Laporan Proses Teknik Kimia I Resin Urea Formaldehid
Laporan Proses Teknik Kimia I Resin Urea Formaldehid
Laporan Proses Teknik Kimia I Resin Urea Formaldehid
Disusun Oleh :
Kelompok 3 (A4)
Resin urea-formaldehid adalah salah satu contoh polimer yang merupakan hasil
kondensasi urea dengan formaldehid. Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
Urea-Formaldehid adalah katalis, temperatur, waktu reaksi, perbandingan mol
reaktan, dan penambahan bahan aktif. Tujuan dari percobaan ini adalah
mempelajari pengaruh perubahan kondisi reaksi terhadap kecepatan reaksi dan
hasil pada tahap intermediate. Bahan- bahan yang digunakan dalam percobaaan
resin urea formaldehid yaitu urea, ammonia pekat, asam klorida, etanol, indikator
PP, natrium karbonat, natrium sulfat dan formalin. Prosedur kerja yang dilakukan
yaitu 80 ml formalin ditambah dengan katalis ammonia (NH 3 25%) dan buffering
agent (Na2CO3) dicampur sampai merata, kemudian diambil 10 ml sampel sebagai
sampel nomor 0. Selanjutnya dimasukkan urea dan diambil sampel 10ml untuk
nomor 1. Kemudian dipanaskan sampai mendidih dan di ambil sampai sampel
nomor 5 sebanyak 10ml. Setiap sampel akan diuji nilai pH, densitas, viskositas
dan kadar formaldehid. Hasil dari percobaan ini diperoleh densitas untuk sampel
0,1,2,3,4,5 adalah sebesar 1,184 gr/ml, 1,128 gr/ml, 1,1284 gr/ml, 1,129 gr/ml,
1,276 gr/ml, 1,278 gr/ml. Untuk viskositas dari sampel 0,1,2,3,4,5 adalah 0,182
cp, 0,220 cp, 0,248 cp, 0,273 cp, 0,298 cp, 0,318 cp. Kadar formaldehid bebas
pada sampel 0,1,2,3,4,5 adalah 3,9 N, 3 N, 3 N, 2,7 N, 2,265 N, 2,265 N dan pH
pada sampel 0,1,2,3,4,5 adalah 13,13,13,13,13, dan 13. Kesimpulan dari
percobaan ini didapat bahwa densitas dan viskositas sampel meningkat dengan
bertambahnya waktu dan cenderung konstan selama reaksi berlangsung.
Resin adalah sintesa senyawa organik dengan berat molekul yang besar
yang dibuat melaui reaksi kimia antar dua molekul yang sama atau berbeda
dengan menggunakan katalis pada kondisi tertentu. Resin dapat dibagi menjadi
dua bagian yaitu:
a. Resin Alami
Resin alami merupakan campuran dari asam karboksilat yang didapat
secara alami di alam. Misalnya: damar, karet alam.
b. Resin Sintesis
Resin sintesis merupakan senyawa polimer yang mempunyai berat
molekul yang tinggi yang dihasilkan dari reaksi dua senyawa atau lebih. Resin
sintesis lebih banyak digunakan dari pada resin alami, karena resin sintetik lebih
murah harganya dan mudah untuk dimurnikan. Resin sintetik lebih stabil dan
seragam dibandingkan dengan resin alami, karena dibuat dibawah kondisi
pengontrolan sehingga kemungkinan untuk terbentuknya impuritis itu sedikit
(Penuntun Praktikum PTK I, 2016).
Konversi kimia pada resin umumnya merupakan reaksi polimerisasi,
dimana molekul-molekul sederhana bereaksi membentuk polimer. Reaksi utama
pada pembentukan polimer adalah reaksi kondensasi dan adisi. Reaksi kondensasi
merupakan reaksi terjadinya pelepasan molekul- molekul kecil, misalnya H 2O dan
metanol. Sedangkan reaksi adisi adalah pembuatan ikatan rangkap pada reaktan
tanpa disertai pembentukan produk samping.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Formaldehid (37%) 80 ml
2. Urea 96,3 gram
3. Natrium sulfat (0,8N) Secukupnya
4. Natrium karbonat 3,74 gram
5. Asam klorida (0,5N) Secukupnya
6. Etanol 100 ml
7. Fenolftalein Secukupnya
8. Amonia pekat 92,25 ml
9. PH Universal Secukupnya
3.2 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Kedalam labu leher tiga dimasukkan formalin sebanyak 80 ml.
2. Ditambahkan katalis (amoniak pekat) sebanyak 92,25 ml dari massa total
campuran dan kemudian campuran ditambahkan buffering agent (Na2CO3)
sebanyak 18% dari masa katalis.
3. Diaduk campuran sampai rata dan diambil sebanyak 10 ml sampel sebagai
sampel no 0 untuk dianalisa.
4. Dimasukkan urea sebanyak 96,3 gr kedalam labu leher 2 secara perlahan-
lahan kemudian diaduk hingga rata.
5. Diambil 10 ml sampel sebagai sampel nomor 1 untuk dianalisa.
6. Dipanaskan campuran sampai mendidih dan diambil sebanyak 10 ml
sampel nomor 2 untuk dianalisa.
7. Diatur pengambilan sampel sebanyak 10 ml dengan selang waktu 10
menit.
C. Analisa pH
Adapun cara menganalisa pH adalah sebagai berikut:
1. Larutan sampel dimasukkan ke dalam beaker glass.
2. Dimasukkan pH meter ke dalam beaker glass tersebut.
3. Dilihat nilai derajat keasaman yang tertera pada alat tersebut.
4. Dan dicatat nilai derajat keasaman sampel tersebut.
4.1 Hasil
Adapun hasil dari percobaan Resin Urea Formaldehid (RUF) pada
praktikum ini didapatkan hasil sebagai berikut :
Massa piknometer kosong = 11,85 gram
Massa piknometer + air = 17,54 gram
Massa air = 5,69 gram
4.2 Pembahasan
Pada percobaan yang telah dilakukan yaitu mengenai pembuatan resin urea
formaldehid (RUF) diketahui bahwa resin urea formaldehid terjadi karena adanya
reaksi antara formalin dan urea, dengan bantuan katalis. Perbandingan jumlah
formalin dengan urea yang digunakan pada percobaan ini adalah 2:3, sehingga
untuk volume formaldehida sebanyak 80 ml ditambahkan urea sebanyak 96,3
gram. Untuk katalis yang ditambahkan yaitu katalis NH 3 sebanyak 10% dari
massa total campuran yaitu sebanyak 208,04 gr. Fungsi penambahan katalis yaitu
agar dapat menurunkan energi aktivasi dengan menyerap panas sehingga reaksi
menjadi lebih cepat dan juga dapat memutuskan ikatan rangkap yang berdampak
cepatnya reaksi terjadi. Untuk buffering agent yang ditambahkan pada percobaan
ini adalah Natrium Karbonat (Na2CO3) yaitu sebanyak 3,74 gram yang berfungsi
untuk menjaga keadaan campuran, baik dari pH maupun suhu campuran.
Sedangkan suhu operasi yang digunakan adalah suhu sampai mencapai 60°C
sehingga campuran seluruhnya melarut dan mendidih.
Pada percobaan ini,reaksi pencampuran bahan dilakukan dalam labu leher
tiga dimana bahan yang digunakan adalah urea, amoniak, natrium karbonat,
natrium sulfat, formalin, dan phenolphthalein sebagai indikator untuk titrasi. Pada
percobaan ini dilakukan Analisa pH, kadar formaldehid bebas, densitas, dan
viskositas. Pengambilan sampel untuk dianalisis 10 menit sekali.
4.2.1. Hubungan Antara Waktu Dengan Densitas
Adapun hasil yang didapat sampel 0 dengan waktu 0 menit densitasnya
1,184 gr/ml, sampel 1 dengan waktu 0 menit densitasnya 1,28 gr/ml, sampel 2
dengan waktu 10 menit densitasnya 1,284 gr/ml, sampel 3 dengan waktu 20 menit
densitasnya 1,29 gr/ml, sampel 4 dengan waktu 30 menit densitasnya 1,276 gr/ml,
sampel 5 dengan waktu 40 menit densitasnya 1,278 gr/ml. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi densitas sampel antara lain yaitu konsentrasi, suhu dan waktu
sampel dipanaskan. Densitas (massa jenis) akan semakin meningkat apabila waktu
dipanaskan semakin lama. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi suhu yang
terjadi maka reaksi akan semakin cepat terbentuk resin urea formaldehid, sehingga
resin yang dihasilkan akan semakin banyak menyebabkan densitas semakin besar.
Waktu reaksi yang lama akan meningkatkan suhu pemanasan menuju suhu ideal
pembentukan resin tersebut sehingga molekul-molekul pada reaktan semakin aktif
bertumbukan dan mempercepat laju terbentuk resin. Konsentrasi Na2SO4 juga
mempengaruhi densitas sampel, semakin tinggi konsentrasi Na2SO4 maka
semakin tinggi pula viskositas sampel sehingga densitas akan mengalami
perubahan. Hubungan antara waktu dengan densitas dapat dilihat pada Gambar
4.1 sebagai berikut:
1.3
1.28
1.26
Densitas (gr/ml)
1.24
1.22
1.2
1.18
1.16
1.14
1.12
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu (menit)
Viskositas (cp)
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu (menit)
4
2
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu (menit)
3.5
3
Bebas (N)
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Waktu (menit)
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Waktu Dengan Kadar Formaldehid Bebas
Berdasarkan grafik siatas dapat dilihat bahwa hasil yang di dapat sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa Semakin lama waktu pemanasan
menyebabkan suhu campuran akan semakin meningkat menuju ke suhu ideal
pembentukan resin sehingga resin akan banyak terbentuk sedangkan kadar
formaldehid bebas semakin berkurang dan habis (Ratnaningtyas, 2012).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari percobaan yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan di antaranya sebagai berikut :
1. Kadar formaldehid bebas yang tertinggi terdapat pada sampel 0 yaitu 3,9
N dan kadar formaldehid bebas terendah terdapat pada sampel 5 yaitu
2,265 N.
2. Nilai pH yang konstan dikarenakan adanya penambahan larutan buffering
agent yaitu Na2CO3.
3. Hasil setiap sampel pH yang diperoleh yaitu 13.
4. Semakin lama waktu yang diperoleh maka densitas semakin meningkat,
semakin lama reaksi berlangsung maka semakin banyak produk yang
dihasilkan akan konstan apabila reaktan sudah terkonversi dan semakin
tinggi suhu maka akan semakin naik densitasnya, Semakin lama waktu
pemanasan menyebabkan suhu campuran akan semakin meningkat menuju
ke suhu ideal pembentukan resin.
5.2 Saran
Pada praktikum ini, Amonium bikarbonat (NH4HCO3) juga bisa
digunakan sebagai katalis dalam pembuatan resin urea formaldehid. Katalis ini
membantu dalam mengatur kecepatan reaksi dan menghasilkan resin dengan sifat
yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, C.I. 1993. Transport Process and Unit Operation 2nd. Allyn and
Bacon : Boston.
Mol formaldehid
masa formaldehida (37 %)
Mol =
BM Formaldehid
32.264 gr
= 30,03 gr/mol
= 1,07 mol
2. Penentuan Jumlah Urea
Mol Urea
3
Mol urea = x 1,07 mol
2
= 1,605 mol
Massa Urea
Massa urea = n × BM urea
= 1,605 × 60 gr/mol
= 96,3 gr
Massa Total
T = massa formalehida + massa urea +( massa katalis
+ massa buffering agent)
T = 87,2 + 96,3 +( 0,1 + 0,018T)
T = 183,5 gr + 0,118T
T – 0,118T = 183,5 gr
0,882T = 183,5 gr
183 ,5 gr
T =
0,882
T = 208,04
Massa Kataslis NH3 yang ditambahkan
Massa Katalis = 10% × 208,04
= 20,804 gr
Massa Katalis yang ditambahkan
NH3 25% =
25%
20,804 gr
=
25%
= 83,216 gr
N H 3 yang digunakan
Volume NH3 =
Densitas NH3
83,216 gr
=
0,902 gr/ml
= 92,25 ml
b. Sampel 1
Piknometer + sampel = 18,25 gr
massa sampel
ρ sampel =
volume
18 ,25 gr−11 ,85 gr
=
5 ml
= 1,28 gr/ml
c. Sampel 2
Piknometer + sampel = 18,27 gr
massa sampel
ρ sampel =
volume
18 ,27 gr−11, 85 gr
=
5 ml
= 1,284 gr/ml
d. Sampel 3
Piknometer + sampel = 18,30 gr
massa sampel
ρ sampel =
volume
18 ,30 gr−11 ,85 gr
=
5 ml
= 1,29 gr/ml
e. Sampel 4
Piknometer + sampel = 18,23 gr
massa sampel
ρ sampel =
volume
= 1,278 gr/ml
f. Sampel 5
Volume Titrasi = 8,75 ml
3 × volume titrasi × N HCl
Kadar Formaldehid =
volume sampel
3 × 8,75 ml × 0,5
=
5 ml
= 2,625 N
5. Perhitungan viskositas
massa air
ρ air =
volume
5 ,69 gr
=
5 ml
= 1,138 gr/ml
a. Sampel 0
ρ sampel
Sg sampel =
ρ air
gr
1,184
ml
=
gr
1,138
ml
= 1,040
µ = k × sg sampel × t
= 0,35 × 1,040 × 0,5
= 0,182 cp
b. Sampel 1
ρ sampel
Sg sampel =
ρ air
gr
1 ,28
ml
=
gr
1,138
ml
= 1,124
µ = k × sg sampel × t
= 0,35 × 1,124 × 0,56
= 0,220 cp
c. Sampel 2
ρ sampel
Sg sampel =
ρ air
gr
1,284
ml
=
gr
1,138
ml
= 1,128
µ = k × sg sampel × t
= 0,35 × 1,128 × 0,63
= 0,248 cp
d. Sampel 3
ρ sampel
Sg sampel =
ρ air
gr
1 ,29
ml
=
gr
1,138
ml
= 1,133
µ = k × sg sampel × t
= 0,35 × 1,133 × 0,69
= 0,273 cp
e. Sampel 4
ρ sampel
Sg sampel =
ρ air
gr
1,276
ml
=
gr
1,138
ml
= 1,121
µ = k × sg sampel × t
= 0,35 × 1,121× 0,76
= 0,298 cp
f. Sampel 5
ρ sampel
Sg sampel =
ρ air
gr
1,278
ml
=
gr
1,138
ml
= 1,123
µ = k × sg sampel × t
= 0,35 × 1,123 × 0,81
= 0,318 cp
6. Hasil Analisa pH
Sampel Waktu Ph
0 0 13
1 0 13
2 10 13
3 20 13
4 30 13
5 40 13
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT