Makalah Sejarah Peradapan Islam KLP3
Makalah Sejarah Peradapan Islam KLP3
Makalah Sejarah Peradapan Islam KLP3
Nama Kelompok 3 :
Dosen Pengampu :
Dr. Hj. YANTI MULIA ROZA, SS., MA.
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Masalah......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
B. Periode Makkah
C. Periode Madinah
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-nya, kami
dapatmenyelesaikan tugas makalah Sejarah Peradaban Islam yang berjudul “Masa
Nabi Muhammad Saw” tepat waktu. Tidak lupa kami mengucapkanterima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikansumbangan baik
pikiran maupun materinya.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Sejarah Peradaban Islam.Selain itu, kami sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan danpengalaman bagi pembaca. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibuk Dr. Hj. Yanti Mulia Roza, SS., MA. Selaku dosen Mata Kuliah Sejarah
Peradaban Islam. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihakyang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunanmakalah. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari parapembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUA
N
A. Latar Belakang
Sebelum datangnya Islam situasi Bangsa Arab terutama disekitar Mekah masih
dihiasiberhala sebagai sesembahan oleh masyarakat sekitar. Demikianlah Nabi Muhammad
lahirpada situasi dan kondisi tersebut. Zaman itu dikenal sebagai zaman Jahiliyah, yaitu
masakegelapan dan kebodohan dalam hal agama. Kehidupan Rasulullah adalah sejarah yang
perlu kita kaji dan dalami sebagai umatIslam. Sungguh Allah telah memberikan kelebihan
pada kita dijadikannya sebagai umatIslam, umatnya nabi Muhammad SAW. Nabi
Muhammad SAW adalah nabi yang berbudipekerti luhur yang luar biasa dalam memulai
adanya peradaban Islam sejak ditugaskannya beliau menjadi nabi dan rasul di umur beliau
ke-40 tahun sungguh luar biasa hasilyang diraih oleh Nabi Muhammad dalam menjunjung
agama Islam di peradaban danpemikirannya menjadikan peradaban Islam adalah peradaban
yang berpengaruh yangmana Rasulullah adalah paling sempurna makhluk ciptaan Allah
yang membawa rahmatuntuk seluruh alam.Dalam makalah ini, kami akan membahas
bagaimana keadaan bangsa arab sebelumdatangnya islam dilihat dari beberapa aspek,
perjalanan dakwah Rasulallah, sertabagaimana strategi dakwah yang
digunakan Rasulalullah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan, maka dapat dijabarkan
perumusan masalah:
1. Jelaskan maksud dari Muhammad Sebelum menjadi Rasul
2. Jelaskan Periode Makkah
3. Jelaskan Periode Madinah
4. Jelaskan yang dimaksud dengan Pengembangan Kebudayaan Islam
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
BAB II
PEMBAHASAN
D. Perbaikan Ka’bah
Pergaulan Muhammad dengan penduduk Mekah tidak terputus, juga partisipasinya
dalam kehidupan masyarakat hari-hari. Pada waktu itumasyarakat sedang sibuk karena
bencana banjir besar yang turun dari gunung, pernah menimpa dan meretakkan dinding-
dinding Ka'bah yang memang sudahrapuk. Sebelum itupun pihak Quraisy memang sudah
memikirkannya. Tempat yang tidak beratap itu menjadi sasaran pencuri mengambil
barang-barang berharga di dalamnya. Hanya saja Quraisy merasa takut; kalau
bangunannya diperkuat, pintunya ditinggikan dan diberi beratap, dewa Ka'bah yang
suciitu akan menurunkan bencana kepada mereka. Sepanjang zaman Jahiliah keadaan
mereka diliputi oleh berbagai macam legenda yang mengancam barang siapa yang berani
mengadakan sesuatu perubahan. Dengan demikian perbuatan itu dianggap tidak umum.
Tetapi sesudahmengalami bencana banjir tindakan demikian itu adalah suatu
keharusan,walaupun masih serba takut-takut dan ragu-ragu. Suatu peristiwa
kebetulantelah terjadi sebuah kapal milik seorang pedagang Rumawi bernama Baqum
yang dating dari Mesir terhempas di laut dan pecah. Sebenarnya Baqum ini seorang ahli
bangunan yang mengetahui juga soal-soal perdagangan.Sesudah Quraisy mengetahui hal
ini, maka berangkatlah al-Walid bin'al-Mughira dengan beberapa orang dari Quraisy ke
Jedah. Kapal itu dibelinya dari pemiliknya, yang sekalian diajaknya berunding supaya
sama-sama datang ke Mekah guna membantu mereka membangun Ka'bah kembali.Baqum
menyetujui permintaan itu. Pada waktu itu di Mekah ada seorang Kopti yang mempunyai
keahlian sebagai tukang kayu. Persetujuan tercapai bahwadiapun akan bekerja dengan
mendapat bantuan Baqum. Sudut-sudut Ka'bah ituoleh Quraisy dibagi empat bagian tiap
kabilah mendapat satu sudut yang harusdirombak dan dibangun kembali. Sebelum
bertindak melakukan perombakanitu mereka masih ragu-ragu, kuatir akan mendapat
bencana. Kemudian al-Walid bin'l-Mughira tampil ke depan dengan sedikit takut-takut.
Setelah ia berdoa kepada dewa-dewanya mulai ia merombak bagian sudut selatan. Tinggal
lagi orang menunggu-nunggu apa yang akan dilakukan Tuhan nantiterhadap al-Walid.
Tetapi setelah ternyata sampai pagi tak terjadi apa-apa,merekapun ramai-ramai
merombaknya dan memindahkan batu-batu yang ada.Dan Muhammad ikut pula membawa
batu itu.
Setelah mereka berusaha membongkar batu hijau yang terdapat disitudengan pacul
tidak berhasil, dibiarkannya batu itu sebagai fondasi bangunan.Dan gunung-gunung
sekitar tempat itu sekarang orang-orang Quraisy mulai mengangkuti batu-batu granit
berwarna biru, dan pembangunanpun segeradimulai. Sesudah bangunan itu setinggi orang
berdiri dan tiba saatnya meletakkan Hajar Aswad yang disucikan di tempatnya semula
disudut timur,maka timbullah perselisihan di kalangan Quraisy, siapa yang
seharusnyamendapat kehormatan meletakkan batu itu di tempatnya. Demikian
memuncaknya perselisihan itu sehingga hampir saja timbul perang saudara
karenanya.Keluarga Abd'd-Dar dan keluarga 'Adi bersepakat takkan membiarkan kabilah
yang manapun campur tangan dalam kehormatan yang besar ini. Untuk itu mereka
mengangkat sumpah bersama.
Keluarga Abd'd-Dar membawa sebuah baki berisi darah. Tangan mereka dimasukkan
ke dalam baki itu guna memperkuat sumpah mereka. Karena itu lalu diberi nama
La'aqat'd-Dan, yakni 'jilatan darah'.Abu Umayya bin'l-Mughira dari Banu Makhzum,
adalah orang yang tertua di antara mereka, dihormati dan dipatuhi. Setelah melihat
keadaan serupa itu ia berkata kepada mereka: "Serahkanlah putusan kamu ini di tangan
orang yang pertama sekali memasuki pintu Shafa ini." Tatkala mereka melihatMuhammad
adalah orang pertama memasuki tempat itu, mereka berseru: "Ini al-Amin; kami dapat
menerima keputusannya."Lalu mereka menceritakan peristiwa itu kepadanya. Ia pun
mendengarkan dan sudah melihat di mata mereka betapa berkobarnya api permusuhan itu.
Ia berpikir sebentar, lalu katanya: "Kemarikan sehelai kain,"katanya. Setelah kain
dibawakan dihamparkannya dan diambilnya batu itulalu diletakkannya dengan tangannya
sendiri, kemudian katanya; "Hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini."
Mereka bersama-samamembawa kain tersebut ke tempat batu itu akan diletakkan. Lalu
Muhammadmengeluarkan batu itu dari kain dan meletakkannya di tempatnya.Dengan
demikian perselisihan itu berakhir dan bencana dapat dihindarkan. Quraisy menyelesaikan
bangunan Ka'bah sampai setinggi delapan belashasta (± 11 meter), dan ditinggikan dari
tanah sedemikian rupa, sehingga merekadapat menyuruh atau melarang orang masuk. Di
dalam itu mereka membuat enam batang tiang dalam dua deretan dan di sudut barat
sebelah dalam di pasang sebuah tangga naik sampai ke teras di atas lalu meletakkan Hubal
di dalamKa'bah. Juga di tempat itu diletakkan barang-barang berharga lainnya,
yangsebelum dibangun dan diberi beratap menjadi sasaran pencurian.
Mengenai umur Muhammad waktu membina Ka'bah dan memberikan keputusannya
tentang batu itu, masih terdapat perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan berumur dua
puluh lima tahun. Ibn Ishaq berpendapat umurnya tiga puluh lima tahun. Kedua pendapat
itu baik yang pertama atau yang kemudian,sama saja; tapi yang jelas cepatnya Quraisy
menerima ketentuan orang yang pertama memasuki pintu Shafa, disusul dengan
tindakannya mengambil batudan diletakkan di atas kain lalu mengambilnya dari kain dan
diletakkan ditempatnya dalam Ka'bah, menunjukkan betapa tingginya kedudukannya
dimata penduduk Mekah, betapa besarnya penghargaan mereka kepadanya sebagai orang
yang berjiwa besar .
B. Periode Makkah
1.Keadaan Makkah sebelum masuknya Islam
Peradaban Arab adalah akibat pengaruh dari budaya bangsa bangsa
disekitarnya yang lebih dahulu maju daripada kebudayaan dan peradaban Arab.
Pengaruh tersebut masukke jazirah Arab melalui beberapa jalur yaitu 1)
melalui hubungan dagang dengan bangsa lain,2) melalui kerajaan kerajaan
protektorat, dan Hirah, 3) masuknya misi Yahudi dan Kristen.
Mayoritas bangsa Arab menganut agama Yahudi mereka berhubungan dengan bangsa
bangsa Syiria, Persia, Habshi, Mesir, dan Romawi. Penganut agama Yahudi juga
banyakmendirikan koloni di Jazirah Arab yaitu di Yatsrip. Mayoritas penganut agama
Yahuditersebut pandai bercocok tanam dan membuat alat alat dari besi, seperti perhiasan,
dan persenjataan.Selain agama Yahudi, mereka juga menganut agama Kristen. Aliran
Kristen yangmasuk ke jazirah Arab ialah aliran Nestorian, Di Hirah, dan aliran Jacob-
Barady di Ghassan.Penganut aliran Nestorian lah yang bertindak sebagai penghubung
antara kebudayaan Yunanidan kebudayaan Arab pada masa awal kebangkitan
Islam.Walaupun agama Yahudi dan Kristen sudah masuk ke jazirah Arab, bangsa
Arabkebanyakan masih menganut agama asli mereka. Yang mana percaya pada banyak
dewa yangdiwujudkan dalam bentuk berhala dan patung. Berhala berhala tersebut
dipusatkan di Ka’bah, tetapi di tempat tempat lain juga banyak terdapat banyak berhala.
Salah satu berhala berhala tersebut adalah Hubal yang dianggap sebagai dewa terbesar,
Latta yaitudewa tertua dan Uzza. Berhala berhala itu mereka jadikan tempat menanyakan
danmengetahui nasib baik dan buruk. Makkah adalah kota yang paling terkenal diantara
kota kota yang ada di jazirahArab. Makkah juga memiliki letak yang strategis. Makkah
dilalui jalur perdagangan yang menghubungkan Yaman dan Syiria di utara. Mereka hidup
dan bermasyarakat yang berkelompok menurut suku dan ras. Dan karena itulah kemudian
menyebabkan maraknyaterjadi peperangan antar suku bangsa Arab. Kepercayaan bangsa
Arab saat itu sangat tidak menentu arahnya. Hingga diangkatnya Nabi Muhammad SAW
menjadi nabi dan rosul sekitartahun 611 M. Nabi Muhammad diangkat menjadi rosul pada
umur ke 40 tahun. Pada saat itu beliaumerenung ke gua Hira yaitu tepatnya beberapa
kilometer di utara Makkah. Disanalah NabiMuhammad mula - mula berjam jam kemudian
berhari hari bertafakkur. Pada tanggal 17Ramadhan tahun 611 M, Malaikat Jibril muncul
dihadapannya, menyampaikan wahyu Allahyang pertama yaitu surat Al Alaq ayat 1- 5.
Dalam wahyu pertama ini, dia belumdiperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu
agama.
C. Periode Madinah
Tidak dapat dipungkiri, Madinah adalah sebuah kota yang majemuk. Di
dalamnnya ada berbagai etnis yang memeluk berbagai agama. tidak heran konflik
antaretnis atau antarumat beragama pun seringkali terjadi. Hal inilah yang kemudian
mendorong Rasulullah saw. mengajak seluruh masyarakat Madinah untuk membuat
semacam kode etik yang disepakati oleh semua pihak, sehingga dapat menjadi acuan
dalam menegakkan hukum di bumi Madinah. Tidak lama kemudian, ajakan itu terealisasi
juga. Perjanjian yang berisi tentang hak dan kewajiban setiap golongan warga Madinah itu
kemudian dikenal dengan sebutan “Piagam Madinah”. Adapun hal-hal pokok yang tertulis
dalam perjanjian ini adalah sebagai berikut:
Kaum muslimin Madinah adalah satu umat, dan akan memerangi siapa pun yang
melalukan kezaliman, kejahatan, dan permusuhan terhadap mereka;
Kaum Musyrikin Madinah tidak wajib melindungi harta dan jiwa kaum kafir Quraisy, dan
tidak akan merintangi tindakan kaum mukminin atas mereka;
Kaum Yahudi wajib turut seta bersama kaum mukminin dalam peperangan ;
Kaum Yahudi dari Bani ‘Auf dipandang sebagai bagian dari kaum mukminin;
Kaum Yahudi tetap pada agama mereka, dan demikian pula dengan kaum muslimin;
Kaum Yahudi dari berbagai kabilah Yahudi di Madinah diperlakukan sama dengan orang-
orang Yahudi dari Bani ‘Auf;
Kaum Yahudi dan muslimin harus memikul biayanya masing-masing dalam menjalankan
kewajibannya memberikan pertolongan secara timbal balik ketika melawan pihak lain
yang memerangi salah satu pihak yang terikat dalam perjanjian itu;
Semua pihak harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika
ada yang berbuat zalim;
Semua pihak wajib saling membantu dalam melawan pihak yang menyerang Madinah;
Setiap orang dijamin keselamatannya untuk meninggalkan atau tetap tinggal di Madinah,
kecuali yang berbuat kejahatan;
Bahwasanya Allah-lah pelindung pihak yang berbuat kebajikan dan taqwa.
Dengan perjanjian ini, kita lihat bahwa keberadaan Rasulullah saw. di Madinah ternyata
tidak hanya berperan sebagai rasul, melainkan ia juga berperan sebagai seorang negarawa.
Dengan piagam inilah kesatuan dan persatuan yang kokoh dikalangan masyarakat Madinah
dapat tercipta. Meskipun beberapa kali kaum Yahudi menghianati perjanjian ini, dan
melakukan taktik untuk memecah belah persatuan kaum Muslimin di Madinah, namun
keberadaa piagam ini tetap tidak tergoyahkan. Hal ini tampak jelas ketika kaum muslimin
tetap bersatu dalam melewati serangkaian peristiwa, seperti pada perang Badar, Uhud, dan
Khandaq. Secara garis besar, langkah dakwahh yang dilakukan Rasulullah saw. di Madinah
bermuara pada satu tujuan, yaitu menciptakan perdamaian seutuhnya di bumi Madinah, hal itu
dapat kita lihat melalui tiga hal berikut ini:
A. Pembinaan Masyarakat
Diketahui bersama bahwa ketika Rasulullah saw tiba di kota Madinah, maka
bertemulah beberapa unsur kelompok masyarakat yang berbeda, yang merupakan
kewajiban sekaligus tantangan bagi beliau untuk membentuknya menjadi sebuah
masyarakat yang bermartabat, dibangun di atas pondasi yang kokoh, dan memiliki tata
aturan yang mengatur tingkah laku dan cara pergaulan di antara mereka. Pembentukan
masyarakat Islami untuk pertama kalinya, dikerjakan sendiri oleh Rasulullah saw. Dengan
demikian beliau memberi pelajaran kepada kita bagaimana seharusnya masyarakat Islam
itu terbentuk, langkah-langkah apa saja yang dilakukan oleh Rasulullah dalam membina
masyarakat Madinah yang heterogen itu, menjadi satu keluarga besar, yang memperhatikan
seluruh anggota masyakaratnya tanpa memandang asal suku dan kabilahnya. Itulah
keluarga Islam "masyarakat Islam". Berikut penjelasan beberapa langkah praktis yang
dilakukan oleh Rasulullah dalam membentuk masyarakat Islam itu:
Bagian pertama: terdiri dari 28 pasal, isinya banyak menyangkut hubungan anshar dan
Muhajirin;
Bagian kedua: menyangkut tentang hubungan umat Islam dengan kaum Yahudi;
Bagian ketiga: ditulis setelah perjanjian Hudaibiyah, karena banyak orang yang pindah
ke Madinah;
Bagian keempat: berkenaan dengan kabilah yang baru masuk Islam, isinya
menjelaskan bahwa terhadap kabilah yang baru masuk Islam berlaku apa yang sudah
berlaku bagi kabilah yang sudah lama memeluk Islam.
B. Perjanjian Hudaibiyah
Perkembanngan yang terjadi diJazirah Arab semakin menguntungkan pihak kaum
Muslimin. Sedikit demi sedikit sudah mulai terlihat sinyal-sinyal kemenangan yang besar
dan keberhasilan dakwah Islam. ketika masih di Madinah, Rasulullah saw. bermimpi
bahwa beliau bersama para sahabat memasuki Masjidil Haram, mengambil kunci Ka’bah,
melaksanakan Tawaf dan Umrah, sebagian sahabat ada yang mencukur, dan sebagian yang
lain ada yang memendekkan rambutnya. Beliau menyampaikan mimpinya ini kepada para
sahabat, dn mereka tampak senang. Menurut perkiraan mereka, pada tahun ini pula mereka
bisa memasuki Mekkah. Tidak lama kemudian, beliau mengumumkan hendak melakukan
Umrah. Orang-orang Badui yang mendengar niat Rasul in ijuga berdatangan untuk
bergabung. Kemudian Rasul mencuci pakaian dan menaiki unta beliau yang bernama Al-
Qashwa. Keberangkatan Raasul tepat pada hari senin tanggal 1 Dzulqa’idah 6H dan
diantara istri beliau yang ikut adalah Ummu Salamah, dan adapun jumlah sahabat yang ikut
ada 1400 orang.
D. Haji Wada’
Haji Wada’ dikenal juga dengan nama Haji Perpisahan Nabi Muhammad Saw.
Rasulullah saw. Mengumumkan niatnya untuk melaksanakan haji yang mabrur. Maka
manusia datang berbondong-bondong ke Madinah, yang semua hendak ikut beliau. Pada
hari sabtu 14 hari sebelum habisnya bulan Dzulqa’idah, beliau berkemas-kemas untuk
berangkat, dengan menyiapkan bekal perjalanan, berminyak dan mengenakan mantel.
Tahun kesebelas Hijrah, haji pertama Rasulullah dan kaum Muslimin tanpa ada seorang
musyrik pun yang ikut didalamnya, Untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang
berkumpul di Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan ke Makkah,
dan sekaligus inilah haji terakhir yang dilakukan oleh Rasulullah. Rombongan haji
meninggalkan Madinah tanggal 25 Dzulqadah, Rasulullah disertai semua isterinya,
menginap satu malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian melakukan Ihram sepanjang Subuh,
dan mulai bergerak. Setelah seluruh manasik haji dilakukan, Rasul memerintahkan untuk
kembali ke MadinahAl-Munawarah tanpa mengambil waktu untuk istirahat, agar
perjuangan ini terasa murni karena Allah dan di jalan-Nya.
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari keterangan-keterangan di atas mudah-mudahan dapat bermanfaat an bisamenjadi teladan juga
contoh yang baik bagi kita semua
DAFTAR PUSTAKA
Hart, Michael. 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Batam :Karisma
Publising Group, 2007.2.
Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Jakarta : DuniaPustaka Jaya,
1997.3.
Lings, Martin. Muhammad: Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta :
Penerbit Serambi, 2002.4
Supriyadi, Dedy, Sejarah Peradaban Islam (Bandung, Pustaka Setia, 2016)Badri Yatim,
Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II (Jakarta, PT Raja GrafindoPersada, 2015
Ahmad Shalab. 1957. Masyarakat Islam. Jogyakarta. Beirut. 1999. Muassasah Arrisalah