Laprak Farmakologi Uji Sedatif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOLOGI II
UJI AKTIVITAS SEDATIF

Nama Mahasiswa : GISHA CINDY AYU


NIM : 21.71.024052
Kelas : Farmasi A
Kelompok : II A (Dua A)
Dosen Pengampu : HUSNA FAUZIA, M.Farm

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
2023
I. TUJUAN
Mengetahui dan menganalisa efek obat yang diberikan kepada hewan
uji dengan mengamati tingkah laku penurunan kesadaran pada hewan uji
dibandingkan dengan kelompok normal.

II. DASAR TEORI


Hipnotika atau obat tidur adalah zat-zat yang dalam dosis terapi
diperuntukan meningkatkan keinginan faali untuk tidur untuk mempermudah
atau menyebabkan tidur. Bilamana zat-zat ini diberikan dalam dosis yang
lebih rendah untuk tujuan menenangkan, maka dinamakan sedativa. Sedativa
berfungsi menurunkan aktivitas, mengurangi ketegangan dan menenangkan
penggunaannya. Keadaan sedasu juga merupakan efek samping dari banyak
obat yang khasiat utamanya tidak menekan SSP (Harvey, Richard.A, & C,
2009).
Obat-obat sedatif hipnotik memilki efek farmakologik yang mirip
dengan anastetik umum dimana jika obat-obat tersebut diberikan dengan
dosis yang lebih besar maka efeknya sama dengan anestesi umum. Kedua
jenis obat tersebut mempunyai mekanisme yang sama dalam menekan
susunan syarat pusat (Mayers, 1976).
Obat-obat penenang (antipsikotik) berbeda pengaruhnya dengan
hipnotik sebab tidak menimbulkan efek anestetik. Sebagai contoh
klorpromasin dan reserpsin, penekanannya pada sayaraf pusat tidak begitu
dalam sehingga hanya menimbulkan efek sedatif. Efek sedatif ini dapat
mempengaruhi kemampuan koordinasi motorik dan hewan coba. Besar
kecilnya pengaruh terhadap koordinasi motorik tersebut dapat
menggambarkan besar kecilnya sedatif (Mayers, 1976).
Fenobarbital merupakan obat sedatif-hipnotik dari golongan barbiturat.
Golongan barbiturat digunakan secara luas sebagai obat sedatif-hipnotik pada
pertengahan awal abad ke 20. Banyak masalah yang berhubungan dengan
obat golongan ini, antara lain tingginya penyalahgunaan obat, indeks terapi
yang sempit, dan efek samping yang tidak menyenangkan. Fenobarbital saat
ini digunakan sebagai lini pertama untuk mengatasi gejala bangkitan kejang,
status epilepsi, dan sebagai obat sedasi pada siang hari (Wiria MSS, 2007).
Fenobarbital merupakan derifat asam barbiturat dengan ikatan gugus
etil pada rantai karbon 5a dan phenyl pada rantai karbon 5b. Fenobarbital ini
bila digunakan sebagai obat hipnotik-sedatif, diberikan secra oral. Obat ini
diabsorbsi cepat dan beredar luas di seluruh tubuh. Ikatan fenobarbital pada
protein plasma tinggi tetapi tingkat kelarutan lemak tidak begitu tinggi.
Fenobarbital mencapai kadar puncak dalam 60 menit dengan durasi kerja 10
hingga 12 jam. Waktu paruh dari fenobarbital adalah 80 hingga 120 jam.
Fenobarbital dimetabolisme di hati dan diekskresikan ke urin. Kira-kira 25%
fenobarbital diekskresi di urin dalam bentuk utuh (Wiria MSS, 2007).
Efek utama fenobarbital adalah depresi pada sistem saraf pusat. Efek ini
dicapai dengan cara berikatan dengan komponen-komponen molekuler
reseptor GABAA pada membran neuron sistem saraf pusat. Ikatan ini akan
meningkatkan lama pembukaan kanal ion klorida yang diaktivasi oleh
GABA. Pada konsentrasi tinggi, fenobarbital juga bersifat sebagai GABA-
mimetik dimana akan mengaktifkan kanal klorida secara langsung. Peristiwa
ini menyebabkan masuknya ion klorida pada badan neuron sehingga potensial
intramembran neuron menjadi lebih negatif (Katzung BG, 2002).
Fenobarbital digunakan pada terapi darurat kejang, seperti tetanus,
eklamsia, status epilepsi, keracunan konvulsan. Fenobarbital juga digunakan
sebagai obat sedasi pada siang hari. Fenobarbital digunakan untuk
hiperbilirubinemia dan kern ikterus pada neonatus karena dapat
meningkatkan glukoroniltransferase dan ikatan bilirubin Y protein.
Fenobarbital tidak boleh pada pasien yang alergi pada fenobarbital, penyakit
hati atau ginjal, dan penyakit Parkinson (Wiria MSS, 2007).

Morfologi Bahan :
1. Fenobarbital (Depkes RI, 2020)
Nama latin : Luminal Phenobarbital
Pamerian : Hablur kecil atau serbuk hablur putih berkilat;
tidak berbau; tidak berasa; dapat terjadi
polimorfisma. Stabil di udara; pH larutan jenuh
lebih kurang 5.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; larut dalam etanol,
eter, larutan alkali hidroksida dan alkali karbonat;
agak sukar larut dalam kloroform.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. CMC-Na (Depkes RI, 1995)


Nama latin : Carboxymetyl Cellulosium Natrium
Sinonim : Akucell, carmellosum natricum
Pamerian : Bentuk serbuk atau granul; warna putih sampei
krem; rasa hampir tidak berasa; hampir tidak
berbau.
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan
koloid; tidak larut dalam etanol, eter dan pelarut
organik lain.
Khasiat : Suspending agent.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
No Ukuran
Nama alat Jumlah
.
1. Beaker glass 250 ml 2
2. Sonde oral & spuit 1 cc 2
3. Stopwatch - 1
4. Timbangan - 1
5. Wadah mencit - 1
2. Bahan :
No Nama bahan Jumlah
.
1. Mencit (26 gr & 22 gr) 2 ekor
2. Suspensi CMC-Na 0,26 ml
3. Suspensi fenobarbital 0,22 ml
4. Aquadest Qs

IV. PROSEDUR KERJA


1. Pembuatan suspensi CMC-Na 1%
Di panaskan kurang lebih 200 ml air hingga mendidih.

Ditimbang CMC-Na sebanyak 1 gr.

Dimasukkan CMC-Na ke dalam beaker glass lalu tambahkan 50
ml air panas.

Di aduk campuran hingga homogen.

Ditambahkan air panas sedikit demi sedikit hingga larutan
menjadi 100 ml.

2. Pembuatan suspensi fenobarbital


Fenobarbital dalam 100 ml = 156 mg
1 tablet fenobarbital = 30 mg
Tablet yang dibutuhkan = 6 tablet atau 180 mg
6 tablet yang tertimbang = 0,7548 g (bobot 6 tablet
mengandung 180 mg bahan
aktif)
Maka bahan yang digunakan 156 mg
= =0,86666
189 mg

Serbuk yang diambil sebanyak


= 0,8666 x 0,7548 = 0,6541 g

3. Cara kerja
Ditimbang mencit menggunakan timbangan hewan.

Dibagi mencit menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan
perlakuan.

Diberi sediaan uji (suspensi CMC-Na untuk kelompok kontrol dan
suspensi Fenobarbital pada kelompok perlakuan) secara oral.

Diamati dan buat catatan waktu interval antara pemberian obat
dan sedasi (onset) dan lama (durasi) waktu tidur masing-masing
mencit. Mencit dalam efek sedasi jika mencit tampak tidak aktif.
Waktu tidur adalah interval waktu antara mulai tidur dan bangun.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel pengamatan
Berat 60 menit
No Kelompok
Badan (gr) Onset Durasi
1.
Kontrol 26 - -

2. 20 menit, 18 20 menit, 8
Perlakuan 22
detik detik
2. Perhitungan
Volume pemberian sediaan = 0,2 ml/20 gr BB Mencit
Jika BB mencit lebih dari 20 gr maka =
BB Mencit gr ¿ ¿ x 0 , 2 ml
20 gr
26 gr
Pemberian volume sediaan pada mencit 1 = x 0 , 2 ml
20 gr
= 0,26 ml
22 gr
Pemberian volume sediaan pada mencit 2 = x 0 , 2 ml
20 gr
= 0,22 ml

B. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu melakukan uji aktivitas sedatif pada
hewan uji mencit. Uji ini dibagi dalam kedua kelompok yaitu kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan, setiap kelompok digunakan sebanyak 1
hewan uji.
Obat yang digunakan untuk kelompok perlakuan atau uji ini yaitu
fenobarbital yang sudah dibuat menjadi suspensi. Fenobarbital merupakan
obat sedatif-hipnotik dari golongan barbiturat. Fenobarbital merupakan
derifat asam barbiturat dengan ikatan gugus etil pada rantai karbon 5a dan
phenyl pada rantai karbon 5b. Fenobarbital ini bila digunakan sebagai obat
hipnotik-sedatif, diberikan secra oral. Obat ini diabsorbsi cepat dan
beredar luas di seluruh tubuh. Fenobarbital mencapai kadar puncak dalam
60 menit dengan durasi kerja 10 hingga 12 jam. Waktu paruh dari
fenobarbital adalah 80 hingga 120 jam. Fenobarbital dimetabolisme di hati
dan diekskresikan ke urin. Kira-kira 25% fenobarbital diekskresi di urin
dalam bentuk utuh (Wiria MSS, 2007).
Sedangkan, untuk kelompok kontrol menggunakan suspensi CMC-
Na sebagai perbandingan ada atau tidak adanya daya sedatif terhadap
fenobarbital.
Perlakuan pada kedua kelompok hewan uji yaitu pertama
melakukan penimbangan terhadap hewan uji, kemudian diberi sediaan
suspensi fenobarbital kepada kelompok perlakuan sebanyak 0,22 ml secara
oral dengan jarum sonde, volume pemberian sediaan diberikan
berdasarkan berat badan mencit. Lalu diberikan Suspensi CMC-Na kepada
kelompok kontrol sebanyak 0,26 ml secara oral dengan jarum sonde,
volume yang diberikan juga sesuai dengan berat badan mencit.
Dari perlakuan yang sudah dilakukan kemudian diamati hewan uji
selama 1 jam. Hasilnya pada kelompok kontrol tidak terjadi apa-apa pada
mencit dikarenakan CMC-Na tidak memiliki efek daya sedatif. Sedangkan
pada kelompok perlakuan terlihat pada onset ke 20 menit 18 detik, mencit
menunjukkan pertama kali efek sedatif dari fenobarbital. Tidak
langsungnya terjadi efek sedatif pada mencit dikarenakan obat diberi
secara per oral yang menyebabkan mulai kerja obat menjadi lambat karena
obat dimetabolisme pada lintasan pertamanya melalui organ-organ tertentu
(Mayers, 1976). Durasi mencit mengalami efek sedatif yaitu 20 menit 8
detik, lalu setelah itu mencit sudah mulai kehilangan efek sedatif dari
fenobarbital. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa fenobarbital
memiliki efek sedatif dan hipnotik yang baik

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan uji sedatif terhadap hewan uji mencit yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa fenobarbital merupakan obat yang
memiliki efek sedatif dan hipnotik yang baik. Fenobarbital merupakan obat
sedatif-hipnotik dari golongan barbiturat. Golongan barbiturat digunakan
secara luas sebagai obat sedatif-hipnotik.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesi Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia.

Harvey, Richard.A, & C, P. (2009). Farmakologi Ulasan Begambar. Jakarta:


EGC.

Katzung BG. (2002). Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 8. Jakarta: Salemba
Medika.

Mayers, H. e. (1976). Review of Medical Pharmacology Edition V. California:


Lange Medical Publications.

Wiria MSS. (2007). Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Jakarta: Departemen


Farmakologi dan Teraputik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Bahan yang digunakan

Lampiran 2. Penimbangan hewan uji

Lampiran 3. Pemberian sediaan pada kelompok kontrol


Lampiran 4. Pemberian sedian pada kelompok perlakuan

Lampiran 5. Hewan uji setelah diberi perlakuan

Anda mungkin juga menyukai