KELOMPOK 12 (Pesantren Dan Lingkungan Hidup) REVISI
KELOMPOK 12 (Pesantren Dan Lingkungan Hidup) REVISI
KELOMPOK 12 (Pesantren Dan Lingkungan Hidup) REVISI
Disusun Oleh:
Kelompok 11
1. Riska Amanda Suryaningsih (2251010141)
Kelas C Semester 2
Ekonomi Syariah
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “ PESANTREN DAN
LINGKUNGAN HIDUP “.
Kami jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
kami maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan
semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………….……………………………………………5
B. Rumusan Masalah……………………………………………………6
C. Tujuan Masalah…...…………………………………………………6
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pesantren……………..…………………………………7
B. Pendidikan Lingkungan Hidup di Pesantren………...……………7
C. Kebijakan Berwawasan Lingkungan………………………………9
D. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif……..……………….11
E. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendukung
Pondok Pesantren………….………………………………………11
F. Metodologi Pendidikan dan Pengajarn Yang
Umum Berlaku di Pesantren………………………………………12
A. Kesimpulan.………………………………………………………15
B. Saran………………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang mempunyai kekhasan
tersendiri serta berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Ditinjau dari segi
historisnya, pesantren merupakan bentuk lembaga pribumi tertua di Indonesia.
Pesantren sudah dikenal jauh sebelum Indonesia merdeka. Tidak bisa dipungkiri,
bahwa pesantren adalah sebuah lembaga sistem pendidikan dan pengajaran asli
Indonesia yang paling besar dan mengakar kuat.
Pesantren telah banyak memberikan kontribusi dalam membentuk manusia
Indonesia yang religius. Lembaga tersebut telah melahirkan banyak guru bangsa di
masa lalu, kini dan masa yang akan datang. Lulusan pesantren telah memberikan
partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa ini. Peran pendidikan pesantren pada
zaman modern saat ini sangat besar. Contohnya dalam arus globalisasi dan
industrialisasi, telah menimbulkan depresi dan bimbangnya pemikiran serta
suramnya perspektif masa depan, maka pesantren amat dibutuhkan untuk mengisi,
menyeimbangkan sekaligus menguatkan akal dan hati. Di tengah- tengah arus
modernisasi ini, santri berhak mempunyai daya tawar atau nilai jual yang mahal
dalam dirinya jika ini tetap dijaga dan diarahkan. Seperti yang diketahui bahwa
lingkungan bagi manusia merupakan unsur yang sangat penting dalam menunjang
kehidupan. Hal ini dikarenakan lingkungan tidak hanya berperan sebagai tempat
beraktivitas manusia, namun juga merupakan dalam mendukung berbagai aktivitas
manusia.
4
Dalam lingkungan, segala kebutuhan manusia sudah telah tersedia sehingga terdapat
upaya yang dilakukan untuk mengeksploitasi lingkungananya sendiri demi
kelangsungan hidup. Dengan adanya interaksi ini, maka dapat dipastikan bahwa
kondisi lingkungan juga dipengaruhi oleh perilaku manusia.
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
memberikan peran signifikan dalam menanamkan karakter kepedulian lingkungan.
Hal ini tidak terlepas dari fungsi utama yang dimiliki pesantren yaitu sebagai
lembaga pendidikan yang meniscayakan sebuah sistem pendidikan dan pola belajar
mengajar yang khas ala pesantren. Disamping itu,pesantren juga berfungsi sebagai
lembaga dakwah yang senantiasa melakukan internalisasi nilai-nilai islam di tengah
masyarakat pesantren dan masyarakat luar pesantren. Santri yang tinggal di pondok
pesantren dituntut memiliki sikap peduli terhadap lingkungan. Pendidikan tentang
lingkungan hidup bisa membangun jiwa cinta lingkungan dengan tujuan menjadi
generasi yang berbudaya lingkungan dan menjadi sebuah kehidupan bagi semua
civitas pondok pesantren. 1
1
http://repository.uin-suska.ac.id/27377/5/6.%202017210PAI-S2BAB%20I Diakses pada tanggal
21 februari 2023
5
B. Rumusan Masalah
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pesantren
Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata “santri” yang mendapat imbuhan
awalan “pe” dan akhiran “an” yang menunjukkan tempat, maka artinya adala h
tempat para santri. Terkadang pula pesantren dianggap sebagai gabungan dari kata
“santri” (manusia baik) dengan suku kata “tra” (suka menolong) sehingga kata
pesantren dapat diartikan tempat pendidikan manusia baik-baik.
Kemudian diasumsikan bahwa satri berarti orang yang tahu tentang agama
melalui kitab-kitab berbahasa Arab dan atau paling tidak santri bisa
membaca al-Qur`an, sehingga membawa kepada sikap lebih serius dalam
memandang agama. Juga perkataan santri berasal dari bahasa Jawa
“cantrik” yang berarti orang yang selalu mengikuti guru kemana guru pergi
menetap (istilah pewayangan) tentunya dengan tujuan agar dapat belajar
darinya mengenai keahlian tertentu.
Pesantren juga terkenal dengan tambahan istilah pondok yang dalam arti kata
bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan menekankan
kesederhanaan bangunan atau pondok juga berasal dari bahasa Arab “funduq” yang
berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana, atau mengandung arti tempat tinggal
yang terbuat dari bambu. 20 Pesantren atau lebih dikenal dengan istilah pondok
pesantren dapat diartikan sebagai tempat atau kompleka para santri untuk belajar
atau mengaji ilmu pengetahuan agama kepada kiai atau guru ngaji, biasanya
komplek itu berbentuk asrama atau kamar-kamar kecil dengan bangunann apa
adanya yang menunjukkan kesederhanannya.
Pengertian pondok pesantren secara terminologis cukup banyak
dikemukakan para ahli. Dhofier mendefinisikan bahwa pondok pesantren
adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari,
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan
menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku
sehari-hari. Pondok pesantren juga didefinisikan sebagai pendidikan dan
pengajaran Islam di dalamnya terjadi interaksi antara kiai dengan ustadz
sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil tempat di
masjid atau di halaman asrama (pondok) untuk mengkaji dan membahas
buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu. Mastuhu mendefinisikan
bahwa pondok pesantren adalah lembaga tradisional Islam untuk
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam (tafaqquh fi
al-din) dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai
pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari.
7
Arifin mendefinisikan pondok peantren sebagai suatu lembaga pendidikan agama
Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama
menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang
sepenuhnya berada di bawah kedaulatan darikepemimpinan (leadership) seorang
atau beberapa orang kiai dengan ciriciri khas yang bersifat kharismatik serta
independen dalam segala hal.
2
Mastuhu, Dinamika Pendidikan Pesantren: suatu Kajian tentang Unsur dan
Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994) diakses pada tanggal 21 februari 2023
8
Pondok Pesantren secara umum dan pendidikan agama secara khusus
mengimplementasikan program adiwiyata dalam pendidikan yang telah
diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan pesantren. Program adiwiyata dalam
pendidikan di Pondok Pesantren menjadi sebuah pelajaran yang bersifat
interdisipliner. Pogram adiwiyata dalam pendidikan di Pondok Pesantren yang
meliputi seluruh mata pelajaran madrasah terintegrasikan dengan pendidikan yang
membawa pesan lingkungan sehat pada peserta didik. Pendidikan madrasah juga
diimplementasikan melalui aktivitas peserta didik di dalam lingkungan sekolah
sebagai wujud pengamalan terhadap ilmuyang diperolehnya.
Dalam rangkah menumbuhkan kesadaran berlingkungan sehat pondok pesantren
atau sekolah memiliki beberapa kendala seperti masih adanya santri/siswa yang
tidak disiplin, kurang peduli dengan lingkungan sekitar baik di lingkungan sekolah
secara menyeluruh ataupun di lingkungan kelas. Hal ini menjadi problem pihak
sekolah dalam mewujudkan visi sekolah dan tentunya seluruh majelis guru dalam
menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan.
a). Efisiensi Penggunaan Lahan Sebagai Ruang Terbuka Hijau dan Estetika
(Landscape)
Pemanfaatan ruang terbuka hijau di pondok pesantren sangatlah penting
dalam menjadikan pondok pesantren ini sebagai pondok pesantren yang
ramah dan peduli terhadap lingkungan. Tidak bisa di pungkiri bila
pemanfaatan ruang terbuka hijau merupakan cerminan dari sebuah pondok
pesantren yang ramah lingkungan. Dan pondok pesantren nurul hakim telah
berhasil melakukannya, pemanfaatan ruang terbuka hijau disini sudah
cukup baik, begitupun dengan perihal estetika di ponpes ini yang cukup
baik. Walau begitu masih terdapat kekurangan baik dari konsep maupun
keadaaan saat ini dikarenakan masih ada nya beberapa titik pembangunan
di sekitar pondok pesantren.
10
D. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
11
5) Koperasi
6) Asrama putra dan putri
7) Tempat pengolahan pupuk kompos
8) Ruang kelas indoor dan outdoor3
9) Perpustakaan
10) Gedung olahraga dan pertemuan, dan lain sebagainya
1. Sorongan
Merupakan sistem pengajaran yang dilakukan dengan cara
menyorongkan sebuah kitab dari santri kepada Kyai untuk dibaca di
hadapan Kyai. Bila terdapat kesalahan maka Kyai akan langsung
memperbaikinya. Di pesantren besar, sistem tersebut hanya dilakukan
oleh dua atau tiga orang santri saja, yang biasanya terdiri darikeluarga
Kyai atau santri-santri yang diharapkan kemudian hari menjadi alim.
3
Pengelolaan Lingkungan Berbasis Pesantren(Universitasnegerijakarta) diakses pada tanggal 22
februari 2023.
12
2. Bendongan (Weton/Halaqah)
Merupakan metode utama sistem pengajaran di lingkungan pesantren.
Dhofier (2011: 54) menjelaskan bahwa sistem bandongan seringkali
juga disebut sistem weton. Dimana dalam sistem ini sekelompok santri
mendengarkan seorang guru (Kyai) yang membaca, menerjemahkan,
menerangkan, bahkan seringkali mengulas buku-buku Islam dalam
bahasa Arab. Setiap murid (santri) menyimak bukunya sendiri dan
membuat catatan (baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau
buah pikiran yang sulit. Kelompok kelas sistem bandongan ini disebut
halaqah yang artinya lingkaran murid (santri), atau kelompok siswa
yang belajar dibawah bimbingan seorang guru (Kyai).
13
3. Targhib wa Tahzib
Metode ini terdiri atas dua metode sekaligus yang berkaitan satu sama
lain; targhib dan tahzib. Targhib adalah janji disertai dengan bujukan
agar seseorang senang melakukan kebajikan dan menjauhi kejahatan.
Tahzib adalah ancaman untuk menimbulkan rasa takut berbuat tidak
benar (Nahlawi, 1992: 412). Penekanan metode targhib terletak pada
harapan untuk melakukan kebajikan, sementara penekanan metode
tahzib terletak pada upaya menjauhi kejahatan atau dosa. Meski
demikian metode ini tidak sama pada metode hadiah dan hukuman.
Perbedaannya terletak pada akar pengambilan materi dan tujuan yang
hendak dicapai. Targhib dan tahzib berakar pada Tuhan (ajaran agama)
yang tujuannya memantapkan rasa keagamaan dan membangkitkan sifat
Rabbaniyah, tanpa terikat waktu dan tempat. Adapun metode hadiah dan
hukuman berpijak pada hukum rasio/akal yang sempit (duniawi) yang
tujuannya masih terikat ruang dan waktu. Dipesantren, metode ini
biasanya diterapkan dalam pengajian-pengajian, baik sorogan maupun
bandongan.
4.Mengambil Pelajaran (Ibrah)
Secara sederhana ibrah berarti merenungkan dan memikirkan. Dalam
arti umum biasanya dimaknakan dengan mengambil pelajaran dari
setiap peristiwa (Nahlawi, 1992: 390). Ibrah dapat didefinisikan sebagai
suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia untuk mengetahui
intisari suatu perkara yang disaksikan, diperhatikan, diinduksikan,
ditimbang-timbang, diukur dan diputuskan secara nalar,sehingga
kesimpulannya dapat mempengaruhi hati untuk tunduk kepadanya, lalu
mendorongnya kepada perilaku yang sesuai. Sebagaimana tujuan
paedagogis dari ibrah adalah mengantarkan manusia pada kepuasan
pikir tentang perkara agama yang bisa menggerakkan, mendidik atau
menambah perasaan keagamaan. Pengambilan Ibrah dapat dilakukan
melalui kisah-kisah teladan, fenomena alam atau peristiwaperistiwa
yang terjadi, baik di masa lalu maupun sekarang (Burhanuddin, 2001:
57).4
4
Ahmad Affandi Iwan, Pondok Pesantren Berwawasan Linkgungan (jawa barat 2019) diakses
pada tanggal 22 februari 2023.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Perlu adanya pembinaan untuk para santriwan / santriwati agar lebih peduli
dan bisa menjaga lingkungan pesantrennya yang nantinya untuk
menciptakan lingkungan yang baik, kondusif dan sejahtera
15
Daftar Pustaka
http://repository.uin-suska.ac.id/27377/5/6.%202017210PAI-S2BAB%20I
Diakses pada tanggal 21 februari 2023
16