Tata Pentas
Tata Pentas
Tata Pentas
Penyajian karya tari tidak hanya menampilkan gerak tubuh manusia saja. Akan tetapi, terdapat
beberapa unsur pendukung lainnya yang memiliki peran penting dalam mendukung penyajian
karya tari secara utuh. Unsur-unsur pendukung ini menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari penyajian tari. Unsur-unsur pendukung penyajian tari yang dimaksud di antaranya terdapat
unsur musik, busana, rias, properti, dan unsur tata pentas yang membuat penyajian tari menjadi
lebih menarik. Unsur tata pentas dalam suatu penyajian tari baik karya tari bertema dan
nontematik sangat penting dimunculkan. Oleh karena keberadaannya memberikan dimensi
ruang pertunjukan yang mampu mencerdaskan para penonton. Dimensi ruang yang dimaksud
adalah memberikan kesan imajinasi peristiwa yang dibangun pada penyajian tari berdasarkan
konsep penyajiannya.
Seorang penari, koreografer, guru seni tari dan pelatih tari dan pembina kesenian harus dan
wajib memiliki, mengetahui dan menguasai Tata Teknik Pentas agar penampilan menjadi tertata
apik, kreatif, bervariasi, tidak monoton, enak di tonton. Dalam pembahasan lebih jauh, konsep
tata pentas dalam pertunjukan tari akan terkait dengan masalah konsep tata panggung, tata
lampu, dan tata artistik pertunjukan atau dekorasi panggung.
1. Panggung
Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi antara
penari ditampilkan di hadapan penonton. Pada umumnya jenis panggung yang sering
digunakan dalam pertunjukan tari terbagi menjadi beberapa jenis di antaranya ada jenis
panggung arena, prosesnium, dan jenis panggung campuran.
2. Jenis panggung arena adalah jenis panggung terbuka yang tidak terdapat batasan yang
jelas antara garis pemain dan penonton. Pada umumnya jenis panggung arena ini
dilakukan di lapangan atau dapat dilakukan di halaman rumah atau halaman yang
lainnya.
3. Jenis panggung prosenium adalah jenis panggung yang sering digunakan dalam
pertunjukan tari yang memiliki batasan yang jelas antara pemain dan penonton serta
memiliki ketinggian khusus untuk tempat penari bergerak sehingga penonton menjadi
lebih fokus melihatnya.
4. Jenis panggung campuran, ciri dari jenis panggung ini biasanya menggunakan beberapa
daerah tempat penari bergerak tetapi dalam peristiwa pertunjukan. Intinya adalah
mengombinasikan jenis panggung arena dengan panggung prosenium sesuai dengan
konsep garap karya tari yang dipertunjukan.
2. Tata Lampu/Pencahayaan
Tata lampu adalah segala perlengkapan perlampuan baik tradisional maupun modern yang
digunakan untuk keperluan penerangan dan penyinaran dalam seni pertunjukan. Tata
lampu di dalam pergelaran tari, di samping untuk menerangi serta menyinari juga dipakai
untuk membentuk suasana yang diperlukan dalam adegan-adegan yang ditampilkan.
seorang penata lampu harus peka terhadap efek yang ditimbulkan akibat pengaturan lampu-
nya.
Jenis-jenis lampu yang digunakan dalam pertunjukan tari dapat digolongkan menjadi
lampu tradisional dan lampu modern. Lampu tradisional adalah semua lampu yang
memiliki sumber cahaya yang dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan
pertunjukan atau pergelaran seni. Lampu ini memiliki bentuk yang sederhana dan dibuat
secara turun temurun dan merupakan warisan budaya nenek moyang kita. Sebagai contoh
bentuk lampu yang dapat digunakan mulai dari api unggun, blencong, obor dari bambu,
oncor dari kaleng bekas, dari botol-botol bekas, lampu teplok, lampu gantung, sampai
dengan petromaks.
Lampu modern adalah lampu yang dihasilkan oleh manusia melalui pengembangan iptek
dengan menggunakan listrik sebagai bahan dasar utamanya. Dengan kemajuan iptek dan
berkembangnya seni pertunjukan, maka kedua belah pihak saling membutuhkan, sehingga
instrumen lighting di zaman sekarang ini telah canggih dan siap mendukung segala macam
kebututuhan pertunjukan.
Ada beberapa macam bentuk lighting modern.
1. Lampu khusus atau spotlight digunakan untuk menyinari objek secara khusus
2. Follow spotlight lampu sentral yang berfungsi mengikuti objek
3. Strip light lampu berderet dan bermacam-macam warna
4. General light sebagai penerangan keseluruhan arena pentas
Materi pertunjukan seni tari merupakan proyeksi dari hidup dan kehidupan manusia, tidak
lepas pula dari masalah pencahayaan. Pada pertunjukan tari pencahayaan atau lampu
memiliki fungsi sebagai berikut.
1. Menerangi dan menyinari pentas. Lampu digunakan sekedar untuk memberi terang,
melenyapkan gelap. Penerangan ini bersifat penerangan umum yang dapat menerangi
seluruh bagian pentas dengan rata
2. Tata lampu bertujuan untuk menyinari daerah permainan atau suatu objek tertentu
sehingga dapat menimbulkan efek dramatik.
3. Tata lampu memperkuat adegan serta suasana tarian. Adapun jenis dan warna lampu
yang dipergunakan disesuaikan dengan kebutuhan pengadegan penyajian gerak
tarinya.
Pengetahuan tentang sifat warna dapat membantu konsep lighting. Dengan penempatan
lampu secara cermat, maka pelukisan situasi dramatis lewat warna dapat lebih mantap
sehingga komunikasi akan lebih lancar. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam
penataan lampu adalah:
1. Tujuan lighting harus tercapai sesuai dengan rencananya dalam menyinari pentas dan
penari sehingga pertunjukan lebih hidup.
2. Pelukisan situasi secara logis.
3. Keseimbangan tata warna di dalam lukisan sinar.
4. Perubahan kombinasi warna yang tepat dan cermat.
5. Tata lampu bukan hanya sekedar menerangi, maka harus pula disesuaikan dengan
situasi dan kondisi pentas beserta perlengkapannya.
3. Tata Dekorasi
Dekorasi adalah tata ruang atau menghias ruangan agar kelihatan indah. Fungsi dekorasi
memperjelas tempat dalam suatu pertunjukan tari. Dekorasi di samping mengandung unsur
keindahan juga mengandung unsur kewajaran, maka sudah barang tentu setiap pengaturan
dekorasi haruslah dengan perhitungan dan pengamatan yang cermat. Perlu diperhatikan
struktur setting dan jenis perlengkapan dekorasi yang akan dipasang.
Pada dasarnya ada 2 penggolongan perlengkapan dekorasi yaitu : Dekor alam terbuka :
batu-batuan, pepohonan, dsb Dekor alam tertutup : meja, kursi, almari, dsb Dari kedua jenis
ini pengunaannya masih tergantung setting.
Tata dekorasi panggung tari lebih difokuskan pada masalah penataan desain panggung agar
terlihat lebih menarik dan lebih hidup. Tata dekorasi panggung harus dibuat dan
disesuaikan dengan konsep pertunjukan tari yang ditampilkan. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam komposisi dekorasi adalah :
Kewajaran artinya tata dekorasi diselaraskan dengan sumber ide konsepnya.
Keserasian artinya tata dekorasi memperhitungkan kondisi pentasnya
Keseimbangan artinya tata dekorasi memiliki keseimbangan antara kuantitas dan
kualitas sehingga tidak menimbulkan gangguan psikologi penonton.
Identitas artinya tata dekorasi menjadi penuntun untuk menebak ide yang dipaparkan
Gambar Aspek yang Diamati Uraian Hasil Pengamatan
Konsep Tata Panggung Panggung campuran
Konsep Tata Cahaya Menggunakan lampu khusus
Konsep Tata Dekorasi Dekor alam tertutup
Perencanaan adalah suatu proses untuk memantapkan apa yang akan dicapai dan bagaimana
cara mencapainya. Kegiatan utama dalam merencanakan suatu pergelaran tari adalah
menyiapkan tata pentas tari lalu kegiatan berikutnya adalah merancang dan mempersiapkan
segala sesuatu yang akan diperlukan dalam pergelaran seni tari.
TEKNIK TATA RIAS
Istilah dari make up ini lebih sering ditujukan untuk pengubahan bentuk wajah, walaupun
sebetulnya seluruh tubuh dapat di hias (make up).
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari tata rias, maka kalian harus mengetahui
beberapa pengetahuan seperti:
Tata rias adalah cara atau usaha seseorang dalam mempercantik diri terutama di bagian muka
atau wajah dengan tujuan untuk menghias diri dalam pergaulan.
