Diskusi 7 Up

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

DISKUSI 7

PAI
1.. Budaya etos akademik seorang mahasiswa muslim dapat mencakup beberapa aspek yang
penting. Berikut adalah beberapa ciri budaya etos akademik yang dapat diterapkan oleh
seorang mahasiswa muslim:

 Kedisiplinan: Seorang mahasiswa muslim harus memiliki kedisiplinan yang tinggi


dalam menjalani kehidupan akademik. Ini termasuk mengikuti jadwal kuliah, tugas,
dan ujian dengan tepat waktu.
 Ketekunan: Mahasiswa muslim harus memiliki ketekunan dalam belajar dan
mengembangkan pengetahuan. Mereka harus berusaha untuk mencapai prestasi
akademik yang tinggi dengan berkomitmen pada pembelajaran yang berkelanjutan.
 Integritas: Seorang mahasiswa muslim harus menjunjung tinggi integritas akademik.
Mereka harus menghindari tindakan plagiat, kecurangan, atau pelanggaran etika
lainnya dalam tugas atau ujian.
 Kerja sama: Mahasiswa muslim harus mampu bekerja sama dengan baik dengan
teman sekelas dan dosen. Mereka harus siap untuk berbagi pengetahuan, pengalaman,
dan ide-ide dengan orang lain untuk meningkatkan pembelajaran bersama.
 Keseimbangan: Seorang mahasiswa muslim harus mampu menjaga keseimbangan
antara kehidupan akademik dan kehidupan agama. Mereka harus mengatur waktu
dengan bijak untuk menjalankan ibadah, seperti shalat, membaca Al-Qur'an, dan
berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan.
 Keteladanan: Seorang mahasiswa muslim harus menjadi contoh yang baik bagi orang
lain dalam menjalani kehidupan akademik. Mereka harus menunjukkan sikap yang
baik, sopan santun, dan menghormati dosen dan teman sekelas.
 Pengembangan diri: Mahasiswa muslim harus berusaha untuk terus mengembangkan
diri mereka sendiri. Ini dapat dilakukan melalui partisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler, seminar, atau pelatihan yang relevan dengan bidang studi mereka.
2.. Menggunakan jasa joki atau melakukan plagiasi dalam mengerjakan tugas adalah
pelanggaran terhadap etika akademik. Beberapa etika akademik yang dilanggar dalam hal ini
antara lain:
 Kehormatan Intelektual: Menggunakan jasa joki atau plagiasi berarti mengklaim hasil kerja
orang lain sebagai milik sendiri. Ini melanggar prinsip kejujuran dan menghormati hak cipta
serta kontribusi intelektual orang lain.
 Kerjasama yang Adil: Menggunakan jasa joki atau plagiasi merusak prinsip kerjasama yang
adil dalam lingkungan akademik. Setiap mahasiswa seharusnya memiliki kesempatan yang
sama untuk mengembangkan kemampuan dan mendapatkan nilai berdasarkan usaha dan
kualitas kerjanya sendiri.
 Pengembangan Pribadi: Menggunakan jasa joki atau plagiasi menghambat pengembangan
pribadi dan pembelajaran. Proses mengerjakan tugas adalah kesempatan untuk mengasah
keterampilan, memperluas pengetahuan, dan mengembangkan pemahaman. Dengan
menggunakan jasa joki atau plagiasi, mahasiswa kehilangan kesempatan berharga ini.
Selain etika akademik, menggunakan jasa joki atau plagiasi juga melanggar prinsip-prinsip
etika Islam. Beberapa etika Islam yang dilanggar dalam hal ini antara lain:
 Kejujuran: Islam mendorong umatnya untuk menjadi jujur dalam segala aspek kehidupan,
termasuk dalam dunia akademik. Menggunakan jasa joki atau plagiasi adalah tindakan yang
tidak jujur dan bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
 Kerja Keras: Islam mengajarkan pentingnya kerja keras dan usaha dalam mencapai tujuan.
Dengan menggunakan jasa joki atau plagiasi, mahasiswa menghindari usaha dan kerja keras
yang seharusnya dilakukan untuk mengerjakan tugas dengan baik.
 Penghargaan terhadap Ilmu: Islam menghargai ilmu pengetahuan dan mendorong umatnya
untuk mencari pengetahuan dengan sungguh-sungguh. Menggunakan jasa joki atau plagiasi
adalah tindakan yang meremehkan nilai ilmu pengetahuan dan mengabaikan pentingnya
proses belajar.
Dalam Islam, kejujuran, kerja keras, dan penghargaan terhadap ilmu adalah nilai-nilai yang
sangat dihargai. Oleh karena itu, menggunakan jasa joki atau plagiasi dalam mengerjakan
tugas adalah pelanggaran terhadap etika Islam.
Bahasa Indonesia
Diskusikanlah, perlukah kedua kalimat di atas disunting? Apa alasannya? Alasan saudara
wajib dikaitkan dengan teori dari buku atau hasil penelitian!
Kedua kalimat di atas perlu disunting karea ada beberapa ejaan yang salah dan kata yang
jarang digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
a.. setiap hari besar Idul Fitri, umat Islam menuju masjid raya untuk menunggu kedatangan
tamu akbar.
Penyuntingan yang disarankan: “Setiap hari raya Idul Fitri, umat Islam berkumpul di masjid
raya untk menyambut kedatangan tamu akbar.”
Alasan penyuntingan:
 Kata “besar” diganti dengan “raya” karena lebih tepat dalam konteks perayaan
keagamaan seperti Idul Fitri.
 Kata "menuju" diganti dengan "berkumpul" karena dalam konteks ini, umat Islam
tidak hanya pergi ke masjid tetapi berkumpul bersama untuk merayakan Idul Fitri.
 "Menunggu" diganti dengan "menyambut" karena umat Islam tidak hanya menunggu,
tetapi juga menyambut dengan sukacita kedatangan tamu agung, yaitu Hari Raya Idul Fitri.
Sumber: "Kamus Besar Bahasa Indonesia" (edisi keempat, 2008)

]b. Syukuran di adakan oleh para petani pasca panen tiba dibalai desa
Penyuntingan yang disarankan: “Syukuran diadakan oleh para petani setelah panen di balai
desa.”
Alasan penyuntingan:
 Kata “di adakan” digabung menjadi “diadakan” untuk menyesuaikan dengan ejaan
yang benar karena kata “di” diikuti dengan kata kerja sehingga penulisannya harus
digabungkan.
 “Pasca panen” diganti dengan “setelah panen” untuk menghindari penggunaan kata
yang jarang digunakan dalam bahasa sehari-hari.
 “Tiba” dihilangkan karena tidak diperlukan dalam konteks kalimat ini.
 “Dibalai desa” kata “di” dipisah karena diikuti dengan tempat sesuai dengan ejan
yang benar sehingga menjadi “ di balai desa” .
Sumber : “Ejaan Yang Disempurnakan” (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987)

PKn

Pada waktu Indonesia memproklamirkan kemerdekaannnya pada 17 Agustus 1945, para pendiri
negara sudah memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia merdeka sebagai negara yang
menganut sistem demokrasi. oleh sebab itu, salah satu dasar yang terdapat di dalam Pancasila,
dasar filsafat negara Indonesia adalah dasar demokrasi yang terdapat di dalam pancasila sila ke
empat yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam
permusywaratan/perwakila". Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia menganut sistem
demokrasi. Namun, akhir-akhir ini banyak kritikan dengan menggunakan bahasa yang kasar dan
mencaci yang dikritik dengan dalih demokrasi. Apakah Anda setuju dengan hal tersebut? Silahkan
berikan argumen Anda dengan jelas...

Selamat berdisksusi....

Saya tidak setuju dengan kritik yang kasar dan mencaci karena penting untuk diingat bahwa
demokrasi, sementara memberikan kebebasan berbicara, juga memerlukan tanggung jawab dalam
menyampaikan pendapat. Penggunaan bahasa yang kasar dan mencaci tidak selaras dengan nilai-
nilai demokrasi yang seharusnya menciptakan lingkungan dialog yang saling menghormati.

Seharusnya kritik yang disampaikan dengan cara yang sopan dan membangun dapat lebih efektif
dalam mencapai perubahan positif. Dalam konteks ini, penting untuk mempromosikan budaya
diskusi yang sehat dan menghargai keragaman pendapat.

Jadi, sementara demokrasi memberikan kebebasan untuk menyuarakan pendapat, penting untuk
mempertimbangkan bagaimana cara kita menyampaikan kritikan, penggunaannya harus didasarkan
pada nilai-nilai etika dan saling menghormati, mengutamakan dialog yang terbuka, sopan, dan
beradab dapat memperkuat dasar demokrasi yang lebih sehat dan berkelanjutan juga dapat
mencapai efek positif dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai