Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Pengertian Remaja
Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja.
Fase ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan
individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan pada perkembangan
masa dewasa yang sehat. Masa remaja atau ‘’adolescence’’ berasal dari bahasa latin
konteks yang lebih luas, akan mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan
fisik . Masa remaja menurut Hurlock (1997) diartikan sebagai suatu masa transisi
atau peralihan, yaitu periode dimana individu secara fisik maupun psikis berubah
tertentu bila tidak diperhatikan dengan seksama. Maturasi seksual terjadi melalui
tahapan-tahapan yang teratur yang akhirnya mengantarkan anak siap dengan fungsi
dengan ovulasi. Di samping itu, juga terjadi perubahan psikososial anak baik dalam
tingkah laku, hubungan dengan lingkungan serta ketertarikan dengan lawan jenis.
dengan remaja menjadi sulit apabila orangtua tidak memahami proses yang terjadi.
8
Perubahan perkembangan remaja ini yang dapat diatasi jika kita mempelajari proses
merupakan periode kritis peralihan dari anak menjadi dewasa. Pada remaja terjadi
sekuensial. Pada anak perempuan pubertas terjadi pada usia 8 tahun sedangkan anak
laki-laki terjadi pada usia 9 tahun. Faktor genetik, nutrisi, dan faktor lingkungan
lainnya dianggap berperan dalam pubertas. Perubahan fisik yang terjadi pada
periode pubertas ini juga diikuti oleh maturasi emosi dan psikis. Secara psikososial,
pertumbuhan pada masa remaja (adolescent) dibagi dalam 3 tahap yaitu early,
tersendiri. Segala sesuatu yang mengganggu proses maturasi fisik dan hormonal
pada masa remaja ini dapat mempengaruhi perkembangan psikis dan emosi
sehingga diperlukan pemahaman yang baik tentang proses perubahan yang terjadi
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah.246 Masa remaja adalah masa peralihan atau masa transisi dari anak
menuju masa dewasa. Pada masa ini begitu pesat mengalami pertumbuhan dan
9
perkembangan baik itu fisik maupun mental. Sehingga dapat dikelompokkan
remaja terbagi dalam tahapan berikut ini (Remaja dan Permasalahannya, 2018):
Pra remaja ini mempunyai masa yang sangat pendek, kurang lebih hanya satu
tahun; untuk laki-laki usia 12 atau 13 tahun - 13 atau 14 tahun. Dikatakan juga fase
ini adalah fase negatif, karena terlihat tingkah laku yang cenderung negatif. Fase
yang sukar untuk hubungan komunikasi antara anak dengan orang tua.
terdapat pada usia ini. Ia mencari identitas diri karena masa ini, statusnya tidak
jelas. Pola-pola hubungan sosial mulai berubah. Menyerupai orang dewasa muda,
remaja sering merasa berhak untuk membuat keputusan sendiri. Pada masa
pemikiran semakin logis, abstrak dan idealistis dan semakin banyak waktu
lain dengan remaja awal. Ia idealis, mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat dan
mempunyai energi yang besar. Ia berusaha memantapkana identitas diri, dan ingin
Menurut Sidik Jatmika,8 kesulitan itu berangkat dari fenomena remaja sendiri
10
a. Remaja mulai menyampaikan kebebasannya dan haknya untuk
keluarganya.
masih kanak-kanak. Ini berarti bahwa pengaruh orangtua semakin lemah. Anak
umum adalah dalam hal mode pakaian, potongan rambut, kesenangan musik
d. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri (over confidence) dan ini bersama-
Pada usia remaja, masalah gizi biasanya berkaitan erat dengan gaya hidup dan
kebiasaan makan yang juga terkait erat dengan perubahan fisik dankebutuhan
energi remaja. Beberapa masalah gizi yang sering ditemui pada remaja yakni
a. Kegemukan (obesitas)
waktu yang lama. Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada
11
remaja daripada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak
Biasanya disebabkan Asupan gizi kurang dari kebutuhan dalam jangka waktu
yang lama, karena makan terlalu sedikit. Remaja perempuan yang menurunkan
berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor emosional seperti takut
gemuk.
c. Anemia
Penyebab anemia yang paling sering ditemui pada remaja adalah kekurangan
zat besi. Zat besi membentuk sel darah merah pada manusia. Selain itu, menstruasi
pada remaja putri juga dapat menjadi salah satu penyebab anemia. Remaja
perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki. Agar zat besi
yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka diperlukan bahan makanan
Keyakinan masyarakat tentang tubuh yang ideal bagi lelaki dan perempuan.
Ini biasanya berarti bahwa tubuh yang kurus adalah ideal bagi perempuan dan tubuh
berotot ideal bagi lelak. Ciri-ciri seseorang dengan gangguan makan ini antara lain
sangat mengontrol asupan makannya, kehilangan berat badan secara drastis tetapi
12
berwarna, soft drink dan konsumsi fast food.Sebuah produk makanan olahan
mengandung banyak lemak, gula bahkan zat aditif. Remaja biasanya telah
memakan banyak makanan dan perut kenyang kebutuhan gizi sudah terpenuhi
Biasanya makanan yang sangat disukai remaja ialah makanan junk food
termasuk makanan - makanan cepat saji (fast food), seperti hamburger, pizza, fried
chicken, kentang goreng (friench fries), biskuit gurih dan manis, serta minuman
Tabel 1.
Kebutuhan Zat Gizi Remaja
berat badan lebih yang diakibatkan peningkatan timbunan lemak yang berlebihan.
penimbunan lemak yang sangat pesat selama masa growth spurt. Penimbunan
lemak tubuh terjadi hingga mencapai 15-19% pada masa anak-anak dan sekitar
13
20% penimbunan lemak terjadi pada masa remaja. Penimbunan lemak di dalam
Gizi lebih di Indonesia umumnya terjadi di kota - kota besar yang merupakan
akibat adanya dampak negatif dari modernisasi seperti perubahan gaya hidup di
masyarakat dari traditional life style menjadi sedentary life style (aktivitas fisik
yang rendah). Banyak perbedaan yang terjadi antara remaja sekarang dan remaja
media hingga berjam - jam, bermain video game, dan sibuk dengan handphone
b. Remaja pada saat dulu lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah dengan
pada kelompok remaja akan meningkatkan risiko gizi lebih karena pengeluaran
energi sangat sedikit dan akan menyebabkan penimbunan lemak pada jaringan
adiposa.
B. Status Gizi
asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk
metabolisme tubuh. Setiap individu membutuhkan asupan zat gizi yang berbeda
antarindividu, hal ini tergantung pada usia orang tersebut, jenis kelamin, aktivitas
14
tubuh dalam sehari, berat badan, dan lainnya. Status gizi seseorang tergantung dari
asupan gizi dan kebutuhannya, jika antara asupan gizi dengan kebutuhan tubuhnya
seimbang, maka akan menghasilkan status gizi baik. Kebutuhan asupan gizi setiap
individu berbeda antarindividu, hal ini tergantung pada usia, jenis kelamin,
Status gizi adalah faktor yang terdapat dalam level individu, faktor yang
dipengaruhi langsung oleh jumlah dan jenis asupan makanan serta kondisi infeksi.
(Supariasa, dkk, 2016). Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang
dan utilisasi (utilization) zat gizi makanan. Penilaian terhadap status gizi seseorang
atau sekelompok orang akan menentukan apakah orang atau sekelompok orang
tersebut memiliki status gizi yang baik atau tidak. Faktor yang secara langsung
mempengaruhi status gizi adalah konsumsi pangan dan status kesehatan. Status gizi
dapat diketahui dengan beberapa cara yaitu melalui penilaian konsumsi pangan,
antropometri, biokimia, dan klinis. Setiap cara penilaian status gizi tersebut
indikator tambahan untuk mendukung penilaian yang lebih lengkap (Merita dkk.,
2020) .
Status gizi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini (Zuhdy, 2015)
1) Jenis kelamin
15
Kejadian obesitas lebih banyak ditemui pada perempuan terutama saat
remaja. Hal ini disebabkan oleh faktor endokrin dan perubahan hormonal pada
remaja.
2) Umur
oleh perkembangan rangka yang cepat. Anak-anak yang ketika masih kecil
mengalami obesitas maka ketika remaja juga akan mengalami obesitas, terus
sampai ke masa lansia. Terdapat empat periode kritis terjadinya obesitas pada
seseorang yaitu masa prenatal, masa bayi, masa adiposity rebound dan masa remaja.
Obesitas yang terjadi ketika masa remaja akan menjadi obesitas persisten ketika
dewasa dan akan sulit ditanggulangi dengan cara-cara konvensional seperti dengan
3) Aktivitas fisik
Faktor yang dapat mempengaruhi status gizi remaja salah satunya dengan
yang berasal dari lemak dapat terbakar sebagai kalori. Jenis aktivitas fisik remaja
atau usia sekolah pada umunya memiliki tingkatan aktivitas fisik ringan hingga
kemungkinan dapat menyebabkan kelebihan berat badan. Hal ini dapat diatasi
dengan memperhatikan pola asupan energi yang masuk kedalam tubuh. Sehingga
16
keseimbangan energi yang masuk dengan aktivitas fisik yang dilakukan seimbang
4) Pola makan
Status gizi ditentukan oleh tersedianya zat-zat gizi di dalam sel dalam jumlah
yang cukup dan kombinasi yang tepat. Hal ini digunakan tubuh untuk tumbuh,
a. Secara antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropo yang berarti manusia dan metri
adalah ukuran. Metode antropometri dapat diartikan sebagai mengukur fisik dan
bagian tubuh manusia. Jadi antropometri adalah pengukuran tubuh atau bagian
tubuh manusia. Dalam menilai status gizi dengan metode antropometri adalah
menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai metode untuk menentukan status gizi.
antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi anak adalah indikator
berat badan menurut umur (BB/U). Panjang Badan menurut Umur (BB/U) atau
Tinggi badan menurut umur (TB/U), Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)
Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Indeks IMT/U digunakan untuk
menentukan kategori gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih
dan obesitas. Grafik IMT/U dan grafik BB/PB atau BB/TB cenderung
menunjukkan hasil yang sama. Namun indeks IMT/U lebih sensitif untuk penapisan
anak gizi lebih dan obesitas. Anak dengan ambang batas IMT/U >+1SD berisiko
17
gizi lebih sehingga perlu ditangani lebih lanjut untuk mencegah terjadinya gizi lebih
dan obesitas.
IMT digunakan dengan cara yang berbeda untuk anak-anak dan remaja.
Pengukuran status gizi pada anak usia 5 hingga 18 tahun sudah tidak menggunakan
indikator BB/TB akan tetapi menggunakan indeks masa tubuh menurut umur
(IMT/U).
Tabel 2.
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi
Kategori Ambang Batas Z-Score
Gizi kurang (thinness) - 3 SD Sampai dengan <- 2 SD
Gizi baik (normal) -2 SD Sampai dengan +1 SD
Gizi lebih (overweight) +1 SD Sampau dengan +2 SD
Obesitas (obese) >+2 SD
Sumber : PMK No.2 Tahun 2020
1. Definisi Lemak
Lemak merupakan simpanan sumber zat gizi essensial. Konsumsi lemak rata-
rata per hari dibandingkan dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan kali 100%
dan dinyatakan dalam persen (%) AKG. Fungsi dari lemak sendiri adalah sebagai
sumber energi paling padat yang menghasilkan 9 kkal tiap gramnya. Asupan lemak
yang melebihi kebutuhan dalam jangka waktu lama dapat memicu timbulnya
9 kkal tiap gramnya. Lemak juga merupakan cadangan energi di dalam tubuh yang
18
paling besar dan pada umumnya disimpan di jaringan bawah kulit (subkutan), di
(Wulandari, 2017).
Asam lemak digolongkan menjadi asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acids),
asam lemak tak jenuh tunggal (Monounsaturated Fatty Acids) dan asam lemak tak
jenuh ganda (Polyunsaturated Fatty Acids). Lemak jenuh Tidak boleh lebih dari 10
% seperti minyak kelapa, minyak goreng, mentega, kulit ayam. Sumber Lemak
nabati yakni kacang tanah, biji jagung, biji kapas, kelapa. Lemak hewani yakni
Tabel 3.
Kecukupan Lemak Menurut AKG Tahun 2019:
Kelompok Umur Lemak (gram)
Laki-laki
10 – 12 tahun 65
13 – 15 tahun 80
Perempuan
10 – 12 tahun 65
13 – 15 tahun 70
Sumber : PMK No.28 Tahun 2019
Tabel 4.
Kategori Tingkat Konsumsi
KATEGORI KECUKUPAN
Defisit Berat (< 70% AKG)
Defisit Sedang (70-80% AKG)
Defisit Ringan (80-90% AKG)
Normal (90-120% AKG)
Lebih (>120%)
Sumber : (Praditasari dan Sumarmik, 2018)
19
3. Makanan Sumber Lemak
kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung, dan sebagainya), mentega,
margarin, dan lemak hewan (lemak daging dan ayam). Sumber lemak lain adalah
kacang-kacangan, biji-bijian, daging dan ayam gemuk, krim, susu, keju, dan kuning
telur, serta makanan yang dimasak dengan minyak. Sayur dan buah (kecuali
2010)
Jam) adalah metode SKP yang fokusnya pada kemampuan mengingat subjek
terhadap seluruh makanan dan minuman yang telah dikonsumsinya selama 24 jam
terakhir. Kemampuan mengingat adalah menjadi kunci pokok pada metode ini,
(Charlebois 2011). Metode ini sangat memungkinkan untuk dilakukan setiap saat
apabila dibutuhkan informasi yang bersifat segera. Metode ini juga dilakukan untuk
Metode ini dilakukan dengan alat bantu minimal yaitu hanya menggunakan
foto makanan sudah dapat digunakan. Secara institusi ataupun secara individu.
Beberapa metode SKP tidak dapat dilakukan ditingkat komunitas tetapi dengan
metode ini keterbatasan itu dapat diatasi karena metode ini sangat luwes.
20
kesalahan. Cara yang dianggap paling baik adalah mengikuti metode lima langkah
dalam recall konsumsi makanan atau yang dikenal dengan istilah Five Steps Multi
dalam jangka waktu tertentu dapat menyumbat saluran pembuluh darah terutama
Konsumsi lemak yang kurang dari kebutuhannya juga akan mengakibatkan asupan
energi tidak adekuat. Pembatasan asupan lemak hewani yang berlebihan akan
menyebabkan asupan zat besi dan zink rendah karena bahan makanan hewani
merupakan sumber dua mineral ini ( Diana,Tri Rettagung dan Priyanti Esteria,
2020)
D. Aktivitas Fisik
terjadinya kontraksi otot, dilakukan saat istirahat, setelah pulang sekolah, pada sore
hari dan di akhir minggu (Murbawani, 2017). Menurut (Almatsier, 2002) Aktivitas
fisik adalah segala gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang
risiko penyakit kronis dan dapat menyebabkan kematian. Aktifitas fisik adalah
gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan mengeluarkan sisa-sisa tubuh. Banyaknya
21
energi yang dibutuhkan tergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa
Aktivitas fisik yang rendah adalah salah satu faktor pemicu obesitas.
Aktivitas fisik dikategorikan cukup jika individu melakukan olahraga selama 30-
60 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu (Kemenkes 2014).
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang
merupakan outcome dari perilaku tersebut. Aktivitas fisik yang rendah disertai
dengan pola makan yang berlebih dapat menimbulkan kejadian gizi lebih.
Terjadinya peningkatan sel lemak dalam rongga perut atau panggul diakibatkan
oleh penimbunan energi dalam bentuk jaringan lemak karena mobilisasi energi
Aktifitas fisik dibagi menjadi dua, yaitu aktifitas fisik aerobik dan anaerobic.
oksigen untuk membantu proses pembentukan ATP (Adenosin Tri Phospat) yang
akan digunakan sebagai sumber energi sedangkan aktifitas fisik anaerobik adalah
aktifitas fisik yang tidak membutuhkan oksigen pada proses pembentukan sumber
energinya. Aktifitas fisik anaerobik bergantung pada energi yang disimpan di otot
dan hasil dari proses glikolisis (Harahap, Pahutar dan Pendahuluan, 2017).
22
3. Tingkat Aktivitas Fisik
a) AktivitasFisik Sedenter
Kata sedentary berasal dari bahasa latin “sedere” yang berarti “ duduk”.
activities) atau menetap dalam jangka waktu lama, aktivitas ini sering dikaitkan
dengan aktivitas hanya duduk, membaca, bermain game dan aktivitas berbaring
Aktivitas fisik ringan atau rendah yaitu sebanding dengan aktivitas jenis
aerobik yang tidak menyebabkan perubahan berarti pada jumlah hembusan nafas.
Contoh kegiatan ini adalah berdiri, berjalan pelan atau jalan santai, pekerjaan
rumah, bermain sebentar. Jangka waktu aktivitas yang dilakukan adalah kurang dari
60 menit.
namun tetap dapat berbicara bercakap – cakap atau tidak tersengal – sengal.
Kegiatan ini meliputi Berjalan 3,5 - 4,0 mil/jam, berenang, bermain golf, berkebun,
bersepeda dengan kecepatan sedang. Durasi kegiatan ini antara 30 sampai 60 mnt
Kegiatan yang sering atau rutin dilakukan dalam seminggu dan dengan durasi
kurang lebih 75 menit 5 – 6 kali meliputi aktivitas aerobik dan aktivitas yang lain
23
seperti berjalan cepat, naik turun tangga, memanjat, kegiatan olahraga yang
membuat nafas terengah- engah seperti jogging, sepak bola, voli, dan basket,
kompetisi tenis.
(domain) perilaku, terdiri dari 16 pertanyaan untuk versi panjang dan 7 pertanyaan
perjalanan ke satu ke tempat yang lain, dan kegiatan rekreasi. Metabolic Equivalent
Satu MET didefinisikan sebagai besarnyya energi duduk diam, dan setara
dasar yang sudah disesuaikan yaitu: perbandingan antara duduk tenang, konsumsi
kalori seseorang empat kali lebih tinggi ketika beaktivitas intensitas sedang
(moderate), dan delapan kali lebih tinggi ketika beraktivitas intensitas tinggi
seseorang menggunakan data IPAQ, 4 MET adalah waktu yang dihabiskan dalam
aktivitas intensitas sedang (moderate), dan 8 MET untuk waktu yang dihabiskan
dalam kegiatan intensitas tinggi (vigorous) (Widiyatmoko dan Hadi, 2018). Berikut
nilai-nilai yang digunakan untuk analisis data sesuai International Physical Activity
24
b. Moderate MET = 4.0 X Walking Minutes X Walking Days
Minutes/Week Scores.
Kategori aktivitas fisik menurut IPAQ, antara lain (Widiyatmoko dan Hadi,
2018):
a. Aktivitas ringan jika tidak melakukan aktivitas fisik tingkat sedang – tinggi
1) Aktivitas intensitas tinggi >3 hari dengan total METs minimal 1500 METs-
menit/minggu
Secara umum dalam bukunya Gizi untuk Aktifitas Fisik dan Kebugaran
menjelaskan bahwa manfaat aktifitas fisk untuk kesehatan ada dua yaitu manfaat
tekanan darah tetap stabil dalam batas normal, meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit, menjaga berat badan ideal, menguatkan tulang dan otot,
25
meningkatkan kelenturan tubuh, dan meningkatkan kebugaran tubuh. Sedangkan
2019).
26