Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang mana berkat Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan judul “PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DISGRAFIA”
Shalawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW yang melalui ajarannya telah membawa dan menuntun kami dari
zaman kegelapan menuju zaman yang penuh dengan kecanggihan seperti sekarang
ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang telah
turut membantu menyumbangkan fikiran dalam bentuk ide, gagasan, serta bentuk
lainnya sehingga penyusunan makalah ini bisa terselesaikan, terutama kepada
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Tanpa
bantuan dan dukungan semua pihak, maka makalah ini belum tentu dapat mencapai
proses akhir penulisan.
Penyusun sendiri menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala bentuk usaha kita. Amiiinn...
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap pembelajaran yang dilakukan di sekolah baik tingkat dasar
maupun menengah memiliki kesulitan-kesulitan tersendiri dalam diri siswa
maupun dalam proses pembelajarannya. Kesulitan-kesulitan itu memang
menjadi lumrah dan sebuah keniscayaan jika kesulitan-kesulitan itu tidak akan
ada serta muncul dikarenakan dipengaruhi banyak faktor baik dari internal
bagian-bagian yang terlibat seperti siswa dan guru, juga dipengaruhi faktor
eksternal. Setiap pihak yang ada di dalamnya harus bersama-sama dan
berkolaborasi untuk mencari solusi atas kesulitan yang dihadapi supaya tujuan
akhir pembelajaran dapat tercapai.
Salah satu kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran adalah
kesulitan menulis. Padahal, menulis merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh siswa sebagai upaya untuk mendokumentasikan apa yang ada
dalam pikiran dan benak siswa. Menulis juga merupakan proses yang kompleks,
proses ini melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental. Menulis dilakukan
untuk keperluan mencatat dan komunikasi.
Kesulitan menulis tidak hanya menimbulkan masalah bagi anak namun
juga menimbulkan masalah bagi guru. Kesulitan dalam hal menulis terjadi pada
5-10% dari seluruh anak di dunia. Kesulitan menulis biasa disebut sebagai
Disgrafia, umumnya terjadi pada anak-anak pada awal-awal masuk sekolah,
namun hal ini juga bisa terjadi pada siswa pada tingkat sekolah yang lebih tinggi
dengan kadar kesulitan yang relatif lebih ringan. Kesulitan menulis harus dapat
disolusikan baik oleh guru pengampu maupun siswa itu sendiri, pendampingan
yang cukup, pemberian motivasi yang tepat dan juga menggunakan banyak
bantuan metode ataupun alat juga dapat membantu siswa keluar dari kesulitan
menulis. Dalam makalah ini, penyusun mencoba memaparkan dan menelaah
lebih lanjut tentang bagaimana menerapkan pendidikan dan bimbingan bagi
ABK Disgrafia.
-1-
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini
berdasarkan permasalahan pada latar belakang tersebut adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Disgrafia
2. Apa saja jenis Disgrafia
3. Faktor apa saja yang menjadi penyebab disgrafia
4. Bagaimana cara menerapkan pendidikan dan melakukan bimbingan bagi
anak disgrafia
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengetian dari disgrafia
2. Mengetahui jenis-jenis disgrafia
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab disgrafia
4. Untuk mengetahui cara menerapkan pendidikan dan melakukan bimbingan
bagi anak disgrafia
-2-
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Disgrafia
Disgrafia adalah kelainan sebagai akibat gangguan integrasi visual
motorik yang ditandai dengan adanya gangguan atau kesulitan dalam mengikuti
satu atau lebih bentuk pengajaran menulis dan keterampilan yang terkait dengan
menulis, seperti mendengarkan, berbicara, dan membaca.
Menurut Muhammad dalam bukunya Special Education for Special
Children pedoman khusus anak-anak dengan ketunaan dan Learning
Disabilities (2008:137) “disgrafia adalah masalah pembelajaran spesifik yang
berdampak pada kesulitan dalam menyampaikan hal yang ada dalam pikiran
dalam bentuk tulisan yang akhirnya malah menyebabkan tulisan menjadi
buruk”.
Menurut situs Understood.org, gejala disgrafia dibagi menjadi 6
kategori, yaitu visual-spasial, motorik halus, pengolahan bahasa, menulis dan
mengeja, tata bahasa, dan organisasi bahasa.
Untuk lebih jelasnya, beberapa gejala disgrafia pada anak adalah:
1. Gangguan Visual-spasial
Kesulitan mengenali bentuk dan spasi antar huruf,
Kesulitan mengelompokkan huruf dari kiri ke kanan,
Kesulitan menulis dalam garis dan batas,
Kesulitan membaca peta, gambar, atau menggambar ulang bentuk,
Sangat lamban dalam menulis ulang.
-4-
Tidak memberikan fakta dan detil penting,
Memberikan terlalu banyak informasi saat bercerita,
Berasumsi orang lain selalu mengetahui apa yang ia bicarakan,
Menulis kalimat yang lompat-lompat atau tidak urut,
Lebih baik mengutarakan ide jika dibicarakan, bukan ditulis.
B. Jenis-jenis Disgrafia
Kendell dan Stefanyshyn (2012), membedakan jenis-jenis disgrafia
menjadi 5, yaitu:
1. Disleksia Dysgraphia
Adalah bentuk disgrafia yang ditandai dengan tulisan tangan anak
tak terbaca, huruf, dan tanda baca yang dibuat anak salah..
2. Motor Dysgraphia
Karena kekurangan keterampilan motorik halus, tidak tangkas, otot
kaku, sehingga gerakan tangannya tampak “kikuk”. Jika diminta untuk
menulis memerlukan tenaga ekstra, bentuk tulisan sering miring karena
memegang objek penulisan salah, tetapi pemahamannya tentang ejaan tidak
terganggu.
3. Dysgraphia Spasial
Adalah anak yang mengalami gangguan dalam pemahaman ruang .
tulisan anak terbaca, anak bisa menyalin, pemahaman ejaan normal, tetapi
tulisannya sering berada di atas garis atau di bawah garis, jarak antarkata
juga tidak konsisten.
4. Fonologi Dysgraphia
Ditandai dengan anak mengalami gangguan fonologi, jenis ini
umumnya di derita pada anak yang berbahasa asing seperti bahasa Inggris
dan bahasa barat lainnya yang di dalamnya terdapat perbedaan antara ejaan
dan bunyi.
-5-
5. Leksikal Dysgraphia
Disgrafia jenis ini sama dengan disgraphia fonologi, tetapi lebih
terjadi pada kata-kata yang tidak sama antara ejaan dan lafalnya, seperti
pada bahasa Inggris dan Perancis.
-6-
1. Aktivitas menggunakan papan tulis,
2. Bahan lain untuk latihan gerakan menulis,
3. Posisi duduk ketika akan menulis,
4. Posisi kertas yang dijadikan sebagai bahan untuk ditulis,
5. Cara memegang pensil,
6. Jenis kertas stensil atau karbon,
7. Melakukan kegiatan menjiplak,
8. Menggambar di antara dua garis,
9. Titik-titik,
10. Menjiplak dengan semakin dikurangi,
11. Menggunakan buku bergaris tiga,
12. Menggunakan kertas dengan garis pembatas,
13. Memperhatikan tingkat kesulitan penulisan huruf,
14. Bantuan verbal, dan
15. Penggunaan kata dan kalimat.
-7-
2. Koordinasi mata dan tangan, keterampilan ini dilakukan melalui kegitan
menggambar lingkaran dan bentuk geometri lainnya.
3. Diskriminasi visual, keterampilan ini dilakukan dengan latihan
membedakan bentuk, ukuran dan warna
-8-
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Disgrafia adalah
kelainan sebagai akibat gangguan integrasi visual motorik. Anak-anak normal
dan anak disgrafia secara fisik dan psikologis pada umumnya sama, tetapi ketika
dalam proses belajar di dalam kelas, anak disgrafia terlihat sulit atau lambat
dalam menulis. Disgrafia pada umumnya tidak terkait dengan kemampuan
lainnya. Anak-anak disgrafia bisa saja normal dalam berbicara, dan normal
dalam keterampilan motorik lainnya, tetapi mengalami hambatan dalam
menulis.
Berdasarkan berbagai penyebab yang dikemukaan di atas menunjukkan
bahwa penyebab disgrafia tidak terkait dengan masalah kemampuan intelektual,
kemalasan, asal-asalan dalam menulis, dan bukan karena tidak mau belajar,
tetapi karena satu atau beberapa ganggunguan. Jadi guru tidak boleh memfonis
bahwa anak yang berkesulitan menulis adalah anak yang malas dan boboh.
Bahkan guru harus berusaha membantu anak-anak disgrafia agar dapat menulis
seperti anak-anak yang normal lainnya. Guru perlu mencermati anak-anak yang
menderita disgrafia secara individual agar diketahui karakteristik dan jenis
disgrafia masing-masing anak yang akan dibantu dalam belajar menulis.
Pemahaman ini penting agar penganannya dapat dilakukan dengan tepat.
B. Saran
Anak-anak disgrafia merupakan anak yang berkesulitan di dalam belajar
(learning disorder). Guru harus yakin bahwa anak-anak disgrafia bisa dibantu
dalam hal menulis asalkan guru memiliki pengetahuan yang cukup tentang ciri-
ciri dan gejala-gejala disgrafia. Selanjutnya diharapkan guru mampu berusaha
untuk mengidentifikas ciri-ciri dan gejala-gejala yang muncul pada anak
disgrafia berkaitan dengan hambatannnya dalam belajar nenulis. Dari hasil
identifikasi tersebut kemudian guru menentukan strategi pembelajaran menulis
yang tepat untuk membantu anak dalam menulis.
-9-
Tidak kalah pentingnya dengan penetapan strategi adalah pentingnya
memelihara sikap positif terhadap anak penderita disgrafia. Sikap positif
terhadap anak disgrafia dapat membangun motivasi pada anak untuk belajar
menulis. Dengan sikap positif ini sekaligus dapat menghilangkan frustasi bagi
guru, orang tua dan anak dalam aktivitas belajar mengajar menulis.
- 10 -
DAFTAR PUSTAKA
https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/tiffany/gejala-gangguan-belajar-
pada-anak/3
https://www.alodokter.com/disgrafia-kondisi-ketika-anak-mengalami-gangguan-
menulis
https://www.kanalpengetahuan.com/pengertian-disgrafia-dan-penyebabnya
https://www.academia.edu/23712010/Disgrafia
- 11 -