Tata rias dalam seni pertunjukan pada umumnya dibutuhkan untuk menggambarkan /
menentukan watak yang nantinya akan berada di atas pentas.
Dengan menggunakan seni bahan – bahan kosmetika sehingga menghasilkan wajah peranan
yang sesuai adalah tujuan dari tata rias itu sendir.
Atau secara umum, tata rias bisa diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah agar
menjadi lebih sempurna.
Di dalam teater, tata rias memiliki artian yang lebih spesifik, yakni seni dalam mengubah
wajah untuk menggambarkan karakter tokoh.
Sebagai contoh: Teater Yunani yang menggunakan topeng lebih besar daripada wajah pemain
dengan garis tegas supaya ekspresinya bisa dilihat oleh penonton.
Beberapa teater primitive juga memakai bedak tebal yang biasa dibuat dari bahan – bahan
alam, seperti tanah, tumbuhan, tulang, bahkan lemak binatang.
Berdasarkan fungsinya, tata rias dibedakan menjadi delapan macam, antara lain:
1. Rias Aksen
Untuk memberikan tekanan terhadap pemain yang telah mendekati peranan yang nantinya
akan dimainkannya.
Sebagai contoh pemain orang Jawa yang memerankan orang Jawa hanya diperlukan aksen
untuk memperjelas garis – garis pada wajah.
2. Rias Jenis
Adalah riasan yang dibutuhkan untuk memberikan perubahan wajah pemain yang berjenis
kelamin laki – laki ketika memerankan perempuan, atau sebaliknya.
3. Rias Bangsa
Adalah riasan yang dibutuhkan untuk memberikan aksen serta riasan untuk pemain yang
memerankan bangsa lain.
Sebagai contoh pemain bangsa Indonesia yang memerankan peran bangsa Belanda.
4. Rias Usia
Adalah riasan yang mengubah seorang muda (remaja/pemuda/pemudi) menjadi orang tua
usia tujuh puluhan (kakek/nenek).
5. Rias Tokoh
Dibutuhkan untuk memberikan penjelasan kepada tokoh yang nantinya akan diperankan.
Sebagai contoh untuk memerankan tokoh Rahwana, Rama, Trijata, Shinta, Sembadra,
Srikandi, tokoh seorang anak sholeh, dan tokoh anak nakal.
6. Rias Watak
Adalah rias yang berfungsi sebagai penjelas watak yang akan diperankan pemain.
Sebagai contoh dalam memerankan watak putri branyak (lincah), putri luruh (lembut), putra
alus, dan putra gagah.
7. Rias Temporal
Sebagai contoh pemain yang tengah memainkan waktu bangun tidur atau waktu dalam pesta.
Kedua contoh itu diperlukan riasan yang berbeda.
8. Rias Lokal
Sebagai contoh rias seorang narapidana yang penjara akan berbeda dengan rias selepas keluar
dari penjara.
Untuk bisa menerapkan riasan yang sesuai dengan peranan tersebut, maka dibutuhkan
pengetahuan terkait beragam sifat bangsa, tipe serta watak.
Tak hanya itu saja, dibutuhkan pemahaman terkait pengetahuan anatomi manusia dari
beragam usia, watak / karakter manusia, dan pada seni pertunjukan tari diperlukan
pengetahuan mengenai karakter dan tokoh pewayangan.
B. Seni Teater
Fungsi tata rias atau make up di dalam teater diantaranya ialah sebagai berikut:
Jenis tata rias wajah korektif adalah jenis tata rias wajah yang paling sering dikerjakan oleh
masyarakat. Sehingga, tata rias korektif selalu berkaitan dengan penampilan natural dan juga
sederhana.
Meski natural, tata rias ini dibuat lebih elegan sebab telah mengoreksi kekurangan serta
kelebihan di wajah supaya nampak lebih segar.
Setiap warna serta bahan kosmetik yang dipakai ditujukan untuk membentuk karakter / watak
tertentu, sebagai contoh pemakaian eye shadow gelap guna memberi aksen karakter yang
galak.
Melukis tubuh (body painting) adalah salah satu contoh dari kegiatan tata rias jenis ini.
Tata rias atau make up yang satu ini menggambarkan tokoh – tokoh yang tidak nyata
keberadaannya serta lahir berdasarkan daya khayal semata.
Tujuan dari tata rias satu ini yakni untuk kemegahan serta kewibawaan dan juga usaha dalam
mempercantik diri.
Sebagai contoh: