Laprak Las 1G
Laprak Las 1G
Laprak Las 1G
Oleh:
Wahid Hidayat (22539141026)
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
BAB II........................................................................................................................................ 4
BAB IV .................................................................................................................................... 14
4.1 Hasil............................................................................................................................... 14
BAB V ..................................................................................................................................... 17
PENUTUP ............................................................................................................................... 17
PENDAHULUAN
Pengelasan merupakan salah satu teknik fabrikasi yang memiliki peran penting dalam
berbagai industri, termasuk menufaktur. Teknik ini bertujuan untuk menggabungkan dua
atau lebih material logam dengan menggunakan panas yang tinggi sehingga material
tersebut leleh dan mengeras menjadi satu kesatuan yang kuat. Ada beberapa jenis metode
pengelasan yang dikembangkan berdasarkan permintaan, bahan, dan kondisi. Jenis metode
pengelasan tersebut, yaitu : SMAW (Shielded Metal Arc Welding), GTAW (Gas Tungsten
Arc Welding), GMAW (Gas Metal Arc Welding), FCAW (Flux-Cored Arc Welding),
SAW (Submerged Arc Welding). Butuh pemahaman yang mendalam dalam proses
pengelasan tentang parameter, jenis las yang digunakan, bahan yang digunakan, serta
keterampilan dalam pengelasan.
Laporan ini merupakan hasil dari praktik pengelasan sambungan “V” posisi down hand
dengan menggunakan pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) atau las busur
logam terlindung. Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat
menguasai, memahami, mengaplikasikan, dan menganalisis mengenai sambungan “V”
dan hasilnya.
1.3. Tujuan
a. Mengetahui alat dan perlengkapan yang digunakan dalam pengelasan sambungan “V”.
b. Memahami parameter pengelasan yang tepat, baik, dan benar untuk sambungan “V”.
c. Memahami teknik dan cara membuat sambungan “V” posisi down hand.
d. Memahami keselamatan kerja (APD) dalam proses pengelasan.
BAB II
DASAR TEORI
Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding), juga dikenal sebagai las busur
listrik, atau las stik, adalah proses di mana elektroda yang dilapisi dengan bahan pengisi
dan bahan pelindung digunakan untuk menyambungkan dua logam. Busur listrik yang
dihasilkan oleh arus listrik melelehkan logam dasar dan elektroda, yang kemudian
membeku dan membentuk sambungan yang kuat. . Sumber tegangan yang digunakan pada
pengelasan SMAW ini ada dua macam, yaitu AC (alternating current) / arus bolak balik
dan DC (Direct Current) / arus searah.
Pengelasan ini hanya digunakan untuk mengelas besi dan baja. Pengelasan jenis
ini sering digunakan dalam konstruksi struktur baja dan dalam fabrikasi industri. Dapat
juga digunakan untuk pekerjaan manufaktur, konstruksi dan perbaikan. Metode ini populer
karena biaya peralatan yang relatif rendah dan mudah digunakan.
2.2. Difinisi Sambungan Kampuh “V”
Sambungan ini termasuk jenis kampuh atau groove yaitu V groove (kampuh V),
single bevel, J groove, U Groove, dan Square Groove. Sambungan kampuh V digunakan
untuk menyambung logam atau plat dengan ketebalan 6-15 mm. Sambungan ini terdiri
dari sambungan kampuh V dan sambungan kampuh V tertutup. Kampuh las merupakan
bagian dari logam induk yang nantinya akan diisi oleh deposit las atau logamlas (weld
metal). Kampuh las awalnya adalah berupa gabungan las (weld pool) yang kemudian diisi
dengan logam las. Sambungan tersebut merupakan termasuk ke dalam jenis sambungan
butt joint, yaitu jenis sambungan tumpul
1) Arus listrik
Penggunaan arus yang terlalu tinggi akan menyebabkan penetrasi atau fusi
terlalu besar yang kadang-kadang menyebabkan jebolnya sambungan las dan daerah
terpengaruh panas akan lebih besar juga. Bila penggunaan arus terlalu kecil akan
menyebabkan penetrasi dangkal. Pemilihan besar arus ini harus diperhatikan dengan
baik apalagi proses pengelasan pada material yang berbeda. Karena dengan material
yang berbeda akan mempunyai titik lebur yang berbeda sehingga mempengaruhi tingkat
mencairnya logam induk.
a) Diameter Elektroda. Semakin besar diameter elektroda maka semakin besar arus
yang digunakan.
b) Tebal material. Semakin tebal material yang akan dilakukan pengelasan maka
semakin besar arus yang digunakan.
c) Jenis Material. Setiap material mempunyai titik lebur yang berbeda, semakin
rendah titik lebur material tersebut maka arus yang digunakan semakin kecil.
d) Posisi Pengelasan. Setiap posisi pengelasan mempunyai rekomendasi arus yang
berbeda beda. Untuk posisi datar biasanya menggunakan arus yang lebih besar
dibandingkan dengan posisi horisontal, vertikal dan overhead.
e) Bagian Las. Dalam mengelas suatu produk terdapat tiga daerah yaitu root atau akar
las, hot pass atau pengisian dan reinforcement atau mahkota las. Untuk daerah akar
mempunyai ukuran arus yang paling kecil, kemudian pengisian mempunyai ukuran
arus paling besar dan saat melakukan finishing arus sedikit dikecilkan lagi untuk
mengurangi terjadinya undercut pada permukaan benda kerja.
2) Polaritas
Polaritas adalah penempatan atau pemasangan kabel elektroda dan kabel massa
ke kutub positif/negatif pada ke mesin las. Pentingnya pemilihan polaritas berpengaruh
pada konsentrasi panas yang dihasilkan dan lebih besar terjadi pada elektroda ataupun
benda kerja.
3) Tegangan pengelasan
4) Kecepatan pengelasan
Kecepatan pengelasan adalah suatu variasi yang sangat penting dalam proses
SAW karena akan menentukan jumlah produk pengelasan dan metallurgi lasnya. Pada
saat menentukan kecepatan las harus menyesuaikan dengan besar arus yang digunakan
karena ini berpengaruh pada hasil pengelasan. Pentingnya menyeimbangkan arus dan
kecepatan agar nantinya bisa mendapatkan profil pengelasan terbaik dan sambungan las
juga sesuai dengan acceptance criteria.
Ketebalan lapisan Fluks yang digunakan dalam pengelasan proses SAW juga
mempengaruhi bentuk dan kedalaman penetrasi pengelasan. Bila lapisan Fluks terlalu
tipis maka arus akan tidak tertutup dan hasil lasan akan retak atau poros. Bila lapisan
Fluks terlalu tebal maka akan menghasilkan reinforcement terlalu tinggi.
2.4. Alat Pengelasan
A. Mesin las
B. Kabel Massa
C. Klem Massa
D. Kabel Elektroda
G. Sikat Baja
H. Meja Las
I. Tang Jepit
J. Gerinda
c) Apron
d) Sepatu safety
METODE PRAKTIKUM
4.1 Hasil
a. Root Pass
Merupakan lapisan/layer pertama pada pengelasan sambungan “V”. Saya
menggunakan elektroda AWS 7016 Ǿ 2,6 mm dengan arus 60-70A. Pada saat
melakukan pengelasan root pass saya mengalami kesulitan yaitu sulitnya elektroda
untuk menyala dan sering menempel pada benda kerja. Hal tersebut dikarenakan
elektroda kurang panas saat di oven atau elektroda tidak langsung digunakan sesaat
setelah diambil dari oven sehinggga menyebabkan elektroda dingin dan sering
menempel pada benda kerja. Hasil root pass dari pengelasan pertama ini tidak
tembus sampai belakang dikarenakan kurangnya penekanan pada saat pengelasan
dan jarak antara elektroda dengan benda kerja yang tidak konsisten dan terlalu jauh
(tipe elektroda tersebut tidak akan mati ketika menempel/tidak ada jarak dengan
benda kerja).
b. Filler Pass
Merupakan lapisan layer ke dua pada pengelasan sambungan “V”. Saya
menggunakan elektroda AWS 7018 Ǿ 3,2 mm dengan arus 110-125A. Kendala
pada saat melakukan pengelasan filler pass ini yaitu kecepatan pengelasan yang
tidak konsisten dan elektroda yang habis di tengah pengelasan sehingga
menimbulkan cacat las dan saya perlu meratakan hasil las dengan gerinda.
c. Cover Pass
Merupakan lapitan ke 3 atau terakhir pada pengelasan sambungan “V”.
Saya menggunakan elektroda dan arus yang sama pada filler pass, yaitu elektroda
AWS 7016 Ǿ 3,2 mm dengan arus 110-125A. Hasil pada pengelasan ini kurang
lebar dan kurang tebal untuk lelehan elektrodanya. Hal tersebut dikareakan ayunan
pengelasan yang kurang lebar dan terlalu cepat.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengelasan sambungan kampuh “V” menggunakan metode las SMAW (Shielded Metal
Arc Welding) atau las stik merupakan salah satu jenis penyambungan dua benda kerja dengan
proses pengelasan. Pengelasan sambungan kampuh “V” digunakan untuk menyambung logam
atau plat dengan ketebalan 6-15 mm. Banyak hal yang perlu diperhatikan pada pengelasan ini,
yaitu : jenis elektroda, pengaruh panas elektroda pada pengelasan, parameter pengelasan,
teknik pengalasan, dan sebagainya agar menghaasilkan hasil las yang bagus, baik, rapi, dan
kuat.
Hal yang perlu diperhatikan pada pengelasan ini diantaranya jenis elektroda. Elektroda
yang digunakan pada bagian root pass dengan filler pass dan cover pass berbeda. Elektroda
yang digunakan pada root pass merupakan elektroda AWS 7016 Ǿ 2,6 mm dengan penggunaan
arus 60-70A, dimana sifat dari elektroda tersebut yaitu cepat kering sehingga cocok digunakan
untuk root pass. Elektroda tersebut membutuhkan perlakuan yang khusus yaitu dengan
memasukkan ke oven terlebih dahulu agar elektroda terjaga panasnya sehingga mudah dan
enak ketika dipaakai. Setelah diambil dari dalam oven pun elektroda tipe ini harus langsung
digunakan agar panasnya tidak hilang sehinggan mudah menyala dan tidak mudah menempel
pada benda kerja. Elektroda yang digunakan untuk filler pass dan cover pass sama, yaitu AWS
7018 Ǿ 3,2 mm dengan penggunaan arus 110-125A. Elektroda tipe ini juga perlu dimasukkan
ke dalam oven agar mudah dan enak saat digunakan. Dari gambaran tersebut dapat dikatakan
bahwa panas elektroda sangat mempengaruhi kelancaran pada proses pengelasan. Teknik
pengelasan juga sangat perlu diperhatikan, terutama ayunan dan penekanan saat pengelasan.
Ayunan dan penekanan elektroda saat pengelasan perlu diterapkan saat membentuk root pass
agar lelehan elektroda menembus sela-sela antara benda kerja. Pada pembentukan filler pass
dan cover pass, ayunan pada saat pengelasan perlu diperhatikan karena agar hasil las dari benda
kerja terisi dengan lelehan elektroda secara merta senhingga menghasilkan hasil pengelasan
yang baik, kuat, dan bagus, dan tidak perlu meratakan hasil pengelasan dengan gerinda.
Keselamatan kerja juga perlu diperhatikan saat melakukan pengelasan. Gunakan APD
pengelasan saat ingin mengelas agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
5.2 Daftar Pustaka
Achmadi, (2021, Januari 19), Parameter Pengelasan. Diakses pada 30 Agustus 2023 melalui
https://www.pengelasan.net/parameter-pengelasan/
Wibisono, (2023), Parameter Pengelasan : Fungsi, Arus & Voltasenya. Diakses pada 30
Agustus 2023 melalui https://hargaalat.id/parameter-pengelasan/
Achmadi, (2020, Juni 1), Polaritas Mesin Las. Diakses pada 30 Agustus 2023 melalui
https://www.pengelasan.net/polaritas-mesin-las/
Hidayat, (2020, Juni), Sambungan Las. Diakses pada 26 September 2023 mealui t:
https://www.researchgate.net/publication/341879773
https://mesin.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul-Pengelasan-SMAW.pdf
Link lainnya :
https://www.expertlas.com/sambungan-pengelasan/
http://mesin.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul-Pengelasan-SMAW.pdf
https://teknikece.com/jenis-pengelasan/
https://teknikece.com/alat-las-listrik/
https://www.kompasiana.com/www.pabrikbiting.com/5500b9ffa33311be0b5103c0/parameter
-pengelasan-smaw
https://www.allpro.co.id/pengelasan/smaw/
https://hargaalat.id/parameter-pengelasan/