Artikel Asam Lambung

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Artikel Asam Lambung

Pengenalan Isu
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau Asam Lambung merupakan suatu gangguan
saluran pencernaan dimana isi lambung mengalami refluks secara berulang ke dalam
esofagus, yang menyebabkan terjadinya beberapa gejala hingga komplikasi. Kondisi yang
disebut juga sebagai penyakit refluks gastroesofagus ini dapat menimbulkan rasa nyeri pada
ulu hati, heartburn, serta berbagai gejala lainnya pada area dada bagian bawah dan perut.
Orang yang mengidap penyakit ini biasanya mengalami refluks asam yang ringan paling
tidak dua kali seminggu, serta gangguan yang parah paling tidak sekali dalam seminggu. Laju
prevalensi kejadian GERD di seluruh dunia sekitar 15%-25%, untuk prevalensi di Asia Timur
pada tahun 2005-2010 menjadi 5,2%-8,5%. Dari hasil penelitian di Indonesia, prevalensi
GERD mengalami peningkatan. Pada Maret 2016, prevalensi penyakit refluks gastroesofagus
yang terdiagnosis dengan menggunakan endoskopi di Jakarta sebesar 22,8%.

Saat menelan, pita otot melingkar di bagian bawah kerongkongan yang disebut juga dengan
sfingter esofagus bagian bawah akan rileks. Hal ini untuk memungkinkan makanan dan
cairan mengalir ke perut, setelahnya sfingter akan menutup kembali. Saat bagian ini
mengendur karena gangguan atau melemah, asam lambung dapat mengalir kembali ke
kerongkongan yang menimbulkan iritasi dan radang. Salah satu penyebab penyakit asam
lambung atau penyakit refluks gastroesofagus yang paling umum adalah hernia hiatus.
Masalah ini terjadi ketika bagian atas perut dan sfingter bergerak di atas diafragma, yaitu otot
yang memisahkan perut dari dada. Biasanya, diafragma membantu untuk menjaga asam di
perut. Namun karena gangguan ini, asam dapat naik ke kerongkongan dan menyebabkan
gejala GERD ini.

Argumentasi
Menurut beberapa penelitian, mayoritas pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang
berulang. Kemudian ditemukan gejala utama yang khas pada pasien GERD yaitu sensasi
dada seperti terbakar (heartburn). Gejala GERD sering terjadi malam hari karena aktivitas
yang minim atau berkurang dan saat posisi tidur. Gejala lainnya yang tidak khas untuk GERD
seperti mual, muntah, dan kembung juga ditemukan pada penelitian tersebut. Menurut
Depkes RI pada tahun 2014 di Indonesia didapatkan data penyakit gastritis yang dialami oleh
remaja sebesar 40,8% dengan kasus di rawat inap berjumlah 30,154 kasus atau 4,9% yang
menempati urutan ke 4 dari 50 peringkat utama kasus penyakit di Rumah Sakit seluruh
Indonesia. Kejadian gastritis di Provinsi Jawa Timur mencapai 31,2% pada usia remaja.

Dinkes Kabupaten Jombang menyatakan penyakit gastritis menempati urutan ke 5 dari 10


penyakit terbanyak pada layanan rawat inap dan rawat jalan yaitu berjumlah 13,161 pada
layanan rawat jalan, dan berjumlah 962 pada layanan rawat inap di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Jombang. Survei awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 29 Maret
2019 di Puskesmas Mayangan, setelah di lakukan wawancara kepada 6 orang usia 19-22
tahun yang mempunyai penyakit gastritis, mereka mengatakan bahwa gastritis kambuh
karena mengkonsumsi makanan pedas terlalu banyak, dan sering terlambat makan karena
banyak pekerjaan atau terlalu banyak kegiatan dan malas untuk makan, melupakan sarapan
pagi dan jarang sekali mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dan nutrisi.

Menurut Khasanah (2015) iritasi lambung dan saluran pencernaan dapat terjadi apabila
seseorang terlambat makan 2-3 jam, karena lambung akan memproduksi asam lambung
dalam setiap waktu, jika asam lambung diproduksi secara berlebihan maka akan mengiritasi
lambung. Tidak teraturnya jadwal makan dapat menyebabkan berbagai keluhan karena terjadi
ketidaksemimbangan tubuh. Padahal ketidakteraturan ini erat kaitanya dengan waktu makan,
biasanya kondisi lambung akan mudah terganggu saat berada dalam kondisi terlalu lapar
namun kadang-kadang terlalu kenyang. Produksi HCl (asam lambung) yang berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung yang akan menimbulkan rasa nyeri
di perut. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak
teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan perdarahan pada lambung (Wulansari, 2015).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hartati (2014), menyatakan bahwa perempuan 3 kali
lebih beresiko mengalami gangguan lambung dibandingkan dengan laki-laki karena laki laki
lebih toleran terhadap rasa sakit dan gejala gastritis daripada perempuan. Kejadian gastritis
banyak terjadi pada perempuan, karena memiliki Kebiasaan makan yang buruk seperti tidak
makan dengan tepat waktu, sering malas untuk makan merupakan suatu bentuk perilaku
perubahan mood atau suasana hati yang berubah ubah pada remaja sehingga untuk
melakukan kebiasaan makan yang baik itu menunggu mood nya membaik.

Penegasan Ulang
Maka Asam Lambung ialah suatu gangguan saluran pencernaan dimana isi lambung
mengalami refluks secara berulang ke dalam esofagus, yang menyebabkan terjadinya
beberapa gejala hingga komplikasi. Kondisi yang disebut juga sebagai penyakit refluks
gastroesofagus ini dapat menimbulkan nyeri pada ulu hati, heartburn, serta berbagai gejala
lainnya pada area dada bagian bawah dan perut. Orang yang mengidap penyakit ini biasanya
mengalami refluks asam yang ringan paling tidak dua kali seminggu, serta gangguan yang
parah paling tidak sekali dalam seminggu. Salah satu penyebab penyakit asam lambung atau
penyakit refluks gastroesofagus yang paling umum adalah hernia hiatus. Masalah ini terjadi
ketika bagian atas perut dan sfingter bergerak di atas diafragma, yaitu otot yang memisahkan
perut dari dada. Biasanya, diafragma membantu untuk menjaga asam di perut. Namun karena
gangguan ini, asam dapat naik ke kerongkongan dan menyebabkan gejala GERD ini.

Menurut beberapa penelitian, mayoritas pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang
berulang. Kemudian ditemukan gejala utama yang khas pada pasien GERD yaitu sensasi
dada seperti terbakar . Kejadian gastritis di Provinsi Jawa Timur mencapai 31,2% pada usia
remaja.

Dinkes Kabupaten Jombang menyatakan penyakit gastritis menempati urutan ke 5 dari 10


penyakit terbanyak pada layanan rawat inap dan rawat jalan yaitu berjumlah 13,161 pada
layanan rawat jalan, dan berjumlah 962 pada layanan rawat inap di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Jombang. Survei awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 29 Maret
2019 di Puskesmas Mayangan, setelah di lakukan wawancara kepada 6 orang usia 19-22
tahun yang mempunyai penyakit gastritis, mereka mengatakan bahwa gastritis kambuh
karena mengkonsumsi makanan pedas terlalu banyak, dan sering terlambat makan karena
banyak pekerjaan atau terlalu banyak kegiatan dan malas untuk makan, melupakan sarapan
pagi dan jarang sekali mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dan nutrisi.
Menurut Khasanah iritasi lambung dan saluran pencernaan dapat terjadi apabila seseorang
terlambat makan 2-3 jam, mengapa asam lambung yang berlebihan begitu sering menghantui
kita, mengganggu kenyamanan sehari-hari? karena lambung akan memproduksi asam
lambung dalam setiap waktu, jika asam lambung diproduksi secara berlebihan maka akan
mengiritasi lambung. Maka dengan demikian diharapkan orang-orang menjaga pola makan
dan menjaga kesehatan supaya terhindar dari segala penyakit.

kebahasaan

1. PENGGUNAAN ISTILAH

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau Asam Lambung merupakan suatu


gangguan saluran pencernaan di mana isi lambung mengalami refluks secara berulang
ke dalam esofagus, yang menyebabkan terjadinya beberapa gejala hingga komplikasi.

2. KATA KERJA MENTAL

Kondisi yang disebut juga sebagai penyakit refluks gastroesofagus ini dapat
menimbulkan rasa nyeri pada ulu hati, heartburn, serta berbagai gejala lainnya
pada area dada bagian bawah dan perut.

3. KATA KERJA ADVERBIA FREKUENTATIF

Orang yang mengidap penyakit ini biasanya mengalami refluks asam yang ringan
paling tidak dua kali seminggu, serta gangguan yang parah paling tidak sekali dalam
seminggu.

4. KONJUNGSI TEMPORAL

Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak
teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan perdarahan pada lambung
(Wulansari, 2015).

5. KONJUNGSI KAUSALITAS DAN KONSEKUENSI


● Kejadian gastritis banyak terjadi pada perempuan, karena memiliki Kebiasaan
makan yang buruk seperti tidak makan dengan tepat waktu, sering malas untuk
makan merupakan suatu bentuk perilaku perubahan mood atau suasana hati
yang berubah ubah pada remaja sehingga untuk melakukan kebiasaan makan
yang baik itu menunggu mood nya membaik.
● Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat
makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan perdarahan pada
lambung (Wulansari, 2015).
6. KONJUNGSI MENYATAKAN HARAPAN

Maka dengan demikian diharapkan orang-orang menjaga pola makan dan menjaga
kesehatan supaya terhindar dari segala penyakit.

7. KONJUNGSI MEMPERKUAT ARGUMENTASI

Padahal ketidakteraturan ini erat kaitanya dengan waktu makan, biasanya kondisi
lambung akan mudah terganggu saat berada dalam kondisi terlalu lapar namun
kadang-kadang terlalu kenyang.

8. KALIMAT RUJUKAN

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hartati (2014), menyatakan bahwa


perempuan 3 kali lebih beresiko mengalami gangguan lambung dibandingkan dengan
laki-laki karena laki laki lebih toleran terhadap rasa sakit dan gejala gastritis daripada
perempuan.

9. KALIMAT TANYA RETORIS

Menurut Khasanah iritasi lambung dan saluran pencernaan dapat terjadi apabila
seseorang terlambat makan 2-3 jam, mengapa asam lambung yang berlebihan
begitu sering menghantui kita, mengganggu kenyamanan sehari-hari? karena
lambung akan memproduksi asam lambung dalam setiap waktu, jika asam lambung
diprosuksi secara berlebihan maka akan mengiritasi lambung.

10. KALIMAT AKTIF


Menurut Khasanah iritasi lambung dan saluran pencernaan dapat terjadi apabila
seseorang terlambat makan 2-3 jam, mengapa asam lambung yang berlebihan begitu
sering menghantui kita, mengganggu kenyamanan sehari-hari? karena lambung akan
memproduksi asam lambung dalam setiap waktu, jika asam lambung diproduksi
secara berlebihan maka akan mengiritasi lambung.
11. KALIMAT PASIF
Survei awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 29 Maret 2019 di Puskesmas
Mayangan, setelah di lakukan wawancara kepada 6 orang usia 19-22 tahun yang
mempunyai penyakit gastritis, mereka mengatakan bahwa gastritis kambuh karena
mengkonsumsi makanan pedas terlalu banyak, dan sering terlambat makan karena
banyak pekerjaan atau terlalu banyak kegiatan dan malas untuk makan, melupakan
sarapan pagi dan jarang sekali mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dan
nutrisi.

Anda mungkin juga menyukai