(42) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
tangan dengan tissu atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
Evaluasi
(43) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik serta kandung kemih kosong
(44) Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dab menilai
kontraksi
(46) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
(47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik ( 40-
diresusitasi dan segera merujuk ke rumah sakit. Jika bayi bernafas terlalu
cepat, segera di rujuk. Jika kaki terasa dingin, pastikan ruang hangat.
Kembalikan bayi kulit ke kulit dengan ibunya dan selimuti dan bayi
40
(48) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi.
yang sesuai.
(DTT). Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu
(51) Pastikan bahwa ibu merasa nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
diinginkan.
(53) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan
dalam keadaan terbalik dan kemudian rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
(54) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir. Kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
(55) Pakai sarung tangan bersih atau DTT untuk penatalaksaaan bayi baru
lahir.
(56) Dalam waktu satu jam, beri antibiotik salep mata pencegahan, dan vitamin
pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pantau setiap 15 menit untuk pastikan
bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 x/ menit) serta suhu tubuh normal
(36,5-37,5oC) .
41
(57) Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi
(58) Lepaskan sarung tangan dalamkeadaan terbalik didalam larutan klorin 0,5
(59) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
Dokumentasi
(60) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang, periksa tanda tanda vital
1. Pengertian
a) Ketuban pecah dini sering disingkat dengan KPD dan di- sebut juga
sebelum persalinan mulai atau bila persalinan sudah dimulai akan tetapi
42
c) Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan.
2. Etiologi
a) Kehamilan ganda / kembar ganda (antara 50%) dan kembar tiga (risiko
90%)
prematur.
43
j) Tindakan senggama tidak berpengeruh terhadap masalah, tidak ada masalah
infeksi.
a) Inspekulo
merupaken urin.
c) USG.
44
d) pengawasan terhadap tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu dan
e) Nilai serviks skor bila tidak ada kontraindikasi lakukan induksi partus
Menurut Saputra (2014) Langkah inisiasi menyusu dini pada bayi baru
1) Lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit satu jam.
a) Setelah tali pusat dipotong dan diikat, letakkan bayi tengkurap di dada ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada ibu. Kepala bayi harus
b) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hingga dan pasang topi dikepala bayi.
c) Lakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu di dada ibu paling sedikit satu jam.
Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya. Jika perlu, letakkan
bantal di bawah kepala ibu untuk mempermudah kontak visual antara ibu
d) Selama kontak kulit bayi ke kulit ibu tersebut, lakukan manajemen aktif
kala 3 persalinan.
2) Biarkan bayi mencari dan menemukan puting ibu dan mulainya menyusu.
b) Anjurkan ibu dan orang lain untuk tidak menginterupsi menyusu, misalnya
45
biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu
payudara. Sebagian besar bayi berhasil menemukan puting ibu dalam waktu
30-60 menit, tetapi tetap biarkan kontak kulit bayi dan ibu setidaknya 1 jam
c) Tunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainnya hingga bayi selesai
menyusu setidaknya 1 jam atau lebih jika bayi baru menemuka puting
setelah 1 jam.
d) Jika bayi harus dipindahkan dari kamar bersalin sebelum 1 jam atau
e) Jika bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi
lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama
f) Jika bayi masih belum juga menyusu dalam waktu 2 jam, pindahkan ibu ke
ruang pemulihan dengan bayi tetap di dada ibu. Lanjutkan asuhan perawatan
g) Kenakan pakaian pada bayi atau tetap selimuti bayi untuk menjaga
kehangatannya. Tetap tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa hari
pertama. Jika suatu saat kaki bayi terasa dingin saat disentuh, buka
46
h) Tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Bayi harus selalu dalam
jangkauan ibu 24 jam dalam sehari sehingga bayi bisa menyusu sesering
yang ia mau.
k. Partograf
kondisi ibu dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran,
dan janin, mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran,
Partograf harus digunakan untuk semua ibu dalam fase aktif kala I
persalinan, baik tanpa ataupun adanya penyulit selama persalinan dan kelahiran
di semua tempat (rumah sakit, klinik, puskesmas, dan lain-lain) secara rutin
oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu (bidan,
bersalin berada dalam fase aktif kala I persalinan, catat identitas pasien dengan
47
lengkap, mulai dengan menulis grafik pembukaan serviks terlebih dahulu tepat
hasil pemantauan yang lain mengikuti gallris pembukaan serviks, ke atas dan
lamanya)
2) Rekaman dan catatan tentang kondisi janin yaitu DJJ, ketuban, moulase
kepala janin.
3) Rekaman dan catatan tentang kondisi ibu yaitu tanda vital (nadi, tekanan
darah, dan suhu), urine (volume, protein, aseton), obat-obatan dan cairan
infus
penyulit. Untuk itu, lakukan pengkajian lebih lanjut tentang penyulit agar
tindakan yang dilakukan sejak kala I sampai kala IV. Sangat penting untuk
48
belakang ini dapat digunakan untuk menilai sejauh mana asuhan
a. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat berat lahir 2500 gram sampai dengan
1) Sistem pernapasan
Pernafasan pertama pada bayi baru lahir terjadi dengan normal dalam
waktu 30 detik setelah kelahiran. Tekanan pada rongga dada bayi saat bayi
melalui jalan lahir per vaginam mengakibatkan cairan paru yang jumlahnya 80-
100 ml, berkurang sepertiganya sehingga volume yang hilang ini diganti
Setelah lahir darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk
49
ke jaringan. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada
3) Termoregulasi
Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuh mereka sehingga
mereka dapat mengalami stress akibat perubahan lingkungan. Pada saat bayi
masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Bayi baru
menggigil.
4) Metabolism glukosa
tertentu. Pada saat kelahiran, begitu tali pusat diklem, seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar gula darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir,
kadar gula darah akan turun dalam waktu yang cepat (1-2 jam)
5) Sistem ginjal
terbilang kecil hingga setelah lahir. Urine bayi encer, bewarna kekuning-
kuningan, dan tidak berbau. Warna coklat dapat disebabkan oleh lendir bebas
membrane mukosa dan udara asam dan akan hilang setelah bayi banyak
minum.
6) Sistem gastrointestinal
50
jambu dan basah. Gigi tertanam didalam gusi dan sekresi plialin sedikit.
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan.
7) Sistem imun
Sistem imun bayi baru lahir masih belum matur sehingga neonatus
rentan mengalami infeksi dan alergi. Sistem imun yang matur akan member
8) Sistem reproduksi
9) Sistem muskulokeletal
lahir masih sangat muda, baik secara anatomi maupun fisiologi. Setelah
51
yang tetap dan memdai. Otak yang masih muda rentang terhadap hipoksia,
sebagai berikut :
kemudian menurun setelah tenang setelah tenang kira –kira 40 kali/ menit
terbentuk
10) Genetalia: labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan),
12) Refleks morro atau gerakan memeluk jika dikagetkan sudah baik
13) Eleminasi, baik urine dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama
52
Menurut Saputra (2014) penatalaksanaan pada bayi baru lahir adalah
sebagai berikut :
Langkah awal dalam menjaga bayi agar tetap hangat adalah dengan
memandikan bayi selama 6 jam atau sampai bayi stabil untuk mencegah
hipotermia.
dimulut dan hidung. Hal ini hanya dilakukan jika diperlukan. Tindakan ini
kain atau handuk yang kering, bersih dan halus. Mengeringkan tubuh bayi
juga merupakan tindakan stimulasi. Untuk bayi yang sehat, hal ini
53
5) Melakukan inisiasi menyusu dini (IMD)
pedamping asi sejam usia 6 bulan. Pemberian asi pertama kali dapat
mendapatkan tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan pada bayi dan
mencegah terjadinya perdarahan, pada semua bayi baru lahi, terutama bayi
9) Memberikan imunisasi
54
10) Melakukan pemeriksaan fisik
kelahiran.
Menurut Saputra (2014) tanda bahaya pada bayi baru lahir perlu
diwaspadai serta dideteksi lebih dini untuk segera diberi penanganan agar
tidak mengancam nyawa bayi. Tanda bahaya tersebut antara lain sebagai
berikut :
2) Kejang
8) Merintih
14) Diare
55
16) Mekonium tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran atau feses
berikut :
a) Pastikan bayi tetap hangat dan jangan memandikan bayi hingga 24 jam
setelah persalinan. Jaga kontak kulit antara ibu dan bayi serta tutupi
b) Tanyakan pada ibu atau keluarga tentang masalah kesehatan pada ibu
tempat bersalin dan tindakan yang diberikan pada bayi jika ada, warna
air ketuban, riwayat bayi BAK dan BAB, serta frekuensi bayi menyusu
56
f) Jika tetes mata antibiotik profilaksis belum diberikan, berikan sebelum
2) Kunjungan ulang
a) Terdapat minimal 3 kali kunjungan ulang bayi baru lahir yaitu pada usia 6-
48 jam (kunjungan neonatal 1), pada usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2),
pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3), lakukan pemeriksaan fisik,
lambat < 30 kali/menit, tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat,
merintih, teraba demam (suhu ketiak > 37,50 C), teraba dinding (suhu ketiak
<360 C), nanah yang banyak dimata, pusat kemerahan meluas ke dinding
perut, diare, tampak kuning pada telapak tangan dan kaki, perdarahan.
c) Periksa tanda infeksi kulit superfisial seperti nanah keluar dari umbilikus,
d) Bila terdapat tanda bahaya dan infeksi, rujuk bayi ke fasilitas kesehatan.
f) Tingkatkan kebersihan dan rawat kulit, mata, serta tali pusat dengan baik.
i) Jelaskan pada orang tua untuk waspada tanda bahaya pada bayi nya.
57
a. Pengertian
mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan
tetapi, otot genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca
ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini, dan
nifas meliputi :
a) Uterus
akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Pada uterus selain terjadi proses
58
setelah kematian sel. Hal menyebabkan bekas implantasi plasenta pada
b) Lochea
(1) Lochea ruba (cruenta): berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel
(2) Lochea sanguinolenta: berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7
nifas.
(3) Lochea serosa: berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke
7-14 nifas.
(4) Lochea alba: cairan putih, keluar setelah 2 minggu masa nifas.
Selain lochea di atas, ada jenis lochea yang tidak normal, yaitu:
(5) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
c) Serviks
astium uteri eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6
59
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perengangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah
proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3
minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil. Setalah 3
e) Perineum
sebelumnya teragang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada
masa nifas hari ke 5, tonus otot perineum sudah kembali seperti keadaan
sebelum hamil, walaupun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum
f) Payudara
produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama hal ini karenakan
bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama
60
persalinan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 13-36
Diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun
mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan
usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema.
Rasa sakit di daerah perineum dapat menghalangi keinginan untuk buang air
besar (BAB) sehingga pada masa nifas sering timbul keluhan konstipasi akibat
darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan
mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya
masih tetap lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu
61
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam nifas.
berangsur-angsur hilang.
normal dalam waktu tujuh hari, namun akibat yang ditimbulkan pada jaringan
fibrosa, otot dan ligamen memerlukan waktu empat sampai lima bulan untuk
berfungsi seperti sebelum hamil. Pada masa nifas awal, ligamen masih dalam
masa kondisi terpanjang dan sendi-sendi berada dalam kondisi kurang stabil.
angsur menghilang sehingga pada bagian perut akan muncul garis-garis putih
a) Suhu badan
Sekitar hari ke-4 setelah persalinan suhu ibu mungkin naik sedikit,
payudara.
b) Denyut nadi
62
Setelah persalinan jika ibu dalam keadaan istirahat penuh, denyut
nadi sekitar 60 x / menit dan terjadi terutama pada minggu pertama masa
c) Tekanan darah
persalinan sampai 1-3 hari masa nifas. Bila tekanan darah menjadi renda
adanya pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas dan diperlukan
d) Respirasi
Pada hari pertama nifas, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit
hematrokit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 masa nifas dan akan kembali
63
Berikut ini adalah beberapa tanda bahaya dalam masa nifas menurut
Sutanto (2018) yang dapat di jadikan sebagai pedoman untuk mendeteksi secara
Oleh karena itu, bidan perlu melakukan pemeriksaan gejala lain yang
terhadap tantangan air kemih didalam vesika sering menurun akibat trauma
b) rendam duduk dengan air hangat atau dingin sedalam 10-15 cm selama 30
d) berbaring miring.
64
e) minum lebih banyak dan makan dengan diet tinggi serat.
dialami ibu yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau
b) jika ibu tidak bernafas, lakukan pemeriksaan ventilasi dengan masker dan
dangkal periksa dan bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen 4-6 liter per
menit
c) jika pasien tidak sadar atau koma bebaskan jalan nafas,barangkali pada sisi
(lebih dari pendarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut
kecil terjadi dalam bentuk mioma uteri bersamaan dengan kehamilan dan
65
6) Lokhea berbau busuk dan disertai dengan nyeri abdomen atau punggung.
kala nifas. Pada kasus infeksi ringan, bidan dapat memberikan pengobatan,
sedangkan infeksi kala nifas yang berat sebaiknya bidan berkonsultasi atau
merujuk penderita.
Puting susu lecet dapat disebabkan trauma pada puting susu saat
menyusui. Seiain itu dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah.
Retakan pada puting susu bisa sembuh sendiri dalam waktu 48 jam.
(2) Puting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol atau- pun zat iritan lain
(3) Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu.
(2) Bayi disusukan lebih dulu pada puting susu yang normal atau lecetnya
sedikit.
66
(3) Tidak menggunakan sabun, krim, alkohol ataupun zat iritan lain saat
membersihkan payudara.
(5) Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai ke kalang payudara
(6) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke puting yang lecet dan biarkan
kering.
(8) Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit.
seluruhnya. Hal tersebut banyak terjadi pada ibu yang baru pertama kali
dikosongkan, sebab ibu merasa belum terbiasa dalam menyusui dan merasa
takut puting lecet apabila menyusui. Peran bidan dalam mendampingi dan
memberi pengetahuan laktasi pada masa ini sangat dibutuhkan dan pastinya
bidan harus sangat sabar dalam mendampingi ibu menyusui untulk terus
menyusui bayinya.
67
(4) Panas badan dan rasa sakit umum.
b) Penatalaksanaan
(2) Berilah kompres panas, bilas menggunakan shower hangat atau lap
(3) Ubahlah posisi menyuusi dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi
menjadi abses. Tetapi bila dengan cara-cara seperti tersebut di atas tidak ada
perbaikan setelah 12 jam, maka diberikan antibiotika selama 5-10 hari dan
analgesik.
vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi, dan mungkin lebih sering
68
mengalaminya. Faktor Predisposisi: obesitas, peningkatan umur maternal
varicostitis, endometritis.
adanya varises, periksa kemerahan pada betis, periksa apakah tulang kering,
Sesudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas karena
kehabisan tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat, susu, kopi atau
yang sifatnya ringan walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan
itu, tidak penar bila ibu diberikan makanan sebanyak- banyaknya walaupun
berat, nafsu makan pun akan terganggu, sehingga ibu tidak ingin makan
69
Perasaaan ini biasanya dialami oleh ibu yang merasa tidak mampu mengasuh
perasaan- perasaan yang tidak pada umumnya, seperti merasa sedih, tidak
dialami kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada
awal masa nifas, kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan, kecemasan
menarik lagi.
hubungan antara ibu dan bayi baru lahir melakukan hubungan antara ibu
dan bayi, menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
70
Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilkus, tidak ada pendarahan abnormal, dan tidak ada
istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda
penyulit, memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi tetap
71
Data Objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney pertama (pengkajian data), terutama data uyang
diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik
pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain. Catatan
medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimaksudkan
dalam data objektif ini.
c. A (Assessment)
A (Analysis/Assessment), merupakan pendokumentasian hasil
analisis dan intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.
Dalam pendokumentasian manajemen kebidanan, karena keadaan pasien
yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan
informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses
pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut
bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam
rangka mengikuti perkembangan pasien dan analisis yang tepat dan
akurat mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin cepat
diketahuinya perubahan pada pasien, dapat terus diikuti dan diambil
keputusan/tindakan yang tepat.
Analysis/assessment merupakan pendokumentasian manajemen
kebidanan menurut helen varney langkah kedua, ketiga, dan keempat
sehingga mencakup hal-hal berikut ini: diagnosis/masalah
kebidanan,diagnosis/masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi
kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/masalah potensial
dan kebutuhan tindakan segera harus diidentifikasi menurut kewenangan
bidan, meliputi: tindakan mendiri, tindakan kolaborasi dan tindakan
merujuk klien.
d. P (Planning)
Planning/perencanaan, adalah membuat rencana asuhan saat ini
dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis
dan interpretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahaka
72
tercapainya kondisi pasien secara optimal mungkin dan mempertahankan
kesejahteraannnya. Rencana asuhan ini harus bidan mencapai kriteria
tujuan yang ingin dicapat dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang
akan dilaksanakan harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan
dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain, antara
lain dokter.
BAB III
PENDOKUMENTASIAN SOAP
73
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. N DI BPM
SURIATI KEC. MEURAH MULIA KAB. ACEH UTARA
TAHUN 2022
A. PENDOKUMENTASIAN KEHAMILAN
Tanggal Pengkajian : 5 Juli 2022
Pukul : 16.00 WIB
Tempat : BPM Suriati
I. Subjektif
1. Identitas
Nama ibu : Ny.N Nama Suami : Tn.M
Umur : 26 Tahun Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Desa Tanjong Alamat : Desa Tanjong
2. Alasan Kunjungan
Ibu datang mengatakan ingin memeriksakan kehamilan nya.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 Tahun
Siklus : 28 Hari
Lama : 6 hari
Disminorhea : tidak ada
Banyaknya : 3x Pembalut/hari
Sifat :Cair
Warna : Merah
4. Riwayat Perkawinan
Kawin : Pertama/sah
Usia saat kawin : 18 Tahun
74
Lama Perkawinan : 8 Tahun
5. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 11-12-2021
TTP : 18-09-2022
Usia Kehamilan : 29 Minggu 3 hari
Imunisasi TT : TT2
Tablet Fe : 20 Tablet
6. Riwayat Kehamilan yang Lalu
No. Tgl Persalinan Tempat Jenis Usia Penolong JK BB PB
1 20-03-2019 Bidan Normal Aterm Bidan P 3100 Gr 49 cm
2 Hamil ini
75
Frekuensi : 2x/hari Konsistensi : lunak
Warna : kuning
Penyulit : tidak ada
BAK
Frekuensi : 6-7x/hari Konsistensi : cair
Warna : kuning jernih
Penyulit : tidak ada
c. Hygiene
Mandi : 2x/hari
Gosok gigi : 3x/hari
Ganti pakaian dalam : 3x/hari
d. Aktifitas
Aktivitas : Ibu rumah tangga
e. Istirahat
Tidur siang :1 jam/hari
Tidur malam : 6-8 jarn/hari
f. Hubungan Seksual Seksualitas : tidak ada keluhan
10. Data Psikososial
a. Apakah kehamilan ini direncanakan : ya
b. Jenis kelamin yang diharapkan : Laki-laki
c. Dukungan keluarga terhadap kehamilan : mendukung
d. Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
II. Objektif
1. Keadaan umum ibu : baik
TB : 155 cm
BB : 67 Kg
Lila : 26 cm
TD : 110/80 mmHg
76
S : 37°C,
N : 78 kali/i,
P : 24 kali/i
2. Pemeriksaan kebidanan :
Leopold I : 25 cm
Leopold III: bagian terbawah janin kepala dan belum masuk PAP,
Leopold IV : Convergen
TTP : 18-09-2021
3. Pemeriksaan laboratorium
HB: 12 gr%
III. Asesment
IV. Planning
77
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan cara menyapa
ibu dan keluarga serta mendengarkan keluhan ibu dengan penuh empati.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat ± 8 jam/hari (1 jam siang hari dan 7 jam
untuk persiapan proses laktasi nantinya sehingga ASI dapat keluar dengan
abdomen yang hebat,dan gerakan janin tidak seperti biasanya dan ibu
menyiapkannya.
78
8. Memberikan tablet FE dengan dosis 1x1 diminum pada malam hari untuk
menangani anemia pada ibu hamil, ibu mau minum tablet FE.
sudah mengerti.
Kunjungan ANC II
I. Subjektif
II. Objektif
TD : 120/80 mmHg
S : 37°C
N : 88 kali/i
P :24 kali/i
2. Pemeriksaan kebidanan
Leopold III : bagian terbawah janin kepala dan sudah masuk PAP
III. Asesment
79
IV. Planning
penuh empati.
kaki di pagi hari selama 15 menit agar terjadi penurunan kepala bayi,
merawat payudaranya.
abdomen yang hebat,dan gerakan janin tidak seperti biasanya dan ibu
80
8. Menjelaskan tanda-tanda persalinan seperti : adanya his/kontraksi yang
kadang dapat disertai ketuban pecah, ibu mengerti apa yang dijelaskan
bidan.
bersedia menyiapkannya.
I. Subjektif
II. Objektif
N : 20kali/i
P : 80 kali/i
S: 370C
Pembukaan Serviks : 2 cm
81
Hodge : 4/5
III. Asesment
IV. Planning
1. Menjaga hak dan privasi ibu dalam persalinan, antara lain dengan
keluarga bahwa kondisi ibu dan bayi dalam keadaan baik, ibu mengerti
dengan kondisinya.
meniup udara keluar sewaktu terasa kontraksi dan ibu mau melakukan
anjuran bidan.
6. Menganjurkan ibu untuk memenuhi asupan nutrisi dan cairan ibu untuk
terpenuhi.
82
Kala I( Fase Aktif)
I. Subjektif
Ibu mengatakan nyeri tak tertahankan dan keluar lendir bercampur darah, ibu
merasa cemas.
II. Objektif
N : 22kali/i
P : 80 kali/i
S: 370C
Pembukaan Serviks : 4 cm
Hodge III
Ketuban: utuh,
III. Asesment
IV. Planning
83
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan kemajuan persalinan pada ibu dan
keluarga bahwa kondisi ibu dalam keadaan baik.ibu dan keluarga sudah
2. Menganjurkan posisi yang nyaman bagi ibu seperti posisi miring kiri,
posisi ini dapat mempercepat penurunan kepala. Ibu sudah nyaman dengan
posisinya.
I. Subjektif
II. Objektif
membuka
III. Asesment
84
Ibu persalinan kala II
IV. Planning
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa keadaan janin dalam keadaan baik dan
agar merasa lebih nyaman dan menawarkan minum dan membuat ibu
merasa nyaman.
4. Mengajari ibu cara mengedan dan cara mengatur nafas yang baik. Ibu
sudah melakukannya.
meneran.
tonus otot positif) dan meletakkan bayi diatas perut ibu untuk melakukan
jam.
9. Menyelimuti ibu dan bayi untuk mencegah hipotermi pada bayi. Ibu dan
85
c. Kala III (Pengeluaran Plasenta)
I. Subjektif
II. Objektif
b. uterus membundar
III. Asesment
IV. Planning
secara IM pada 1/3 paha atas bagian luar dan ibu mau disuntikkan.
3. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari depan
vulva.
plasenta dengan cara menegangkan tali pusat kearah bawah sejajar lantai
dengan satu tangan kanan dan tangan kiri mendorong uterus kearah
86
mengeluarkan plasenta saat plasenta tampak pada vulva, melahirkan
plasenta dengan kedua tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput
tempatnya
5. Melakukan Masase fundus dengan cara tangan kita letakkan diatas perut
6. Mengecek adanya laserasi jalan lahir. tidak ada laserasi jalan lahir.
d. Kala IV ( Pengawasan )
I. Subjektif
Ibu mengatakan lelah tetapi senang karena bayi dan plasenta telah lahir
II. Objektif
a. TD : 100/80 mmHg
b. S: 37°C
c. P: 80 kali/i
d. N: 24 kali/i
f. Perineum : Utuh
III. Asesment
87
IV. Planning
satu jam pertama, dan 30 menit sebanyak 2 kali pada satu jam kedua.
sudah terpenuhi.
3. Mengajarkan ibu dan keluarga cara masase yang baik untuk mencegah
4. Mengisi partograf
88
Tanggal : 19-09-2022 Pukul : 17.30 WIB
I. Subjektif
II. Objektif
a. K/u: Baik
b. BB : 3200 gram
c. PB: 48 cm
d. LK : 35 cm
III. Asesment
IV. Planning
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi tetap kering dan hangat dengan cara
memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dan kulit
ibu. Mengganti handuk/ kain yang basah dan membungkus bayi dengan
selimut.
(Intramuscular)
89
5. Memberitahu pada ibu tanda bahaya pada bayi dan cara merawat tali pusat
yaitu hanya menutup nya dengan kassa steril sampai terlepas dengan
I. Subjektif
II. Objektif
b. P: 44 kali/menit
c. N : 130 kali/menit
d. S:37°C
III. Asesment
IV. Planning
90
2. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi seperti bayi rewel, tidak
3. Mengajarkan perawatan tali pusat bayi dengan cara menutup tali pusat
dengan kassa steril dan menjaga agar tetap kering. Tali pusat dalam
keadaan baik.
4. Mengajarkan kepada ibu untuk menjaga bayinya tetap hangat. Ibu mau
6. Mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang benar dengan cara memeluk
bayi dengan posisi berbaring pada lengan ibu kepala ibu berada di sudut
I. Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dengan bayinya, bayi menyusu dengan
II. Objektif
b. P: 44 x/menit
c. S : 37 °C
91
d. BB : 3200 gr
III. Asesment
IV. Planning
2. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi seperti demam tinggi, bau
menyengat pada tali pusat, dan kemerahan di sekitar tali pusat. Ibu sudah
B berfungsi untuk mencegah infeksi hati serius yang disebabkan oleh virus
penyakit polio, usia 2-4 bulan DPT berfungsi untuk mencegah penyakit
I. Subjektif
Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan baik, tali pusat sudah terlepas
92
II. Objektif
b. P: 44 x/menit
c. S : 37 °C
d. BB : 3500 gr
III. Asesment
IV. Planning
2. Mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang benar yaitu dengan cara
ke arah puting dan kepala bayi sedikit di tinggikan dan ibu sudah mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI eksklusif kepada bayinya, ibu mau
4. Menganjurkan ibu untuk imunisasi pada bayi nya dan ibu mau imunisasi
bayinya.
5. Menganjurkan ibu untuk tidak memberi susu formula kepada bayinya, ibu
93
D. PENDOKUMENTASIAN IBU NIFAS
I. Subjektif
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya, ibu masih merasa lemas
II. Objektif
b. TD : 100/70 mmHg
c. N : 80 x/i
d. P: 20 x/i
e. S : 37○C
kemih kosong.
III. Asesment
IV. Planning
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dalam keadaan baik. Ibu
94
3. Memberitahukan tanda bahaya pada masa nifas seperti demam tinggi,
payudara dengan baby oil dan mengompres payudara dengan air hangat.
infeksi.
I. Subjektif
II. Objektif
b. TD : 100/70 mmHg
c. N: 84 kali/menit
d. P: 24 kali/menit
e. S : 37ºC
g. Lochea : Sanguinolenta
III. Asesment
95
IV. Planning
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan bayi baik,
fundus dibawah umbilicus, dan tidak ada perdarahan abnormal dan tidak
berbau.
ASI lancar. Ibu mau makan makanan bergizi dan ASI lancar.
I. Subjektif
II. Objektif
b. TD : 110/80 mmHg
c. N: 84 kali/menit
d. P:24 kali/i
e. S : 37ºC
96
g. Lochea : Alba
III. Asesment
IV. Planning
pada ibu bahwa hasil pemeriksaan dalam keadaan baik dan ibu mengerti.
2. Memastikan involusi uterus berjalan baik dan normal, tinggi fundus tidak
jelaskan kepada ibu tentang ASI eksklusif dan ibu sudah mengerti apa
personal hygine
5. Menganjurkan agar ibu istirahat yang cukup. Ibu mau istirahat yang
cukup.
97
BAB IV
PEMBAHASAN
peroleh di lapangan dengan teori yang ada dan pelaksanaan manajemen asuhan
2022 usia kehamilan 33 minggu lebih 1 hari dan janin nya dalam keadaan
baik.
agar dapat diketahui sejak dini komplikasi yang bisa membahayakan jiwa,
dan dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan
yang harus diperiksa apabila ibu hamil datang berkunjung untuk memeriksa
98
kehamilan yaitu timbang berat badan dan ukur tinggi badan (T1),
teori dan praktek, dimana asuhan yang diberikan tidak sesuai standar 14 T
yaitu senam hamil hanya dilakukan berjalan kaki di pagi hari, tes PMS
tidak dilakukan karena tidak ada tanda-tanda atau indikasi yang mengarah
ke PMS pada saat anamnesa dan pemeriksaan fisik, tidak diberikan terapi
yodium kapsul dan terapi obat malaria karena Ny.N tidak tinggal di daerah
Rukiyah (2014).
menunjukkan bahwa Ny.N sudah mengalami nyeri dan mules dari belakang
99
mulai pukul 06.00 WIB dan usia kehamilan Ny. N adalah 39 minggu lebih
2 hari.
dan pemeriksaan dalam yang dilakukan pada pukul 08.11 WIB pembukaan
hal tersebut, kepada Ny.N diberikan asuhan yang meliputi : beri dukungan
emosional kepada ibu, penuhi asupan cairan dan nutrisi, anjurkan ibu
banyak berjalan, anjurkan posisi yang nyaman bagi ibu, anjurkan ibu ke
ibu.
Data subjektif yang didapatkan pada pukul 16.00 WIB bahwa ibu
sudah ada rasa meneran, dan data objektifnya adalah pembukaan 10 cm, hal
ini sesuai antara teori dan persalinan yang dialami ibu, dimana persalinan
terjadi selama delapan jam. Menurut teori Sari dan Rimandini (2014), pada
menangis kuat, warna kulit kemerahan lalu diberikan asuhan bayi baru lahir
100
pusat diikat lalu ditelungkupkan diantara payudara ibu dimana bayi akan
tinggi fundus uteri, dan kandung kemih, pada 1 jam pertama pemantauan
menit sekali.
normal. Tinggi fundus uteri setelah plasenta lahir 2 jari dibawah pusat,
Bayi Ny. N lahir cukup bulan masa gestasi 39 minggu 2 hari, lahir
pukul 16.20 WIB kondisi bayi menangis kuat, tonus otot positif warna kulit
anus (+) dan tidak ada cacat bawaan. Asuhan yang diberikan pada bayi
baru lahir yaitu mempertahankan suhu tubuh bayi tetap kering dan hangat,
101
melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan, berikan salap mata
setelah 1 jam suntikkan Hbo secara intramuscular di 1/3 paha luar sebelah
kanan.
teori dan praktik, asuhan yang diberikan sesuai dengan pendapat Saputa
jam post partum pukul 23.00 WIB bahwa ibu masih merasakan mules,
tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat. Kunjungan kedua, 6 hari post
partum pada Ny.N ditemukan vital sign dalam batas normal, tinggi fundus
memakan makanan bergizi, dan ibu istirahat yang cukup, pengeluaran ASI
lancar, ibu menyusui bayinya dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan
Ny. N Vital Sign dalam batas normal, tinggi fundus uteri sudah tidak teraba
lagi dan pengeluaran lochea serosa, ibu memakan makanan bergizi, tidak
ada pantangan selama masa nifas, dan ibu istirahat yang cukup,
pengeluaran ASI lancar, ibu menyusui bayinya dengan baik dan sesuai
102
dengan kebutuhan bayi dan ibu mengatakan ingin menggunakan
kontrasepsi.
berlanjut dan mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir melakukan hubungan antara ibu dan bayi, menjaga bayi tetap
sehat dengan cara mencegah hipotermi. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Sutanto (2018). Dalam hal ini, tidak ada kesenjangan
103
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada tanggal 05 Juli 2022 sampai dengan tanggal 30 Oktober 2022, Ny.N
normal (APN).
3. Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir pada Ny.N sesuai standar asuhan bayi
baru lahir.
4. Pelaksanaan asuhan nifas pada Ny.N sesuai dengan standar asuhan masa
nifas.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan agar dapat di pergunakan sebagai bahan referensi,
104
2. Mahasiswa
3. Lahan Praktik
memberikan asuhan yang lebih baik agar sesuai dengan standar asuhan
agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai dengan teori dari
105
DAFTAR PUSTAKA
Astutik. (2015) Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta : Trans Info
Media
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Jakarta : UNICEF
Kemenkes RI, (2018) Paparan Dirjen Kesmas untuk Kars [Internet] tersedia
dalam https://bulelengkab.go.id/assets/instansikab/101/bankdata/paparan-dirjen-
kesmas-utk-kars-53.pdf
Kemenkes RI, (2013) Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta : UNICEF
Pratiwi & Fatimah (2019) Patologi Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Rukiyah & Yulianti (2014) Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Trans Info
Media
106
(2015) Konsep Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media
Saputra, L (2014) Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Tangerang Selatan : Bina
Rupa Aksara
107
LAMPIRAN
108