PROPOSAL
PROPOSAL
PROPOSAL
PROPOSAL
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
2021”. Proposal tesis ini sengaja disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar
Adapun penyelesaian proposal tesis ini tidak terlepas dari dukungan dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih dan
1. Dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes selaku Ketua Pembina Yayasan
Medan.
4. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan
penelitian
8. ……………, terima kasih yang tiada terhingga atas doa dan motivasi
9. Seluruh pihak yang turut berperan dalam proses penyelesaian proposal tesis
proposal tesis. Semoga penelitian nanti bisa memberikan manfaat bagi pihak
terkait.
Halaman
ABSTRAK……………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………….. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL………………………………………………………... viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. x
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................. 6
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 7
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................. 8
PENDAHULUAN
sehingga peran banyak pihak dalam pelayanan kesehatan cukup besar. Rumah
sakit merupakan bagian integral dari seluruh system pelayanan kesehatan yang
No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat
tidak lepas dari kontribusi sumber daya manusia (SDM) yang tetunya berperan
Salah satu SDM yang berpengaruh besar di rumah sakit adalah perawat. Perawat
yang baik didalam rumah sakit. Kinerja yang baik merupakan tanggung jawab
seluruh pihak yang ada di rumah sakit, dimana mereka berhubunga langsung
berbagai macam faktor yang bukan hanya diukur secara finasial, tetapi ada yang
lebih bersifat intrinsik, salah satunya adalah kepuasan kerja yang baik langsung
pekerja. Menurut konep Value Theory, kepuasan kerja terjadi pada tingkatan
dimana hasil kerja pekerjaan diterima individu seperti yang diharapkan. Semakin
banyak orang yang menerima hasil kerja, akan semakin puas. Dengan tercipatanya
kepuasan kerja yang merupakan sikap positif yang dilakukan individu terhadap
diperkuat oleh pendapat yang dikemukakan oleh Robbins dan Judge (2007), yang
oleh sebuah studi yang dilakukan pada 366 perawat di Rumah Sakit Anak-
bahwa ada sebuah korelasi positif antara tingkat kepuasan kerja dengan kinerja
perawat.(6)
Menurut Donnelly, Gibson da Ivanceich, (dalam Rivai, 2005)
ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat
Rumah Sakit Umum Delima adalah salah satu Rumah Sakit yang berada di
Kota Medan dengan Tipe Rumah Sakit tipe C dengan kapasitas tempat tidur rawat
inap sebanyal 64 dan 12 poliklinik spesialis. Ruang rawat inap RSU Delima terdiri
dari Ruangan Kelas 1 sebanyak 4 kamar dengan kapasitas 5 tempat tidur, Ruangan
kamar dengan kapasitas 31 tempat tidur dan ruang isolasi sebanyak 2 kamar
dengan kapasitas 6 tempat tidur. Di RSU Delima juga sudah menyediakan format
Prosedur (SOP) yang jelas. Dalam penggunaan alat-alat, RSU Delima juga sudah
tergolong baik, misalnya penggunaan jarum suntik tidak dipakai berulang kali,
September 2021 terhadap 10 orang perawat di Ruang Rawat Inap RSU Delima,
diperoleh data bahwa 7 dari 10 perawat mengeluh kurangnya fasilitas rumah sakit
apalagi jika perawat banyak keterlambatan masuk dan 5 orang perawat mengeluh
susahnya meminta izin cuti mengingat perawat juga memiliki hak untuk cuti
kepuasan kerja terhadap kinerja perawat, maka timbula keinginan peneliti untuk
memilih judul yang berkaitan dengan hal-hal tersebut diatas, yaitu “Hubungan
2021”.
2. Apakah ada hubungan gaji pada kepuasaan kerja dengan kinerja perawat RSU
3. Apakah ada hubungan kondisi kerja pada kepuasan kerja dengan kinerja
a. Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
besar pegawai mempunyai kinerja baik. Pada penelitian Piayu juga diperoleh hasil
bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh positif (β= 0,286) dan signifikan (sig:
Lampung. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja maka
Lampung.
secara positif dan signifikan terhadap kinerja perawat tenaga PNS pada Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Rokan Hulu (9). Hasil penelitian Sartika (10)
penelitian Sartika terdapat kesimpulan yaitu faktor gaji, hubungan antar pribadi
atau rekan kerja, faktor mutu supervisi, karakteristik pekerjaan, peluang untuk
Soeroso (11) menyebutkan bahwa kepuasan kerja adalah sikap umum yang
merupakan pencerminan dari beberapa sikap yang saling terkait dari seseorang
kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari sikap khusus terhadap
faktor- faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu di luar
keadaan yang penting yang harus dimiliki oleh setiap karyawan yang bekerja, di
yaitu:
Teori ini dikemukakan oleh Adam. Adapun komponen dari teori ini adalah
from the job. Outcome adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan
pegawai). Misalnya upah, keuntungan tambahan, status simbol, pengenalan
job. (Comparison person adalah seorang pegawai dalam organisasi yang sama,
seseorang pegawai dalam organisasi yang berbeda atau dirinya sendiri dalam
pekerjaan sebelumnya).
Menurut teori ini, puas atau tidak puasnya pegawai merupakan hasil dari
dirasakan seimbang (equity) maka pegawai tersebut akan merasa puas. Tetapi,
Teori ini pertama kali dipelopori oleh Proter. Ia berpendapat bahwa mengukur
kepuasan dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih antara apa yang
pegawai ternyata lebih besar daripada apa yang diharapkan maka pegawai
tersebut menjadi puas. Sebaliknya, apabila yang didapat pegawai lebih rendah
Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bergantung pada terpenuhi atau
terpenuhi, makin puas pula pegawai tersebut. Begitu pula sebaliknya apabila
kebutuhan pegawai tidak terpenuhi, pegawai itu akan merasa tidak puas.
acuan. Kelompok acuan tersebut oleh pegawai dijadikan tolak ukur untuk
apabila hasil kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang diharapkan
masing subjek diminta menceritakan kejadian yang dialami oleh mereka baik
pegawai atau kelompok kerja dalam suatu perusahaan, misalnya karena tingkat
pengawasan yang kurang baik, kondisi kerja rendah, konflik diantara sesama
rekan kerja, dengan atasan atau bawahan, kurangnya rasa aman, terbatasnya
1. Mengubah kondisi kerja, gaji ataupun job desain, tergantung pada faktor
penyebabnya.
kecelakaan yang terjadi. Pada akhirnya aktivitas penempatan yang baik akan turut
yang sesuai dengan harapan mereka. Mereka cenderung akan merasa puas
dan standar upah yang berlaku di lingkungan lain. Pada dasarnya yang
diinginkan oleh pegawai bukanlah besarnya jumlah upah yang mereka terima,
3. Kondisi kerja
aman dan nyaman. Secara umum, kondisi lingkungan biasanya tidak terlalu
berpengaruh terhadap kepuasan kerja selama tidak benar-benar buruk.
untuk memiliki rekan kerja yang mendukung dan dapat bekerjasama dengan
Robbins menambahkan suatu unsur yang cukup penting dan berperan dalam
kepuasan kerja, yaitu bahwa pegawai cenderung akan merasa puas jika ada
1). Kesempatan untuk maju. Kesempatan untuk maju merupakan ada tidaknya
posisi yang dipunyai saat ini. Adapun kesempatan untuk maju di dalam
yang mereka tekuni. Cara yang bisa dilakukan perusahaan atau instansi
perusahaan.
2). Gaji. Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang
yang dianggap layak pada masa lalu ternyata kurang layak untuk masa
kini. (12)
3). Kondisi kerja. Dalam hal ini adalah tempat kerja, ventilasi, penyinaran,
nyaman atau tidak berbahaya. Selain itu, sebagian besar karyawan lebuh
menyukai berkerja relatif dekat dengan rumah, dengan fasilitas yang relatif
modern dan bersi serta dengan peralatan yang memadai. Siagian (15)
tempat pekerjaan.
c. Adanya tata ruang yang rapid an perabot yang tersusun baik sehingga
kerjanya.
hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami
dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja. Menurut Pohan (14), saluran
komunikasi harus dibangun antara manajer dengan teknisi dan hal yang
standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa
puas.
Menurut wexley dan Yukl (16), ada beberaoa kuesioner yang digunakan
Tipe ini dikembangkan oleh Weiss, Dawis, England dan Lofquet pada
tahun 1967. MSQ mempunyai dua bentuk, yaitu panjang dan pendek. Bentuk
pendek terdiri atas 20 item pertanyaan yang dapat mengukur kepuasan kerja
secara keseluruhan. Bagian tertentu dari skor item dapat dijumlahkan untuk
Responden menjawab setiap item dalam skala likert yang terdiri atas lima
pilihan yaitu sangan puas, puasm netralm tidak puas dan sangat tidak puas.
b. Job Descriptive Index (JDI)
Tipe ini dikembangkan oleh Smith, Kendall, dan Hullin pada tahun
dan teman sekerja. Skor skala diperoleh dengan menjumlahkan skor item
keseluruhan.
Tipe ini dikembangkan ileh Porter pada tahun 1961. NSQ berdasarkann
teori ketidaksesuaian (discrepacy theory) dimana setiap 2 item terdiri atas dua
pertanyaan tentang seharusnya ada dan apa yang ada sekarang. Skor semua
Menurut Sofyandi dan Garniwa (17), ada dua ancangan yang paling sering
digunakan untuk mengukur kepuasan kerja, yaitu single global rating dan a
summation of the job facets. Single global rating yaitu suatu metode pengukuran
kepuasan kerja dengan cara meminta para individu untuk memberikan tanggapan
angka dari satu sampai lima yang sesuai dengan jawaban mulai dari sangat
merasa puas samoau dengan sangat tidak puas. Ancangan lainnya yaitu a
summation of the job facets. Menurut metoda ini, elemen-elemen yang ada di
dalam suatu pekerjaan diidentifikasi, kemudian ditanyakan kepada karyawan
Selain itu, Kotler dalam Nasution (18) menyatakan bahwa salah satu
ungkapan seberapa puas saudara terhadap pelayanan RSU Delima pada skala
berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas.
b. Derived dissatifisfaction
harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang mereka
rasakan.
job facets dan directly reported satisfaction untuk mengukur kepuasan kerja
berikut: ”Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.” Disamping itu, kinerja
manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut
harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan
kinerja terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor
disebabkan oleh kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras,
kemampuannya.
a. Faktor individu
2) Latar belakang
3) Demografis.
b. Faktor organisasi
b). Kepemimpinan
c). Imbalan
d). Struktur
c. Faktor psikologis
1) Persepsi
2) Peran
3) Sikap
4) Kepribadian
5) Motivasi internal
6) Kepuasan kerja.
karyawan, yaitu:
a. Rating scale
prestasi kerja karyawan dengan skala tertentu dari rendah sampai tinggi.
b. Checklist
Seperti pada metode rating scale, penilai biasanya adalah atasan langsung.
pada tes pengetahuan dan keterampilan. Tes mungkin tertulis atau peragaan
keterampilan.
f. Metode evaluasi kelompok
Faktor Individu Faktor Organisasi a). Sumber daya b). Kepemimpinan c). Imbalan
Struktur Faktor Psikologis
Kemampuan
Desain pekerjaan. 1) Persepsi
Latar belakang
2) Peran
Demografis.
3) Sikap
4) Kepribadian
5) Motivasi internal
6) Kepuasan kerja.
Gambar 2.1 Kerangka Teori Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Kesehatan Kota Langsa Tahun 2018. Sumber: Gibson, James L, Ivancevich, John M
dan Donelly, James H. 2000. Organizations. Boston: Mc Graw-Hill. Companies
Gibson, Ivancevich, dan Donelly (9), ada 3 aspek yang mempengaruhi perilaku
individu (kinerja individu) yaitu faktor individu, organisasi dan psikologis. Faktor
individu terdiri atas aspek kemampuan, latar belakang dan demografis. Faktor
organisasi terdiri atas aspek sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan
desain pekerjaan. Sedangkan variabel psikologis terdiri atas aspek persepsi, peran,
sikap, kepribadian, motivasi internal dan kepuasan kerja. Pada penelitian ini,
peneliti tertarik untuk meneliti faktor kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai
Dinas Kesehatan Kota Langsa. As’ad (8) menyebutkan bahwa kepuasan kerja
menjadi masalah menarik karena terbukti mempunyai manfaat yang besar bagi
Variabel
Independen
Kepuasan Kerja
Variabel
(X):
Dependen Kinerja
1. Kesempatan untuk maju
Perawat (Y)
2. Gaji
3. Kondisi kerja
4. Komunikasi
5. Fasilitas
Berdasarkan Gambar 2.2 di atas, dimensi kepuasan kerja yang akan diteliti
yaitu berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Gilmer dalam (8) yaitu
kesempatan untuk maju, keamanan kerja, gaji, kondisi kerja, komunikasi dan
fasilitas.
2.6 Hipotesis
1. Ada hubungan kepuasan pada kesempatan untuk maju dengan kinerja perawat
di RSU Delima Tahun 2021. Hipotesis ini diajukan dengan asumsi bahwa,
semakin tinggi kesempatan untuk maju maka semakin tinggi kepuasan kerja
pegawai.
2. Ada hubungan kepuasan pada gaji dengan kinerja perawat di RSU Delima
Tahun 2021.. Hipotesis ini diajukan dengan asumsi bahwa, semakin tinngi gaji
3. Ada hubungan kepuasan pada kondisi kerja dengan kinerja perawat di RSU
Delima Tahun 2021. Hipotesis ini diajukan dengan asumsi bahwa semakin
Delima Tahun 2021. Hipotesis ini diajukan dengan asumsi bahwa semakin
Tahun 2021.
BAB III
METODE PENELITIAN
waktu penelitian, metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional, yaitu
penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu dan tidak akan dilakukan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya populasi dalam
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Kriteria Inklusi sampel penelitian,
yaitu:
a. Data primer
alat pengukur atau alat pengambil data. Dalam penelitian ini data primer
b. Data sekunder
c. Data tersier
Data tersier diperoleh dari berbagai referensi yang sangat valid, seperti :
jurnal, text book, data dari WHO dan sumber elektronik yang berhubungan
b. Data sekunder
c. Data tersier
Data tersier diperoleh dari berbagai referensi yang sangat valid, seperti : jurnal,
text book, data dari WHO dan sumber elektronik yang berhubungan dengan
penelitian ini.
Sebelum dilakukan analisa data, maka dilakukan uji validitas dan uji
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan
memiliki validitas konstruk, berarti semua item pertanyaan yang ada di dalam
kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur. Pengujian variabel konstruk
dengan SPSS adalah menggunakan korelasi, instrument valid apabila nilai
korelasi (pearson correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig. (2
tipe Rumah Sakit dengan RSU Delima. Selain itu, dari segi jarak RSU Eshmun
lebih terjangkau.
b. Uji Reliabilitas
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Nilai Cronbach’s Alpha yang
Perasaan perawat mengenai kesempatan yang diberikan oleh RSU Delima untuk
b. Gaji
Perasaan perawat terhadap bayaran yang diterima untuk setiap periode waktu
tertentu
c. Kondisi kerja
Perasaaan perawat terhadap kondisi lingkungan kerja yang dapat memberikan rasa
nyaman
d. Komunikasi
Perasaan perawat terhadap komunikasi yang terjalin antara pegawai dengan atasan
e. Fasilitas
Perasaan perawat terhadap fasilitas fisik yang dapat mendukung kinerja mereka.
Delima
b. Kinerja perawat (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh perawat RSU Delima dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan alat ukur yang di gunakan sebagain satuan. Metode pengukuran adalah
cara yang digunakan untuk memperoleh data kuantitatif variabel dependent dan
sebagai berikut;
pertanyaan memiliki 2 alternatif jawaban yaitu : kurang puas atau puas, untuk
jawaban “ puas” diberikan skor 1 dan untuk jawaban “kurang puas” diberi skor 0.
diberikan memiliki skor 8-5 dan kategori tidak diberikan memiliki skor 1-4.
2. Gaji
alternatif jawaban yaitu : puas atau kurang puas, untuk jawaban “puas”
diberikan skor 1 dan untuk jawaban “kurang puas” diberi skor 0. Setelah
pengkategorian “puas” dan “kurang puas”. Untuk kategori puas memiliki skor
3. Kondisi Kerja
memiliki 2 alternatif jawaban yaitu : puas dan kurang puas, untuk jawaban
“puas” diberikan skor 1 dan untuk jawaban “kurang puas” diberi skor 0.
4. Komunikasi
memiliki 2 alternatif jawaban yaitu : puas dan kurang puas, untuk jawaban
“puas” diberikan skor 1 dan untuk jawaban “kurang puas” diberikan skor 0.
memiliki skor 5-8 dan untuk kategori kurang puas memiliki skor 1-4.
5. Fasilitas
jawaban yaitu : puas atau kurang puas, untuk jawaban “puas” diberikan skor 1
dan untuk jawaban “kurang puas” diberikam skor 0. Setelah masing-masing
bawah ini:
a. Collecting
b. Checking
Peneliti memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner sehingga data dapat diolah
secara benar dan memperoleh hasil pengolahan data yang valid dan reliabel.
c. Coding
Pemberian kode pada variabel yang diteliti missal nama responden diganti dengan
d. Entering
e. Data Processing
Semua data yang diinput ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai dengan
kebutuhan penelitian.
Data hasil angket berupa data kuantitatif yang dikumpulkan diolah dengan
komputer, analisa data yang dilakukan adalah analisa univariat, bivariat dan
multivariat.
jenis datanya. Untuk data kategorik hanya dapat menjelaskan angka atau nilai
3.8.3.Analisis Bivariat
(kategorik). Aturan yang berlaku dalam uji chi square adalah sebagai berikut:
b. Bila pada Tabel 2 x 2 dan semua nilai E > 5 (tidak ada nilai E<5) maka nilai
c. Bila Tabel lebih dari 2 x 2 seperti 3 x 2, 3 x 3 dan lain-lain, maka nilai yang
dari dua variabel. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik
Keterangan :
β0 = Konstanta