Kelompok 14 Makalah Evidence Collection

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EVIDENCE COLLECTION

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
“Audit Investigasi dan Audit Forensik”

Dosen Pengampu:

Reskino, P h.D., SE., M.Si., Ak., CA., CMA., CERA., CBV., CDMS.

Disusun oleh:

Adzkia Rahmania Sausan (11200820000048)

Dinda Kusuma Wardani (11200820000150)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2023
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
Panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Audit Investigasi & Akuntansi Forensik tepat pada waktunya. Kemudian sholawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah untuk keselamatan di dunia dan akhirat.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Investigasi &
Akuntansi Forensik dan juga untuk memaparkan materi mengenai “Evidence Collection”.
Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin dan kami juga banyak mengucapkan terima
kasih kepada ibu Reskino, S.E.,M.Si.,Ph.D.,Ak.,CA.,CMA.,CERA.,CBV.,CDMS. selaku
Dosen Mata Kuliah Audit Investigasi & Akuntansi Forensik, Program Studi Akuntansi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Tangerang, 18 Juni 2023

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar ..................................................................................................................................... 2


Daftar Isi ................................................................................................................................................ 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
1.3. Tujuan .................................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
2.1. Definisi / Pengertian Evidence Collection ................................................................................ 5
2.2. Jenis – Jenis Bukti ...................................................................................................................... 6
2.3. Kriteria Bukti ............................................................................................................................. 6
2.4. Teknik Pengumpulan Bukti ...................................................................................................... 8
2.5. Contoh Kasus ............................................................................................................................. 9
BAB III................................................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................................................ 12
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................................... 12
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan auditing dalam laporan keuangan adalah untuk menyampaikan pendapat atas
penyajian laporan keuangan milik klien/perusahaan yang bersangkutan. Untuk memberikan
pendapat tersebut seorang auditor harus memiliki bukti yang jelas dan terbukti adanya. Pada
umumnya dalam melakukan audit memperoleh bukti dengan prosedur-prosedur yang
dijalankannya seperti pemeriksaan catatan transaksi dengan apa yang dicatat pada laporan
keuangan apakah relevan atau tidak. Untuk melakukan tugas ini auditor harus memahami
secara dalam aspek penting dari bukti-bukti yang telah didapatkan selama pengauditan. Bukti
audit memiliki pengaruh yang besar terhadap pendapat apa yang akan disampaikan oleh
auditor atas laporan keuangan yang telah diauditnya.

Merupakan hal yang sangat penting untuk memperoleh sejumlah bukti audit yang
cukup berkualitas agar dapat mencapai tujuan audit. Auditor harus memiliki kualifikasi
tertentu dalam memahami kriteria yang digunakan serta harus kompeten (memiliki
kecakapan) agar mengetahui tipe dan banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan untuk
mencapai kesimpulan yang tepat setelah bukti-bukti audit tersebut selesai diuji. Seorang
auditor pun harus memiliki sikap mental yang independen. Kompetensi yang dimiliki
seseorang dalam melaksanakan proses audit hanya bernilai sedikit saja jika ia tidak memilki
sikap objektif pada saat pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti audit ini.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan evidence collection?
2. Apa saja jenis-jenis dari bukti?
3. Bagaimana kriteria bukti?
4. Bagaimana teknik pengumpulan bukti?
5. Adakah contoh kasus nya?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan evidence collection
2. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis dari bukti
3. Untuk mengetahui bagaimana kriteria bukti
4. Untuk mengetahui bagaimana teknik dari pengumpulan bukti
5. Untuk mengetahui adanya contoh kasus

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi / Pengertian Evidence Collection


Dalam pelaksanaan pemeriksaan/audit, tim pemeriksa harus mengumpulkan bukti
sesuai dengan prosedur pemeriksaan/audit yang telah ditetapkan karena setiap prosedur
pemeriksaan/audit berisi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan bukti
dalam pelaksanaan pemeriksaan/audit atau disebut juga dengan teknik pemeriksaan/audit.
Teknik pemeriksaan/audit dimaksud adalah melakukan pembandingan dengan melakukan
pembandingan ini tim/auditor akan memperoleh bukti audit.
Bukti audit merupakan semua informasi yang diperoleh oleh tim/auditor untuk
mendukung temuan, pendapat dan rekomendasi untuk meyakini tingkat kesesuaian antara
kondisi dengan kriteria atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tidak semua
informasi yang didapat bermanfaat dalam pemeriksaan/audit oleh karena itu informasi yang
didapat harus diselektif.

2.2. Jenis – Jenis Bukti


Jenis – Jenis Bukti Audit dalam memutuskan prosedur audit mana yang akan digunakan
auditor dapat memilihnya dari 8 jenis bukti dan setiap prosedur audit mendapat satu atau lebih
jenis – jenis bukti ini:

1. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi atau perhitungan yang dilakukan auditor atas aktiva
berwujud, sering berkaitan dengan persediaan dan kas.
2. Konfirmasi, penerimaan respon tertulis atau lisan dari pihak ketiga yang independen
yang memverifikasi keakuratan informasi yang diajukan auditor.
3. Dokumentasi, inspeksi oleh auditor atas dokumen dan catatan klien untuk mendukung
informasi yang tersaji dalam laporan keuangan.
4. Prosedur analitis, perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau
data lainnya tampak wajar dibandingkan dengan harapan auditor.
5. Wawancara dengan klien, upaya untuk memperoleh informasi secara lisan dan tertulis
dari klien sebagai respon atas pertanyaan yang diajukan auditor.
6. Rekalkulasi, pengecekan ulang sampel yang dilakukan oleh klien. Pengecekan terdiri
dari pengujian atas keakuratan perhitungan klien.
7. Pelaksanaan ulang, pengujian independen yang dilakukan atas auditor atas prosedur
atau pengendalian akuntansi klien.
8. Observasi, penggunaan indera untuk menilai aktivitas klien

2.3. Kriteria Bukti


Kriteria bukti audit yaitu relevan, kompeten, cukup dan material tidak berdiri sindiri-
sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan. Bukti yang relevan, cukup dan material tidak ada
gunanya bila tidak kompeten. Bukti yang kompeten tidak ada gunanya bila tidak relevan.
Bukti yang relevan dan kompeten tidak ada gunanya bila tidak cukup mewakili. Agar bukti-
bukti yang didapat selama pelaksanaan pemeriksaan/audit dapat mendukung objektivitas
pemeriksaan/audit, maka pengumpulan dan pengevaluasian bukti harus memperhitungkan
materialitas dan risiko dari permasalahan yang diuji.

a. Bukti yang relevan adalah bukti yang secara logis mempunyai hubungan dengan
permasalahannya, bukti yang tidak ada kaitannya dengan permasalahan (temuan) tidak
ada gunanya karena tidak dapat dipakai untuk mendukung argumentasi, pendapat atau
kesimpulan dan rekomendasi dari tim pemeriksa/auditor. Relevansi bukti dapat dilihat
dari informasi, tiap informasi sekecil apapun harus relevan dengan permasalahan.
b. Bukti yang kompeten. Bukti dikatakan kompeten jika bukti tersebut sah dapat
diandalkan untuk menjamin kesesuaian dengan fakta serta memenuhi persyaratan
hukum dan undang-undang. Bukti yang kompeten dapat dipengaruhi oleh :
• Sumber bukti.
Bukti yang didapat dalam pelaksanaan pemeriksaan/audit jelas sumbernya lebih
kompeten dari bukti yang di dapat dari sumber yang tidak jelas. Bukti dari pihak
luar (bukti ekstern) pada umumnya lebih kompeten dari bukti buatan auditi
(bukti intern ).
• Cara mendapatkan bukti.
Bukti yang didapat tim pemeriksa/auditor dari pihak luar auditi lebih kompeten
daripada bukti yang di dapat tim pemeriksa/auditor dari auditi, serta bukti yang
didapat melalui pengamatan langsung lebih kompeten dari bukti yang didapat
dari pihak lain.
• Bukti dilihat dari kelengkapan persyaratan yuridis.
Bukti yang ditandatangani, distempel, mempunyai tanggal dan nomor, ada
persetujuan dan lain-lain lebih kompeten dari bukti yang tidak memenuhi syarat
hukum, bukti asli lebih meyakinkan dari pada bukti yang difotocopy. Disamping
itu Sistem Pengendalian Manajemen ( SPM ) juga menentukan keandalan bukti.
Bukti yang didapat dari suatu organisasi yang memiliki SPM yang baik lebih
dapat diandalkan dari pada bukti-bukti yang didapat dari organisasi yang SPM-
nya kurang baik. Kompeten atau tidaknya bukti dilihat dari satu persatu bukti,
karena ada bukti yang mempunyai kompetensinya tinggi dan ada bukti yang
kompetensinya rendah.
c. Bukti yang cukup. Berkaitan dengan jumlah/kuantitas dan/atau nilai keseluruhan bukti,
bukti yang cukup tersebut dapat mewakili atau menggambarkan keseluruhan/kondisi
yang dipermasalahkan.
d. Bukti yang material. Bukti mempunyai nilai yang cukup berarti dan penting bagi
pencapaian tujuan organisasi. Mempunyai arti tersebut harus ditinjau dari sisi kuantitas
maupun kualitas. Materialitas suatu bukti dapat dilihat antara lain dari :
o Besarnya nilai uang atau yang bernilai uang besar.
o Pengaruhnya terhadap kegiatan walaupun nilainya tidak seberapa.
o Hal yang menyangkut tujuan audit.
o Penting menurut peraturan perundang undangan.
o Keinginan pengguna laporan.
o Kegiatan yang pada saat audit dilakukan sedang jadi perhatian umum.

Suatu bukti harus mempertimbangkan materialitasnya , sebelum bukti dikumpulkan


dan dievaluasi terlebih dahulu harus ditetapkan materialitas permasalahannya, jika
permasalahan telah ditetapkan maka seluruh bukti-bukti harus dikumpulkan. Pengumpulan
dan mengevaluasi bukti-bukti pemeriksaan/audit merupakan salah satu tahap yang sangat
penting pada setiap pekerjaan pemeriksaan/audit. Anggota tim/auditor harus bersungguh-
sungguh berusaha mendapatkan bukti-bukti yang cukup, kompeten dan relevan tersebut,
agar hasil pemeriksaan/audit benar-benar tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

2.4. Teknik Pengumpulan Bukti

1. Observasi, yaitu mempelajari job description karyawan dan tentu saja diikuti dengan
melihat apa yang benar-benar dikerjakan karyawan.
2. Membaca dokumentasi sistem dan Standard Operating Procedures. Dengan membaca
dokumentasi maka akan memudahkan team audit untuk mengerti proses bisnis
perusahaan dan tentunya memeriksa mengenai penerapan standard operating procedure
yang telah ditetapkan.
3. Diskusi dengan karyawan berkaitan dengan topik yang diaudit. Dengan melakukan
diskusi dengan karyawan maka akan menambah informasi kepada team audit mengenai
apa-apa saja yang telah terjadi di perusahaan.
4. Membuat questionare kepada karyawan-karyawan untuk pengumpulan data dan
informasi. Untuk membuat data statistik atau keperluan lainnya, team audit dapat
membuat sejumlah daftar pertanyaan yang akan diisi oleh karyawan.
5. Menghitung aset fisik untuk melihat kecocokan antara catatan dan fisik. Untuk
memastikan aset perusahaan dijaga dengan baik, team audit akan melakukan
penghitungan salah satu atau beberapa aset perusahaan apakah sesuai dengan catatan
akuntansi.
6. Mengecek data dengan pihak lain. Team audit dapat memeriksa catatan piutang dan
dengan secara acak dapat mengeceek ke pelanggan yang bersangkutan untuk memastikan
bahwa tidak ada piutang perusahaan yang telah disalahgunakan.
7. Menghitung ulang suatu catatan akuntansi. Team audit dapat memeriksa catatan
akuntansi dengan menghitung secara manual misalnya perhitungan penyusutan.
8. Memeriksa dokumen pendukung transaksi. Di sini team audit dapat memeriksa apakah
proses pembayaran kepada vendor didukung oleh bukti-bukti seperti penerimaan barang
dan juga tagihan dari vendor.
9. Melakukan analisa mengenai data-data yang didapatkan. Sesuai kemampuan yang
dimiliki maka team audit akan menganalisa semua bukti temuan-temuan yang
didapatkan. Di sini team audit dapat menggunakan rasio-rasio keuangan misalnya
perbandingan piutang dengan penjualan untuk menentukan kesehatan keuangan
perusahaan.

Bukti yang diperoleh harus diuji dengan beberapa metode. Metode pengujian tidak
hanya sifat dan prosedur yang dijalankan auditor namun sejauh mana prosedur tersebut
harus dilakukan. Tujuan pengujian bukti audit yaitu menentukan / memilih bukti-bukti
audit yang penting dan perlu (dari bukti-bukti audityang ada) sebagai bahan penyusunan
suatu temuan dan simpulan audit. Berdasarkan bukti-bukti yang sudah diuji auditor dapat
:

1. Mengembangkan hasil pengujian untuk menilai apakah kinerja entitas yang diaudit
telah sesuai dengan kriteria atau tidak
2. Mengumpulkan hasil pengujian dan membandingkannya dengan tujuan audit tersebut
3. Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki kinerja entitas
tersebut
4. Memanfaatkan hasil pengujian untuk mendukung rekomendasi dan simpulan auditnya.

2.5. Contoh Kasus


Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Leonard Eben Ezer Simanjuntak
membeberkan kronologi kasus dugaan korupsi dalam pengelolaan keuangan dan dana
investasi oleh PT Asabri. Dia menyebut kasus dugaan korupsi Asabri ini merugikan
keuangan negara sebesar Rp 23,7 triliun. Pada 2012 hingga 2019, Direktur Utama,
Direktur Investasi dan Keuangan serta Kadiv Investasi Asabri bersepakat dengan pihak di
luar Asabri yang bukan merupakan konsultan investasi ataupun manajer investasi.

Pihak dimaksud yaitu Heru Hidayat, Benny Tjokrosaputro dan Lukman Purnomosidi
untuk membeli atau menukar saham dalam portofolio Asabri dengan saham-saham milik
Heru Hidayat, Benny Tjokrosaputro dan Lukman dengan harga yang telah dimanipulasi
menjadi tinggi dengan tujuan agar kinerja portofolio Asabri terlihat seolah-olah baik.

Setelah saham-saham tersebut menjadi milik Asabri, kemudian saham-saham tersebut


ditransaksikan atau dikendalikan Heru, Benny dan Lukman berdasarkan kesepakatan
bersama dengan Direksi Asabri sehingga seolah-olah saham tersebut bernilai tinggi dan
likuid. Padahal transaksi-transaksi yang dilakukan hanya transaksi semu dan
menguntungkan Heru, Benny dan Lukman serta merugikan investasi Asabri, karena
Asabri menjual saham-saham dalam portofolionya dengan harga dibawah harga perolehan
saham-saham tersebut.

Untuk menghindari kerugian investasi Asabri, maka saham-saham yang telah dijual di
bawah harga perolehan, dibeli kembali dengan nomine Heru, Benny dan Lukman serta
dibeli lagi oleh Asabri melalui underlying reksadana yang dikelola oleh manajer investasi
yang dikendalikan Heru dan Benny.

Diketahui jika seluruh kegiatan investasi Asabri pada 2012 sampai 2019 tidak
dikendalikan oleh Asabri, namun seluruhnya dikendalikan oleh Heru, Benny dan Lukman.
Benny Tjokro dituntut hukuman mati oleh jaksa karena merugikan keuangan negara Rp
22,788 triliun terkait dugaan korupsi pengelolaan dana PT Asabri (Persero). Selain itu,
jaksa menyebut Benny terbukti melakukan korupsi bersama-sama dengan terdakwa lain
dan melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Hal ini sebagaimana dakwaan
kesatu primer Pasal 2 Ayat 1 jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Menurut jaksa,
Benny Tjokrosaputro terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana pasal 3 Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU.

Dalam kasus ini, Benny Tjokrosaputro diduga melakukan perbuatannya bersama-sama


dengan tujuh terdakwa lain. Di antaranya:
1. Direktur Utama PT Asabri periode Maret 2016–Juli 2020 Letjen Purn Sonny
Widjaja
2. Dirut PT Asabri 2012–Maret 2016 Mayjen Purn Adam Rachmat Damiri
3. Direktur Investasi dan Keuangan PT Asabri Juli 2014–Agustus 2019 Hari
Setianto
4. Dirut PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP) Lukman Purnomosidi
5. Direktur PT Jakarta Emiten Investor Relation Jimmy Sutopo
6. Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera Heru Hidayat
7. Direktur Investasi dan Keuangan PT Asabri periode 2012–Juni 2014, Bachtiar
Effendi

Selain itu, terdapat satu terdakwa yakni, Kepala Divisi Investasi PT Asabri (Persero)
periode 1 Juli 2012-29 Desember 2016 Ilham Wardhana Bilang Siregar. Namun Ilham
sudah meninggal dunia pada 31 Juli 2021.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bukti audit merupakan semua informasi yang diperoleh oleh tim/auditor untuk
mendukung temuan, pendapat dan rekomendasi untuk meyakini tingkat kesesuaian antara
kondisi dengan kriteria atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kriteria bukti audit
yaitu relevan, kompeten, cukup dan material tidak berdiri sindiri-sendiri, tetapi merupakan
satu kesatuan. Bukti yang relevan, cukup dan material tidak ada gunanya bila tidak kompeten.
Bukti yang kompeten tidak ada gunanya bila tidak relevan. Bukti yang relevan dan kompeten
tidak ada gunanya bila tidak cukup mewakili. Agar bukti-bukti yang didapat selama
pelaksanaan pemeriksaan/audit dapat mendukung objektivitas pemeriksaan/audit, maka
pengumpulan dan pengevaluasian bukti harus memperhitungkan materialitas dan risiko dari
permasalahan yang diuji. Bukti yang diperoleh harus diuji dengan beberapa metode. Metode
pengujian tidak hanya sifat dan prosedur yang dijalankan auditor namun sejauh mana
prosedur tersebut harus dilakukan. Tujuan pengujian bukti audit yaitu menentukan / memilih
bukti-bukti audit yang penting dan perlu (dari bukti-bukti audityang ada) sebagai bahan
penyusunan suatu temuan dan simpulan audit.

Anda mungkin juga menyukai