Ag-02 Pengujian Kadar Organik Agregat Halus Cara Lapangan
Ag-02 Pengujian Kadar Organik Agregat Halus Cara Lapangan
Ag-02 Pengujian Kadar Organik Agregat Halus Cara Lapangan
A. JADWAL PELAKSANAAN
Hari / Tanggal : Rabu-Kamis, 3-4 Mei 2023
Waktu : 08.00 WIB – selesai
Lokasi : Laboratorium Pengujian Bahan Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Padang
B. TUJUAN PELAKSANAAN
1. Tujuan Umum
Dapat menentukan besarnya kadar organik pada agregat halus secara lapangan.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat memahami dan menguasai prosedur pelaksanaan pengujian kadar organik
pada agregat halus.
b. Dapat mengenal dan menggunakan peralatan pengujian kadar organic dengan baik
dan benar sesuai dengan fungsinya.
c. Dapat menganalisa dan menentukan apakah agregat halus yang diuji baik digunakan
untuk campuran beton.
d. Dapat membandingkan hasil pengujian kadar organic yang didapat dengan standar
yang dipakai.
C. REFERENSI
1. ASTM C 40
2. SNI 2816 – 2014
3. Modul Praktikum Material Beton
D. DASAR TEORI
Kadar organik adalah bahan kimia asam yang terdapat pada agregat yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan atau mahluk hidup. Kadar organik yang terdapat pada agregat
halus merupakan hasil penghancuran makhluk hidup yang mengandung senyawa
asam atau karbohidrat yang merupakan zat yang dapat mempengaruhi pengikatan
semen pada agregat tersebut. Biasanya zat organic agregat halus berasal dari pelapukan
dari tumbuh-tumbuhan, lumut-lumut yang berasal dari mikroba, dan mika / karbon sisa-sisa
bakaran.
Menurut SNI 2816 – 2014 menyatakan j ika sampel uji pada prosedur ini menghasilkan
warna lebih gelap dari warna standar atau plat organik nomor 3 (standart warna
Gardener No.11) aggregate halus yang diuji harus dianggap mengandung kotoran
organic yang merugikan. Dianjurkan untuk melakukan uji lebih lanjut sebelum
menyetujui aggregate halus tersebut digunakan dalam beton.
1 5 1
2 8 2
3 11 3 (standar)
4 14 4
5 16 5
Untuk mengetahui adanya kadar organic dalam agregat halus maka dilakukan pengujian
dengan cara uji Abraham herder, yaitu dengan mereduksi pasir dengan larutan soda api
(NaOH) sebanyak 3% untuk setiap 100 ml air. Dalam pelaksanaan pengujian sama saja
prinsipnya dengan pengujian kadar lumpur lapangan, hanya saja setelah didiamkan selama 24
jam kita lakukan pembandingan dengan larutan pembandingnya.
F. KESELAMATAN KERJA
1. Keselamatan Umum
a. Memakai pakaian praktek selama berada di laboratorium
b. Membaca referensi sebelum pratikum
c. Kosentrasi saat pratikum
d. Mematuhi prosedur pelaksanaan dan penggunaan alat
e. Menjaga kebersihan lingkungan lokasi pratikum
2. Keselamatan Khusus
a. Menggunakan masker pelindung dari debu
b. Menggunakan sarung tangan saat pengambilan sampel dan pengolahan sampel
G. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Pertama, siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Kemudian isi agregat halus yang akan diuji ke dalam botol reagen hingga mencapai
50 ml.
3. Hancurkan larutan NaOH dengan air.
4. Lalu, tambahkan larutan NaOH 3 % dan air hingga mencapai 200 ml.
5. Tutup botol dengan rapat.
6. Setelah itu goyang-goyangkan botol reagen tersebut sampai gelembung yang ada habis
keluar.
7. Lalu diamkan selama ± 24 jam.
8. Setelah didiamkan selam ± 24 jam, bandingkan dengan zat pembanding dan amati
perbedaan kontras warna benda uji dengan pembanding apakah lebih gelap atau lebih
terang.
I. KESIMPULAN
Dari pengujian terhadap agregat halus yang diuji didapat kadar organik agregat halus
tinggi pada semua benda uji. Semua benda uji lebih gelap dari pada warna pembanding
dan berdasarkan tinto meter kadar organic pada no warna 3.
Menurut SNI 2816 – 2014 menyatakan Jika sampel uji pada prosedur ini menghasilkan
warna lebih gelap dari warna standar atau plat organik nomor 3 (standart warna Gardener
No.11) aggregate halus yang diuji harus dianggap mengandung kotoran organic yang
merugikan. Dengan demikian agregat halus yang diuji masih memiliki kadar organic yang
tinggi sehingga tidak dapat digunakan dalam campuran beton.
J. LAMPIRAN
1. Data kelompok
2. Skema prosedur pengujian
3. Animasi prosedur pengujian
4. Gambar peralatan pengujian
5. SNI pengujian