Assesment Konseling Individu
Assesment Konseling Individu
Assesment Konseling Individu
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dakwah dan Konseling Digital
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memerikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Allah SWT
tentunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah kepada baginda tercinta kira yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Adapun penulisan makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konseling Qur’ani.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
tentunya masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini, supaya
nantinya makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Atas terdapatnya kesalahan
dalam makalah ini, penulis mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling adalah suatu layanan bantuan yang dilakukan seorang
konselor kepada klien atau peserta didik. Bimbingan yang diberikaan dapat berupa
bimbingan sosial hingga bimbingan karir. Penting bagi seorang konselor untuk
mengenal dan mengetahui dengan baik konselinya sebelum melakukan bimbingan
dan konseling. Hal ini dimaksudkan agar sesi bimbingan dapat berjalan dengan bai
dan lancar. Selain itu, mengenal dan mengetahui dengan baik terkait permasalahan
konseli dapat memudahkan konselor dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan treatment atau keputusan apa yang diambil untuk menangani masalah konseli.
Data-data konseli baik data pribadi atau pun data permasalahan yang dijadikan
bahan pertimbangan keputusan oleh konselor dapat diperoleh konselor melalui sebuah
kegiatan bernama asesmen. Melalui asesmen, konselor mungkin untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan untuk keberlangsungan sesi konseling tersebut. Cara
mendapatkan data termaksud pun tentunya menggunakan teknik-teknik dan instrumen
tertentu yang tentunya sesuai dengan panduan dan tuntunan yang ada.
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai apa itu asesmen konseling
individu, instrumen yang digunakan dalam asesmen konseling individu, dan juga
faktor yang menghambat asesmen konseling individu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu asesmen konseling individu?
2. Apa saja instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan asesmen konseling
individu?
3. Apa saja yang menghambat pelaksanaan asesmen konseling individu?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian asesmen konseling individu
2. Mengetahui instumen yang digunakan dalam asesmen konseling individu
3. Mengetahui faktor yang menghambat pelaksanaan asesmen konseling individu
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Urgensi Asesmen Konseling Individu
Bimbingan dan konseling adalah suatu layanan bantuan yang dilakukan
seorang konselor kepada klien atau peserta didik.1 Sebagaimana rujukan tersebut,
maka klien atau siswa yang turut mengikuti sesi bimbingan konseling, baik individu
maupun kelompok, diharapkan dapat menemukan jalan keluar dari permasalan yang
dihadapi setelah mendapatkan bantuan dari konselor. Untuk itu, merupakan hal yang
wajar bagi konselor harus mengetahui data-data tentang diri klien atau tentang
permasalahan klien, hal ini dilakukan agar konselor dapat memahami permasalahan
secara konprehensif dan dapat mengambil tindakan yang tepat. Data-data klien yang
dibutuhkan dalam konseling dapat diperoleh melalui sebuah kegiatan berupa asesmen
bimbingan dan konseling.
Asesmen sendiri erat kaitannya dengan kata penilaian dan/atau evaluasi.
Anwar Sutoyo mengutip pendapatnya Aiken (1997: 454) menjelaskan bahwa human
assessment adalah suatu cara untuk memahami, menilai, atau menaksir karakteristik,
potensi, atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok
orang. James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis (1994) mengatakan“proses
sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat
kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk
menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan.2 Dari dua pengertian sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan kegiatan penilaian, pengukuran, dan
pengumpulan data yang dilakukan oleh konselor untuk melihat potensi, kesulitan, atau
masalah dihadapi seseorang saat itu, juga sebagai bahan untuk menentukan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan.
Sementara itu, konseling individu dapat pula dikatakan sebagai konseling
perorangan. Sofyan Willis berpendapat bahwa konseling individu adalah pertemuan
konselor dengan konseli secara individual, dimana terjadi hubungan konseling yang
bernuansa rapport dan konselor berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan
pribadi konseli dan konseli dapat mengantisipasi masalah-masalah yang
1
Tika Evi. 2020. Manfaat Bimbingan dan Konseling bagi Siswa. JPdK (Jurnal Pendidikan dan Konseling). 2(1).
Hal. 73
2
Fitriana, dkk. 2021. Urgensi asesmen dalam bimbingan dan konseling dalam menyiapkan generasi berkualitas.
SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling, 6(3). Hal. 261
5
dihadapinnya.3 Pendapat tersebut diperkuat oleh pernyataan Tohirin yang
mendefinisikan konseling individu sebagai proses membatu dari konselor kepada
(klien) mendapat apa yang menjadi tujuan masalah dan upaya mengembangkan
pribadi klien dalam menjadikan diri klien yang bisa beradaptasi dan dapat melakukan
penyesuaian dengan lingkungan sosial dengan normal.4 Kesimpulannya, konseling
individu merupakan pertemuan konselor dengan klien secara individu untuk
membantu pengembangan pribadi klien, menjadikan klien pribadi yang bisa
beradaptasi dengan lingkungannya, dan mengantisipasi masalah-masalah yang
mungkin dapat dihadapi oleh klien.
Telah dipaparkan di atas mengenai pengertian dan definisi asesmen dan
konseling individu. Maka, dapat disimpulkan bahwa asesmen konseling individu
merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan oleh konselor yang berkaitan
dengan data-data pribadi dan data permasalahan klien dalamm sebuah pertemuan
dengan individu yanng bersangkutan.
Asesmen perlu dilakukan untuk mengukur dinamika permasalahan dan faktor-
faktor yang mendasari munculnya permasalahan tersebut. Kefektifan bimbingan dan
konseling yang dilakukan termasuk dipengaruhi oleh kelengkapan dan keakuratan
data konseli. Oleh karenanya, sebuah keharusan bagi konselolr untuk melakukan
asesmen dengan baik dan benar sebelum melakukan sesi bimbingan dan konseling.
Sebab, setiap konselor tidak dibenarkan terburu-buru dalam menangani kasus atau
persoalan yang dihadapi oleh seseorang sebelum mengenal secara rinci tentang
konseli tersebut serta persoalan yang sedang dihadapinya. Menilai atau melakukan
assessment merupakan bagian yang sangat penting dan strategis dari konseling.
Assessment mempunyai multifungsi dalam proses konseling, diantaranya dapat
melaksanakan pendekatan yang sistematik untuk memperoleh dan mengorganisasikan
informasi yang relevan tentang konseli. Mengidentifikasikan peristiwa-peristiwa apa
yang memberikan kontribusi pada timbulnya masalah konseli.5
B. Instrumen Asesmen Konseling Individu
Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling adalah jenis kegiatan
penggunaan berbagai instrumen bimbingan (baik yang bersifat tes maupun non tes)
3
Sofyan S.Willis. (2013). Konseling Individual Teori dan Praktek.Bandung : Alfabeta. Hlm. 158.
4
Tohirin. (2008). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Raja Grafindo
Persada. hlm. 26.
5
Siti Wahyuni Siregar. 2016. Assessment dalam Bimbingan dan Konseling. Hikmah 10(2)
Wahyuni, Siti. "Assessment dalam Bimbingan dan Konseling." Hikmah 10.2 (2016).
6
untuk mengumpulkan berbagai data dan keterangan tentang peserta didik (baik secara
individual maupun kelompok). Sejumlah teknik pengumpulan data yang sering
digunakan, yaitu observasi, wawancara, angket, studi dokumentasi, tes, inventori,
sosiometri, biografi, catatan anekdot, analisis hasil karya. Ada beberapa jenis media
dalam program BK yaitu 1. Media untuk menyampaikan informasi 2. Media sebagai
alat (pengumpul data dan penyimpan data) 3. Media sebagai alat bantu dalam
memberikan group information 4. Media sebagai Biblioterapi 5. Media sebagai alat
menyampaikan laporan. Berikut merupakan beberapa contoh media diantaranya
adalah:
1. Media untuk menyampaikan informasi; Selebaran perangkat, leaflet,booklet, dan
papan bimbingan.
2. Media sebagai alat (pengumpul data dan penyimpan data)
a) Media Pengumpul data seperti: angket, pedoman wawancara, lembaran
observasi berupa anekdot record, daftar cek, skala penilaian, mekanikal
device, camera, tape, daftar cek masalah, lembar isian pilihan teman (semua
dapat dibuat sendiri kecuali mekanikal device, camera, tape).
b) Media penyimpan data seperti: kartu pribadi, buku pribadi, map, disket,
folder, filing cabinet, almari, rak dll
3. Media sebagai alat bantu dalam memberikan group information
a) Media auditif : radio, tape
b) Media visual : gambar, foto, transparansi, lukisan, dll
c) Media audio visual : film yang ada suaranya.
4. Media sebagai Biblioterapi Buku-buku, majalah, komik ( yang penting di
dalamnya berisi cara-cara atau tips ) misalnya cara beternak ayam, cara cepat
membaca Alquran, cara mengatasi rendah diri, cara meningkatkan motivasi
belajar, dan beberapa buku yang berisi cara-cara atau tips lainnya.
5. Media sebagai alat menyampaikan laporan; Berupa laporan kegiatan BK.Laporan
bisa mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan.
C. Faktor Penghambat Asesmen Konseling Individu
Adapun faktor hambatan asesmen pada konseling indivdu antara lain :
1. Ketegangan atau Kecemasan: Individu yang dinilai mungkin merasa gugup atau
cemas karena tekanan yang dirasakan terkait hasil asesmen. Kondisi ini dapat
mengganggu kemampuan mereka untuk tampil sebaik mungkin, sehingga hasilnya
tidak mewakili potensi sebenarnya.
7
2. Kondisi Kesehatan Mental dan Emosional: Masalah kesehatan mental seperti
kecemasan, depresi, atau gangguan lainnya dapat memengaruhi konsentrasi dan
kinerja individu dalam asesmen. Emosi yang tidak stabil juga bisa menjadi
penghalang.
3. Kurangnya Motivasi: Individu yang tidak merasa termotivasi untuk mengikuti
asesmen mungkin tidak akan memberikan usaha maksimal, yang pada gilirannya
dapat menghasilkan penilaian yang kurang akurat.6
4. Kurangnya Pengalaman dengan Asesmen: Jika individu tidak terbiasa dengan
jenis asesmen yang dilakukan, mereka mungkin merasa bingung atau tidak yakin
dalam menjawab pertanyaan atau menyelesaikan tugas.
5. Keterbatasan Budaya dan Bahasa: Asesmen yang tidak sesuai dengan latar
belakang budaya atau bahasa individu dapat menghasilkan hasil yang tidak akurat.
Keterbatasan dalam pemahaman bahasa atau budaya tertentu dapat menyulitkan
interpretasi instruksi atau pertanyaan.
6. Kondisi Fisik: Kondisi fisik, seperti sakit atau kelelahan, kurangnya rasa nyaman
dapat mempengaruhi konsentrasi dan kinerja individu selama proses asesmen.7
7. Faktor Lingkungan: Lingkungan fisik yang tidak nyaman atau mengganggu,
seperti kebisingan atau kurangnya privasi, dapat mengganggu perhatian dan fokus
individu selama asesmen.
8. Ketidakcocokan Format Asesmen: Beberapa individu mungkin memiliki
preferensi atau gaya belajar yang berbeda. Jika format asesmen tidak cocok
dengan gaya belajar atau preferensi individu, hal ini dapat memengaruhi kinerja
mereka.
9. Bias Penilai: Penilai atau pemberi asesmen mungkin memiliki bias tertentu yang
tidak disadari yang dapat memengaruhi cara mereka menilai atau menginterpretasi
hasil asesmen individu.
10. Kurangnya Waktu yang Cukup: Waktu yang terbatas untuk menyelesaikan
asesmen dapat membuat individu merasa terburu-buru dan mungkin tidak
memiliki waktu yang cukup untuk merenungkan atau menjawab pertanyaan
dengan cermat.
6
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling Edisi Revisi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 26.
7
Gladding.T.Samuel. 2012.Konseling Profesi yang menyeluruh keenam.Jakarta : PT INDEKS., h. 157.
8
11. Kurangnya Pemahaman tentang Tujuan Asesmen: Jika individu tidak sepenuhnya
memahami tujuan asesmen atau bagaimana hasilnya akan digunakan, mereka
mungkin kurang termotivasi untuk mengambilnya dengan serius.
12. Kurang pahamnya teknologi: Dari data yang ditemukan, banyak guru khususnya
yang usianya sudah lanjut kurang memahami penggunaan teknologi dan aplikasi
sehingga proses pembelajaran tidak berjalan semestinya berakibat pelaksanaan
autentik asesmen daring tidak berjalan secara maksimal.8
8
Herti Prastitasari & Ratna Purwanti(2020), “HAMBATAN AUTENTIK ASESMEN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
DARING DI SEKOLAH DASAR”, Seminar Nasional Kolaborasi PGSD, Magister Manajemen Pendidikan, PG PAUD,
dan Magister PG PAUD Universitas Lambung Mangkurat ISBN: 978-623-96195-0-3, 291-292
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. asesmen konseling individu merupakan kegiatan pengumpulan data yang
dilakukan oleh konselor yang berkaitan dengan data-data pribadi dan data
permasalahan klien dalamm sebuah pertemuan dengan individu yanng
bersangkutan.
2. Sejumlah teknik pengumpulan data yang sering digunakan, yaitu observasi,
wawancara, angket, studi dokumentasi, tes, inventori, sosiometri, biografi, catatan
anekdot, analisis hasil karya.
3. Dua belas faktor yang menghambat pelaksanaan asesmen konseling individu
adalah ketegangan, kondisi kesehatan mental atau emosional, kurangnya motivasi,
kurangnya pengalaman dalamm asesmen, keterbatasan budaya dan bahasa,
kondisi fisik, faktor lingkungan, ketidakcocokan format asesmen, bias penilaian,
kurangnya waktu, kurangnya pemahaman tentang tujuan asesmen, dan kurangnya
pemahaman tentang teknologi.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa tentunya dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karenanya, penulis dengan lapang hati menerima kritik dan saran
yang baik dan membangun dari pembaca demi penulisan makalah yang lebih baik
kedepannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Asmita, Wenda & Wahidah Fitriani. Analisis Konsep Dasar Assesmen Bimbingan dan
Konseling dalam Konteks Pendidikan. Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda,
Bermakna, Mulia 8(2). (2022): 129-134
Evi, Tika. “Manfaat Bimbingan dan Konseling bagi Siswa.” JPdK (Jurnal Pendidikan dan
Konseling) 2(1). (2021): 72-75
Fitriana, dkk. “Urgensi asesmen dalam bimbingan dan konseling dalam menyiapkan generasi
berkualitas.” SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling 6(3). (2021):
259-264
Haolah, Siti, dkk. Pentingnya Kualitas Pribadi Konselor dalam Pelaksanaan Konseling
Individual. FOKUS 1(6). (2018): 215-226
Sofyan S.Willis. 2013. Konseling Individual Teori dan Praktek.Bandung : Alfabeta
Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Zulmari dan M. Ahmad Juki. Pengaruh Layanan Konseling Individual Terhadap Keterbukaan
Diri (Self Disclosure) Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II B
Pekanbaru. At-Taujih: Bimbingan dan Konseling Islam 2(2). (2019): 19-36
11