Laporan Praktik Kerja Teknik Sipil
Laporan Praktik Kerja Teknik Sipil
Laporan Praktik Kerja Teknik Sipil
KEGIATAN MAGANG
PEMBANGUNAN JEMBATAN DAN OPRIT BOULEVARD 2 II
PEMBANGUNAN JALAN MANADO OUTER RING RIOAD III TAHAP II
BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I
PROVINSI SULAWESI UTARA
OLEH:
19021101076
FAKULTAS TEKNIK
MANADO
2022
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH:
FELINA MARSHELLA LIANTO
19021101076
Mengetahui, Menyetujui,
Dosen Kelas Dosen Pembimbing
Dr. Eng. Cindy Jeane Supit, ST., MT. Ir. Mecky R. E. Manoppo, MT.
NIP: 19740706 200112 2 002 NIP: 19640513 199303 1 003
Mengetahui,
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I
Provinsi Sulawesi Utara
PENDAHULUAN
a. Divisi Quantity adalah sebuah divisi yang mempelajari dan mengerjakan perhitungan
volume, penilaian pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak sehingga suatu pekerjaan
dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa, dan
dikendalikan.
Orang yang bekerja pada bidang quantity disebut dengan quantity surveyor. Tugas
quantity surveyor pada kontraktor secara umum adalah sebagai berikut:
- Bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barak untuk memberikan informasi
kebutuhan material yang harus didatangkan ke lokasi proyek pembangunan.
- Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan sisa pekerjaan
untuk keperluan pembuatan opname mandor/ pemborong dan untuk keperluan
engineering dalam membuat schedule pekerjaan pelaksanaan pembangunan.
- Mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa yang dihitung oleh
estimator.
- Mengecek setiap gambar shop drawing baru apakah terjadi perubahan dari apa yang
sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi perubahan maka tugas Quantity Surveyor adalah
menghitung ulang volume pekerjaan atau menghitung pada item pekerjaan tambah
kurang saja.
b. Quality engineer tugas utamanya adalah harus menjamin bahwa mutu material, mutu
hasil pelaksanaan pekerjaan memenuhi persyaratan/ketentuan dalam Dokumen Kontrak.
Dimana Quality Engineer harus benar-benar paham mengenai semua standar prosedur
pengujian laboratorium yang ditetapkan dalam Dokumen Kontrak dan mempunyai
pengetahuan mengenai teknologi bahan serta kendali mutu.
1. Pengendalian terhadap mutu bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor
berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Quality Engineer harus memahami benar metode test laboratorium dan lapangan yang
disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
2. Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Site Engineer, serta berupaya agar Site
Engineer dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan selalu mendapat informasi yang
diperlukan sehubungan dengan pengendalian mutu.
3. Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas pengaturan personil dan peralatan
laboratorium kontraktor agar pelaksanaan pekerjaan selalu didukung tersedianya
tenaga dan peralatan pengendalian mutu sesuai dengan dalam Dokumen Kontrak.
4. Melakukan pengawasan dan pemantauan atas pengaturan dan pengadaan Stone
Crusher dan Aspalt Mixing Plant atau peralatan lain yang diperlukan.
5. Melakukan pengawasan setiap hari semua kegiatan pemeriksaan mutu bahan dan
pekerjaan, serta segera memberikan laporan kepada Site Engineer setiap
permasalahan yang timbul sehubungan dengan pengendalian mutu bahan dan
pekerjaan.
6. Melakukan analisa semua hasil test, termasuk usulan komposisi campuran (JobMix
Formula), baik untuk pekerjaan aspal, soil cement, agregat dan beton, serta
memberikan rekomendasi dan justifikasi teknis atas persetujuan dan penolakan
usulan tersebut.
7. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan coring perkerasan jalan yang dilakukan oleh
kontraktor sehingga baik jumlah serta lokasi coring dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan persyaratan.
8. Menyerahkan kepada Site Engineer himpunan data bulanan pengendalian mutu paling
lambat tanggal 14 bulan berikutnya.
9. Himpunan data harus mencakup semua data tes laboratorium dan lapangan secara
jelas dan terperinci.
10. Memberi petunjuk kepada staf kontraktor, agar semua teknisi laboratorium dan staf
pengendali mutu mengenal dan memahami semua prosedur dan data cara
pelaksanaan tes sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi.
1 2 3 4 5 6 7 8
1,1000
CSL 0 ARAH
A MOLAS
a
2,0000
0
B CSL
6,2000
2,0000
ARAH
CSL CSL
JEMBATAN
C SOEKARNO
1,1000
20,000
2,5000
DENAH BALOK GIRDER DARI ABUTMENT 1 KE PIER
A1 25,600 m P1
C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
C8
C9
C10
DENAH BALOK GIRDER DARI PIER KE ABUTMENT 2
C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
C8
C9
C10
C11
C12
C13
BAB II
URAIAN MATERI
2.1 Pondasi
Pondasi adalah bagian dari suatu sistem struktur bawah (sub structure) yang
menahan berat sendirinya dan seluruh beban gaya dari struktur atas, kemudian
meneruskannya ke lapisan tanah dan batuan yang terletak di bawahnya. Beban dari
kolom yang bekerja pada pondasi ini harus disebar ke permukaan tanah yang cukup luas
sehingga tanah dapat memikul beban dengan aman.
Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah dasar
atau tanah keras yang terletak jauh dari permukaan. Jika kedalaman pondasi dari muka
tanah adalah lebih dari lima kali lebar pondasi (D > 5B) maka disebut pondasi dalam.
Pondasi dalam digunakan apabila tanah dasar sebagai tempat peletakan pondasi tidak
mempunyai daya dukung yang cukup untuk menahan beban yang bekerja di atas, atau
apabila tanah dasar tersebut letaknya sangat dalam. Salah satu jenis pondasi dalam yaitu
Pondasi Tiang.
Pondasi tiang digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak
mampu mendukung bebannya dan tanah kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat
dalam. Dalam penggunaannya pondasi tiang bisa dipakai sebagai pendukung struktur
yang didirikan di darat maupun di air tetapi mungkin bentuk tiangnya yang berbeda.
Pondasi bore pile merupakan sebuah pondasi dalam yang berbentuk tabung silinder
panjang yang terdiri dari campuran tulang beton dengan dimensi tertentu yang di pasang
di dalam tanah. Pondasi bore pile dicor langsung di lokasi konstruksi (menggunkan
semen ready mix) dengan instalasi besi serta pengecoran beton lokal. Dimana dilakukan
dengan metode pengeboran berulang dengan tingkat getaran yang rendah.
Fungsi utama dari penggunaan detail pondasi bore pile adalah untuk menopang
dasar tanah pada bawah bangunan yang tidak memiliki daya dukung yang cukup kuat
sebab bore pile ini difungsikan untuk mengalirkan beban berat konstruksi seperti
jembatan, gedung tinggi, dan kompleks industri besar, sehingga kedalamannya harus
sampai pada tingkat kekerasan daya dukung tanah yang dibutuhkan untuk pondasi dasar
konstruksi bangunan.
2.2 Abutment
Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilar-
pilar jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban hidup (Angin, kendaraan, dll)
dan mati (beban gelagar, dll) pada jembatankemudian menyalurkan kepondasi, beban
tersebut selanjutnya disalurkan ke tanah oleh pondasi.
Retaining wall adalah salah satu struktur bangunan yang berfungsi untuk menjaga
kestabilan dari suatu timbunan tanah, sehingga timbunan tersebut tidak mengalami geser atau
longsor.
Retaining wall dibangun dengan tujuan untuk menahan timbunan tanah serta tekanan-
tekanan akibat beban-beban lain seperti beban merata, beban garis, tekanan air dan beban
gempa.
- Geseran dan penurunan badan dinding terhadap tekanan tanah lateral atas badan
dinding.
- Momen geser atau lentur alas pada badan dinding yang disebabkan oleh pembebanan
dinding menghasilkan tekanan tanah di atas telapak (atau alas) dinding.
2.4 Beton
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang setara,
agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk massa
padat. Jenis beton menurut kuat tekan dibagi menjadi tiga, yaitu beton mutu rendah
dengan kuat tekan kurang dari 20 MPa, beton mutu sedang dengan kuat tekan berkisar
antara 21 Mpa - 40 MPa, dan beton mutu tinggi dengan kuat tekan lebih dari 41 MPa
(SNI 03-2847-2002). Jenis beton berdasarkan berat satuan dibagi menajdi tiga, yaitu
beton ringan, beton normal, dan beton berat dengan berat satuan lebih dari 2500 kg/m 3.
Beton normal sendiri adalah beton yang mempunyai berat isi 2200-2500kg/m3
menggunakan agregat alam yang dipecah ataupun tidak dipecah yang menggunakan
bahan tambah sesuai dengan SNI 03-2834- 2000. Dalam PBI N.I.-2 telah tercantum
mengenai perbandingan kekuatan tekan beton normal pada umur beton tertentu yang
tercantum dalam Tabel 1 berikut:
Beton Memadat Sendiri (self compacting concrete, SCC) adalah beton yang tidak
memerlukan penggetar untuk pemadatannya. Beton ini dapat ,engalir karena beratnya
sendiri, sehingga dapat mengisi penuh acuan dan memperoleh hasil beton yang padat dan
kedap tanpa pemadatan, bahkan pada penulangan yang rapat. Untuk mengurangi
pengurangan air diperlukan penambahan zat aditif.
Menurut As’ad (2009) keunggulan SCC dibandingkan dengan beton normal
adalah:
a. Ditinjau dari keadaan segar, SCC memiliki kemampuan mengalir dan memadat
mandiri,
b. Pencetakan beton dapat dilakukan tanpa menggunakan alat penggetar beton (vibrator),
sehingga kondisi di proyek pada saat melakukan pemadatan beton tidak bising.
c. Beton dapat dicetak dengan ukuran yang tipis.
2.5 Slump Test dan Slump Flow Test Beton
a. Slump Test Beton merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa
kental adukan beton yang akan di produksi. Dari kualitas sebuah mix design beton, perlu
dilakukan pengujian dari kadar kekentalan beton itu sendiri agar mencapai kuat tekan
beton sesuai rencana.
Slump test ini bertujuan untuk menguji kekentalan beton segar agar beton yang di
produksi dapat mencapai kekuatan mutu beton dan nilai slump test yang baik serta agar
beton yang di produksi di batching plant akan sesuai dengan rencana kerja dari sebuah
bangunan yang akan di bangun.
Alat uji Slump Test, yaitu cetakan kerucut abrams, tongkat penusuk, alas penguji
slump test, mistar pengukur, sendok/sekop kecil, gelas ukur/silinder ukur, wadah untuk
material beton.
Nilai slump yang biasa digunakan sekitar 8 cm hingga 12 cm.
b. Slump flow test ini bertujuan Untuk menentukan “filling ability” baik di laboratorium
maupun di lapangan; dan dengan memakai alat ini dapat diperoleh kondisi workabilitas
beton berdasarkan kemampuan penyebaran beton segar.
Workabilitas beton berdasarkan kemampuan penyebaran beton segar yang dinyatakan
dengan besaran diameter yaitu antara 60-75 cm. Untuk konstruksi vertikal disarankan
dengan slump flow 65-70 cm. Untuk konstruksi horizontal dengan slump flow 60-65 cm.
Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang menyebabkan benda
uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh alat uji
tekan. Peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan uji kuat tekan beton menurut SNI
03-1974-1990, terdiri dari:
Untuk keperluan uji kuat tekan beton, perlu dipersiapkan adukan beton dengan
volume 10% lebih banyak daripada volume yang dibutuhkan. Pengadukan campuran
beton dapat dilakukan dengan mesin (mixer) ataupun secara manual dengan tangan.
Perlu dicatat bahwa pengadukan dengan tangan akan menyebabkan hasil pekerjaan
kurang baik. Menurut SNI 03-2493-1991, pengadukan secara manual hanya
diperbolehkan maksimal 7 liter adukan setiap kali dilakukan pengadukan. Untuk
membuat benda uji kuat tekan beton harus diikuti beberapa tahapan perlakuan beton.
1. Mengisi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, yang setiap lapisnya
dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata.
2. Meratakan permukaan beton.
3. Menutup permukaan benda uji dengan bahan kedap air dan biarkan selama 24 jam.
4. Membuka cetakan dan keluarkan benda uji.
5. Merendam dalam bak perendam berisi air pada temperatur ±25 ℃.
Pada tahapan persiapan pengujian, benda uji harus diperlakukan sebagai berikut:
Setelah benda uji siap, prosedur pengujian dapat mulai dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
Pada umumnya bentuk benda uji silinder yang telah mengalami kerusakan setelah
dilakukan pengujian dapat dibedakan menjadi tiga, sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 2.
Gambar 2
Kuat tekan beton dihitung berdasarkan besarnya beban persatuan luas, menurut
Persamaan berikut:
dimana ;
2.7 Tulangan
- Abutment atau kepala jembatan adalah bagian konstruksi bawah jembatan yang
terdapat pada kedua ujung pilar-pilar jembatan yang berfungsi untuk mendukung
atau memikul seluruh beban bangunan di atasnya.
- Abutment bekerja dengan menerima beban-beban yang berasal dari bangunan atasnya
dan kemudian menyalurkan beban-beban yang diterimanya tersebut ke pondasi.
Selanjutnya pondasi yang juga berfungsi sebagai penahan tanah akan meneruskan
beban tersebut ke tanah dengan aman sehingga kestabilan tanah terjaga.
- Pilar jembatan adalah suatu konstruksi beton bertulang yang menumpu di atas pondasi
tiang–tiang pancang yang terletak di tengah bentang bangunan atas jembatan.
- Pilar bisa digunakan pada jembatan bentang Panjang yang posisinya berada diantara
abutment.
- Dinding sayap atau wingwall adalah bagian dan bangunan bawah jembatan yang
berfungsi untuk menahan tegangan tanah dan memberikan kestabilan pada posisi
tanah terhadap jembatan.
- Perencanaan wingwall bertujuan untuk menahan stabilitas tanah urug dibelakang
abutment.
- Penulangan Besi pada wingwall :
Pekerjaan pembesian yang dimaksudkan dalam hal ini, adalah pekerjaan pada
pembuatan struktur beton bertulang. Beton bertulang adalah beton yang ditulangi
dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang
disyaratkan dengan atau tanpa prategang dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa
kedua material bekerja bersama sama dalam menahan beban.
Pemasangan Tulangan
Setelah tulangan telah dipotong, tulangan dirangkai sesuai dengan gambar kerja. Pada
titik-titik persilangan antara batang-batang tulangan maupun antara batang tulangan dengan
sengkang/begel diikat dengan kawat pengikat (bendrat). Pengikatan tersebut harus kokoh
agar konstruksi tulangan yang dirangkai tidak mudah berubah atau tergeser pada waktu
diadakan.
Dalam pemasangan besi tulangan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
Pada bagian atas wingwall dengan lebar 2,6 m memiliki tulangan dengan panjang 0,2 m
dan ujung tulangan 0,065 m. Dengan tulangan D13-300, artinya besi berdiameter 13 mm
dengan jarak antar tulangan 0,3 m. Berat jenis besi dengan diameter 13 yaitu 1,040 kg/m.
setiap perhitungan banyak besi harus ditambahkan 1. Maka banyaknya besi yaitu 10 buah.
Pada umumnya besi beton mempunyai standar panjang yakni 12 m, maka dalam
perhitungan tulangan ini terdapat sisa besi.
Sisa potongan besi = standar panjang besi – total panjang potongan = 12 – 0,33 = 11,67 m
dengan banyak staf yaitu 10 buah.
Acuan perancah atau formwork adalah suatu konstruksi pendukung yang merupakan
mal atau cetakan pada bagian sisi dan bawah dari bentuk beton yang dikehendaki.
Konstruksi acuan perancah adalah suatu konstruksi sementara dari suatu bangunan
yang fungsinya untuk mendapatkan konstruksi beton yang dikehendaki apabila
betonnya telah menjadi keras
Proses pemilihan tipe acuan perancah dilakukan dengan meninjau tipe, jenis dan
luasan bangunan yang akan dibangun, seperti untuk bangunan bertingkat maupun
untuk bangunan yang memiliki volume horizontal yang luas
Pemilihan tipe acuan dan perancah lebih ditentukan oleh kemampuan untuk dapat
digunakan berulang –ulang dalam jangka waktu yang panjang tanpa mengurangi mutu
ataupun kekuatan dari acuan dan perancah tersebut
Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung
jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban pada ujung bentang dan gaya-gaya
lainnya yang didistribusikan pada tanah pondasi. Sebelum memulai pekerjaan pembangunan
Abutment, hal pertama yang harus dibuat adalah lantai kerja. Lantai Kerja merupakan
pekerjaan yang biasa dilakukan dalam konstruksi bangunan dengan lingkup dan kondisi
lingkungan yang cukup kompleks.
Contoh perhitungan :
10 cm
1440 cm
1000 cm
Lantai Kerja Abutment 2
10 cm
870 cm
1000 cm
10 cm
300 cm
1000 cm
a. CSL Test
Cross hole Sonic Logging atau biasa dikenal dengan CSL adalah salah satu teknik
pengujian integritas pondasi terutama pada pondasi yang dijadikan poros pengeboran. Tujuan
uji CSL untuk mendapatkan informasi mengenai kecacatan pondasi seperti penggumpalan
tanah, void, dan sejenisnya.
Pada umumnya teknik CSL digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai sifat,
luas, kedalaman, dan lokasi lateral pondasi yang mengalami cacat. Untuk melaksanakan
teknik ini biasanya menggunakan tabung akses sebesar 1,5 inci yang dipasang pada rebar
cage dan dimasukkan ke dalam shaft pada saat konstruksi.
Prinsip kerja sederhana dari CSL test adalah menggunakan alat sonic integrity tester
yang dapat menghasilkan, menerima, dan mendigitalisasi gelombang ultrasonik. Alat ini
terdiri dari sepasang pemancar dan penerima gelombang ultrasonik serta dilengkapi dengan
pengukur kedalaman hingga 100 meter.
Dalam melakukan uji CSL, terdapat dua alat penting yang dibutuhkan seperti di bawah ini:
Sonic Integrity Tester. Alat ini berupa komputer yang dapat menghasilkan gelombang
ultrasonik, menerima dan mendigitalisasi gelombang ultrasonik serta dilengkapi
dengan alat pengukur kedalaman hingga 100 meter.
Sepasang probe pemancar dan penerima gelombang ultrasonik dengan dilengkapi
gelombang sepanjang 100 meter.
Pada uji integritas pondasi menggunakan teknik sonik logging terdapat dua cara, yaitu
single hole dan cross hole. Perbedaan kedua teknik ini terdapat pada lubang bor yang
digunakan. Pada cross hole digunakan dua lubang untuk transmitter dan receiver. Untuk tata
cara CSL test bisa mengikuti cara di bawah ini:
Pipa sebagai jalur memasukkan transmitter dan receiver diisi dengan air sebagai
media perantara gelombang ultrasonik yang dikeluarkan.
Receiver dan transmitter masuk ke dalam pipa uji berdiameter 25 mm. Pipa uji sudah
dicor bersama dengan tiang. Jarak pipa untuk receiver dan transmitter sekitar 1-3
meter.
Komputer sonik tester dihidupkan dan gelombang ultrasonik dipancarkan oleh
transmitter.
Gelombang ultrasonik yang dipancarkan akan diterima oleh receiver dengan sinyal
awal berupa garis-garis vertikal secara kontinyu dalam komputer.
Setelah didapatkan sinyal awal, transmitter dan receiver ditarik secara bersamaan ke
atas dengan perlahan-lahan dan kecepatan konstan hingga mencapai bagian teratas
dari beton yang sedang diuji. Nantinya kedua sensor tersebut akan memberikan hasil
pengukuran ke data logger.
Proses pengerjaan CSL Test ini dilakukan berulang-ulang secara berkala dan
selanjutnya hasil pengukruan tersebut dipetakan. Nantinya, hasil yang diperoleh dari
tabung akses tersebut berupa data grafik yang nantinya diolah untuk dianalisa. Dari
situ bisa diketahui kondisi dan struktur beton pondasi.
b. PDA Test
PDA Test (Pile Dynamic Load Test) merupakan sebuah pengujian dinamik
menggunakan metode wave analisis atau biasa di sebut dengan Re-strike test sesuai dengan
karakteristik pengujian, pengujian tersebut menggunakan pemukulan secara berulang-ulang
pada pondasi tiang pancang yang sedang di uji.
Pada pelaksanaan PDA Test, mengarah kepada ASTM D-4945 (Standard Test
Method for High-Strain Dynamic Testing of Deep Foundations) yaitu metode memberikan
data mengenai kerengangan ataupun kecepatan dan gaya , kecepatan atau perpindahan
tumpukan di bawah kekuatan benturan. Untuk melakukan pengujian tersebut memerlukan
beberapa alat-alat PDA Test diantaranya:
Komputer PDA
Sensor Transducer 4unit
Sensor Accelerometer 2unit
Kabel Extension Sensor 2unit
Main cable 2unit
Wireless Connector
Pelindung Sensor 4unit
Peralatan pendukung ( Bor, Grinda, Baut dan mur , dyna set, Palu ,Kabel Power
,Genset ,Mal Sensor beton, Mal sensor baja, mata bor beton, kepala bor baja, mata bor
besi ,hand tab ,mata tab.
Setelah semua persiapan siap instruksi oprator crane untuk melakukan pukulan pada
tiang pancang akan di mulai dengan tinggi hingga jatuh kebawah, pemukulan di
lakukan secara bertahap hingga sampai ke titik yang telah di tentukan.
Dalam penggunaan hammer di setel dengan jumlah pukulan di sesuaikan dengan
permintaan daya dukung yang harus di capai,apabila setelah beberapa pukulan daya
dukung yang ingin di capai maka pukulan dapat di hentikan.
Untuk menggunakan Drop Hammer, ketinggian jatuh hammer di mulai dari 50cm
kemudian 100cm hingga sampai tingkat maksimal dari tinggi jatuh hammer.
Apabila pada saat pengambilan data terjadi kerusakan pada pondasi tiang yang di uji
dan belum mencapai data yang di ingginkan, maka pengujian harus di hentikan.
Nilai daya dukung aksial pada karakteristik pantulan gelombang dari reaksi tanah pada tiang
uji, nantinya akan tampilan sebagai grafik pada monitor pemantauan yang akan menjadi data
pada pengujian mengenai daya dukung pada tiang pondasi, sebagai analisa daya tahan
pondasi kepada beban yang dapat di terima pondasi .
Pada pengujian berlangsung tidak jarang tiang pondasi mengalami kerusakan pada saat
pengujian pemukulan. Untuk itu pengujian PDA Test Di lakukan tidak hanya mendeteksi
kerusakan pada tiang pondasi akan tetapi juga lokasi kerusakan.
Merupakan sebuah kegunaan utama dari tiang pondasi yaitu mentransfer beban berat yang di
terima oleh pondasi di alurkan kepada tanah, dalam pengujian PDA tersebut pengukuran
beban berat tersebut di atur kepada pondasi yang di uji, untuk dapat mengetahui daya dukung
pada pondasi.
Untuk dapat melakukan pengamatan/analisa tersebut, pengujian PDA test Tiang pondasi yang
akan melakukan pengujian harus memenuhi beberapa syarat dianataranya:
2.11 Pengecoran
Pengecoran adalah pekerjaan menuangkan beton segar ke dalam cetakan yang telah
dipasangi besi tulang. Untuk memastikan bahwa cetakan tersebut telah terpasang sesuai
rencana, maka diperlukan inspeksi pekerjaan sebelum proses pengecoran dimulai.
Sebelum proses pengecoran, pekerja juga harus memastikan bahwa bekisting telah
kuat. Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton
dituang sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Saat proses pengecoran berlangsung, harus
dipastikan bekisting dan tulangan tidak rusak atau berubah.
Durasi proses pengerasan dapat dipengaruhi cuaca panas atau angin yang kencang dan
kedua hal tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi proses pengeringan beton. Dalam
proses pengecoran, pekerja tidak dianjurkan menambahkan air pada beton untuk
memudahkan proses pengecoran. Jika dirasa harus menambahkan air, maka bisa gunakan
campuran air dan semen.
2.12 Girder
Girder adalah sebuah balok diantara dua penyangga dapat berupa pier ataupun abutment
pada suatu jembatan atau fly over. Umumnya girder merupakan balok baja dengan profil I,
namun girder juga dapat berbentuk box (box girder), atau bentuk lainnya. Menurut material
penyusunnya girder dapat terdiri dari girder beton dan girder baja. Sedangkan menurut sistem
perancangannya, girder terdiri dari girder precast yaitu girder beton yang telah di cetak di
pabrik tempat memproduksi beton kemudian beton tersebut dibawa ke tempat pembangunan
jembatan atau fly over dan pada saat pemasangan dapat menggunakan girder crane. Selain
girder precast, juga dikenal istilah on-site girder, yaitu girder yang di cor di tempat
pelaksanaan pembangunan jembatan, girder ini dirancang sesuai dengan perancangan beton
pada umumnya yaitu dengan menggunakan bekisting sebagai cetakannya. Sehingga yang
disebut jembatan sistem girder adalah sebuah struktur bangunan jembatan yang komponen
utamanya (balok) berbentuk girder. Girder ini dapat terbuat dari beton bertulang, beton
prategang, baja atau kayu. Panjang bentang jembatan girder beton bertulang ini dapat sampai
25 m, dan untuk jenis girder yang menggunakan beton prategang umumnya memiliki panjang
bentang di atas 20 m sampai 40 m. Contoh jembatan girder yang paling umum kita jumpai
adalah jembatan sungai. Setiap bentuk girder memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Girder dengan profil balok I memiliki kelebihan pada pengerjaannya yang mudah
serta cepat dalam berbagai jenis kasus, namun jika jembatan yang akan dibangun memiliki
bentuk kurva, girder balok I menjadi lemah karena kurang kuat terhadap kekuatan
puntir/memutar, yang sering disebut sebagai torsi. Web kedua pada balok I perlu
ditambahkan dalam gelagar kotak untuk meningkatkan kekuatan stabilitas untuk menahan
torsi, Hal ini membuat gelagar kotak/box girder merupakan pilihan yang tepat untuk jembatan
dengan bentuk kurva.
Asphalt Mixing Plant (AMP) atau Unit Pencampur Aspal (UPCA) merupakan
seperangkat peralatan yang menghasilkan produk berupa campuran aspal panas (hotmix)
dalam skala besar. Kapasitas produksi dari AMP sangat tergantung dari jenis dan spesifikasi
alat. Adapun jenis-jenis aspal yang bisa diproduksi oleh Asphalt Mixing Plant antara lain AC-
BC, AC-WC, Ac-Base dan lain- lain.
Secara rinci Asphalt Mixing Plant adalah Gabungan dari beberapa alat mekanik dan
elektronik yang digunakan untuk mencampur beberapa fraksi agregat dengan aspal drum atau
aspal curah sehingga menghasilkan campuran beton aspal yang bisa digunakan untuk struktur
jalan atau sesuai kebutuhan.
Bagian-bagian AMP sebagaimana ditunjukkan pada gambar di atas adalah sebagai berikut:
2.14 Drainase
Tahapan pekerjaan saluran dari batu kali adalah dengan mengerjakan dinding saluran
dari pasangan batu kali terlebih dahulu (bagian sisi kiri dan kanan dinding) dan dilanjutkan
sesudahnya mengerjakan dasar saluran yang terbuat dari pasangan batu kali.
Pada waktu menentukan level dasar saluran dan level atas dinding saluran, perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis,
lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
b. Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan
yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan
untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan.
c. Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan
sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan
drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua
bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yang sedikit demi
sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
d. Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan
sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan
tetapi, sebelum penimbunan kembali diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam
setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity,
pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum
penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau
pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.
Menurut OHSAS 18001:2007, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah semua
kondisi dan faktor yang bisa berpengaruh pada kesehatan dan keselamatan tenaga kerja
maupun orang lain (pemasok, kontraktor, tamu, dan pengunjung) di tempat kerja. Oleh sebab
itu, implementasi K3 merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya bahaya K3
sehingga tetap menjamin hak pekerja untuk mendapat perlindungan bagi kesehatan dan
keselamatan kerja sesuai yang tercantum dalam UU Ketenagakerjaan.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya di tempat kerja. APD terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan oleh pekerja
sesuai dengan bahaya dan risiko kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja
sekaligus orang di sekelilingnya.
Kewajiban ini tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per.08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Dan pengusaha wajib untuk menyediakan
APD sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi pekerjanya.
Alat Pelindung Diri yang sesuai dengan standar Kesehatan & Keselamatan Kerja:
a. Topi Keselamatan (Safety Helmet)
Berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan, pukulan, atau kejatuhan benda
tajam dan berat yang melayang atau meluncur di udara. Helm ini juga bisa melindungi kepala
dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia ataupun suhu yang ekstrim.
b. Rompi atau Sabuk Keselamatan (Safety Belt)
Berfungsi untuk membatasi gerak pekerja agar tidak terjatuh atau terlepas dari posisi
yang diinginkan. Beberapa pekerjaan mengharuskan pekerja untuk berada pada posisi yang
cukup berbahaya seperti pada posisi miring, tergantung atau memasuki rongga sempit.
Berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda berat, tertusuk
benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun
permukaan licin. Perlindungannya lebih maksimal karena dapat melindungi hingga betis dan
tulang kering.
Berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari api, suhu panas, suhu dingin, radiasi,
arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, tergores benda tajam ataupun infeksi dari zat
patogen seperti virus dan bakteri.
Berfungsi untuk melindungi organ pernafasan sehingga udara yang dihirup masuk ke
dalam tubuh adalah udara yang bersih dan sehat.
Berfungsi sebagai pelindung dari percikan benda asing dan panas saat pekerjaan pengelasan.
LAMPIRAN KEGIATAN
1. Penyerahan mahasiswa
magang kampus merdeka ke
BPJN Sulawesi Utara di
Proyek Pembangunan
Jembatan dan Oprit
Boulevard 2 dan Proyek
Pembangunan Manado Outer
Ringroad 3.
Hari, Tanggal : Rabu, 16 Februari 2022
Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2 dan Batching Plant CBSP
Sedang dilakukan
pekerjaan pemasangan
tulangan dan pipa CSL
pada Titik C1dan
2. pengeboran pada titik B7.
Dilakukan Slump Flow
Test semen SCC untuk
pengecoran titik C1
3. dengan hasil berturut-
turut sesuai gambar, yaitu
65 cm dan 57 cm.
Tim Quantity
melanjutkan perhitungan
6. penulangan dan diberikan
arahan langsung oleh Pak
Usman selaku Konsultan.
Sedang dilakukan
pekerjaan pengecoran
Retaining Wall (Dinding
2. Penahan Tanah, DPA)
menggunakan Concrete
Pump.
Sedang dilakukan
pekerjaan pengeboran
pada Titik C5 dan
3. pengukuran kedalaman
Titik A3 yang telah
selesai dibor.
Hasil Slump Flow Test
semen SCC untuk
pengecoran titik A3
4. dengan hasil berturut-
turut sesuai gambar, yaitu
62 cm, 61 cm dan 61 cm.
Tim Quantity
melanjutkan kembali
perhitungan pada Pier
6.
karena terdapat beberapa
kekeliruan dalam
perhitungan.
MINGGU KETIGA (1 Maret 2022 – 5 Maret 2022)
.
MINGGU KELIMA (14 Maret 2022 – 18 Maret 2022)
Melihat pemasangan
Melihat pemasangan
perancah (struktur sementara)
1.
untuk pemasangan tulangan
body abutment.
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Maret 2022
Lokasi Pekerjaan : Oprit Arah Molas, Abutment 2
Melihat pemasangan
1.
tulangan body.
Melihat pemasangan
tulangan penutup footing dan
3.
tulangan ekstra pada
Abutment 2.
Hari/Tanggal : Jumat, 18 Maret 2022
Melihat pemasangan
Lokasi Pekerjaan : Oprit arah Molas, Abutment 2, Oprit arah Tumumpa, Abutment 1
Lokasi Pekerjaan : Oprit arah Molas, Abutment 2, Oprit arah Tumumpa, Abutment 1
Pelaksanaan stressing
(pemberian tegangan pada
girder) dan erection
1.
(peletakkan girder pada
posisi perletakannya yaitu
diatas elastomerik.
Pelaksanaan pekerjaan
1. stressing dan erection balok
grider bentang C1.
Lokasi Pekerjaan : Opril Arah Tumumpa, Abutment 1, Oprit Arah Molas, Abutment 2
Pelaksanaan pekerjaan
1. stressing diafragma pada
bentang 25 m.
Pelaksanaan penimbunan
2. tanah untuk membentuk
elevasi yang didesain.
Hari/Tanggal : Rabu, 6 April 2022
Pelaksanaan pekerjaan
stressing diafragma pada
1. bentang 25 Pelaksanaan
Grouting yang dilakukan
pada girder bentang 25 m.
Pelaksanaa pekerjaan
1.
timbunan tanah.
Pelaksanaan stressing
(pemberian tegangan pada
girder) dan erection
Pelaksanaan pekerjaan
1.
Breafing mahasiswa
magang merdeka BPJN
di Proyek Pembangunan
Manado Outer Ring
Road 3 bersama pihak
PPK.
1. Melakukan briefing
bersama pihak
kontraktor Manado
Outer Ring Road 3.
2.
Belajar menggunakan
alat Total Station di STA
8+650.
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
2. Mengecek pekerja di
pemasangan tulangan
Wingwall pada Box
Culvert di STA 9+680.
Hari/Tanggal : Jumat, 13 Mei 2022
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
2. Mengecek pekerja di
pemasangan batu untuk
pembuatan saluran di
STA 9+550.
MINGGU KETIGABELAS (17 MEI 2022-20 MEI 2022
Hari/Tanggal : Selasa, 17 Mei 2022
Lokasi : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
No. Dokumentasi Pekerjaan Uraian Pekerjaan
1.
Mengecek pekerja di
pemasangan batu untuk
pembuatan saluran di
STA 9+350.
2.
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
1. Mengecek pekerjaan
pengecoran lantai kerja
wingwall di STA 9+680.
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Mei 2022
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
1. Mengecek pekerjaan
pemasangan batu untuk
pembuatan saluran di
STA 9+400.
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
2.
Mengecek pekerjaan
pemasangan batu untuk
pembuatan saluran di
STA 9+400.
MINGGU KEEMPATBELAS (23 MEI 2022-27 MEI 2022)
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
No Gambar Keterangan
1. - Menggunakan alat
Total Station dan
Prisma Static
- Melakukan Stake
Out dan kontrol
elevasi di STA
9+050
2. Mengecek pekerja di
pos kerja masing-
masing
Hari, tanggal : Selasa, 31 Mei 2022
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
No Gambar Keterangan
1. - Menggunakan alat
Total Station dan
Prisma Static
- Melakukan Stake
Out dan kontrol
elevasi di STA
8+275
2. Mengecek pekerja di
pos kerja masing-
masing
Hari, tanggal : Kamis, 02 Mei 2022
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
No Gambar Keterangan
1. - Menggunakan alat
Total Station dan
Prisma Static
- Melakukan Stake
Out dan kontrol
elevasi di STA
8+665
2. Melakukan
pengecekan pekerja di
pos masing-masing
Hari, tanggal : Jumat, 03 Juni 2022
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
No Gambar Keterangan
1. Melakukan
pengecekan pekerja
di pos kerja masing-
masing
MINGGU KEENAMBELAS (06 JUNI 2022-09 JUNI 2022)
Hari,tanggal : Senin, 6 Juni 2022
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
No Gambar Keterangan
1. - Menggunakan
alat Total
Station dan
Prisma Static
-Stake Out
- Kontrol Elevasi
di STA 8+775
- Menghitung
Elevasi Rencana
STA 8+775
2. Melihat pekerjaan
pasangan batu di STA
9+050
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
No Gambar Keterangan
1. - Menggunakan
alat Total
Station dan
Prisma Static
-Stake Out
- Kontrol Elevasi
di STA 8+775
- Menghitung
Elevasi Rencana
STA 8+775
2. Mengecek pekerja di
pos masing-masing
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
No Gambar Keterangan
2. - Melakukan
Opname di STA
9+050
- Menggunakan
alat Total
Station dan
Prisma Static
-Stake Out
- Kontrol Elevasi
di STA 8+775
- Menghitung
Elevasi Rencana
STA 8+775
3. Mengecek
pekerja di pos
masing-masing
Lokasi Pekerjaan : Proyek Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II
No Gambar Keterangan
1. - Menggunakan
alat Total
Station dan
Prisma Static
-Stake Out
- Kontrol Elevasi
di STA 8+775
- Menghitung
Elevasi Rencana
STA 8+775
2. Mengecek
pekerja di pos
masing-masing
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktik yang telah dilakukan di Balai Pelaksanaan
Jalan Nasional Sulawesi Utara dengna penempatan pada Proyek Pembangunan
Jembatan dan Oprit Boulevard II dan Proyek Proyek Pembangunan Jalan Manado
Outer Ring Road III Tahap II adalah sebagai berikut:
1. Selama melakukan praktik kerja, penulis boleh menerapkan ilmu yang telah
didapatkan pada beberapa Mata Kuliah yang pernah dipelari sebelumnya;
2. Penulis mendaptkan ilmu baru pada bidang Teknik Sipil dan boleh
merasakan langsung dunia kerja di bidang Teknik Sipil;
3. Proyek Pembangunan Jembatan dan Oprit Boulevard II serta Proyek Proyek
Pembangunan Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II mengalami
keterlambatan dalam pelaksanaan proyeknya dan dipengaruhi besar oleh hal-
hal non teknis;
4. Dengan adanya praktik kerja teknik sipil/magang kampus merdeka membuat
mahasiswa menjadi lebih fokus dalam melaksanakan praktik karena
berkurangnya mata kuliah yang diambil.
4.2 Saran
Dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan dan Oprit Boulevard II
dan Proyek Proyek Pembangunan Jalan Manado Outer Ring Road III Tahap II masih
harus diperhatikan keselamatan kerja. Untuk Proyek Pembangunan Jalan Manado
Outer Ring Road III Tahap II perlu lebih ditingkatkan lagi dalam hal tempat MCK
dan Ruangan yang layak baik untuk Pekerja ataupun Mahasiswa Praktik