Morfologi Kata Kerja Bahasa Muna 125
Morfologi Kata Kerja Bahasa Muna 125
Morfologi Kata Kerja Bahasa Muna 125
BAHASA MU~~ __ _
PE °lC;T I(\A
. 1 OA N
. 11 Ii AS
.,. :~ . TE ' C f~. O.DIi< AN
DAN KE8JOAYAAN
Oleh:
Nurdin Yatim
Rabiana Badudu
Abdul Kadir B.
N.Arifin
iii
I ~. .J f! ,.,. ne:o:lOanIBn Gahasa
-Perp ust a ;I ~ n Pusnt " n" . I111 u
No f
I ~ ';;
r p,
) W , 1..f' \
td
N~
iv
KATAPENGANTAR
Masalah bahasa dan sastra di Indonesia mcncakup tiga masalah pokok, yaitu
masalah bahasa nasional, bahasa daerah, dan bahasa asing. Ketiga masalah pokoy ;tu
perlu digarapdengan sungguh-sungguhdan berencana dalam rangka pembinaan ~dn
pengembangan oahasa Indonesia. Pembinaan bahasa ditujukan kepada peningkatan
mutu pemakaian oahasa Indonesia dengan baik dan pengemoangan bahasa
ditujukan pada pelengkapan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi nasional
dan scbagai wahana pengungkap berbagai aspek kehidupan sesuai dengan perkem
bangan zaman.
Upaya mencapai tujuan itu dilakukan mclalui penelitian bahasa dan sastra
dalam berbagai aspeknya baik bahasa Indonesia, bahasa daerah maupun bahasa
asing; dan pcningkatan mutu pemakaian bahasa Indonesia dilakukan mclalui
penyuluhan tentang pengembangan bahasa Indonesia dcngan baik dan benar dalam
masyarakat serta penyebarluasan berbagai ouku pedoman dan hasil penelitian.
Sejak tahun 1976 pcnelitian bahasa dan sastra, baik Indonesia, daerah
maupun aSing ditangani oleh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan
Daerah, Depanemen Pendidikan dan Keoudayaan, yang berkedudukan di pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pad a tahun 1976 pcnanganan penelitian
bahasa dan sastra telah diperluas kc scpuluh Proyek Pcnclitian I3ahasa dan Sastra
yang berked udukan di (1) Daerah Istimcwa Aceh, (2) Sumatra Barat, (3) Sumatra
Selatan, (4) Jawa Barat, (5) Daerah Istimewa Yogyakarta, (6) Jawa Timur, (7)
Kalimantan Selatan, (8) Sulawesi Utara, (9) Sulawesi Selatan, dan (10) Bali. Pad a
tahun 1979 penangan penelitian bahasa dan sastra diperluas lagi dengan 2 Proyck
Penelitian Bahasa dan Sastra yang berkedudukan di (11) Sumatra Utara,(12)
Kalimantan Barat, dan pada tahun 1980 diperJuas ke tiga propinsi, yaitu (13) Riau,
(14) Sulawesi Tengah dan (15) MaJuku. Tiga tahun kemudian (1983), pcnanganan
penclitian bahasa dan sastra diperluas lagi ke lit:na Proyck Penclitian Bahasa dan
Sastra yang berkedudukan di (16) Lampung (17) Jawa Tengah, (18) Kalimantan
Tengah, (19) Nusa Tenggara Timur, dan (20) Irian Jaya. Dengan demikian, ada 21
v
vi
Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra termasuk proyek peneelitian yang berkedudukan
di OK! Jakarta. Tahun 1990{1991 pengelolaan proyek ini hanya terdapat di (1) OK!
Jakarta, (2) Sumatra Barat, (3) Daerah Istimewa Yogyakana, (4) Bali, (5) Sulawesi
Selatan, dan (6) Kalimantan Selatan.
Sejak tahun 1989 Proyek Penelitian Bahasa daDSasra tidak hanya menangani
penelitian bahasa dan sastra, tetapi juga menangani upaya peningkatan mutu
penggunaan bahasa Indonesiamdengan bail< dan bemr meJalui penataran penyuluhan
bahasa Indonesia yang ditujukan kepada para pegawai baik di lingkungan Kantor
Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kantor Wilayah Depar
ternen lain sena Peme" ~ntah Daerah dan instan (la1 yang berkarum.
Sul u Morfologi Kata Kerja B has Muna in ' merupakan salah sam hasil
Proyek Penelilian Bahasa dan SastTa In onesia daD Daerah Sulawesi Sclatan tahun
19 4 yang pelaksanaannya dipereayakan kepada tim dari Universitas H san din.
Unluk i u, kami ingin menyatakan penghargaan dan ueapan terima kasih kepada
rs. J. E aniasina, M.Se, Pemimpin Proyek PcneIitian Ba hasa dan SastraIndonesia
dan Daerah Sulawesi Selatan bcserta sta[nya, dan para peneliti, yaitu Dr. Nurdin
Yatim, Dra. Rabiana Badud I , Drs. Abdul Kadir B., dan Drs. N. Arifin.
Penghargaan dan ucapan terima kasih juga kami s<l mpaikan kepada Dr. Hans
Lopoliwa, M. Phil., Pcmimpin Proyek; Karim Biskoyo. Sekretaris; Rahman Juris,
Bendahaar ; Nasim, Hanatik, Star; yang teiah mengkoordinasikan penelitian iill dan
mengelola penerbitan buku ini. Pernyaraan terima h kasih juga kami sampaikan
kepada Drs. Caca Sudarsa, penyunting naskah kubu ini.
Laporan penelitian dengan judul "Morfologi Kata Kerja Bahasa Muna" ini
termasuk di antara perwujudan hasil kerja sarna antara Proyek Penelitian Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah Sulawesi Selatan dengan Universitas Hasanuddin pada
tahun 1983/1984.
Dalam buku laporan ini disajikan berbagai aspek kata kerja bahasa Muna,
salah satu bahasa daerah di Sulawesi Tenggara.Tim peneliti yang telah diserahi
kepercayaan olch Pcmimpin Proyek dalam melaksanakan tugas ini telah berusaha
menyusun dan menyajikan laporan ini berdasarkan data dan informasi yang telah
diperoleh selama penelitian dilangsungkan. Dalam keterbatasan waktu dan
kemampuan tentu saja ada hal-hal yang belum tersentuh dan terjangkau.
vii
viii
Semoga jerih payah kila semuanya melalui hasil penelitian ini dapat men.iadi
sumbangan yang berharga dan bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan negara
di bidang pembinaan dan pengembangan bahasa dan budaya.
H..lam
I. ......._.,....,....... ............................... t o
3
...........................-.................... . 4
penanda kalimat
(1) arti kala atau kalirnat
(2) arti gramalikal
• yang di enlingkan
+ kombina i unsur
(1) penanda afik!; dan klilis
(2) pananda bagian yang 'dak diberi tanda urut an ka ataU abjad
tanda vokal panj ng pacta bahasa Mu a
KK ka ta kerja
V vokai
K konsonan
n konsonan Ing!
J
SZ> zero
BS bersuara
TBS tidak bersuara
S subjek
p predikat
U ulangan
M majemuk
xi
BABt
PENDAHULUAN
Bahasa Muna alau Bahasa Wuna (yalim, 1981) barulah menjadi objek peneli
tian pada awal dasawarsa tujuh puluhan. Hasil-hasil penelitian linguistik yang
telah dilakukan ini menunjukkan banyak kekhususan dalam aspek sintaksis,
morfologi, dan fonologi, lebih-Iebih lagi dalam aspek kosa kala bahasa itu. Kenyataan
ini pulalah yang selalu dijadikan alasan untuk membicarakan bahasa Muna sacara
lerpisah dari kesatuan bahasa Muna-Butung, yaitu kesatuan yang disarankan oleh
Esser (1938).
Untuk memberikan uraian yang lebih jauh tentang bahasa itu,sacara khusus
perlu diberikan perhatian kepada kata kerja (yang selanjutnya disingkat menjadi
KK). KK adalah salah salu kategori kelas kata yang memegang peranan pen ling
dalam proses (keaktifan) berbahasa. KK mempunyai frekuensi yang linggi dan
sangat berpengaruh dalam penyusunan kalimat. Perubahan struktur kalimat dalam
sebuah proses berbahasa sebagian besar ditentukan oleh perubahan bentuk morfo
logi KK.
1
2
di atas, belum pernah diteliti secara khusus. Sebagai suatu bahasa yang masih hidup
dan berkembang, bahasa Muna ini tentulah akan tetap menjaga serta memper
tahankan aturan-aturan kebahasaannya yang oleh penutumya diterima dan di
anggap sebagai bentuk yang benar. Hal ini perlu dikemukakan tanpa mengecilkan
kenyataan lain, yakni besamya kemungkinan untuk menerima bentuk-bentuk baru,
baik berupa aturan-aturan ·yang diciptakan dari unsur bahasa itu sendiri maupun
yang diterima sebagai pengaruh bahasa lian.
Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat dalam rangka usaha pembinaan
dan pengembangan bahasa Muna dan merupakan pengenjawantahan makna
pernyataan Undang- Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36. Di pihak lain, penelitian
ini di harapkan pula mengemukakan deskripsi tentangstrktur morfologi K.K bahasa
Muna yang untuk selanjutnya akan dapat dimanfaatkan sebagai sumber dalam
menyumbang pembinaan dan pengembangan bahasa nasional, bahasa Indonesia,
seperti yang diperankan pula oleh baha~;a-bahasa daerah lainnya di Indonesia.
Secara khusus penelitian ini dapat dilihat sebagai gerak lanjutan dari peneli
tian-penelitian sebelumnya. Dalam kaitan itu, perlu dikemukakan penelitian
penelitian ten tang bahasa Muna yang di dukung oleh Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, yakni ftBahasa Muna" oleh Nurdin Yatim (1981) dan
"Kamus Muna-Indonesia" oleh M. Arief MattaEtti dkk. (i983).
1.1.2 MasaJah
Data tentang bahasa Muna terutama yang berupa deskripsi secara terperinci
sampai sekarang masih amat terbatas. Hasil pekerjaan seperti itu pun belum
memadai sehingga pendokumentasiannya masih jauh I!ari ukuran kesempurnaan.
1. 3 R g Linkup Penclitian
Secara ringkas ruang lt~ kup penelitian ini di uraikan ebagai bcrikut:
a. Ciri-ciriSL · clktur morfologi KK bahasa un sehagai ci ri prakategorial, ciri
morfologis, dan ciri sintaksis.
b. Bentuk KK bah a a Mur..a s bagai bcntJk dasar dan benluk lurunan.
c. Makna Kategori grama ikal K.K bahasa Muna dalam kalcgori ragam, kalegor'
mod us, katego ri aspck. dan 1 in-lain.
1.4 Daerab Penelili3n
Daerah penelitian ini meliputi d\!a buah kecamata di dalam \vilayah 1<3
bupalen Muna. Kedu' .eC:.f!1atan ini adalah Kecamatan Katobu dan ccamatan
Ta ngkuno, yang diangap sebagai daerah sentral di kabuparen ini. Kedua kecamatan
ini berpenduduk ku rang Ie lb 5 % dari jumlanseluruh pendudukKa bupaten Muna.
15 Po polasi dan Sampel
Dalam lapora n Yalirn (1981 ) penutu r banasa 1 una berjumlah kira-kira
180.000 jiwa. Jumiah itu itari dati perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Muna
dan jumlah penduduk Kabupaten Buton ya ng berbahasa Muna. Dalam laporan itu
disebutkan ada nya dua v ri si yang sering juga disebut dialek dalam bahasa iW.
Kedua dialek itu adalah diale Tongkuno dan dialek Gu- lawasangka.
Karena dialek Tongkunolah yang oleh penutur bahasa M na dianggap. ebagai
dialek baku, maka p ,il~lilian ini pun memusatkan perhanannya erhadap dialek
lersebut. Bertolak daI1 dasar pencatatan 8tau deskripsi (liaiek baku ini, maka sampel
penelitian pun dibalasi pada penutur bahasa Muna yang tergolong penjaga pmtu
kebabasaan (Language gate keepers). Termasuk kedalam kategori ini adalah guIU
4
pengenalan apakah sebuah kata termasuk golongan KK ataukah jcnis kata lain, kata
benda misalnya. Sebagai e nelitia n yang dilaksanakan lebih ke mudian, pcnclitian
ini tentu saja memanfaa tkan semua petunjuk yang bermanfaat um .lk mcnginden
lifikasikan KK bahasa Muna ini.
Pengertian ten tang kata morfologi perlu dijelaskan denga n, sekurang
kurangnya, meruj~lk kepada penjelasan Nida (1967) sebagai "uni t-unit minimal yang
mem punyai an i yang dapat bc rdiri sendiri sebagai scbuah kala, ata llp un menjadi
ba gia n da ri kata-kata". Jadi, pen gcrtia n morfologi s bagai suatu studi tidak lain
daripada studi lentang morfcm-morfcm itu sendiri sena bagaimana pen galurannya
dalam mcmbentuk kata.
Dari data ujaran yang direkam dalam usaha pengumpulan data, dapat
disusun bentukan-bentukan antara lain sebagai yang dikemukakan dalam lampiran
penelitian ini.
6
';
2.2.1 Tr.mskripsi
Secam singkat, di sini perlu diuraikan beberappa lam bang bunyi fonemis yang
berciri bahasa M u ;1 itu sen i -. Lambang-lambang ini telah digunakan di dalam tra .1
skri psi data yang Lelah di mp ~'ln dan akan digunaka n teros secara konsi:;len
dalam pengolah,tn elanjutr.ya. Lambang-Jarnbang yang d imaksud dikemukakan
dengan merujuk .cepa<ia Y Llim(1981).
HAGAN 1 KONSONAN
Dasar Ucapan
Sifat Upacan Bila Labio Den N ve Velar Uvula GIotal
bial dental tal alar
Letupan BS b D d g
TBS P t k
Nasal BS m n n
Frikatif TBS f s G h
Lateral BS I
Tril BS r
Luncuran BS w y
I
Ingresif BS
I
Keterangan:
Konsonan I!JI dalam penandaan yang ada dinyatakan dengan /nf:j untuk memper
mudah penulisan.
8
BAGAN 2 VOKAL
Tinggi i u
Sedang e a
Rendah a
2.2.2 Seleksi
HasH transkripsi data yang telah dikumpulkan, diseleksi untuk mencari ben
tuk-bentuk kata kerja yang diharapkan akan diperlukan dalam analisis. Hal ini di
lakukan dengan cara memilih bentuk-bentuk kata kerja yang berciri sesuai dengan
ciri-ciri yang telah ditetapkan. Dengan secermat-cermatnya kata-kata yang diambil
itu dipilih dari data yang berpala sintaksis scrta bentukan-bentukan yang dengan
gampang dilihat oleh penutur aslinya sebagai bcntukan kerja (verbal).
Lebih jauh, morfem dan prosesnya dapat dilihat dalam diagram sebagai
berikut:
r---dasar------jl- bebas(katadasar)
I terikat (aftk,)
morfem L aliksa,'
prefiks
infiks
- { sufiks
simulfiks
L
bcrubah bunyi
pemajemukan utuh
dengan afiks
b. Prinsip
1) Sebuah bentuk adalah sebuah morfem jika berdiri sendiri atau merupakan
perbedaan formal dalam deretan struktur.
2) Bentuk-bentuk berulang yangmempunyai makna yang sarna termasuk mor
fern yang sarna.
3) Bentuk-bentuk yang mirip mempunyai makna yang sarna termasuk morfem
yang sarna jika perbedaannya dapat dilerangkan secara fonologis.
4) Homofon merupakan morfem yang berbeda jika berbeda maknanya.
5) Suatu bentuk yang hanya terdapal dalam suatu kombinasi tertentu disebut
morfem unik.
6) Suatu morfem disebut morfem dasar jika morfem itu merupakan dasar
bentukan yang lebih besar, baik yang berupa bentuk tunggal maupun kompleks.
7) Suatu morfem disebut morfem dasar imbuhan jika tidak mempunyai makna
gramatikal dan atau mempunyai fungsi mengubah kelas kata.
~
E Jft K 1\.
I 1 PI:. I n .' N
rE. ,:::. "': ~" HASA
. O· ! A 1\ r t . ~ , .1Ll i 0 I j{ AN 10
o I KE!UDA 'l A AN:
- -8) Proses morfologis disebut perimbuhan jika bentuk komleks itu terjadi atas
penggabungan morfem bebas dengan imbuhan.
9) Proses morfologis disebut perulangan jika bentuk kompleks itu terjadi atas
perulangan morfem dasar.
10)Proses morfologis disebut pemajemukan jika bentuk kompleks itu terjadi atas
penggabungan morfem dasar yang berbeda.
11)Suatu proses disebut proses morfofonologis jika proses morfologis itu
disertai proses fonologis.
12)Kalau ada morf-morf yang mempunyai fungsi atau nosi yang sarna, maka
yang ditentukan sebagai morCemnya adalah morf yang unsumya paling
lengkap dan paling bebas dari pengaruh Iingkungannya.
13)Nosi Suatu imbuhan, ulangan, dan majemukan ditentukan oleh perbedaan
makna antara bentuk dasar dengan bentuk kompleksnya.
14 Fingsi morfem imbuhan, ulangan dan majemukan ditentukan oleh perbedaan
kelas kata antara bentuk dasar dengan bentuk kompleksnya.
2) Dui data
/fenamil 'merasakan'
/fewanu/ 'mencucikan'
/nami/ 'rasa'
Jwanu/ 'cuci'
/fe-/ prefiks')
3) Oari data
/porunsa/ 'bercerai'
/posawu/ 'berlagak'
/runsa/ 'cerai'
/sawu/ 'Iagak'
/po/ ('prefiks)
4) Dati data
/hunda/ 'mau'
/U.nde/ 'lari'
Iko/ ('prefiks)
12
S) Daridala
/tiali! 'dapat keluar'
tali! 'keluar'
/wora/ 'lihat'
/ti-/ (prefiks)
6) Dan data
/so:hiri! 'untuk dikupas'
/SO:dav.'U/ 1>agi'
/biri/ 'kupas'
/dawu/ 1>agi'
/SO:/ (prefiks)
7) Dan data
/neala/ 'mengambil'
/bebasa/ 'membaca'
/negau/ 'memasak'
/nawoGa/ 'membeli'
'ambil'
'baca'
13
19aul 'masak'
/WoGal 'beJi'
Ine-I (prefiks)
8) Dari data
/nokala/ 'berjalan'
/nongkawono/ 'bersi ul'
/kala/ 'jalan'
/ngkawono/ 'siul'
Ino-/ (prefiks)
9) Data dan
Idofuma/ 'mereka makan'
Idofolal 'mereka lertawa'
lfuma/ 'makan'
Ifolal 'lerlawa'
Ido-/ (prefiks), 'mcnunjukkan pelakl! orang kCliga'
!mail 'datang'
14
/kala/ 'pergi'
/piki-/ (prefiks)
/maradiu/ 'bergerakan'
/ule/ 'Iambai'
/diu/ 'l!erak'
imara-/ (prefiks)
/a5O/ 'jual'
/para-/ (prefiks)
IkalaI 'pergi'
/IimpU/ 'lupa'
15
/manso-/ (prefiks)
14) Daudari
/pokatapul 'saling terikat'
/ruta/ 'gurau'
/poka-/ (prefiks)
/notiowa/ 'terbawa'
"'uri/ 'tulis'
Iowa/
tne-! (pIdib)
/ti-/ (prefiks)
16)Duidala
/pIhulo/ 'pemburu'
/pIData! 'penjala'
/pa-/ (prefilcs)
/katambu/ 'timba'
!botu/ 'putus'
/tambu/ 'menimba'
/ka-/ (prefilcs)
itoka/ 'menyelesaikan'
/Sampu/ 'turun'
/-um-/ (infilcs)
'menanam'
(infiks)
17
20) Dari data
Itunuhal 'makanan yang dibakar dengan bara api dalam tanah'
Irompuhal 'kerapatan'
Itunul 'bakar'
Irompul 'rapat'
I-hal (sufiks)
Ilendehol 'Jarilah'
/kalal 'pergi'
!tendel 'Jari'
I-hoI (sufiks)
/buriGol 'tuliskanJah'
/Sampul 'turun'
/buril 'tuUs'
I-Gol (sufiks)
18
Ilongko/ 'telungkup'
/-fao/ (sufiks)
/angkatao/ 'bersatu'
/rambi/ 'pukul'
/angka/ 'ikut'
/-lao/ (sufiks)
/wangkulao/ 'benturkan'
/tumbu/ 'tumbuk'
/Wangku/ 'bentur'
/-Iao/ (sufills)
19
lenepil 'punguti'
I-hi/ (sufi~)
/WoGali! pukuli'
/Gumuti/ 'selami'
. 21
Irakotil 'tangkapi'
Ifonisil 'naiki'
35 daridaaa
/dodowi/ 'potongi'
IpundaGi/ 'Iompati'
3I)Daddala
Jboromil 'Ioncati'
I-rail (sufiks)
/sumpu/ 'bertemu'
/hunda/ 'selUju'
/lunu/ 'bakar'
/fegawu/ 'memaki'
/foni! 'naik'
/tolo/ 'telan'
/Siki/ 'sendok'
/moJodo/ 'tidur'
/rako/ 'tangkap'
/kala/ 'datang'
/sampuJ 'turon'
/po-_-pil (simuUiks)
25
/po-...-ti/ (simulfiks)
/po-...-mi/ (simulfiks)
/po-...-fil (simulfiks)
/po-...-hi/ (simullfiks)
/po-...-niki/ (simulfiks)
43 Dari data ·
/po-...-Go/ (simulfiks)
/po-...-mo/ (simulfiks)
IrambiJ 'banting'
IGuntul 'denlum'
Ipo·...·tao/ (simulfiks)
Jpo·...·rao/ (simulfiks)
Jpo•...• faol (simulfiks)
JfoBalili/ 'gantikan'
/fololowi/ 'makankan'
/fosikiriJ 'sendokkan'
/forakopi/ 'menangkapi'
Ifoburaki/ 'membedaki'
/fomaihil 'meodatangi'
27
/fokaJamo/ 'jaJankan'
/kala/ 'jaJan'
/fo-...-Go/ (simulfiks)
/fo-...-mo/ (simulfiks)
47Daridata
/fowa' ~kulaol 'benturkan'
Iforambitaol 'bantingkan'
lfoGunturao/ 'dentumkan'
twangkU/ 'bentur'
lrambi/ 'banting'
lOuatu/ 'dallum'
/CO--4DI <silaulfib)
/fo-••• -~o/ (simulfiks)
If.o~...-rao/ (simulfiks)
/rubu/ 'kecil'
/Iangka/ 'jarang'
/feka-... -ki/ (simulfiks)
/feka-... -hi/ (simulfiks)
/londu/ 'tenggelam'
/kJl1a/ 'pergi'
/sawiI 'menumpant
/fo-_-emIJ/ (simuUib)
30
/kala/ 'pergi'
/tende!. 'Iari'
/fo-...-Go+-mo/ (simulfiks)
/mail 'datang'
/foni/ 'panjat'
/sambu/ 'suap'
/Seli/ 'gali'
/Gumu/ 'selam'
/ti-... -hil (simulfiks)
/ti-... -pil (simulfiks)
/ti-... -til (simulfiks)
/f,a-•••-mo/ (simulfiks)
:limba/ 'keluar'
!fonii 'naik'
/toW 'Old'
/OW 'pcUk'
/btC---baI (simulfib)
33
2.3.2ldeDtifibsi UlaDpa
S7) Dari data
/furna/ 'maun'
/furna-furna/ 'rnaun-makan'
/fum a/ 'makan'
Iu/ 'ulangan uluh'
/ngkora/ 'dud~k'
/ngkongkora/ 'duduk-duduk'
/foroGu/ 'minum'
Koro(oroGu/ 'miDulD-lDmum'
6O)Dm ....
JIiDda/ 'menari'
/nelindalindal 'menari-nari'
Irompurompubal 'rapat-rapalkan'
Irompul 'merapatkan'
Inoraburabuel 'dibuat-bual'
IrabuJ 'buat'
(ulaDpn deDgan simulfiks)
/DO- + u +-e/
35
/hende/ 'maju'
/nsowo/ 'mundur'
/hende/ 'maju'
/nsoso/ 'mundur'
/Gase/ 'dagu'
/tangku/ 'topang'
/Gase/ 'dagu'
/ne-/ (prefiks)
24.1.1 Afiksasi
aPrefiks
/fo-/ dan /te-/ adalah sebuah mortem. Berdasarkan distribusioya, /fo-/ dapat
dianggap sebagai mortem dan /fe-/adalah alomort atau dengan pola / ~~ -/
(a2)
2) /ko-/ memiliki ciri benluk serta nosi secara khusus dalam /kohinda/
'jangan mau' dan /kolende/ 'jangan lari'
/ko-/ adalah sebuah mortem (a3)
3 /ko-/memiliki ciri benlUk serta nosi secara khusus dalam /kobake/ 'berbuah'
dan /kobai/ 'bertanam'.
/ko-/ adalah sebuah morfem (a4)
4). /ti -/ memiliki ciri benlukdan nosi secara khusus dalam /tiali/ 'dapal keluar',
/tiwura/ 'dapal dilihat', dan /tiGoro/ 'dapat dibuang
/li-/ adalah sebuah mortem (a5).
5) /so:-/ memiliki ciri beotuk dan nosi secara · khusus dalam /so:kiri/ 'unluk
dikupas', /so:dawu/ 'untuk dibagi', dan /so:kakalaha/'untukkunjungan'
/so:-/ adalah sebuah mortem (a6).
7) /no-/ mempunyai ciri bent uk dan nosi secara khusus dalam /nokala/
'berjalao' /nongkawawo/ 'bersiul', dan /nofokiri/ 'berfikir',
38
9). /rru1ra-/ mempunyai bent uk dan nosi secara khusus dalam JmaraaleJ
"berlambaian', 'sub melambai', JmaradiuJ 'bergerakan', dan 'suka
bergerak', /maralodoJ 'suka tidur'.
10 Ipara-/ mempunyai cin bentuk dan nosi khas dalam JparaGoliJ 'banyak mem
beli', /paruso/ 'banyak menjual', dan JparaGondoJ 'banyak melihat'.
12) /pa-J memiliki cin bent uk dan nosi khas dalam JpahuleJ 'pemburu', JpaDalaJ
'pejala'.
13) /ka-/ memiliki cin bent uk dan nosi khas dalam /katambuJ 'timbaan', /kabotuJ
'putusan', dan /karumpa/'simpanan'
b. IDfiks
/-um-/ dan /-im-/ memiliki cin bentuk dan nosi kbas dalam /tumoka/ 'akan
selesai', /Sumampu/ 'akan turun' /tumimba/ atau /timimba/ 'akan keluar',
dan /tumisa/ dan /timisa/ 'akan menanam'
/-um-/ dan /-im-/ digunakan secara bergantian dengan nosi yang sarna.
Oleh karena /-um-/digunakan lebih luas daripada /-im-/, maka /-um-/dapat
dianggap sebagai sebuah morfem. Sedangkan /-im-/ "adalah alomorfnya.
Dengan prinsip item and arrangent seperti yang telah digunakan sebelum
nya, kedua bentuk infiks dalam BM ini dapat digambarkan :/_ { ~m}_/ (bl).
1m
Co Sufiks
Dalam data yang diperoleh ditemukan banyak sekali bentuk sufiks kata
kerja dalam Bahasa Muna itu, walaupun belum dapat diperikan suatu pola yang
tepat dan singkat dilihat dari segi linguistik, untuk sementara dapat dikemukakan
adanya sufiks sebagai berikut:
1). /-ho/, /-Go/, I-mol, dan /-emo/ memiliki bentuk dan nosi seperti.
!kalaho/ 'pergilah' ,
/tendeho/ 'larilah'
/sampoGo/ 'bawa turunlah',
/buriGo/ 'tulislah',
/alamo/ 'amhiUah',
/Gontomo/ 'tutuplah',
/rambiemo/ 'pukullah'.
Dilihat dan segi nosi, keempat morfini berada dalam lingkup yang sarna dan
masih amat sukar ditentukan bentuknya yang dianggap sebagai morfem.Oleh
karena adanya kesulitan daJam pemerian bentuk yang tepat, peneliti mene
tapkan bentuk morfem itu sebagai /-{K}o/ (cl). K. adalah berbagai konsonan.
40
2) I-tao/, I-Iao/, I-rao/, dan I-faol mempunyai ciri bentuk dan nosi secara khusus
dalam:
Irambilaol anting', 'pukul keras',
langkalaol 'bersatu',
Itumbulaol 'tumbukkan ke lanah',
/wangkulao/ 'benturkan',
/keluraol 'gesek betul-belul',
/kokirao/ 'gosok belu)-belUl', dan
/Iongkofao/ 'menelungkup', 'menelung-kuplah'
Dari segi nosi lampak dengan jeJas keempat marf ini berada daJam lingkup
yang sarna. Dalam menenlukan marfemnya dengan menggunakan prinsip
ifem and arrangement dapal dibuat rumusan sebagai berikut:
3) I-hal memiliki ciri benluk dan nasi yang khas daJam Ilumahal 'makanan yang
dibakar di dalam bara api, Irampuhal 'rapatan'.
I-hal adaJah sebuah marfem (c3).
Dari segi nosi tampak dengan jelas bahwa morf-morf ini berada dalam
lingkup yang sarna. Dengan prinsip item and a"angement dapat diperikan
bentuk morfem ini sebagai berikut:
d. Simulfiks
2) /po-...-{K}i/ (d2)
4) /fo-...-{K}o/ (d4)
mempunyai bentuk dengan nosi seperti
/foGoroGo/ 'buangkan',
/fokalamo/ 'jalankan'
5) /fo-...-{K}ao/ (d5)
mempunyai bent uk dan nosi sepert
/fowangkulao/ 'benturkan',
IfoGunturaol 'dentumkan'.
43
/foforoGOli/ 'minumkan',
/fofonisi/ 'naikkan',
!fotolowi/ 'makankan',
/fosikiri/ 'sendokkan',
Ifoburaki/ 'bedald'
/foDuami/ 'doakan',
24.1.2 Reduplik.asi
Ulangan KK bahasa Muna sarna dengan ulangan dalam bahasa lain di Ind n
sia, merupakan sebua h morfem dari suatu p ristiwa morpologi karena meml unyui
perbedaan formal dalam der t' n struktur. Morl lUI dal m haha. Muna ini dap3t
digambarkan dalam :
a. /U suku awalf
dalam bentuk dan nosi seperti
/ngkongkora/ 'duduk-duduk'
c. prefiks + U/
dalam bentuk dan nasi seperti
/nalinda-Iinda/ 'menari-nari'
d. /U + sufiks/
dalam bentuk dan nasi seperti
/rompu-rompu/ 'rapa t-rapatankan'
c. /U + simulfiks/
dalam bentuk dan nasi seperti
lnarabu-rabuc/ 'dibuat-buat'
24.13 Pemajemukan
a. 1M utuh/
mempunyai bentuk dan nasi seperti pada
!hende nsowo/ 'maju mundur'
h. 1M afiks/
mempunyai bentuk dan nasi seperti
/netangku Gase/ 'bertopang dagu'
Walaupun wujud morfem sebuah bahasa mungkin terdiri atas deretan Conem,
baik yang bersiCat segmental maupun yang supra segmental,
47
/ala/ 'ambil'
/ene/ 'pungut'
/uta/ 'pelik~
2) KY - Y, misaJnya:
/bui/ 'panjal'
/mai/ 'dalang'
/sia/ 'gigil'
3) KY - KY, misalnya:
/buri/ '(ulis'
/waGo/ 'pukul'
/basal 'baca'
/angka/ 'ikut'
48
5) KV - KKV, misalnya:
/punda/ 'Iompat'
/hende/ 'maju'
/rambi/ 'pukul'
b. Tiga sulru:
1) KV - KV - KV, misalnya:
/foroGu/ 'minum'
/molodo/ 'tidur'
/sipuli/ 'lepas'
2) KV - V- KV, misalnya:
moasi/ 'sayang'
3) KV - KV - KKV, misalnya:
/karimba/ 'cepat,
4) KV-KKV-KV, misalnya:
/tampoli/ 'jahit'
49
a. V /-iJ misalnya:
/sumpui/ 'temui'
b. VK /-um/ misalnya:
/-im-/ misalnya:
c. KV /po-/ misalnya:
/porunsa/ 'bercerai'
/posawu/ 'berlagak'
/fo-/ misalnya:
/fofoni/ 'naikkan'
/fosampu/ 'turunkan'
50
Ife-I misalnya:
Ifekarimbal 'cepatkan'
Ifekabalal 'besarkan'
Iti-I misalnya:
Ine-I misalnya:
Inealal 'mengambil'
InewoGol 'membeJi'
I-hi! misalnya:
I-mol misalnya:
IGomomol 'tutuplah'
langkaraol 'bersatu'
51
I-Iaol misalnya:
Itumbulaol 'tumbukkan'
/Wangkulaol 'benturkan'
I-raol misalnya:
lkituraol 'gesek'
Ikukiraol 'gosok'
Imaraalel 'berlambaian'
Imaradiul 'bergerakan'
Iparal misalnya:
Ipild-I misalnya:
Ipoka-I misalnya:
2. 6 Proses MorfofoDOlogis
Dalam proses morfologis BM ini pun dijumpai peristiwa yang dapat dilihat
sebagai pcristiwa morfofonologis' yakni dalam kasus-kasus sebagai berikut:
Dalam data terdahulu telah dijelaskan bahwa /fo-/ dan /fe-/ adalah sebuah
morfem. /fo-/ untuk kata dasar dwisuku, sedangkan /fe-/ untuk trisuku. Dalam
peristiwa lain /fo-/ juga dapat digunakan secara berganti dengan /fe-/ dalam
rumusan sebagai berikut:
/fo-/ menjadi /fe-/ bila lerdapal di depan kala dasar yang berinisial vokal
dan konsonan bersuara' seperti:
b. iii _eo> I-{K} i/ dalam kedudukan sufiks dan simulfiks sepeni terlibat
dalam:
/po-... -ril
/po-...-Gil
lpo-...-mi/
/po-...-sil
/fo-...-li/
/fo·... ·ti!
/fo-...·si/
/fo-...-wi/
leI yang terdapat dalam proses ini dapat pula dilihat sebagai proses
mor fofonologis yang terjadi sebagai.
I-urn-I ---> I-im-I pada kata dasar yang mulai dengan konsonan tak
bersuara yang vokalnya /iI,
I-urn-I ---> Im-/bila ditambahkan pada kata dasar yang dimulai dengan
vokal atau konsonan labial 13k bersuara,dengan catatan bahwa
konsonan tak bersuara itu luluh.
/-um! ---> /¢/ bila ditambahkan pada kata dasar yang dimulai dengan
konsonan labial bersuara, seperti pada:
2.7_1 FUDgsiAfiks
Prefiks .
Contoh:
J
11. ~eO}-I mempunyai fungsi infiektif dan menyatakan maknagramatikal
l'
akusatif.
57
Contoh:
Contoh:
Contoh:
/so:-/ mempunyai fungsi inflektif dan menyatakan makna 'untuk di... ..'
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
b. In1iks
c. Sufiks
Contoh:
Conloh:
Contoh:
Contoh:
/-{ ¢}iI mempunyai fungsi inf1ektif dengan makna sarna dengan sufiks/-i/
K
dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
d. Simulfiks
Comoh:
Ifo- ... -emol mempunyai fungsi inflektif dengan makna 'sudah di- ... -kan'.
Ifo- ... -Go + mol mempunyai fungsi inflektif perfektif dengan makna 'sudah
membawa'
63
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
64
Contob:
Contob:
2.72 RapD
Ragam KK. bahasa Muna dalam bentukan-bentukan khusus yang akan dibi
carakan di sini meliputi KK intransitif dan transitif, KK aktif dan pasif, dan KK.
resiprok.
a. IDtJaositif
Kalimat-kalimat bahasa Muna berikut ini membuat bent uk KKintransitif.
/kadiu/ 'mandi'
/kala/ 'pergi'
/ndole/ 'baring'
/nsowo/ 'mundur'
/ndawu 'jatuh'
/no-...-Go/ /noGaeGo/
b. Transitif.
Contoh lain:
/fosampu/ 'menurunkan'
/fenami! 'merasakan'
/suliil 'pulangi'
/noGaefi/ 'menangisi'
/notumbo-turnbulao/ 'mernbanting-bantingkan'
Dari contoh ini tampak bahwa KK transitif daIam bahasa Muna selalu berupa
bentuk kompleks:
berafiks: /ne-/ /nehuIabel
/buri/ Idopakaburi-buriGol
'menulis-nulisi'
c. Aktif :
Ipopongkol 'berbunuhan'
Ifosampul 'menurunkan'
Ifenamil 'merasakan'
/kobakel 'berbuah'
Inekiril 'mengupas'
Inotendel 'berlari'
Imaraalel 'berlambaian'
/fonisi/ 'menaiki'
/Gumuti/ 'selami'
/po-... -{ ~} ijdan
/fo-...-GO + - mol,
1) Attif traDsitif
2) Aktif intransitif
d. Pasif
3) simulfiks Ifo- ...-emol dan lti- ...- {~ } ii, seperti pada kata:
!fotonduemol 'ditenggaJamkan'
Inotumbuel 'ditumbuknya'
Idoboriel 'ditulis'
Idoratoanel 'didatangkan'
IdeGawael 'didapati'
Ifondawuanel 'dijatuhi'
71
e. R~iprok
27.3 Modus
Sehubungan dengan modus itu, hanya akan dibicarakan dua hal dengan
bentukan khusus kata kerjanya, yaitu imperatif dan vetatif.
a Imperatif
/kalaho/ 'pergilah'
/alamo/ 'ambillah'
/rambitao/ 'banting keras'
/keturao/ 'gesek betul-betul'
73
Irakofil 'tanggapi'
/fokalaGol 'jalankan'
Ifowangkulaol 'benturkan'
Ifofonisil 'naikkan'
b. Vetatif
2.7.4 Aspek
a.. Frclruentatif
b. Repetilif
c. Perfektif
Kata kerja yang menyatakan aspek perfektif dalam bahasa Muna ditandai
oleh:
1) simulflks Ifo-.•.-Go + - mol menyatakan proses yang sudah berlangsung
dalam bentuk aktif
76
1- 7. 5 Ka1a
Kata kerja yang menyatakan 'kala yang akan datang' (futurum) juga
terdapat dalam bentuk khusus KK bahasa Muna yang ditandai oleh
Pesona yang dinyatakan dalam klitik memegang peranan penting pada pem
bentuican kata kerja kompleks. Proklitik dapat berfungsi secara langsung
sebagai pelaku (5) di samping hanya sebagai penunjuk pelaku dan mem
bentuk satu kesatuan makoa dengan KK (P) sehingga disejajarkan dengan
prefiks, seperti telihat pada kalimat :
a. II nondawu napulangku II (6)
/ne-/ 'ia' pada /nelagu/ hanya menunjuk kepada /oanahi/ 'anak itu' dan
bersama-sama dengan bentuk dasar /lagu/ 'lagu' atau 'nyanyian' atau
'berlagu'
ne-/, sedangkan untuk persona III jamak terdapat dalam bentuk Ido-/, yang
di samping sebagai proklitik digolongkan juga pada prefiks yang menunjuk
kepada persona III.
contoh iain:
1) Inokalal 'berjalan'
'ia berjalan'
Inondawul 'terjatuh'
'ia lerjatuh'
2) Inealal 'mengambil'
'ia mengambil' .
Inehulabel 'melempar'
'ia melempar'
3) Idofumal 'makan'
'mereka makan'
Idofolal 'tertawa'
'mereka tertawa'
contoh:
contoh:
Contoh :
3. 1 RangIruman
a Ciri Prakategorial
/pogau/ 'bicara,
/moniri/ 'mimpi',
/so:galu/ 'berkebun',
/polambu/ 'berumah'.
81
82
b em Morfologis
/posawu/ berlagak'
fo
/{ fe
}-/ ---> /fofoni/ 'naikkan',
/fosampu/ 'turunkan'
/fenami/ 'merasakan',
ifekarimba/ 'cepatka'
/kobake/ 'berbuah'
/koihil 'berisi'
'pembUru'
_> Jpabulel
Ipa-I
'pcjala'
lpadala!
'banting'
I-{K 101 ____ > trambitaol
'tumbukkan ke tanah'
/tumbulaol
'gosok belul-belui'
/kokiraol
'rapatan'
trompuha/
85
IpundaGi/ 'lompati'
lenepil 'naiki'
Irakopi/ 'tangkapi'
/horomil 'loncatii'
Isawiki/ 'naiki'
/woGalil 'pukuli'
Idodowi/ 'potongi' .
Ifokalamol 'jalankan'
/fowangkulaol 'benlurkan'
/fofonisil 'naikkan'
c. Wujud Modem
1) wujud berpola dwisuku dalam posisi V-KV, KV-V, KV-KV, VK-KV, KV
KKV, dan KKV-KV.
d Proses Morfofonologis
e. M ~a Gramatikal
Makna gramatikal KK yang diperikan dalam laporan hasil penelitian ini me
liputi ragam, modus, aspek, kala, dan persona.
1) klitisasi persona
Iti-...-{ ~ }iI
90
1) prefiks Ipo-I
Ipo-...- {~aol
IPO-... -{~}iI
3) reduplikasi
1) prefiks /piki-I
2) sufiles /-tora/
3) reduplikasi
Dalam bal persona, KK babasa Muna memerikan bentuk klitik pelaku kerja
sebagai beriktu:'
Idao-I
Bentuk hormat:
jamak - Ite-...-mu/,
/to-...-mul
3.2 Sanm.
Tim menyadari bahwa penelitian ini masih amat jauh dari ukuran memuas
kan. Masih terlalu banyak masalah kabahasaan dalam bahasa Muna ini yang belum
dapat diolah secara tuntas, terutama sekali jika hal ini dilihat dari sudut pandangan
disiplin linguistik modern.
a. Agar penelitian tentang bahasa Muna ini, khususnya terhadap aspek-aspek yang
lebih mendetil, dapat dilanjutkan pad a masa-masa yang akan datang.
Biring, S. el aL 1981. Sistem Morfologi KJlla Koja 1JaIulsa Tomja Saqdan. Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depertemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Esser, Sol. 1938. "Talen", in AlIas van Tropische Nederland, Sheet 9.9b. Martinus
Nijhoff: The Hague.
Keraf, Gorys. 1980. TIlUl Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.
Mattalitti, M. Arief, elm. 1983. Kmnus Muna Indonesia. Jakarta: Proyak Pengem
bangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Nida, Eugene, A 1967. Morphology: The Descriptive Analysis ofWords. Ann Arbor,
Michigan : University of Michigan Press.
94
95
Soedjito, et aL 1981. Sistem Morfologi Kola Koja lJahasa JllWa DialdJIlWtI 7imur.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depertemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Yatim, Nurdin. 1981. Bahasa Wuna . Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengemban
gan Bahasa, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.
96
Lampiran 1
L Sintaktis
Lampiran 2
§ Dialek Tongkuno
Raha
Pulau Muna
Pulau Buton
Bau-Bau
109
Lampiran 3
CERITA RAKYAT
KOLOPE BALA~U
Dobalomo dua siga:hane ItAitu mina amandehane Bainde, maka ane inodino
dua semie, suano ombada, suano ofewutei sonegondo. Naekesa Ka:wu mbaDano,
110
TerjenuJhan
KOLOPE BAlATUMBU
Pada suatu waktu di antara segala jenismakanan manusia tidak terdapat
lagi persatuan. Demikianlah, mereka itu selalu saja berselisih. Yang menjadi
pangkal perselisahan mereka ialah siapakah yang pantas untuk diangkal menjadi
kepala atau raja di antara mereka, dan di antara seluruh makanan. Maksudnya,
yang dapat menjadi raja makanan yang akan dihidangkan di muka pembesar,
seandainya ada keperluan atau pesta man usia.
Setelah semua sudah berkumpul, tidak ada lagi yang akan ditunggu,
maka berkatalah pimpinan rapat, "Siapa kiranya yang pantas untuk menjadi raja
makanan, supaya kita jangan selalu bersclisih." Maka berkalalah ubi gadung:
Rasanya tidak akan terlalu sulit untuk mencari. Barang siapa yang daunnya lebar
dan L. (buah)nya besar, mempunyai duri dan janggut, itulah yang harus kita pilih.
Maksudnya, dia akan disegani, akan ditakuti".
Seperti kita kctahui, ubi gadung ini mempunyai daun yang lebar, batangnya
berduri, isinya di dalam tanah besar dan berbuluh (berjanggul).
Menjawablah yang lain: ·Saya tidak tahu pendapat orang lain, tetapi kalau
pendapat saya sendiri, bukan badan atau perawakannya yang hams dinilai.
berguna untuk dapat diangkat menjadi raja makanan. Jadi yang akan diangkat harus
yang baik budi pekertinya, tingkah lakunya, dan harus cakap. Tidak boleh yang
tidak tahu adat, bersikap angkuh dan tinggi hati. Ia harus pengasih dan penyayang
serta suka menolong.Yang semacam itulah buat saya yang harus diangkat menjadi
kepala kita semua".
Berkata pula yang lain: Saya scorang yang sangat menyetujui pendapat
yang baru saja dikemukakan. Singkatnya, bukan tubuh atau perawakan yang har!ls
dilihat, tetapi tingkah laku, perangai, hati yang baik dan penyayang. Jadi kalau saya
menilai di antara kita hadirin yang ada sekarang ini; artinya, setelah saya melihat
sekeliling, rasanya tidak salah barangkali, kalau kita mengangkat padi untuk ..enjadi
kepala dari kita, bangsa makanan ini. Memang kalau kita melihat fisiknya, padi
ini lemah hatagnya. Akan tetapi, pikirannya dan perangainya perlu kita jadikan
contoh. Makin bertambah isinya, makin bertambah ia menunduk kepada
sesamanya. Selanjutnya, terserahlah kepada hadirin sekalian, siapa yang dirasa
IebiJ. pantas".
Mcndcngar hicara dari si ubi gadung, semua hadirin dalam rapat pada
berbisik. Mercka saling membisikkan si ubi gadung yang selalu menonjolkan dirinya
untuk diangkat menjadi raja makanan."
Kata sepakat akhirnya tiba, di mana putusan rapat jatuh pada padi untuk
menjadi raja makanan. Begitu sakit hati ubi gadung karena ia tidak terpilih, Ia lalu
berkata sambil mengeluarkan kutukan kepada barang siapa yang mcmakan dia
besok lusa: "Jadi jelaslah sekarang bahwa kalian tidak menyukai saya. Oleh karena
itu, mulai hari ini saya akan memisahkan diri. Saya akan pergi menyendiri, men
jauhkan diri di dalam hutan. Andai kata akan ada manusia yang memerlukan untuk
memakan saya, maka ia akan mampus berkeping-keping, ia akan muntah dan
114
mulutnya bcrbuih. Kccuali, kalau ia harus bersusah payah terlebih dahulu. Ia harus
mcnggali saya, mcngupas kuIitku, dan mcngiris-iris tipis dagingku. Sehabis itu
saya harus dijcmur, untuk kcmudian saya dircndam dan diinjak-injak di dalam air
mengalir, sclama cmpat hari empat malam. Kecuali, jika saya tidak dipcrbuat
dcmikian, saya tidak bisa dimakan olch manusia."
Sehabis berkata dcmikian, ubi gadung langsung berdiri dan pergi. la tidak
pamit lagi kepada hadirin.
Sejak waktu ilulah ibu gadung lidak lagi linggal alau lumbuh di dalam kebun
dckal man usia. la selalu hidup di dalam hUlan. Apa bila ada orang yang memakannya
pasli ia akan muntah-munlah dan mali, scbagaimana bunyi kUlukannya. Kecuali,
kalau ia dikerjakan. dircndam dan diinjak-injak dalam air kali yang mcngalir.
barl'lah ia dapal dimakan .
Dcmikianlah, cerila uhi gadung (kolopc). Sebab ilu. sckarang ini, barang siapa
yang suka makan puji alau suka menonjolkan diri, pasli ia akan disindir dcngan
panggilan k%pe b{//anllllbll.
AM
o N
;l II AS A
O iOIi\ AN Ditcrjemahkan oleh
~
Siddo Thamrin