Jurnal C
Jurnal C
Jurnal C
B. Saran
1) Sebaiknya pengambilan data LHR minimal 7 × 24 jam
sesuai dengan manual desain perkerasan 2017:
2) Perlunya memperhatikan metode yang digunakan untuk
memperoleh hasil yang spesifik. Mengingat perencanan
overlay tebal perkerasan sangat berpengaruh terhadap
metode yang digunakan:
3) Perlu dilakukannya penelitian kembali untuk musim
Gambar 6. Hasil tebal overlay
kemarau apabila penelitian dilakukan pada musim
• Berdasarkan Nilai IRI rata-rata yakni 8 dengan penghujan. Hal ini dimaksudkan untuk dijadikan
perbandingan hasil lendutan di masing-masing musim:
tebal overlay = 6.00cm
• Berdasarkan Pemeriksaan Fatique Pd-T-05-2005 = 4) Perlu dilakukan studi pengembangan mengenai desain
14.46 overlay tebal perkerasan dengan menggunakan alat
• Berdasarkan Grafik Gambar 6.1, 6.3 & 6.4 Overlay falling weight deflectometer untuk dijadikan sebagai hasil
Lendutan Balik BB = 0.00 perbandingan desain tebal overlay:
Berdasarkan Gambar 4.2 diperoleh tebal overlay 5) Disarankan untuk terlebih dahulu melakukan pengujian
yang digunakan pada ruas Jalan Isimu - Paguyaman dengan DCP (Dynamic Cone Penotrometer) untuk
(STA 17+100 - STA 18+100) sebesar 140 mm yang mengetahui jenis kepadatan dan kekuatan tanah pada
lokasi konstruksi jalan untuk memeastikan daya dukung
tanah sugrade yang memadai dalam menarima beban [12] AASHTO, 1993 Guide For Design of Pavement
yang ada: Structures, USA Pedoman Perencanaan
6) Pada perencanaan overlay tebal perkerasan yang ada di Perkerasan Lentur. Pt T- 01-2002 B
Provinsi Gorontalo khususnya jalan nasional sebaiknya
menggunakan alat benkelman beam atau falling weight
deflectometer dalam mendesain tebal overlay, karena di
wilayah Provinsi Gorontalo masih kurangnya
penggunaan alat tersebut:
DAFTAR PUSAKA
[1] Badan Standarisasi Nasional. 2011. Cara Uji
Lendutan Perkerasan Lentur Dengan Alat
Benkelman Beam SNI 2416-2011,Standar
Nasional Indonesia, Jakarta.
[2] Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Tata cara
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota,
Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Jakarta.
[3] Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Petunjuk
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya
Dengan Metode Analisa Komponen, Pedoman
Konstruksi dan Bangunan, Jakarta.
[4] Departemen Pekerjaan Umum. 2005.
Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan
Lentur Dengan Metode Lendutan pd T-05-2005-
B, Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Jakarta.
[5] Departemen Pekerjaan Umum. 2010. Spesifikasi
Umum Tahun 2010 Devisi 6 Tentang
Perkerasan Aspal, Pedoman Konstruksi dan
Bangunan, Jakarta.
[6] Hardiyatmo, Hary Christady. 2015. Pemeliharaan
Jalan Raya. Yogyakarta Gadjah Mada University
Press.
[7] Sukirman, Silvia. 1999. Perkerasan Lentur Jalan
Raya. Bandung. Badan Penerbit Nova.
[8] Oktori, Rozi. 2011. Evaluasi Tingkat Pelayanan
Jalan Dan Tebal Perkerasan Lentur Pada Ruas
Jalan Srandakan – Toyan Dari Km 0+000 Sampai
Dengan Km 5+000. Yogyakarta. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
[9] Chaidir, Novel. 2007. Perencanaan Tebal lapis
Tambahan ( overlay ) dan Analisis Biaya
Konstruksi Berdasarkan Metode Benklemean
Beam. Studi kasus Yogyakarta – Parangtritis
[10] Syam, Iskandar M. A. 2007. Perencanaan Tebal
Lapis Tambahan (overlay) dan Analisis Biaya
Konstruksi Berdasarkan Metode Benkleman
Beam. Studi kasus Jalan Yogyakarta – Bantul.
[11] Pemerintah Republik Indonesia. 2006. Peraturan
Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang
Jalan. Jakarta.