Pengembangan Model Konseling Keluarga Sakinah Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PENGEMBANGAN MODEL KONSELING KELUARGA SAKINAH

UNTUK MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA


PADA REMAJA

Manah Rasmanah1

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) memperoleh gambaran pelaksanaan bimbingan
konseling keluarg sakinah, (2) memperoleh gambaran tingkat kecenderungan
penyalahgunaan narkoba pada mahasiswa tingkat pertama, (3) menghasilkan model
bimbingan konseling keluarg sakinahuntuk mencegah penyalahgunaan narkoba pada
remaja, (4) mengetahui keefektifan model. Penelitian ini menggunakan metode Research
and Development (R&D). Langkah-langkah Research and Development: (1) persiapan
pengembangan model, abstract (2) merumuskan model hipotetik, (3) uji kelayakan model
hipotetik, (4) perbaikan model hipotetik, (5) uji keefektifan model lapanngan terbatas,
Metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan penyebaran skala
Kecenderungan penyalahgunaan narkoba.Populasi penelitian adalah para pakar konseling
di Palembang dan para mahasiswa tingkat pertama program studi Bimbingan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang.Teknik
pengambilan sampel adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat kecenderungan penyalahgunaan narkobamahasiswa tahun pertama pada kriteria
tinggi sebanyak 4mahasiswa atau 4,48%, kriteria sedang 20mahasiswa atau 17,39%,
kriteria kurang 30mahasiswa atau 26,09%, kriteria rendah 61mahasiswa atau 53,04%.
Terdapat perbedaan penurunan yang signifikan kecenderungan penyalahgunaan nrkoba
mahasiswa tahun pertama setelah orangtuanya mengikuti bimbingan konseling keluarga
sakinah sebesar 0,005<0,5.

Kata kunci : konseling keluarga sakinah, penyalahgunaan narkoba, remaja

1
Dosen Tetap Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah UIN Raden Fatah Palembang,
[email protected]
Abstract
This study aims to (1) obtain an overview of the implementation of counseling for
sakinah families, (2) obtain a description of the level of drug abuse trends in first-degree
students, (3) produce a model of counseling for sakinah families to prevent drug abuse in
adolescents, (4) know the effectiveness of the model . This study uses the Research and
Development (R & D) method. Research and Development steps: (1) preparation of
model development, (2) formulating a hypothetical model, (3) hypothetical model
feasibility test, (4) improvement of hypothetical models, (5) testing of the effectiveness of
limited models, methods of collecting data through interviews , observation and
dissemination of the scale of drug abuse trends. The research population was counseling
experts in Palembang and the first level students of the Islamic Counseling Guidance
Study Program at the Raden Fatah UIN Faculty of Palembang. The sampling technique
was purposive sampling. The results showed that the level of tendency of first-year
narcotics abuse in high criteria was 4 students or 4.48%, the medium criteria were 20
students or 17.39%, criteria were less than 30 students or 26.09%, low criteria 61 students
or 53.04%. There was a significant difference in the trend of non-drug abuse in first-year
students after their parents attended a sakinah family counseling of 0.005 <0.5.

Keywords : sakinah family counseling, drug abuse, adolescents

PENDAHULUAN
Penyalahgunaan narkoba adalah isyu nasional dan global yang mengancam
kehidupan manusia.Fenomenanya semakin memprihatinkan ditinjau dari kuantitas
maupun kualitasnya.Dari sisi kuantitas, semakin meningkat jumlahnya baik pengedar
maupun pemakai. Berdasarkan usia, pengedar maupun pemakai menunjukan
kecenderungan semakin muda. Hal ini dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan di
media cetak maupun elektronika yang hampir setiap hari memberitakan tentang
penangkapan para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat keamanan. Kebanyakan
pelakunya adalah remaja belasan tahun, bahkan usia sekolah dasar.
Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah
bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup,
maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku
seseorang.Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan
psikologis.Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan2.
Meskipun sudah terdapat banyak informasi yang menyatakan dampak negatif
yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan dalam mengkonsumsi narkoba, tapi hal ini belum
memberi angka yang cukup signifikan dalam mengurangi tingkat penyalahgunaan
narkoba. Demikian juga, meskipun upaya pemberantasan narkoba telah marak
digencarkan dan keluhan serta kekhawatiran masyarakat akan pemakaian narkoba yang
telah mendunia, namun tetap saja masih banyak para remaja hingga anak dibawah umur
yang terjerumus diluar pengawasan masyarakat disekitarnya.
Secara umum ada tiga faktor yang menjadi penyebab seseorang terjerumus pada
penyalahgunaan narkoba yakni faktor yang berasal dari dalam diri, lingkungan dan faktor
kesediaan narkoba itu sendiri. Faktor yang berasal dari dalam diri misalnya ; dorongan
untuk membuktikan keberanian, tindakan menentang otoritas terhadap orang tua, guru
atau terhadap norma-norma sosial, melepaskan diri dari rasa kesepian dan memperoleh
pengalaman sensasional dan emosional, untuk menghilangkan kegelisahan, frustasi dan
kepenatan hidup, mengikuti kemauan kawan-kawan demi rasa solidaritas, untuk iseng-
iseng dan didorong rasa ingin tahu3.
Faktor lingkungan.Salah satu lingkungan yang berperan sangat besar adalah
keluarga. Keluarga yang kurang harmonis (broken home) akan menciptakan suasana yang
tidak nyaman bagi anggotanya. Anggota keluarga tidak betah tinggal dirumah, mudah
putus asa dan frustasi.Akibatnya mereka cenderung mencari pelarian di luar rumah. Hal
ini akan sangat beresiko terjerumus pada tindakan yang menyimpang termasuk
penyalahgunaan narkoba.
Pola asuh orangtua dan pola komunikasi juga dapat menyebabkan terjadinya
penyalahgunaan narkoba. Menurut penelitian, pola asuh otoriter cenderung membentuk
karakter memberontak pada anak, sedangkan pola asuh permisif (serba boleh, longggar

2
Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
3
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya (Jakarta: Erlangga, 2013), hal. 71
tanpa pengawasan) dapat membentuk karakter anak yang kurang disiplin, kurang
tanggungjawab dan mental yang rapuh4. Kurang perhatian, dan kasih sayang dari orang
tua (misalnya karena orangtuanya sangat sibuk) juga dapat menjadi pemicu
terjerumusnya para remaja pada narkoba.
Keluarga adalah bagian penting dalam upaya pencegahan penyalahgunaan
narkoba, pengobatan maupun pemulihannya.Keterlibatan keluarga dalam pencegahan
narkoba merupakan suatu keharusan.Salah satu pendekatan dalam bimbingan konseling
adalah konseling keluarga.Konseling keluarga merupakan penerapan konseling pada
situasi khusus yang memfokuskan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan
situasi keluarga dan penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga 5.
Konseling keluarga menjadi pilihan yang tepat dalam mengatasi berbagai
persoalan karena hampir tidak ada persoalan yang lepas dari pengaruh sistemiknya,
terlebih masalah penyalahgunaan narkoba.Konseling keluarga dapat memfasilitasi
seluruh anggota keluarga untuk menjalankan peran dan tanggungjawabnya.
Kenyataan menggambarkan di lapangan bahwa dengan adanya konseling
keluarga, pada umumnya sudah dapat menangani berbagai permasalahan .Salah satunya
adalah menangani masalah penyalahgunaan napza di kalangan remaja.Sudah tentu hasil
dari penanganan permasalahan ini sangat penting untuk dikaji dan dikembangkan lebih
lanjut.Salah satunya dengan menggunakan pendekatan spiritual sebagai kearifan lokal
mengingat di Indonesia khususnya adalah masyarakat yang memposisikan agama sebagai
bagian penting dalam kehidupan.
Fenomena dimasyarakat menunjukkan besarnya minat dan perhatian terhadap
dimensi spiritual dan juga ketertarikan masyarakat pada penyelesaian masalah yang
menekankan solusi spiritual.Misalnya, banyak orang yang datang pada para Kiai bukan
untuk menanyakan masalah hukum agama tetapi justru mengadukan masalah kehidupan
pribadinya untuk meminta jalan keluar baik berupa nasehat, saran, meminta do’a-do’a
untuk kesembuhan penyakit, keselamatan dan ketenangan jiwa, maupun jalan kelar
maslah dalam keluarganya.Fenomena tersebut merupakan satu hal yang perlu

4
Hurlock, Elizabeth, B. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Terj. Istiwidayanti, Soedjarwo, (Jakarta : Erlangga, 1997), hal. 198
5
Latipun, Psikologi Konseling, (Malang : UPTenerbitan Universitas Muhammadiyah
Malang, 2008), Edisi ketiga,hal. 205-206
dipertimbangkan dalam pengembangan ilmu bimbingan konseling khususnya konseling
keluarga.
Selain itu, dalam konteks pencegahan penyalahgunaan narkoba, agama memegang
peran yang sangat penting karena niai-nilai agama dapat mendidik remaja memiliki rasa
tanggung jawab dan dapat memberikan daya tolak pada remaja terhadap perilaku yang
menyimpang dan dilarang dalam agama. Presfektif ini akan mampu memberi sumbangan
positif bagi terwujudnya kehidupan sosial yang sehat bagi remaja secara material maupun
secara moral sehingga dapat menjadi benteng pertahanan dari pengaruh buruk
lingkungan6.
Penguatan nilai-nilai agama dalam keluarga menjadi sangat utama dan pertama
karena keluarga berfungsi memberikan landasan bagi pengembangan anak berikutnya
dalam segala aspeknya.Dalam konteks penyalahgnaan narkoba keluarga menjadi bagian
penting bagi keberhasilan pencegahan, pengobatan maupun pemulihannya.
Dalam Islam, keluarga ideal disebut dengan keluarga sakinah, mawaddah
warohmah. Dalam ensiklopedi Islam, keluarga sakinah adalah keluarga yang didalamnya
terdapat ketenteraman, ketenangan, kedamaian, rahmat dan tuma’ninah yang berasal dari
Allah SWT7. Hal ini berarti keluarga sakinah adalah sebuah keluarga di mana pasangan
suami istri dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupannya penuh dengan
ketenangan, bahagia dan sejahtera baik lahir maupun bathin, suami bisa membahagiakan
istri dan sebaliknya, serta keduanya mampu mendidik anak-anaknya agar menjadi anak
yang sholeh dan sholehah.
Terkait beberapa hal di atas dan melihat kenyataan bahwa masalah
penyalahgunaan napza di kalangan remaja di Indonesia semakin memprihatinkan, dengan
presentse kasus dari tahun ke tahun selalu meningkat maka diperlukan adanya
keseimbangan pengembangan aspek intelektual (kognitif) dengan pengembangan non
kognitif seperti pengembangan aspek emosi dan spiritual, karena keduanya memiliki
nilai yang sangat penting dalam kehidupan manusia, baik di lembanga pendidikan formal
(sekolah) maupun non farmal yakni keluarga dan masyarakat.

6
Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal. 6.
7
Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), hal. 202
Berdasarkan uraian berbagai isyu di atas maka diperlukan adanya keseimbangan
pengembangan aspek intelektual (kognitif), aspek fisik, aspek emosi dan spiritual dalam
keluarga karena semua aspek tersebut memiliki nilai yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian ini diajukanyakni untuk
merancang model interaksi atau model perlakuan (treatment) untuk mencegah
keterlibatan remaja dalam penyelahgunaan napza, yakni konseling keluarga yang
berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam, yang dapat mengkontribusi pendidikan afeksi yang
lebih komprehensif melalui penanaman nilai-nilai, penemuan makna hidup, semangat
spisitual dalam kehidupan sehari-hari, penghayatan terhadap nilai, dan sebagainya dalam
keluarga.
Penelitian ini bertujuan mengembangkan model bimbingan keluarga sakinah
untuk mencegah penyalahgunaan narkoba pada remaja.Secara lebih khusus penelitian ini
bertujuan untuk (1).Mendeskripsikan kecenderungan penyalahgunaan narkoba pada
mahasiswa tahun pertama Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam. (2). Mendeskripsikan persepsi mahasiswa tahun pertama terhadap
penerapan nilai-nilai agama dalam keluarga. (3). Mengetahui efektivitas bimbingan
keluarga sakinah secara teoritik melalui validasi oleh pakar bimbingan dan konseling. (4).
Mengetahui pengaruh bimbingan keluarga sakinah terhadap kecenderungan
penyalahgunaan narkoba pada remaja.

METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan pengembangan (research and
development atau R&D).sebuah pendekatan yang mengembangkan dan memvalidasi
produk. Pendekatan ini banyak digunakan dalam pendidikan. Langkah-langkah dari
proses ini menurut Borg and Gall biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri
dari mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan
dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam
pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya , dan merevisinya untuk memperbaiki
kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian8.

8
Borg and Gall. Educational Research, An Introduction. New York and London. Longman
Inc., 1983)
Penelitian dilakukan pada dua tahap, tahap pertama fokus penelitian adalah pada
analisis kebutuhan, pengujian model secara teoretik, dan tahap kedua fokus pada uji
pengaruh model secara emperik pada populasi skala kecil.Secara rinci penelitian
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
a. Perencanaan ; mengumpulkan data dan mempelajari masalah penyalahgunaan
narkoba pada remaja dan penerapan nilai-nilai agama dalam keluarga
b. Pengembangan ; merumuskan tujuan bimbingan keluarga sakinah, indikator,
prosedur dan tahapan, dan uji validitas ahli
c. Uji Ahi ; uji ahli (untuk mengetahui kesalahan mendasar dalam desain bimbingan
keluarga sakinah) dan uji kelompok kecil/terbatas (untuk mengetahui efektifitas
produk/model).
d. Uji Coba kelompok kecil/terbatas ; untuk mengetahui efektifitas produk/model
(efektifitas bimbingan keluarga sakinah untuk mencegah penyalahgunaan narkoba
pada remaja)
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama program studi Bimbingan
Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang.Yang
berjumlah 115 orang Sampel ditentukan secara random , diperoleh jumlah responden
mahasiswasebanyak 35 orang atau 30 % dari populasi. Selanjutnya uji coba model secara
terbatas melibatkan sampel para mahasiswa tahun pertama berjumah 10 orang yang
memiliki skor kecenderungan penyalahgunaan terhadap narkobanya rendah.Selain itu
mereka tinggal dipalembang bersama orang tuanya.
Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yakni: (1)data
kecenderungan penyalahgunaan narkoba dan dianalisis secara deskriptif selanjutnya
dibandingkan dengan kriteria penilaian acuan normatif (Pan) skala lima, dengan
kualifikasi kecenderungan yang sangat tinggi, tinggi, sedang , rendah dan sangat rendah;
(2) data persepsi mahasiswa terhadap keluarganya dianalisis secara deskriptif dengan
teknik persentase; (3) data validasi model teoretik melalui ekpert judgement dianalisis
dengan Gregory; dan (4) data hasil eksperimen untuk menguji pengaruh bimbingan
keluarga sakinah terhadap kecenderungan penyalahgunaan narkoba dianalisis dengan t-
test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Objektif Tingkat Kecenderungan penyalahgunaan
narkobaRemaja(mahasiswa Tahun Pertama program studiBPI Fakultas Dakwah dan
Komunikasi)
Kondisi objektif tentang tingkat kecenderungan penyalahgunaan
narkobamahasiswa tahun pertama(mahasiswa tingkat pertama Jurusan BPIFakultas
Dakwah dan Komunikasi) diperoleh dari hasil penyebaran kecenderungan
penyalahgunaan narkoba yang diberikan kepada 115mahasiswa tahun
pertamaprogram studi BPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Berdasarkan
penyebaran skala tersebut diperoleh gambaran tentang kecenderungan
penyalahgunaan narkoba sebagai berikut:

Tabel 1
Kondisi Awal Kecenderungan penyalahgunaan narkoba mahasiswa Tahun Pertama
Jurusan BPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi
No Kriteria Jumlah Prosentase
Mahasiswa
1 Tinggi 4 4,48 %
2 Sedang 20 17,39 %
3 Kurang 30 26,09 %
4 Rendah 61 53,04 %
Jumlah 115 100 %

Tabel di atas menunjukan jumlah/frekuensi tingkat kecenderungan


penyalahgunaan narkoba mahasiswa tahun pertama pada kriteria tinggi sebanyak 4
mahasiswa tahun pertama atau 4,48%, kriteria sedang 20mahasiswa tahun pertama
atau 17,39%, kriteria kurang 30mahasiswa tahun pertama atau 26,09%, kriteria
rendah 61mahasiswa tahun pertama atau 53,04%. Berdasarkan hasil tingkat
kecenderungan penyalahgunaan narkobamahasiawa di jurusan BPIFakultas Dakwah
dan Komunikasi, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan penyalahgunaan
narkobamahasiswa tahun pertama di jurusan BPIFakultas Dakwah dan
Komunikasicukup memiliki potensi sehingga perlu dilakukan pencegahan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan tentang tingkat kecenderungan
penyalahgunaan narkoba mahasiswa tahun pertama program studi BPI Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, peneliti mengambil sebanyak 10 mahasiswa tahun pertama
sebagai subjek penelitian secara purposive sampling. Ke- 10 peserta tersebut bersifat
heterogen untuk tingkat kemampuan tingkat kecenderungan penyalahgunaan
narkoba, yakni 4 mahasiswa tahun pertama dengan tingkat kecenderungan
penyalahgunaan narkoba tinggi, dan 6 mahasiswa tahun pertama dengan tingkat
kecenderungan penyalahgunaan narkoba sedang, Berikut data dari ke-10 peserta:
Tabel 2
Evaluasi Awal Kecenderungan Penyalahgunaan Narkoba Subjek
Subjek Evaluasi Awal
Skor Kriteria
JIN 172 S
TWK 240 T
VPS 175 S
AS 245 T
ARWU 238 T
DRS 179 S
ARS 180 S
DK 188 S
MAS 186 S
PAS 235 T

B. Pengembangan Model Hipotetik


Berdasarkan hasil studi pendahuluan, dan kajian teoretis, disusun kerangka
model hipotetik bimbingan keluarga sakinah untuk mencegah kecenderungan
penyalahgunaan narkoba mahasiswa tahun pertama. Desain kerangka model
hipotetik bimbingan keluarga sakinah terdiri dari 8 komponen yaitu: (1) rasional, (2)
pengertian, (3) visi dan misi, (4) tujuan, (5) isi bimbingan keluarga sakinah, (6)
tahapan pelaksanaan, (7) dukungan sistem, (8) evaluasi dan tindak lanjut.
Tabel 3
Model Hipotetik

No Kerangka Implikasi Bimbingan Keluarga Sakinah Untuk


Model Mencegah Kecenderungan Penyalahgunaan Narkoba
Pada Mahasiswa Tahun Pertama
1 Rasional Setiap manusia adalah orangtua dan setiap orangtua akan
dimintai pertanggungjawabanya, apapun jabatannya dan
dimanapun berada. Tugas umum seorang orangtua adalah
mengarahkan anaknya sampai kepada tujuan yang hendak
dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan orangtua
yang mampu menggerakkan, memberi tuntunan dan binaan,
mampu untuk menjalin komunikasi positif dengan anak-
anaknya, dan menciptakan suasana rumah yang nyaman dan
menenangkan.
Salah satu krisis terbesar pada masa globalisasi saat ini
adalah krisis keluarga. Krisis keluarga ditandai dengan, (1)
rendahnya rasa keyakinan terhadap tugas yang diemban, (2)
rendahnya keyakinan diri, (3) kurangnya toleransi, (4)
kemampuan kontrol diri yang rendah, (3) emosi yang tidak
stabil, (5) kurang dapat bekerjasama, (6) kurang inisiatif dalam
keluarga, (7) rendahnya kemampuan bersosialisasi, (8) kurang
percaya diri, dan (9) rendahnya motivasi.
Maka dari itu, sejak awal kecenderungan penyalahgunaan
narkobamahasiswa tahun pertama harus cegah, sehingga
mahasiswa dapat mengarahkan dan mengontrol diri, memilah
dan memilih informasi yang diterima dan dapat mengambil
keputusan dengan tepat.
Kecenderungan penyalahgunaan narkoba merupakan
potensi yang sangat besar dikalangan remaja. Dalam agama
Islam, penyalahgunaan narkobadisamakan dengan perilaku
merusak diri sendiri
Layanan bimbingan keluarga sakinah ini
diselenggarakan dengan mengintegrasikan nilai-nilai yang ada
dalam al-qur’an dengan perilaku abi Saw. Dalam membina
keluarga dan mendidik anak. Hal tersebut dapat dimanfaatkan
oleh peserta untuk mengeksplorasi dan mengarahkan diri secara
berkeyakinan pada setiap topik yang dibahas dalam kegiatan
bimbingan. Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dari model
bimbingan keluarga sakinah ini, maka topik yang akan bahasan
adalah konsep keuarga dalam Islamyang diharapkan dapat
mencegahkecenderungan penyalahgunaan narkobamahasiswa
tahun pertama.

2 Pengertian Bimbingan keluarga sakinah adalah proses pemberian


layanan bantuan yang diberikan oleh konselor kepada peserta /
klien yang dilaksanakan dalam suasana kelompok berlandaskan
nilai-niai Islam agar para orangtua dapat memahami dan
mempraktekan serta menciptakan suasana keluarga yang tenang
dan tentram sehingga semua penghuni rumah merasakan
kebahagiaan. Suasana rumah seperti ini diharapkan memiliki
kemampuan mencegah penyalahgunaan narkoba pada remaja
3 Visi dan Misi Visi
Terwujudnya keluarga yang bahagia, harmonis, sakinah
mawaddah warohmah.
Misi
a. Membimbing orangtua agar menyadari bahwa anak adalah
amanah
b. Membimbing orang tua agar memiliki rasa keyakinan dalam
menjalankan tugasnya dan terhadap keputusan yang telah
diambil.
c. Membimbing orang tua agar menjunjung tinggi
kepengetahuanan sehingga apa yang dipikirkan sesuai
dengan perkataan dan perbuatan
Memberikan teladan kepada anggota keluarga yang lain
agar dapat memiliki kemampuan untuk mencegah
kecenderungan penyalahgunaan narkoba.
4 Tujuan Tujuan Umum
Model bimbingan keluarga sakinah secara umum
bertujuan untuk membantu remaja (mahasiswa tahun pertama)
memiliki kemampuan untuk mencegah penyalahgunaan narkoba.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan bimbingan keluarga sakinah
diharapkan:
a. Orang tua mampu berkeyakinan dalam melaksanakan
tugasnya dan tehadap keputusan yang diambil.
b. Orang tua pertama menjunjung tinggi kepengetahuanan.
c. Orang tua mampu mengontrol diri dengan baik.
Orang Tua memahami dan mampu mengaplikasikan
konsep keluarga sakinah dalam kehidupan sehari-hari yang
berlandaskan pada nilai-nilai Islam
5 Isi Bimbingan Isi bimbingan keluarga sakinah untuk mencegah
Keluarga kecenderungan penyalahgunaan narkoba mahasiswa tahun
Sakinah pertama adalah:
Hak da Kewajiban Suami IstriRasa keyakinan
a. Hak dan Kewajiban Anak
b. Anak adalah amanah
c. Membangun Komukasi yang positif baik
d. Saling Menghargai
6 Tahap Tahap Pembentukan
Bimbingan Tahap ini merupakan tahap pembentukan. Pada tahap ini
Keluarga bertujuan untuk saling mengenal antar dan konselor, menjalin
Sakinah persaudaraan serta menciptakan saling percaya (amanah) antar
peserta dan konselor.
Konselor menjelaskan pengertian, tujuan dan asas
kegiatan layanan bimbingan keluarga sakinah dengan
berlandaskan nilai-nilai Islam
Tahap Peralihan
Tahap peralihan merupakan tahap transisi dari tahap
pembentukan menuju tahap kegiatan, kegiatan kelompok harus
diarahkan pada kegiatan inti ketika semua peserta siap untuk
melanjutkan kegiatan ini dan telah terciptanya dinamika
kelompok. Dalam tahap ini nilai yang menjadi dasar
layananbimbingan keluarga sakinah adalah Hak dan Kewajiban
Suami IstriRasa keyakinan, Hak dan Kewajiban Anak, Anak
adalah amanah, Membangun Komukasi yang positif baik dan
Saling Menghargai
Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan inti kegiatan bimbingan keluarga
sakinah sehingga memerlukan waktu yang cukup banyak
dibandingkan dengan tahap-tahap sebelumnya. Pada tahap
kegiatan ini konselor mengemukakan topik-topik yang akan
dibahas berkaitan dengan upaya untuk mencegahkecenderungan
penyalahgunaan narkobamahasiswa tahun pertama seperti :
a. Hak da Kewajiban Suami IstriRasa keyakinan
b. Hak dan Kewajiban Anak
c. Anak adalah amanah
d. Membangun Komukasi yang positif baik
e. Saling Menghargai
yang bertujuan untuk mencegahkecenderungan
penyalahgunaan narkoba
Tahap Pengakhiran
Ini merupakan tahap penutup dari serangkaian kegiatan
bimbingan keluarga sakinah dengan tujuan telah tuntasnya topik
yang dibahas oleh kelompok tersebut. Kegiatan yang dilakukan
dalam tahap ini adalah konselor mengemukakan bahwa kegiatan
akan segera diakhiri, nilai nilai tentang konsep keluarga sakinah
yang telah sampaikan. Agar d praktekan dalam kehidupan
sehari-hari. Kemudian peserta menyampaikan kesan dan hasil-
hasilkegiatan; juga mengemukakan pesan dan harapan dengan
sepengetahuan-pengetahuannya. Selanjutnya konselor
membahas rencana pertemuan selanjutnya dengan tetap
mempertahankan suasan kelompok yang sudah terjalin dengan
baik, konselor menutup kegiatan dengan bersama-sama
membaca doa penutup majelis dan mengucapkan salam.
7 Evaluasi Evaluasi bimbingan keluarga sakinah
dalammencegahkecenderungan penyalahgunaan narkobaremaja
melakukan penilaian yang di lakukan konselor terhadap proses
dan hasil dari pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan keluarga
sakinah, penilaian yang diberikan adalah penilaian segerah
(laiseg) dan pertanyaan yang langsung di tanyakan kepada
peserta untuk mengetahui proses, isi dan hasil dari pelaksanaan
layanan bimbingan keluarga sakinah. Lebih jelasnya evaluasi
dibagi menjadi dua yaitu :
a. Evaluasi Proses : evaluasi terhadap keterlibatan konselor
dan peserta selama proses bimbingan keluarga sakinah
berlangsung
b. Evaluasi hasil : evaluasi terhadap pemahaman dan
perubahan prilaku anggota yang berkaitan dengan
kecenderungan penyalahgunaan narkobamahasiswa
tahun pertama.
Selanjutnya konselor melakukan evaluasi keefektifan
model, dilakukan evaluasi sebelum diberikannya layanan
bimbingan keluarga sakinah, dengan memberikan skala
kecenderungan penyalahgunaan narkoba(pree test), selanjutnya
dilakukan evaluasi akhir (post test) yaitu setelah semua
rangkaian kegiatan telah terlaksanakan. Setelah itu
membandingkan hasil pree test dan post test.

C. Hasil Uji Efektifitas Model


Hasil uji efektifitas layanan bimbingan keluarga sakinah secara kuantitatif
di lihat dari perbandingan evaluasi antara tingkat kecenderungan penyalahgunaan
narkobamahasiswa tahun pertama sebelum orangtuanya diberi layanan bimbingan
keluarga sakinah(skor pre test) dan evaluasi sesudah orangtuanya diberikan layanan
bimbingan keluarga sakinah (Skor post tes).

1. Perbandingan Skor Pre test dan Post TestPada Variabel Kecenderungan


penyalahgunaan narkoba
Perbandingan Skor Pre test dan Post Tes variabel kecenderungan
penyalahgunaan narkobamahasiswa tahun pertama dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4
Perbandingan Skor Pre test dan Post test
variabelkecenderungan penyalahgunaan narkoba

Mahasiswa Skor Pre Kategori Skor Kategori


tahun test Post
pertama test
JIN 172 Sedang 131

TWK 240 Tinggi 237 Tinggi


VPS 175 Sedang 123 Sedang
AS 245 Tinggi 210 Sedang
ARWU 238 Tinggi 178 Tinggi
DRS 179 Sedang 138 Sedang
ARS 180 Sedang 118 Tinggi
DK 188 Sedang 180 Sedang
MAS 186 Sedang 115 Sedang
PAS 235 Tinggi 193 Tinggi
Jumlah 2038 1623

Berdasarkan tabel diatas dan gambar diatas dapat dilihat bahwa


terjadinya penurunan skor variabel kecenderungan penyalahgunaan narkoba
mahasiswa tahun pertama setelah orangtuanya diberikannya layanan bimbingan
keluarga sakinah dibandingkan sebelum orangtuanya diberikannya layanan
bimbingan keluarga sakinah.
Secara keseluruhan, skor kecenderungan penyalahgunaan narkoba
mahasiswa tahun pertama mengalami penurunan 415 poin. Penurunan skor
kecenderungan penyalahgunaan narkoba yang dialami mahasiswa tahun
pertama merupakan proses yang dialami oleh orangtuanya berupa perubahan
suasana keluarga, selain itu kesediaan para orangtua untuk mengaplikasikan apa
yang telah dibahas pada setiap pertemuan di dalam kehidupan sehari-harinya.

t-Test: Paired Two Sample for Means

SEBELUM SESUDAH
Mean 203,8 162,3
Variance 971,0667 1852,456
Observations 10 10
Pearson Correlation 0,870736
Hypothesized Mean
Difference 0
df 9
t Stat 5,941722
P(T<=t) one-tail 0,000109
t Critical one-tail 1,833113
P(T<=t) two-tail 0,000218
t Critical two-tail 2,262157
Selanjutnya hasil uji wilcoxon menunjukan bahwa Asymp. Sing. (2-
tailed) sebesar 0,005<0,5 maka Ho (hipotesis Nol) di tolak dan Ha (hipotesis
alternatif) diterima dan jadi dapat disimpulkan bahwa model bimbingan keluarga
sakinah efektif untuk mencegah kecenderungan penyalahgunaan narkob
aremaja dengan sampel mahasiswa tahun pertama di jurusan BPIFakultas
Dakwah dan Komunikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika keluarga memberikan
kenyamanan bagi semua anggotanya, hubungan antar anggota saling
menghormati, menghargai, semua anggota keluarga menjalankan perannya
masing-masing dengan penuh tanggungjawab maka akan lahir pribadi-pribadi
yang positif, dan mampu memilah dan memilih secara bijaksana dan
bertanggungjawab atas segala tindakan. Jika semua anggota keluarga memiliki
kualitas pribadi yang positif maka dapat dipastikan bahwa merekatidak mudah
terpengaruh hal negative lingkungannya termasuk penalahgunaan narkoba.
Penyalahgunaan narkoba menurut Sykes dan Matza sebagaimana
dikutip oleh Santoso dan Silalahi, salah satunya disebabkan adanya anggapan
di kalangan remaja yang menyatakan dirinya merupakan korban dari orangtua
yang tidak mengasihi anak, lingkungan pergaulan yang buruk, atau berasal dari
tempat tinggal yang kumuh9.
Salah perlakuan atau kondisi kesalahan pola asuh pada anak sangat
berpengaruh besar pada penggunaan narkoba. Kondisi tersebut adalah sikap
orangtua yang terlalu memanjakan, selalu mengikuti kemauannya dan tidak

99
Topo Santoso dan Anita Silalahi, Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja : Suatu Perspektif.
Jurnal Kriminologi IndonesiaVol. 1 No.I September 2000, hal. 42
memperkenalkan cara mematuhi aturan, tidak memupuk ketekunan, tidak
memupuk kepercayaan diri, dan tidak mengenalkan cara untuk berempati pada
orang lain. Ini merupakan kelemahan ketika memasuki masa rawan di usia
remaja.
Kondisi di atas berdampak pada hilangnya kesempatanbagi anak
untuk membentuk ego berupa kepercayan diri dan citra diri yang baik.
Sementara hal itu dibutuhkan dimana bila kekuatan ego ini terbentuk sejak usia
balita, anak akan tumbuh sebagai pribadi yang tidak mudah putus asa, tidak
mudah ikut-ikutan dan sanggup menolak pengaruh negatif dari lingkungannya

SIMPULAN
Layanan bimbingan dan konseling di masyarakat belum terlaksana karena belum
adanya pihak yang secara khusus bertugas memberikan bimbingan.Bimbingan keluarga
selama ini baru sebatas bimbingan prankah, bimbingan mediasi bagi pasangan yang
mengajukan perceraian yang dilaksanakan oleh KUA. Bimbingan lain dilaksanakan oleh
para tokoh agama/ustazd melalui ceramah/khutbah, tetapi tidak terprogram secara
sistematis. Apalagi jika disesuaikan dengan prosedur Bimbingan konseling
Kecenderungan remaja dalam penyalahgunaan narkoba sebelum orangtuanya
mendapat bimbingan keluarga sakinah dalam katagori rendahmelalui penyebaran
skalakecenderungan penyalahgunaan narkoba.
Model bimbingan keluarga sakinah untuk mencegah penyalahgunaan narkoba
pada remaja terdiri dari 7 (tujuh) komponen yaitu : 1) rasional 2) pengertian, 3) visi dan
misi, 4) tujuan, 5) isi bimbingan keluarga sakinah, 6) tahapan pelaksanaan, 7) evaluasi.
Model ini dilengkapi dengan panduan bimbingan keluarga sakinah.
Model bimbingan keluarga sakinah yang diberikan kepada orangtua efektif
mencegah penyalahgunaan narkoba pada remaja. Berdasarkan analisis akhir,
kecenderungan penyalahgunaan narkoba mengalami penurunan yang signifikan setelah
orangtuanya diberikannya layanan bimbingan keluarga sakinah dibandingkan sebelum
orangtuanya diberikannya layanan bimbingan keluarga sakinah.
DAFTAR PUSTAKA

Borg and Gall. Educational Research, An Introduction. (New York and London.
Longman Inc., 1983)
Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997)
Hurlock, Elizabeth, B. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Terj. Istiwidayanti, Soedjarwo, (Jakarta : Erlangga, 1997)
Latipun, Psikologi Konseling, (Malang : UPTenerbitan Universitas Muhammadiyah
Malang, 2008), Edisi ketiga.
Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991)
Topo Santoso dan Anita Silalahi, Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja : Suatu
Perspektif. Jurnal Kriminologi IndonesiaVol. 1 No. I September 2000
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya (Jakarta:
Erlangga, 2013)
Latipun, Psikologi Konseling, (Malang : UPTenerbitan Universitas Muhammadiyah
Malang, 2008), Edisi ketiga.
Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

Anda mungkin juga menyukai