Teti Permana - 17 - 20591187 - PGMI 6 H
Teti Permana - 17 - 20591187 - PGMI 6 H
Teti Permana - 17 - 20591187 - PGMI 6 H
PROPOSAL SKRIPSI
Mahasiswa
Teti Permana
NIM. 20591187
Penasehat Akademik
Ratnawati M.Pd
NIP. 196709111994032002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBITYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
2023
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Fokus Penelitian............................................................................................9
C. Rumusan Masalah.........................................................................................9
D. Tujuan Penelitian..........................................................................................9
E. Manfaat Penelitian......................................................................................10
BAB II...................................................................................................................11
LANDASAN TEORI............................................................................................11
A. Minat Belajar.................................................................................................11
B. Anak Broken Home.......................................................................................16
C. Keluarga Broken Home................................................................................19
D. Penelitian Relavan........................................................................................24
BAB III..................................................................................................................26
METODE PENELITIAN....................................................................................26
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian..................................................................26
B. Lokasi Penelitian...........................................................................................26
C. Sumber Data................................................................................................27
D. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................27
E. Teknik Analisa Data.....................................................................................30
F. Teknik Uji Keabsahan Data.......................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak luput dari kenyataan yang ada bahwa semakin hari semakin
banyak keluarga yang menggalami broken home. Beberapa kasus diantaranya
mungkin disebabkan oleh perselingkuhan, perbedaan prinsip hidup, atau sebab
– sebab lainnya yang bisa disebakan oleh masalah internal maupun eksternal
dari kedua belah pihak. Akan tetapi, yang jelas kasus-kasus broken home itu
sama halnya dengan kasus sosial lainya. Satu hal yang pasti, hubungan
interpersonal diantaranya suami istri dalam keluarga broken home telah
semakin memburuk2. Keadaan fisik juga menjadi alasan bagi pasangan suami
istri dalam meyikapi masalah broken home, meskipun dalam beberapa sumber
disebutkan bahkan kedekatan fisik tidak mempengaruhi kedekatan personal
antara individu. Inti dari semuanya adalah komunikasi yang baik antaranya
pasangan. Dalam komunikasi ini, berbagai faktor kejiwaan termuat
didalamnya, sehingga patut mendapat perhatian utama3.
Menurut Willis (2015), broken home dapat dilihat dari dua aspek
yaitu, keluarga yang utuh yang disebabkan salah satu orang tua meninggal
1
Sofiyulloh. “Analisis Dampak Broken Home Terhadap Minat Belajar Siswa Mts Al
Hidayah Wonorejo Pasuruan” Jurnal Tarbawi Studi Pendidikan Islam Vol. 7 Nomor 02 Septembet
2019. hal 6
2
Izhar Salim. “Analisis Dampak Broken Home Terhadap Minat Belajar Siswa Sma
Santun Untan Pontianak”. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 8 Nomor 03
Tahun 2017. Hal 8
3
Afandi. 2009. Pendekatan Kualitatif Serta Kombinasinya Dalam Penelitian Psikologi.
( Yogyakarta: Gramedia), hal 1
4
atau bercerai, dan anak yang orang tua tidak bercerai namun tidak
memperlihatkan hubungan kasih sayang atau sering bertengkar 4. Dalam
suasana yang broken home bukan hanya komunikasi yang memburuk, tetapi
juga terdapat aspek yang relevan dalam hubungan itu, sehingga menyebabkan
berkurangnya ketertarikan antara diri dan pasanganya. Dalam hal ini, dapat
diuraikan bahwa dalam keluarga yang broken home antar pasangan yang
terjadi pelemahan rasa saling menilai secara potitif, yang terjadi penilaian
menjadi cenderung negatif antara satu pasangan denga pasangannya5.
Ayah, ibu dan anak adalah keluarga inti yang merupakan organisasi
terkecil dalam kehidupan masyarakat. Pada hakikatnya, keluarga merupakan
wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan anak. Didalam keluarga, anak
akan mendapatkan pendidikan pertama mengenai berbagai tatanan kehidupan
yang ada di masyarakat. Keluargalah yang mengenalkan anak akan aturan
agama, etika sopan santun, aturan yang bermasyarakat, dan aturan-aturan tidak
tertulis lainnya yang diharapkan dapat menjadi landasan kepribadian anak
dalam menghadapi lingkungan. Keluarga juga yang akan menjadi motivator
terbesar yang tiada henti saat anak membutuhkan dukungan dalam menjalani
kehidupan dimasa studinya7.
4
Sofiyulloh. “Analisis Dampak Broken Home Terhadap Minat Belajar Siswa Mts Al
Hidayah Wonorejo Pasuruan” Jurnal Tarbawi Studi Pendidikan Islam Vol. 7 Nomor 02 Septembet
2019. hal 6
5
Willis (2015). Konseling Keluarga( Family Counseling ). Bandung : Alfabeta. hal 2
6
Siti Murni. “Dampak Broken Home Terhadap Minat Belajar Dan Akhlak Siswa SMPN 2
Kota Besi “ Jurnal IAIN Palangka Raya, 2021
5
Namun, melihat kondisi masyarakat saat ini, fungsi keluarga sudah
mulai tergeser keberadannya. Semua anggota keluarga khususnya orang tua
menjadi sibuk dengan aktivitas pekerjaannya dengan alasan untuk menafkahi
keluarga. Peran ayah sebagai kepala keluaraga menjadi tidak jelas
keberadaannya, karena sering kali ayah zama sekarang bekerja diluar kota dan
hanya pulang satu minggu ataupun pergi dan pulang larut malam. Ibulah yang
menggantikan peran ayah dirumah dalam mendidik serta mengatur seluruh
kepentingan anggota keluarganya8.
Oleh karena orang tua tidak punya waktu banyak untuk berdialog,
berdiskusi atau bahkan hanya untuk saling bertegur sapa. Saat orang tua
pulang bekerja, anak sudah tidur dengan lelapanya dan saat anak terbangun
tidak jarang orang tua sudah pergi bekerja atau anaknya yang harus pergi
kesekolah10. Ketika anak protes dan mengeluh, orangtua hanya cukup
memberikan pengertian bahawa ayah dan ibu bekerja untuk kepentingan anak
dan keluarga juga. Orangtua sekarang sering merasa sulit mengerti keinginan
ananknya, tanpa mereka sadari bahwa orangtualah yang harus mengerti
keadaan anaknya. Namun, orang tua seringkali tidak mengetahui kebutuhan
psikologi anak yang sama pentingnya dengan memenuhi kebutuhan hidup.
7
Munirwan Umar. “Peran Orang Tua Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Anak”. Jurnal
Bimbingan Konseling, Vol 1 Nomor 1 2015. Hal 20-18
8
Meleyong ,2006. Meteologi Pendidikan Kualitatif. (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya), hal 10
9
Robert Gague, 1998. Prinsip-prinsip Belajar Untuk Pengajaran Di Sekolah. (Surabaya: Usaha
Internasional), hal 23
10
Efrinaus Ruli. “Tugas Dan Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak “ . Jurnal Edukasi Non
Formal Vol 1 No 1 2020.
6
Anak membutuhkan kasih sayang berupa perhatian, sentuhan, teguran, dan
arahan dari ayah dan ibunya, bukan hanya dari pengasuhnya ataupun dari
nenek kakeknya11.
11
Winkle, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran (Jakarta : Gramedia), hal 9
12
Angga Ernando. “Minat Belajar Pada Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Berlatar Belakang Broken
Home di SMA Adibah Padang “ Jurnal Kajian Pendidikan Dan Pembelajaran Vol 2 Nomor 2
Tahun 2020. Hal 93-100
13
Syahriman. “Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Rational Emotive
Therapy Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Broken Home Di SMP Negeri 14 Kota
Bengkulu”. Jurnal Ilmiah BimbinganDan Konseling Vol 4 Nomor 1 Tahun 2021 . hal 64-72
7
yang broken home, anak tidak diperhatikan secara penuh oleh kedua
orangtuanya, anak tidak begitu terarah dengan baik. Anak juga kurang
mendapat kasih sayang yang akan berdampak pada minat dalam belajarnya
disekolah14.
14
Helawati, 2004. Pendidikan Keluarga: Teori-Praktis. (Bandung: Remaja Rosdakarya), hal 12
15
Ratna Sari. “Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Menigkatkan Minat Belajar Siswa
broken Home Di SMA N 05 Pekan Baru” Jurnal Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau, 2017
16
Feni Marti Adhenova, 2014. “Resilensi Pada Remaja Yang Mengalami Broken Home” Jurnal
Perkembangan Pendidikan 29 Juli 2016, hal 100
8
belajar yang tidak sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan
tidak dapat prestasi belajar17.
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
17
Slameto. (2015). Belajar Dan Faktor-Faktor Yng Memprngaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. hal
2
9
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi minat bbelajar siswa
dengan latar belakang keluarga yang broken home di SD 19 Rejang
Lebong?
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
referensi tambahan bagi praktisi pendidikan yang akan melakukan Analisis
Minat Belajar Siswa Dengan Latar Belakang Keluarga Yang Broken Home
Di SD 19 Rejang Lebong.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis dapat menambahkan pengalaman pribadi dan
wawasan tentang analisis minat belajar anak broken home di
sekolah
b. Bagi sekolah dapat mengetahui sejauh mana gejala, faktor,
penyebab, dan dampak broken home terhadap minat belajar siswa
disekolah.
c. Bagi orang tua dapat mengetahui dampak negatif akibat broken
home terhadap minat belajar yang terjadi pada anaknya.
d. Bagi siswa hasil penelitian ini dapat memberi manfaat bagi
kepribadian siswa, sehingga pembelajaran menjadi terarah dan
siwa semakin baik.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Minat Belajar
Minat belajar secara bahasa terdiri dari dua suku kata yaitu, minat
dan belajar. Minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu
gairah atau keinginan. Belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu. Dari pengertian kata belajar tersebut dapatlah dirumuskan
pengertian minat belajar secara bahasa adalah keinginan hati yang tinggi
untuk berusaha memperoleh kepandaian ilmu atau ilmu.
18
Halid Hanafi, La Adu & H Muzakkir, Profesionalisme Guru Dalam Pengelolaan Kegiatan
Pembelajaran Disekolah, (Yogyakarta:2018), hal.152
11
belajar maeri pelajaran tersebut19. H Suprijanto mengemukakan minat
merupakan keinginan yang datang dari hati nurani untuk serta dalam
kegiatan pembelajaran. Makin besar minatnya main besar semangat dan
hasil kerjanya. Minat yang bersifat sementara akan mempertahankan
perhatian dan mendorong keaktifan orang dewasa lebih banyak.
19
H Abdu Ahmadi & Joko Tri Prasetya, Profesionalisme Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran
Disekolah, (Yogyakarta:2018),hal 154
20
Halid Hanafi, La Adu & Muzakkir. Profesionalisme Guru Dalam Pengelolaan Kegiatan
Pembelajaran Disekolah (Yogyakarta:2018), hal. 155
21
Ignatius Hanung Listyono, Analisis Minat Belajar Anak Broken Home Disekolah (Studi
Fenomenologi Pada Empat Anak Broken Home), Skripsi universitas sanata dharma
(Yogyakarta:2017)
12
Sumadi Surya Brata menyatakan, minat adalah kecenderungan
dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi
suatu objek. Sedangkan menurut Winkle pengertian belajar adalah proses
mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, skill,
kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan
sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif. Maksud
penjelasan diatas minat belajar, adalah suatu kemampuan umun yang
dimiliki siswa untuk mencapai prestasi yang optimal yang dapat
ditunjukan dengan kegiatan belajar22.
22
Sumadi Surya Brata, Winkle. Analisis Minat Belajar Anak Broken Home Disekolah (Studi
Fenomenologi Pada Empat Anak Broken Home), Skripsi universitas sanata dharma
(Yogyajarta:2018 ), hal. 9
23
Devi Wahyu Daniati, 27 Cara Asyik Belajar Matematika, karya ilmiah (universitas
tidar,2019),hal.332
13
Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah
kecenderungan seseorang untuk memilih dan melakukan aktivitas
dibandingkan aktivitas yang lain karena adanya perhatian, rasa senang, dan
pengalaman24.
14
Ganguan terhadap minat belajar anak menurut Supriyanto yaitu:
a. Kurangnya motivasi
Motivasi sangat berperan penting dalam belajar,
hilangnya motivasi maka anak akan hilang dalam minat
belajarnya
b. Kurang perhatian
15
dari dalam diri siswa). Berikut adalah beberapa pengertian faktor eksternal
dan internal menurut Sumadi Suryabrata diantaranya sebagai berikut:
a. Faktor internal
b. Eksternal
1. Pengertian Anak
16
tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-
luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, fisik, mental
maupun sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan
serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan
terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa
diskriminasi.
30
Paulus Maruli Tamba, “Realisasi Pemennuhan Hak Anak Yang Diatur Dalam Konstitusi
Terhadap Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum Proses Pemidanaan. Jurnal (universitas atma
jaya Yogyakarta:2016), hal. 3
17
Penceraian ternyata memberikan dampak kurang baik terhadap
perkembangan kepribadian remaja. Remaja yang orang tuanya bercerai
cenderung menunjukan ciri-ciri:31
a. Berperilaku nakal
31
Ignatiyus Hanung Listiyono, “ Analisis Minat BelajarAnak Broken Home Disekolah (Studi
Fenomenologi Pada Empat Anak Broken Home)”. Skripsi universitas sanata dharma
(Yogyakarta:2017),hal. 15
32
Ignatiyus Hanung Listiyono, “ Analisis Minat BelajarAnak Broken Home Disekolah (Studi
Fenomenologi Pada Empat Anak Broken Home)”. Skripsi universitas sanata dharma
(Yogyakarta:2017),hal. 15
18
Broken artinya "Kehancuran", sedangkan Home artinya “rumah”
Broken home mempunyai arti bahwa adanya kehancuran yang ada didalam
rumah tangga yang disebabkan oleh kedua suami istri mengalami
perbedaan pendapat.33 Definisi lain menurut keluarga broken home adalah
keluarga yang terjadi dimana tidak hadirnya salah satu orang tua karena
kematian atau perceraian atau tidak hadirnya kedua-duanya.
19
2. Macam-Macam Keluarga Broken Home
a. Keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh karena salah satu
dari kepala keluarga itu meninggal dunia atau telah bercerai.
b. Orang tua tidak bercerai akan tetapi strutur keluarga itu tidak utuh lagi
karena ayah atau ibu sering tidak dirumah, dan tidak memperlihatkan
hubungan kasih sayang lagi. Misalnya orang tua sering bertengkar
sehingga keluarga itu tidak sehat secara psikologi.35
3. Karakteristik Keluarga Broken Home
20
terjadi di masyarakat. Perceraian dalam keluarga biasanya dari adanya
suatu konflik antara anggota keluarga. Bila kontlik sampai titik kritis maka
perceraian itu sulit terelakan. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
perselisihan dalam keharga yang berakhir dengan perceraian. Persoalan
yang dimaksud antara lain:
a. Faktor Internal
a. Faktor Eksternal
4) Kebiasaan berjudi.37
21
dijelaskan untuk mempermudah pemaham tentang penyebab dari broken
home ini sendiri, yaitu sebagai:
a) Gangguan Komunikasi
b) Fgosentris
e) Ekonomi
22
maupun kelebihan ekonomi, namun kekurangan ekonomi lebih berbahaya
dari pada kelebihan ekonomi. Ketiadaan ekonomi (kemiskinan)
berhubungan dengan pendidikan seseorang meskipun terjadi secara tidak
langsung dan pengangguran juga punya pengaruh positif signifikan
terhadap kemiskinan.38
a. Anak kurang mendapat kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya.
Dikarenakan kurang adanya pengawasan orang tua terhadap kepada
pertengkaran-pertengkaran orang tua mereka sehingga seorang anak
akan mudah mendapkan pengaruh buruk dari lingkungan disebabkan
suasana dirumah yang tidak nyaman.
38
Imron Muttaqin Dan Bagus Sulidry, Analisis Faktor Penyebab Dan Dampak Keluarga Broken
Home Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak 2019, hal. 250-253
39
Husnul Delia, Penyebab Broken Home Dalam Keluarga Dan Cara Mencegahnya. Dikutip 19
Mei. 2016.
23
Penyebab timbulnya keluarga broken home dikarenakan beberapa
faktor, yaitu:
a. Masalah kesibukan
D. Penelitian Relavan
40
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, ( Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Jurai Siswo Metro:2016),hal .39
24
Pertama, Roy Novianto pada tahun 2018 yang berjudul "analisis
dampak broken home terhadap minat belajar siswa SMA santun untan
pontianak". Masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah keluarga
BAB III
METODE PENELITIAN
25
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif (Qualitative research) yaitu suatu penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena. Dengan kata
lain penelitian ini untuk mendapatkan gambaran atau deskripsi suatu objek
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, serta pemikiran orang
secara individual kelompok.41 Alasan penulis menggunakan metode penelitian
ini karena permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan yang dinamis.
Selain itu, penulis ingin mengetahui lebih dalam mengenai Analisis Minat
Belajar Siswa dengan Latar Belakang Keluarga Broken Home di SDN 19
Rejang Lebong.
B. Lokasi Penelitian
C. Sumber Data
41
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penulisan Pendidikan (Bandung: Rosdakarya, 2012),
hal.60
42
Hadari Nawai, Metodologi Penilaian Bidang Sosial ( Yogyakarta: Gajah Mada Press, 2005)
hal.31
26
Sumber data adalah informasi yang diperlukan penulis dalam
sebuah penelitian atau sember dimana penulis dapat memperoleh sebuah
data. Dalam penelitian sumber data yang akan digunakan akan dijadikan
sebagai objek dan subjek penelitian.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
43
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis ( Jakarta: PT Raja Grafindo
persada, 2005), hal. 42
44
Cik Hasan Bisri, Penuntunn Rencana Penelitian Dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu Agama
Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal.32
27
(observasi). wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian kualitatif,
pengumpulan data dilakukan untuk melihat kondisi alam dan
pengumpulan data juga lebih mengacu pada observasi, wawancara
mendalam dan hasil dokumentasi.45
1. Observasi
2. Wawancara
45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, kuantitatif dan R&D, hal.309
46
Sandu Siyoto,dan M Ali Sodik,. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. (Yogyakarta: Media
Publishing. 2015) , hal. 75
47
Nasution, Metode Reseach, (Bumi Aksara, Jakartta), 2000, hal. 133
48
OP.Cit.hal.76
28
a) Siswa (laki-laki atau perempuan) dengan latar belakang keluarga
yang broken home (Penceraian) di SDN 19 Rejang Lebong
b) Siswa (laki-laki atau perempuan) yang berstatus sebagai siswa di
SDN19 Rejang Lebong.
c) Siswa (laki-laki atau perempuan) di SDN 19 Rejang Lebong.
d) Guru yang mengajar di SDN 19 Rejang Lebong sebagai Guru wali
kelas.
3. Dokumentasi
49
OP,.Cit.hal.77
50
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung:
Alfabeta,2014),hal.245
29
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat data
berlangsung, dan setelah pengumpulan data selesai dalam jangka waktu
tertentu. Pada saat wawancara, peneliti telah menganalisisjawaban yang
telah diwawancarai. Jika jawaban-jawaban yang telah dievaluasi kemudian
dianalisis dan kurang memuaskan, maka penulis akan melanjutkan
pertanyaan kembali, sampai pada tahap tertentu memperoleh informasi
yang dianggap berkualitas. Miles dan Huberman (Sugiyono), menyatakan
suatu kegiatan dalam menguraikan informasi kualitatif dilakukan secara
aktif dan berkesinambungan sampai selesai, sehingga datanya
membosankan. Kegiatan dalam menguraikan informasi adalah reduksi
data, penyajian informasi dan akhir informasi. Dalam penelitian ini akan
dianalisis pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deduktif.
Penalaran deduktif adalah proses berpikir dengan menghadirkan masalah-
masalah umum dan kemudian membahasnya masalah-masalah khusus.
Analisis informasi meliputi:
30
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adala
mendisplaykan data (penyajian data). Penyajian data dilakukan
dengan mengkategorikan dan membuang data yang telah
terkumpul dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan anatar
kategori dan sejenisnya supaya mudah dipahami dan dianalisis. 51
Setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah menyajikan data,
penyajian data itu sendiri dapat dilakukan melalui bentuk uraian
singkat, bagan dan hubungan antar kategori untuk memahami apa
yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya, pada tahap ini
sekumpulan informasi telah disusun untuk penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan. Penyajian dapat dituangkan dalam
dibentuk display data untuk melihat bagian-bagian tertentu atau
totalitas dalam penelitian.
3. Conslusion Drawing/verification
51
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rfindo,2013) hal.70
52
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan , ( Bandung : Alfabeta,2005), hal.195
31
validitas (validitas) dan reliabilitas (reliabilitas) harus dipenuhi jika tidak
maka eksposisi ilmiah penelitian ini perlu dipertanyakan.
1. Triangulasi Sumber
2. Teknik Triangalani
32
beberapa sumber yang diperoleh. Sedangkan teknik cara triangulasi
digunakan peneliti dalam membandingkan informasi observasi dan
wawancara.
DAFTAR PUSTAKA
Sofiyulloh. “Analisis Dampak Broken Home Terhadap Minat Belajar Siswa Mts
Al Hidayah Wonorejo Pasuruan” Jurnal Tarbawi Studi Pendidikan Islam
Vol. 7 Nomor 02 Septembet 2019. hal 6
33
Izhar Salim. “Analisis Dampak Broken Home Terhadap Minat Belajar Siswa Sma
Santun Untan Pontianak”. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Khatulistiwa Vol 8 Nomor 03 Tahun 2017. Hal 8
Afandi. 2009. Pendekatan Kualitatif Serta Kombinasinya Dalam Penelitian
Psikologi. ( Yogyakarta: Gramedia), hal 1
Sofiyulloh. “Analisis Dampak Broken Home Terhadap Minat Belajar Siswa Mts
Al Hidayah Wonorejo Pasuruan” Jurnal Tarbawi Studi Pendidikan Islam
Vol. 7 Nomor 02 Septembet 2019. hal 6
Willis (2015). Konseling Keluarga( Family Counseling ). Bandung : Alfabeta. hal
2
Siti Murni. “Dampak Broken Home Terhadap Minat Belajar Dan Akhlak Siswa
SMPN 2 Kota Besi “ Jurnal IAIN Palangka Raya, 2021
Munirwan Umar. “Peran Orang Tua Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Anak”.
Jurnal Bimbingan Konseling, Vol 1 Nomor 1 2015. Hal 20-18
Meleyong ,2006. Meteologi Pendidikan Kualitatif. (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya), hal 10
Robert Gague, 1998. Prinsip-prinsip Belajar Untuk Pengajaran Di Sekolah.
(Surabaya: Usaha Internasional), hal 23
Efrinaus Ruli. “Tugas Dan Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak “ . Jurnal
Edukasi Non Formal Vol 1 No 1 2020.
Winkle, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran (Jakarta : Gramedia), hal 9
Angga Ernando. “Minat Belajar Pada Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Berlatar
Belakang Broken Home di SMA Adibah Padang “ Jurnal Kajian
Pendidikan Dan Pembelajaran Vol 2 Nomor 2 Tahun 2020. Hal 93-100
Syahriman. “Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Rational
Emotive Therapy Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Broken
Home Di SMP Negeri 14 Kota Bengkulu”. Jurnal Ilmiah BimbinganDan
Konseling Vol 4 Nomor 1 Tahun 2021 . hal 64-72
Helawati, 2004. Pendidikan Keluarga: Teori-Praktis. (Bandung: Remaja
Rosdakarya), hal 12
34
Ratna Sari. “Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Menigkatkan Minat
Belajar Siswa broken Home Di SMA N 05 Pekan Baru” Jurnal
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2017
Feni Marti Adhenova, 2014. “Resilensi Pada Remaja Yang Mengalami Broken
Home” Jurnal Perkembangan Pendidikan 29 Juli 2016, hal 100
Slameto. (2015). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Memprngaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta. hal 2
Halid Hanafi, La Adu & H Muzakkir, Profesionalisme Guru Dalam Pengelolaan
Kegiatan Pembelajaran Disekolah, (Yogyakarta:2018), hal.152
H Abdu Ahmadi & Joko Tri Prasetya, Profesionalisme Guru Dalam Kegiatan
Pembelajaran Disekolah, (Yogyakarta:2018),hal 154
Halid Hanafi, La Adu & Muzakkir. Profesionalisme Guru Dalam Pengelolaan
Kegiatan Pembelajaran Disekolah (Yogyakarta:2018), hal. 155
Ignatius Hanung Listyono, Analisis Minat Belajar Anak Broken Home Disekolah
(Studi Fenomenologi Pada Empat Anak Broken Home), Skripsi universitas
sanata dharma (Yogyakarta:2017)
Sumadi Surya Brata, Winkle. Analisis Minat Belajar Anak Broken Home
Disekolah (Studi Fenomenologi Pada Empat Anak Broken Home), Skripsi
universitas sanata dharma (Yogyajarta:2018 ), hal. 9
Devi Wahyu Daniati, 27 Cara Asyik Belajar Matematika, karya ilmiah
(universitas tidar,2019),hal.332
Menurut Crow and Crow, Analisis Minat Belajar Anak Broken Home Disekolah
(Studi Fenomenologi Pada Empat Anak Broken Home), Skripsi universitas
sanata dharma), Skripsi universitas sanata dharma
(Yogyakarta:2018),hal.10
Slameto, Snowball Throwing Tingkatkan Minat Dan Hasil Belajar, (Suka
Bumi:2020, hal. 20
Slameto Widodo, Analisis Belajar Anak Broken Home Disekolah (Studi
Fenomenologo Pada Empat Anak Broken Home), Skripsi univarsitas
sanata dharma (Yogyakarta:2018), hal. 10
35
Supriyono, Analisis Minat Belajar Anak Broken Home Disekolah (Studi
Fenomenologi Pada Empat Anak Broken Home ). Skripsi universitas
sanata dharma (Yogyakarta:2017),hal.17
Winanda Anggraini Uno. Pengembangan Teknologi Pendidikan IPA Berbasis
Multimedia Dalam Menigkatkan Minat Belajar Siswa, (Gorontalo: CV
Cahaya Arsh Publisher:2021),hal. 45
Winanda Anggraini Uno. Pengembangan Teknologi Pendidikan IPA Berbasis
Multimedia Dalam Menigkatkan Minat Belajar Siswa, (Gorontalo: CV
Cahaya Arsh Publisher:2021),hal. 47
Paulus Maruli Tamba, “Realisasi Pemennuhan Hak Anak Yang Diatur Dalam
Konstitusi Terhadap Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum Proses
Pemidanaan. Jurnal (universitas atma jaya Yogyakarta:2016), hal. 3
Ignatiyus Hanung Listiyono, “ Analisis Minat BelajarAnak Broken Home
Disekolah (Studi Fenomenologi Pada Empat Anak Broken Home)”.
Skripsi universitas sanata dharma (Yogyakarta:2017),hal. 15
Ignatiyus Hanung Listiyono, “ Analisis Minat BelajarAnak Broken Home
Disekolah (Studi Fenomenologi Pada Empat Anak Broken Home)”.
Skripsi universitas sanata dharma (Yogyakarta:2017),hal. 15
Prasetyo 2009,”Analisis Faktor Penyebab Dan Dampak Keluarga Broken Home”,
Jurnal Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Indonesia.2019.hal
80.
Ali Qaimin, Singgle Parent Peran Ganda Seorang Ibu Dalam Mendidik Anak,
(Bogor:Cahaya,2003), hal. 14
Sofyan S Willis. Klien Keluarga ( Family Conseling). (Bandung:
Alfabelta.2010),hal. 66
Syamsu Yusuf. Psikologi Perkembangan Anak Dan Keluarga, (Bandung PT
Remaja Rosda Karya, 2009), hal. 44
Sofyan S Willis. Koseling Keluarga, hal. 155
Imron Muttaqin Dan Bagus Sulidry, Analisis Faktor Penyebab Dan Dampak
Keluarga Broken Home Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak
2019, hal. 250-253
36
Husnul Delia, Penyebab Broken Home Dalam Keluarga Dan Cara Mencegahnya.
Dikutip 19 Mei. 2016.
Tim denyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, ( Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Jurai Siswo Metro:2016),hal .39
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penulisan Pendidikan (Bandung:
Rosdakarya, 2012), hal.60
Hadari Nawai, Metodologi Penilaian Bidang Sosial ( Yogyakarta: Gajah Mada
Press, 2005) hal.31
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis ( Jakarta: PT
Raja Grafindo persada, 2005), hal. 42
Cik Hasan Bisri, Penuntunn Rencana Penelitian Dan Penulisan Skripsi Bidang
Ilmu Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal.32
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif, kuantitatif dan R&D, hal.309
Sandu Siyoto,dan M Ali Sodik,. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. (Yogyakarta:
Media Publishing. 2015) , hal. 75
Nasution, Metode Reseach, (Bumi Aksara, Jakartta), 2000, hal. 133
OP.Cit.hal.76-.77
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung:
Alfabeta,2014),hal.245
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rfindo,2013) hal.70
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan , ( Bandung : Alfabeta,2005)
37
38