Elearning Manajemen Berbasis Sekolah
Elearning Manajemen Berbasis Sekolah
Elearning Manajemen Berbasis Sekolah
TUGAS TUTON 1
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan
tugas tuton1ini tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu
menyelesaikan tugas tuton 1 ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga tugas
tuton 1 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH dapat diselesaikan. format ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah MBS. Format tugas ini di susun dengan melibatkan berbagai sumber
referensi dan di kerjakan sesuai dengan isi tugas yang terdapat pada tutorial online (kursus
manajemen berbasis sekolah).
RESMA ANJANI
PEMBAHASAN
seorang kepala sekolah harus memiliki kecerdasan manajerial, yakni memiliki ide-ide besar n sekolahnya,
mampu mengorganisir seluruh stafnya untuk melaksanakan program yang sudah ditetapkan sebagai
rencana kerja tahunan, mampu memberi motivasi kepada seluruh staf akademik dan staf non akademik,
dan selalu menghargai seluruh stafnya itu. Seorang kepala sekolah, harus mampu berkomunikasi dengan
baik untuk membuat seluruh stafnya faham akan sesuatu yang harus mereka kerjakan, dan mampu
mendorong mereka untuk bekerja memajukan institusi sekolahnya. kepala sekolah harus melakukan lima
hal kunci, yakni:
Kepala sekolah harus merumuskan visi kepemimpinannya yang jelas dan terukur, dan dapat difahami
oleh semua staf akademik dan non akademik sehingga mereka memahami apa yang harus dikerjakan
sesuai visi kepala sekolahnya. Kemudian menciptakan suasana yang dapat mendukung pelaksanaan
proses pembelajaran, memimpin seluruh stafnya, serta mengelola seluruh orang dan proses untuk
mempercepat kemajuan sekolah.
Di samping itu semua, ada hal yang sangat krusial yang harus dilakukan kepala sekolah dalam rangka
peningkatan kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya, yakni peningkatan kualitas proses dan
hasil belajar. Kunci utama peningkatan mutu tersebut adalah guru. Pendidikan yang baik harus ditopang
oleh guru yang memiliki kapabilitas, loyalitas dan integritas, serta akuntabilitas pelaksanaan tugas. Untuk
keempat tagihan utama tersebut, guru harus bersikap profesional. Kepala sekolah harus memiliki
komitmen kuat untuk mengembangkan, meningkatkan dan memelihara profesionalisme para guru di
sekolah/madrasah nya. Untuk itu, menurut Paul V. Bredeson dari University of Wisconsin-madison,
USA, dan Olof Johansson dari University of Umeå, Sweden, seorang kepala sekolah harus melakukan
delapan (8) langkah sebagai berikut:
Selalu melakukan analisis terhadap basil belajar siswa, khususnya analisis terhadap hasil ujian siswa,
dengan mengkaji perbedaan antara hasil belajar dengan tujuan danstandar kompetensi siswa.
Melibatkan guru dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa, dan meningkatkan pengalaman
belajar mereka untuk mencapai spa yang mereka butuhkan.
Melakukan analisis apakah program sekolah sesuai dengan kegiatan harian guru.
Melakukan analisis apakah program-program yang sudah diorganisisr mash efisien untuk mengatasi
masalah.
Melakukan analisis apakah kegiatan yang sedang berjalan dan program belajarberikutnya mendukung
terhadap kebutuhan studi lanjut.
Melakukan evaluasi bersama dengan menggunakan data dari beragam sumber belajar siswa dan bahan
ajar yang diajarkan guru.
Memberi kesempatan bagi guru untuk akses pada teori-teori yang mendasari pengetahuan, ketrampilan
yang mereka pelajari.
Melakukan analisis apakah program pembelajaran siswa sesuai dengan tujuan melakukan perubahan
yang komprehensif pada siswa, dan apakah program perubahan tersebut fokus pada kemajuan belajar
siswa.
Dalam konteks peningkatan dan pengembangan profesionalisme guru ini, kepala sekolah harus memiliki
data sebagai pijakan untuk melakukan perubahan menuju tercapainya tujuan dan terpenuhinya kebutuhan
para siswa. Kemudian mendampingi para guru untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses
pembelajaran agar tetap konsisten menuju tercapainya tujuan yang disepakati bersama, dan sesuai pula
dengan kebutuhan para siswa sebagai warga belajar.
Untuk meningkatkan kualitas sekolah/madrasah, kepala sekolah sebagai manajer yang bertanggung jawab
terhadap maju mundurnya satuan pendidikan yang menjadi wilayah otoritasnya, yang paling pertama
harus dilakukannya adalah merumuskan visi kepemimpinannya, mempersiapkan sekolah yang layak
untuk penyeenggaraan pendidikan dan pembelajaran, bersikap sebagai seorang leader di hadapan seluruh
staf akademik dan non-akademik, dan mengoptimalkan layanan seluruh stafnya untuk mempercepat
kemajuan. Dan bersamaan dengan itu, kepala sekolah juga harus terus melakukan analisis terus menerus
terhadap kesesuaian hasil belajar siswa dengan visi dan tujuan sekolah, kebutuhan siswa, kebutuhan studi
lanjut, serta mengarahkan guru untuk menyesuaikan program pembelajaran dan proses pembelajaran
dengan pencapaian visi tersebut, serta dengan berbagai variabel kebutuhan siswa untuk studi lanjut dan
bahkan untuk mampu menyesuaikan diri dengan kehdupan sosial kemasyarakatan serta berbagai
perubahan yang terjadai sangat cepat dalam kehidupan sosial.
Sekolah/madrasah itu berkualitas atau tidak berkualitas sangat bergantung pada leadership dari kepala
sekolah/madrasah, karena dialah pimpinan tertinggi di sekolah/madrasah itu, dan dialah yang bisa
mengambil keputusan dalam segala hal, tentang guru yang direkrut, penugasan guru, rotasi guru,
pembinaan guru dan bahkan promosi kepangkatan guru. Semakin guru itu bekerja dengan penuh antusias,
bermotivasi baik, dinamis mengikuti kemajuan baik teori, instrumen, teknologi, maupun kebijakan
pemerintah, maka akan semakin tinggi produktifitas sekolah, dan akan semakin besar kontribusnya
terhadap pemajuan bangsa ke depan. Demikian pula dengan sarana serta prasarana pendidikan. Kepala
sekolah/madrasah memiliki otoritas yang sangat besar untuk pengadaan sarana prasaran dengan
mengajukan anggaran pembiayaan pada pemerintah atau pemerintah daerah bagi satuan pendidikan
negeri, atau ke yayasan bagi satuan pendidikan swasta. Kemudian kepala sekolah juga memiliki
kewenangan untuk mengatur waktu belajar siswa, antara full day school atau part day school, dan dialah
yang bisa berkomunikasi secara eksternal pada pemerintah atau pemerintah daerah, pada tokoh
masyarakat, atau pada apapun yang bisa berpartisipasi dalam pengembangan sekolah/madrasah.
2. Penerapan MBS yang baik di suatu sekolah, akan dapat meningkatan mutu sekolah. Jika Anda dimisalkan
menjadi seorang kepala sekolah, buatlah rancangan kegiatan sekolah yang dapat meningkat kan mutu
sekolah dengan penerapan MBS!.
JAWABAN:
1) Peningkatan kapasitas dan komitmen seluruh warga sekolah, termasuk masyarakat dan orangtua
siswa. Upaya untuk memperkuat peran kepala sekolah harus menjadi kebijakan yang mengiringi
penerapan kebijakan MBS. ”An essential point is that schools and teachers will need capacity
building if school- based management is to work”. Demikian De grouwe menegaskan.
2) Membangun budaya sekolah (school culture) yang demokratis, transparan, dan akuntabel.
Termasuk membiasakan sekolah untuk membuat laporan pertanggungjawaban kepada
masyarakat. Model memajangkan RAPBS di papan pengumuman sekolah yang dilakukan oleh
Managing Basic Education (MBE) merupakan tahap awal yang sangat positif. Juga membuat
laporan secara insidental berupa booklet, leaflet, atau poster tentang rencana kegiatan sekolah.
Alangkah serasinya jika kepala sekolah dan ketua Komite Sekolah dapat tampil bersama dalam
media tersebut.
3) Pemerintah pusat lebih memainkan peran monitoring dan evaluasi. Dengan kata lain, pemerintah
pusat dan pemerintah daerah perlu melakukan kegiatan bersama dalam rangka monitoring dan
evaluasi pelaksanaan MBS di sekolah, termasuk pelaksanaan block grant yang diterima sekolah.
4) Mengembangkan model program pemberdayaan sekolah. Bukan hanya sekedar melakukan
pelatihan MBS, yang lebih banyak dipenuhi dengan pemberian informasi kepada sekolah.
5) Model pemberdayaan sekolah berupa pendampingan atau fasilitasi dinilai lebih memberikan hasil
yang lebih nyata dibandingkan dengan pola-pola lama berupa penataran MBS.
Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam MBS dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut:
1) Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik,
lancar, dan produktif.
2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
3) Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka
secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.
4) Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan
pegawai lain disekolah.
5) Bekerja dengan tim manajemen
6) Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Satu cara yang berguna dalam menyimpulkan adalah melihat tantangan sebagai satu
cara menciptakan suatu jenis sistem pendidikan baru yang sesuai abad ke-21.
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2499/3/
T2_942008135_BAB%20II.pdf
http://dederosyada.lec.uinjkt.ac.id/reviews/
perankepalasekolahdalampeningkatanmutupendidikan
https://www.slideshare.net/UmmuNihayah/13-strategi-peningkatan-mutu-pendidikan-melalui-
penerapan-mbs-konsep-mbs-merupakan-kebijakan-baru-yang-sejalan-dengan-paradigma-desentraliasi-
dalam-pemerintaha1
BMP IDIK4012/MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH