4.3.1.c Kak Kegiatan Imunisasi
4.3.1.c Kak Kegiatan Imunisasi
4.3.1.c Kak Kegiatan Imunisasi
1. Latar Belakang Program Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti
paling Cost effective dan telah diselenggarakan sejak tahun 1956. Dengan
program ini, Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun
1974. Selain itu dengan telah diperluasnya program Imunisasi menjadi
Program Pengembangan Imunisasi sejak tahun 1977, Angka Kesakitan dan
Kematian akibat Penyakit yang dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
sudah dapat ditekan.
Penyakit lain yang sudah dapat ditekan sehingga perlu ditingkatkan
programnya adalah Tetanus Maternal dan Neonatal serta Campak. Untuk
tetanus telah dikembangkan upaya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal
(MNTE) sedang untuk Campak dikembangkan upaya reduksi Campak
(RECAM), ERAPO, MNTE dan RECAM juga merupakan komitmen global
yang wajib dilaksanakan oleh semua negara. Disamping itu, Dunia juga
menaruh perhatian terhadap mutu pelayanan dan menetapkan standar
pemberian suntikan yang aman (safety injection) yang dikaitkan dengan
pengelolaan limbah tajam yang aman bagi penerima suntikan, aman bagi
petugas serta tidak mencemari lingkungan.
Walaupun PD3I sudah dapat ditekan, cakupan imunisasi harus dipertahankan
tinggi dan merata. Kegagalan untuk menjaga tingkat perlindungan yang
tinggi dan merata dapat menimbulkan letusan KLB PD3I. Untuk itu, upaya
imunisasi perlu disertai dengan upaya surveilans epidemiologi agar setiap
peningkatan kasus penyakit atau terjadinya KLB dapat terdeteksi dan segera
diatasi. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Provinsi sebagai daerah Otonom.
Kewenangan surveilans epidemiologi termasuk penanggulangan KLB
merupakan kewenangan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah
Provinsi.
Berdasarkan Riskesdas 2010 dan hasil monitoring evaluasi bahwa cakupan
Desa UCI (bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap) dalam beberapa
tahun terakhir memperlihatkan hasil yang kurang memuaskan. Penyebab
utama rendahnya pencapaian UCI tersebut adalah rendahnya akses pelayanan
dan tingginya angka drop out, rendahnya kesadaran dan pengetahuan
masyarakat tentang manfaat serta Gejala Ikutan Pasca Imunisasi. Selain itu
faktor budaya dan pendidikan serta kondisi sosial ekonomi juga ikut
mempengaruhi rendahnya pencapaian Desa UCI.
Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population
immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi sehingga PD3I dapat dibasmi
dan dieliminasi atau dikendalikan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta didukung oleh petugas yang kompeten diharapkan upaya
imunisasi dapat semakin efektif, bermutu dan efisien.
Dari hasil laporan imunisasi rutin tahun 2021 menunjukan penurunan
capaian imunisasi maka di tahun 2022 ini diadakan kegiatan BIAN (Bulan
Imunisasi Anak Nasional) untuk menutupi kesenjangan Imunitas pada Bayi
dan Baduta. Hal ini sesuai dengan Renstra dan RPJMN Tahun 2022-2024
bahwa persentase imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-11 bulan
ditetapkan tahun 2022 sebesar 90% dan tahun 2023 sebesar 100%.
Tujuan Umum :
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang
Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Tujuan Khusus :
Tercapainya Target Child Immunization Universal (bayi yang
diimunisasi lengkap) sebesar 92 % secara merata pada bayi di 88 %
Desa / Kelurahan pada tahun 2022
Tercapainya pemutusan rantai penularan Poliomyelitis
Tercapainya reduksi Campak (dapat menurunkan kasus Campak sebesar
90 %)
Tercapainya Maternal Neonatal Tetanus Elimination (insiden dibawah 1
/ 1.000 kelahiran hidup)
9. Referensi Hukum 1. Undang-Undang No.4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
2. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak
4. Permenkes RI No. 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
5. Kepmenkes RI Nomor : 1457 Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal.
10. Ruang lingkup a. Tim Pelayanan Vaksinasi Bagi Balita & Anak Sekolah
b. Evaluasi dan Validasi data Cakupan Tahun 2021
c. Monitoring Program Imunisasi ke Puskesmas
d. Konsultasi dan Pengambilan Vaksin ke Dinas Kesehatan Provinsi
e. Monitoring Evaluasi Kegiatan BIAN
11. Keluaran a. Tercapainya target vaksinasi bagi siswa kelas 1, 2 dan 5 Sekolah
Dasar / MI Sebesar 97 %.
b. Disepakatinya data dasar BIAS, tersosialisasinya pertangungjawaban
dan kebijakan BIAS Tahun 2022, dapat disusunnya Micro Planning
kegiatan.
c. Diperolehnya data cakupan serta hambatan dalam pelaksanaan program
dan Rencana Tindak Lanjut.
d. Dapat dimonitornya kegiatan BIAS dalam rangka menjamin mutu
pelayanan vaksinasi bagi siswa.
e. Meningkatnya kompetensi petugas Puskesmas dalam pengelolaan
vaksin dan Bidan Desa dalam Pelaksanaan safety injection
f. Tersedianya Vaksin dan Logistik Program Imunisasi dan terjaganya
rantai dingin vaksin.
g. Dapat di Validasinya data cakupan, identifikasi permasalahan dan
hambatan Program serta Rencana Tindak Lanjut dalam pemecahan
masalah.
h. Dapat dimonitornya pelaksanaan manajemen Program Imunisasi di
Puskesmas
i. Dapat dimonitornya penggunaan IPV di Posyandu, efek samping yang
terjadi serta kepatuhan petugas dalam menjalankan SOP yang telah
ditentukan.
j. Terlaksananya Investigasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi dalam
menentukan klasifikasi penyebab KIPI untuk perbaikan pelayanan
imunisasi selanjutnya.
12. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
N BULAN
KEGIATAN
O
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tim Pelayanan Vaksinasi Bagi Balita
1
& Anak Sekolah
Evaluasi dan Validasi Data Cakupan
2
Tahun 2021
Monitoring Program Imunisasi ke
3
Puskesmas
Konsultasi dan Pengambilan Vaksin
4
ke Dinas Kesehatan Provinsi
5 Monitoring, Evaluasi BIAN
13. Pelaporan Setiap selesai kegiatan membuat pertanggung jawaban yang terdiri dari :
a. Surat Tugas
b. Daftar Hadir
c. Laporan Hasil Kegiatan / Perjalanan
d. SPPD
e. NCR
f. Bukti Penerimaan Honorarium Kegiatan
g. Bukti fisik lain yang menggambarkan pelaksanaan Kegiatan.