Pengembangan Model Konseling Keluarga Sakinah Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja
Pengembangan Model Konseling Keluarga Sakinah Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja
Pengembangan Model Konseling Keluarga Sakinah Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja
Manah Rasmanah1
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) memperoleh gambaran pelaksanaan bimbingan
konseling keluarg sakinah, (2) memperoleh gambaran tingkat kecenderungan
penyalahgunaan narkoba pada mahasiswa tingkat pertama, (3) menghasilkan model
bimbingan konseling keluarg sakinahuntuk mencegah penyalahgunaan narkoba pada
remaja, (4) mengetahui keefektifan model. Penelitian ini menggunakan metode Research
and Development (R&D). Langkah-langkah Research and Development: (1) persiapan
pengembangan model, abstract (2) merumuskan model hipotetik, (3) uji kelayakan model
hipotetik, (4) perbaikan model hipotetik, (5) uji keefektifan model lapanngan terbatas,
Metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan penyebaran skala
Kecenderungan penyalahgunaan narkoba.Populasi penelitian adalah para pakar konseling
di Palembang dan para mahasiswa tingkat pertama program studi Bimbingan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang.Teknik
pengambilan sampel adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat kecenderungan penyalahgunaan narkobamahasiswa tahun pertama pada kriteria
tinggi sebanyak 4mahasiswa atau 4,48%, kriteria sedang 20mahasiswa atau 17,39%,
kriteria kurang 30mahasiswa atau 26,09%, kriteria rendah 61mahasiswa atau 53,04%.
Terdapat perbedaan penurunan yang signifikan kecenderungan penyalahgunaan nrkoba
mahasiswa tahun pertama setelah orangtuanya mengikuti bimbingan konseling keluarga
sakinah sebesar 0,005<0,5.
1
Dosen Tetap Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah UIN Raden Fatah Palembang,
[email protected]
Abstract
This study aims to (1) obtain an overview of the implementation of counseling for
sakinah families, (2) obtain a description of the level of drug abuse trends in first-degree
students, (3) produce a model of counseling for sakinah families to prevent drug abuse in
adolescents, (4) know the effectiveness of the model . This study uses the Research and
Development (R & D) method. Research and Development steps: (1) preparation of
model development, (2) formulating a hypothetical model, (3) hypothetical model
feasibility test, (4) improvement of hypothetical models, (5) testing of the effectiveness of
limited models, methods of collecting data through interviews , observation and
dissemination of the scale of drug abuse trends. The research population was counseling
experts in Palembang and the first level students of the Islamic Counseling Guidance
Study Program at the Raden Fatah UIN Faculty of Palembang. The sampling technique
was purposive sampling. The results showed that the level of tendency of first-year
narcotics abuse in high criteria was 4 students or 4.48%, the medium criteria were 20
students or 17.39%, criteria were less than 30 students or 26.09%, low criteria 61 students
or 53.04%. There was a significant difference in the trend of non-drug abuse in first-year
students after their parents attended a sakinah family counseling of 0.005 <0.5.
PENDAHULUAN
Penyalahgunaan narkoba adalah isyu nasional dan global yang mengancam
kehidupan manusia.Fenomenanya semakin memprihatinkan ditinjau dari kuantitas
maupun kualitasnya.Dari sisi kuantitas, semakin meningkat jumlahnya baik pengedar
maupun pemakai. Berdasarkan usia, pengedar maupun pemakai menunjukan
kecenderungan semakin muda. Hal ini dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan di
media cetak maupun elektronika yang hampir setiap hari memberitakan tentang
penangkapan para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat keamanan. Kebanyakan
pelakunya adalah remaja belasan tahun, bahkan usia sekolah dasar.
Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah
bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup,
maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku
seseorang.Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan
psikologis.Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan2.
Meskipun sudah terdapat banyak informasi yang menyatakan dampak negatif
yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan dalam mengkonsumsi narkoba, tapi hal ini belum
memberi angka yang cukup signifikan dalam mengurangi tingkat penyalahgunaan
narkoba. Demikian juga, meskipun upaya pemberantasan narkoba telah marak
digencarkan dan keluhan serta kekhawatiran masyarakat akan pemakaian narkoba yang
telah mendunia, namun tetap saja masih banyak para remaja hingga anak dibawah umur
yang terjerumus diluar pengawasan masyarakat disekitarnya.
Secara umum ada tiga faktor yang menjadi penyebab seseorang terjerumus pada
penyalahgunaan narkoba yakni faktor yang berasal dari dalam diri, lingkungan dan faktor
kesediaan narkoba itu sendiri. Faktor yang berasal dari dalam diri misalnya ; dorongan
untuk membuktikan keberanian, tindakan menentang otoritas terhadap orang tua, guru
atau terhadap norma-norma sosial, melepaskan diri dari rasa kesepian dan memperoleh
pengalaman sensasional dan emosional, untuk menghilangkan kegelisahan, frustasi dan
kepenatan hidup, mengikuti kemauan kawan-kawan demi rasa solidaritas, untuk iseng-
iseng dan didorong rasa ingin tahu3.
Faktor lingkungan.Salah satu lingkungan yang berperan sangat besar adalah
keluarga. Keluarga yang kurang harmonis (broken home) akan menciptakan suasana yang
tidak nyaman bagi anggotanya. Anggota keluarga tidak betah tinggal dirumah, mudah
putus asa dan frustasi.Akibatnya mereka cenderung mencari pelarian di luar rumah. Hal
ini akan sangat beresiko terjerumus pada tindakan yang menyimpang termasuk
penyalahgunaan narkoba.
Pola asuh orangtua dan pola komunikasi juga dapat menyebabkan terjadinya
penyalahgunaan narkoba. Menurut penelitian, pola asuh otoriter cenderung membentuk
karakter memberontak pada anak, sedangkan pola asuh permisif (serba boleh, longggar
2
Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
3
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya (Jakarta: Erlangga, 2013), hal. 71
tanpa pengawasan) dapat membentuk karakter anak yang kurang disiplin, kurang
tanggungjawab dan mental yang rapuh4. Kurang perhatian, dan kasih sayang dari orang
tua (misalnya karena orangtuanya sangat sibuk) juga dapat menjadi pemicu
terjerumusnya para remaja pada narkoba.
Keluarga adalah bagian penting dalam upaya pencegahan penyalahgunaan
narkoba, pengobatan maupun pemulihannya.Keterlibatan keluarga dalam pencegahan
narkoba merupakan suatu keharusan.Salah satu pendekatan dalam bimbingan konseling
adalah konseling keluarga.Konseling keluarga merupakan penerapan konseling pada
situasi khusus yang memfokuskan pada masalah-masalah yang berhubungan dengan
situasi keluarga dan penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga 5.
Konseling keluarga menjadi pilihan yang tepat dalam mengatasi berbagai
persoalan karena hampir tidak ada persoalan yang lepas dari pengaruh sistemiknya,
terlebih masalah penyalahgunaan narkoba.Konseling keluarga dapat memfasilitasi
seluruh anggota keluarga untuk menjalankan peran dan tanggungjawabnya.
Kenyataan menggambarkan di lapangan bahwa dengan adanya konseling
keluarga, pada umumnya sudah dapat menangani berbagai permasalahan .Salah satunya
adalah menangani masalah penyalahgunaan napza di kalangan remaja.Sudah tentu hasil
dari penanganan permasalahan ini sangat penting untuk dikaji dan dikembangkan lebih
lanjut.Salah satunya dengan menggunakan pendekatan spiritual sebagai kearifan lokal
mengingat di Indonesia khususnya adalah masyarakat yang memposisikan agama sebagai
bagian penting dalam kehidupan.
Fenomena dimasyarakat menunjukkan besarnya minat dan perhatian terhadap
dimensi spiritual dan juga ketertarikan masyarakat pada penyelesaian masalah yang
menekankan solusi spiritual.Misalnya, banyak orang yang datang pada para Kiai bukan
untuk menanyakan masalah hukum agama tetapi justru mengadukan masalah kehidupan
pribadinya untuk meminta jalan keluar baik berupa nasehat, saran, meminta do’a-do’a
untuk kesembuhan penyakit, keselamatan dan ketenangan jiwa, maupun jalan kelar
maslah dalam keluarganya.Fenomena tersebut merupakan satu hal yang perlu
4
Hurlock, Elizabeth, B. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Terj. Istiwidayanti, Soedjarwo, (Jakarta : Erlangga, 1997), hal. 198
5
Latipun, Psikologi Konseling, (Malang : UPTenerbitan Universitas Muhammadiyah
Malang, 2008), Edisi ketiga,hal. 205-206
dipertimbangkan dalam pengembangan ilmu bimbingan konseling khususnya konseling
keluarga.
Selain itu, dalam konteks pencegahan penyalahgunaan narkoba, agama memegang
peran yang sangat penting karena niai-nilai agama dapat mendidik remaja memiliki rasa
tanggung jawab dan dapat memberikan daya tolak pada remaja terhadap perilaku yang
menyimpang dan dilarang dalam agama. Presfektif ini akan mampu memberi sumbangan
positif bagi terwujudnya kehidupan sosial yang sehat bagi remaja secara material maupun
secara moral sehingga dapat menjadi benteng pertahanan dari pengaruh buruk
lingkungan6.
Penguatan nilai-nilai agama dalam keluarga menjadi sangat utama dan pertama
karena keluarga berfungsi memberikan landasan bagi pengembangan anak berikutnya
dalam segala aspeknya.Dalam konteks penyalahgnaan narkoba keluarga menjadi bagian
penting bagi keberhasilan pencegahan, pengobatan maupun pemulihannya.
Dalam Islam, keluarga ideal disebut dengan keluarga sakinah, mawaddah
warohmah. Dalam ensiklopedi Islam, keluarga sakinah adalah keluarga yang didalamnya
terdapat ketenteraman, ketenangan, kedamaian, rahmat dan tuma’ninah yang berasal dari
Allah SWT7. Hal ini berarti keluarga sakinah adalah sebuah keluarga di mana pasangan
suami istri dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupannya penuh dengan
ketenangan, bahagia dan sejahtera baik lahir maupun bathin, suami bisa membahagiakan
istri dan sebaliknya, serta keduanya mampu mendidik anak-anaknya agar menjadi anak
yang sholeh dan sholehah.
Terkait beberapa hal di atas dan melihat kenyataan bahwa masalah
penyalahgunaan napza di kalangan remaja di Indonesia semakin memprihatinkan, dengan
presentse kasus dari tahun ke tahun selalu meningkat maka diperlukan adanya
keseimbangan pengembangan aspek intelektual (kognitif) dengan pengembangan non
kognitif seperti pengembangan aspek emosi dan spiritual, karena keduanya memiliki
nilai yang sangat penting dalam kehidupan manusia, baik di lembanga pendidikan formal
(sekolah) maupun non farmal yakni keluarga dan masyarakat.
6
Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal. 6.
7
Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), hal. 202
Berdasarkan uraian berbagai isyu di atas maka diperlukan adanya keseimbangan
pengembangan aspek intelektual (kognitif), aspek fisik, aspek emosi dan spiritual dalam
keluarga karena semua aspek tersebut memiliki nilai yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian ini diajukanyakni untuk
merancang model interaksi atau model perlakuan (treatment) untuk mencegah
keterlibatan remaja dalam penyelahgunaan napza, yakni konseling keluarga yang
berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam, yang dapat mengkontribusi pendidikan afeksi yang
lebih komprehensif melalui penanaman nilai-nilai, penemuan makna hidup, semangat
spisitual dalam kehidupan sehari-hari, penghayatan terhadap nilai, dan sebagainya dalam
keluarga.
Penelitian ini bertujuan mengembangkan model bimbingan keluarga sakinah
untuk mencegah penyalahgunaan narkoba pada remaja.Secara lebih khusus penelitian ini
bertujuan untuk (1).Mendeskripsikan kecenderungan penyalahgunaan narkoba pada
mahasiswa tahun pertama Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam. (2). Mendeskripsikan persepsi mahasiswa tahun pertama terhadap
penerapan nilai-nilai agama dalam keluarga. (3). Mengetahui efektivitas bimbingan
keluarga sakinah secara teoritik melalui validasi oleh pakar bimbingan dan konseling. (4).
Mengetahui pengaruh bimbingan keluarga sakinah terhadap kecenderungan
penyalahgunaan narkoba pada remaja.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan pengembangan (research and
development atau R&D).sebuah pendekatan yang mengembangkan dan memvalidasi
produk. Pendekatan ini banyak digunakan dalam pendidikan. Langkah-langkah dari
proses ini menurut Borg and Gall biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri
dari mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan
dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam
pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya , dan merevisinya untuk memperbaiki
kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian8.
8
Borg and Gall. Educational Research, An Introduction. New York and London. Longman
Inc., 1983)
Penelitian dilakukan pada dua tahap, tahap pertama fokus penelitian adalah pada
analisis kebutuhan, pengujian model secara teoretik, dan tahap kedua fokus pada uji
pengaruh model secara emperik pada populasi skala kecil.Secara rinci penelitian
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
a. Perencanaan ; mengumpulkan data dan mempelajari masalah penyalahgunaan
narkoba pada remaja dan penerapan nilai-nilai agama dalam keluarga
b. Pengembangan ; merumuskan tujuan bimbingan keluarga sakinah, indikator,
prosedur dan tahapan, dan uji validitas ahli
c. Uji Ahi ; uji ahli (untuk mengetahui kesalahan mendasar dalam desain bimbingan
keluarga sakinah) dan uji kelompok kecil/terbatas (untuk mengetahui efektifitas
produk/model).
d. Uji Coba kelompok kecil/terbatas ; untuk mengetahui efektifitas produk/model
(efektifitas bimbingan keluarga sakinah untuk mencegah penyalahgunaan narkoba
pada remaja)
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama program studi Bimbingan
Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang.Yang
berjumlah 115 orang Sampel ditentukan secara random , diperoleh jumlah responden
mahasiswasebanyak 35 orang atau 30 % dari populasi. Selanjutnya uji coba model secara
terbatas melibatkan sampel para mahasiswa tahun pertama berjumah 10 orang yang
memiliki skor kecenderungan penyalahgunaan terhadap narkobanya rendah.Selain itu
mereka tinggal dipalembang bersama orang tuanya.
Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yakni: (1)data
kecenderungan penyalahgunaan narkoba dan dianalisis secara deskriptif selanjutnya
dibandingkan dengan kriteria penilaian acuan normatif (Pan) skala lima, dengan
kualifikasi kecenderungan yang sangat tinggi, tinggi, sedang , rendah dan sangat rendah;
(2) data persepsi mahasiswa terhadap keluarganya dianalisis secara deskriptif dengan
teknik persentase; (3) data validasi model teoretik melalui ekpert judgement dianalisis
dengan Gregory; dan (4) data hasil eksperimen untuk menguji pengaruh bimbingan
keluarga sakinah terhadap kecenderungan penyalahgunaan narkoba dianalisis dengan t-
test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Objektif Tingkat Kecenderungan penyalahgunaan
narkobaRemaja(mahasiswa Tahun Pertama program studiBPI Fakultas Dakwah dan
Komunikasi)
Kondisi objektif tentang tingkat kecenderungan penyalahgunaan
narkobamahasiswa tahun pertama(mahasiswa tingkat pertama Jurusan BPIFakultas
Dakwah dan Komunikasi) diperoleh dari hasil penyebaran kecenderungan
penyalahgunaan narkoba yang diberikan kepada 115mahasiswa tahun
pertamaprogram studi BPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Berdasarkan
penyebaran skala tersebut diperoleh gambaran tentang kecenderungan
penyalahgunaan narkoba sebagai berikut:
Tabel 1
Kondisi Awal Kecenderungan penyalahgunaan narkoba mahasiswa Tahun Pertama
Jurusan BPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi
No Kriteria Jumlah Prosentase
Mahasiswa
1 Tinggi 4 4,48 %
2 Sedang 20 17,39 %
3 Kurang 30 26,09 %
4 Rendah 61 53,04 %
Jumlah 115 100 %
SEBELUM SESUDAH
Mean 203,8 162,3
Variance 971,0667 1852,456
Observations 10 10
Pearson Correlation 0,870736
Hypothesized Mean
Difference 0
df 9
t Stat 5,941722
P(T<=t) one-tail 0,000109
t Critical one-tail 1,833113
P(T<=t) two-tail 0,000218
t Critical two-tail 2,262157
Selanjutnya hasil uji wilcoxon menunjukan bahwa Asymp. Sing. (2-
tailed) sebesar 0,005<0,5 maka Ho (hipotesis Nol) di tolak dan Ha (hipotesis
alternatif) diterima dan jadi dapat disimpulkan bahwa model bimbingan keluarga
sakinah efektif untuk mencegah kecenderungan penyalahgunaan narkob
aremaja dengan sampel mahasiswa tahun pertama di jurusan BPIFakultas
Dakwah dan Komunikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika keluarga memberikan
kenyamanan bagi semua anggotanya, hubungan antar anggota saling
menghormati, menghargai, semua anggota keluarga menjalankan perannya
masing-masing dengan penuh tanggungjawab maka akan lahir pribadi-pribadi
yang positif, dan mampu memilah dan memilih secara bijaksana dan
bertanggungjawab atas segala tindakan. Jika semua anggota keluarga memiliki
kualitas pribadi yang positif maka dapat dipastikan bahwa merekatidak mudah
terpengaruh hal negative lingkungannya termasuk penalahgunaan narkoba.
Penyalahgunaan narkoba menurut Sykes dan Matza sebagaimana
dikutip oleh Santoso dan Silalahi, salah satunya disebabkan adanya anggapan
di kalangan remaja yang menyatakan dirinya merupakan korban dari orangtua
yang tidak mengasihi anak, lingkungan pergaulan yang buruk, atau berasal dari
tempat tinggal yang kumuh9.
Salah perlakuan atau kondisi kesalahan pola asuh pada anak sangat
berpengaruh besar pada penggunaan narkoba. Kondisi tersebut adalah sikap
orangtua yang terlalu memanjakan, selalu mengikuti kemauannya dan tidak
99
Topo Santoso dan Anita Silalahi, Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja : Suatu Perspektif.
Jurnal Kriminologi IndonesiaVol. 1 No.I September 2000, hal. 42
memperkenalkan cara mematuhi aturan, tidak memupuk ketekunan, tidak
memupuk kepercayaan diri, dan tidak mengenalkan cara untuk berempati pada
orang lain. Ini merupakan kelemahan ketika memasuki masa rawan di usia
remaja.
Kondisi di atas berdampak pada hilangnya kesempatanbagi anak
untuk membentuk ego berupa kepercayan diri dan citra diri yang baik.
Sementara hal itu dibutuhkan dimana bila kekuatan ego ini terbentuk sejak usia
balita, anak akan tumbuh sebagai pribadi yang tidak mudah putus asa, tidak
mudah ikut-ikutan dan sanggup menolak pengaruh negatif dari lingkungannya
SIMPULAN
Layanan bimbingan dan konseling di masyarakat belum terlaksana karena belum
adanya pihak yang secara khusus bertugas memberikan bimbingan.Bimbingan keluarga
selama ini baru sebatas bimbingan prankah, bimbingan mediasi bagi pasangan yang
mengajukan perceraian yang dilaksanakan oleh KUA. Bimbingan lain dilaksanakan oleh
para tokoh agama/ustazd melalui ceramah/khutbah, tetapi tidak terprogram secara
sistematis. Apalagi jika disesuaikan dengan prosedur Bimbingan konseling
Kecenderungan remaja dalam penyalahgunaan narkoba sebelum orangtuanya
mendapat bimbingan keluarga sakinah dalam katagori rendahmelalui penyebaran
skalakecenderungan penyalahgunaan narkoba.
Model bimbingan keluarga sakinah untuk mencegah penyalahgunaan narkoba
pada remaja terdiri dari 7 (tujuh) komponen yaitu : 1) rasional 2) pengertian, 3) visi dan
misi, 4) tujuan, 5) isi bimbingan keluarga sakinah, 6) tahapan pelaksanaan, 7) evaluasi.
Model ini dilengkapi dengan panduan bimbingan keluarga sakinah.
Model bimbingan keluarga sakinah yang diberikan kepada orangtua efektif
mencegah penyalahgunaan narkoba pada remaja. Berdasarkan analisis akhir,
kecenderungan penyalahgunaan narkoba mengalami penurunan yang signifikan setelah
orangtuanya diberikannya layanan bimbingan keluarga sakinah dibandingkan sebelum
orangtuanya diberikannya layanan bimbingan keluarga sakinah.
DAFTAR PUSTAKA
Borg and Gall. Educational Research, An Introduction. (New York and London.
Longman Inc., 1983)
Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997)
Hurlock, Elizabeth, B. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Terj. Istiwidayanti, Soedjarwo, (Jakarta : Erlangga, 1997)
Latipun, Psikologi Konseling, (Malang : UPTenerbitan Universitas Muhammadiyah
Malang, 2008), Edisi ketiga.
Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991)
Topo Santoso dan Anita Silalahi, Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja : Suatu
Perspektif. Jurnal Kriminologi IndonesiaVol. 1 No. I September 2000
Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya (Jakarta:
Erlangga, 2013)
Latipun, Psikologi Konseling, (Malang : UPTenerbitan Universitas Muhammadiyah
Malang, 2008), Edisi ketiga.
Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika