BRONKOPNEUMONIA
BRONKOPNEUMONIA
BRONKOPNEUMONIA
BRONCHOPNEUMONIA
dengan dosen pembimbing:Didit Damayanti, S. Kep.Ns., M. Kep
Oleh:
Kelompok 6
ChiesaRefinda N. R ( 201801024)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas berkat dan limpahan
rahmatnyalah makalah tentang penyakitBronkopneumoniaini dapat terselesaikan dengan baik.
Meskipun masih banyak kekurangan baik dari isi, sistematika, maupun cara penyajiannya.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Serta bagi semua pihak yang turut
mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari
materi tentang penyakitterutamapenyaktBronkopneumonia.Semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca dan peneliti lain yang akan menulis tentang tema yang sama, khususnya bagi kami
sendiri sebagai penyusun.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
BAB 3. PATHWAY................................................................................... 12
4.1 Pengkajian......................................................................................... 13
4.2 DiagnosaKeperawatan....................................................................... 16
4.3Intervensi Keperawatan ...................................................................... 17
5.1 Kesimpulan...................................................................................... 23
5.2 Saran............................................................................................... 23
DAFTAR PUST......................................................................................... 24
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
produksi sputum, gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan
pengiriman oksigen, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kebutuhan metabolik sekunder terhadap deman dan proses
infeksi, anoreksia yang berhubungan dengan toksin bakteri bau dan rasa sputum,
distensi abdomenatau gas, intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi O2
untuk aktifitas sehari-hari, resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan
perubahan kadar elektrolit dalam serum (diare) (Nurarif dan Kusuma, 2015).
Salah satu upaya tindakan mandiri yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah dengan melakukan fisioterapi dada,
gangguan pertukaran gas dengan tindakan memposisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi, masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan
memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori, intoleransi aktivitas dengan monitor
respon fisik, emosi, social, dan spiritual, resiko ketidakseimbangan elektrolit dengan
monitor status cairan intake dan output cairan (Nurarif dan Kusuma, 2015).
Berdasarkan uraian diatas dimana masih banyaknya angka kejadian
bronkopneumonia pada anak.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi bronkopneumonia?
1.2.2 Bagaimana epidemiologi dan etiologi bronkopneumonia?
1.2.3 Apa saja tanda dan gejala bronkopneumonia ?
1.2.4 Bagaimana komplikasi dan prognosis bronkopneumonia?
1.2.5 Bagaimana pengobatan, pencegahan, dan pemeriksaan penunjang
bronkopneumonia?
1.2.6 Bagaimana asuhan keperawatan klien dengan bronkopneumonia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan konsepbronkopneumonia
pada anak.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan bronkopneumonia;
b. Mahasiswa mampu menjelaskan epidemiologi dan etiologi bronkopneumonia;
5
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala serta patofisiologi
bronkopneumonia;
d. Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi dan prognosis bronkopneumonia;
e. Mahasiswa mampu menjelaskan pengobatan, pencegahan, dan pemeriksaan
penunjang bronkopneumonia; dan
f. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan
bronkopneumonia.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
7
Paru RSUP Persahabatan tahun 2001 infeksi juga merupakan penyakit paru utama, 58 %
diantara penderita rawat jalan adalah kasus infeksi dan 11,6 % diantaranya kasus
nontuberkulosis, pada penderita rawat inap 58,8 % kasus infeksi dan 14,6 % diantaranya
kasus nontuberkulosis. Di RSUP H. Adam Malik Medan 53,8 % kasus infeksi dan 28,6 %
diantaranya infeksi nontuberkulosis. Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data
sekitar 180 pneumonia komuniti dengan angka kematian antara 20 - 35 %. Pneumonia
komuniti menduduki peringkat keempat dan sepuluh penyakit terbanyak yang dirawat per
tahun.
8
3. Anak sangat gelisah, dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang
dicetuskan saat bernafas dan batuk.
4. Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar
hidung dan mulut.
5. Kadang-kadang disertai muntah dan diare.
6. Adanya bunyi tambahan pernafasan seperti ronchi, wheezing.
7. Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius.
8. Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokusyang menyebabkan atelectasis
absorbsi
9
Komplikasi yang terjadi pada anak yang mengalami bronkopneumonia terjadi akibat
tidak dilakukan pengobatan secara segera. Komplikasi yang kemungkinan terjadi pada
diantara nya sebagai berikut:
1. Otitis media
Terjadi apabila anak yang mengalami bronkopnemonia tidak segera diobati
sehingga jumlah sputum menjadi berlebih dan akan masuk ke dalam tuba eustaci
sehingga menghalangi masuknya udara ke telinga tengah.
2. Bronkiektase
Hal ini terjadi akibat bronkus mengalami kerusakan dan timbul fibrosis juga
terdapat pelebaran bronkus akibat tumpukan nanah.
3. Abses Paru
Rongga bronkus terlalu banyak cairan akibat dari infeksi bakteri dalam paru –
paru.
4. Empiema
Anak yang mengalami bronkopneumonia, paru – parunya mengalami infeksi
akibat bakteri maupun virus sehingga rongga pleuranya berisi nanah.
2.6.2 Prognosis
Prognosis daripenyakitbronkopneumoniayaitudapat sembuh total, mortalitas
kurang dari 1 %, mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anak-anak dengan keadaan
malnutrisi energi-protein dan datang terlambat untuk pengobatan.Interaksi sinergis antara
malnutrisi dan infeksi sudah lama diketahui. Infeksi berat dapat memperjelek keadaan
melalui asupan makanan dan peningkatan hilangnya zat-zat gizi esensial tubuh.
Sebaliknya malnutrisi ringan memberikan pengaruh negatif pada daya tahan tubuh
terhadap infeksi. Kedua-duanya bekerja sinergis, maka malnutrisi bersama-sama dengan
infeksi memberi dampak negatif yang lebih besar dibandingkan dengan dampak oleh
faktor infeksi dan malnutrisi apabila berdiri sendiri.
2.7 Penatalaksanaan
Terapi dan Tindakan medis
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tetapi hal ini
tidak dapat selalu dilakukan dan memakan waktu yang cukup lama, maka dalam praktek
diberikan pengobatan polifarmasi maka yang biasanya diberikan:
10
a. Penisilin 50.000 U/kgBB/hari,ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/kgBB/hari
atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampisilin.
Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.
b. Pemberian oksigen dan cairan intravena, biasanya diperlukan campuran glukose 5%
dan Nacl 0.9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCL 10 mEq/500 ml/botol
infus.
c. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolik akibat kurang makan
dapat diberikan koreksi sesuai denagn hasil analisa gas darah arteri.
d. Pasien bronkopnemonia ringan tidak usah dirawat dirumah sakit.
11
6. Jumlah lekosit: terjadi lekositosis pada pneumonia bacterial. Menurut Ngastiyah;
1997; 41, pemeriksaan laborat didapatkan leukosit meningkat mencapai
15.00-40.000/cm3, urine biasanya lebih tua dan terdapat albuminuria ringan dan
pada analisa gas darah tepi menunjukkan asidosis metabolic dengan atau beberapa
lobus
7. Tes fungsi paru: digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan luas dan
beratnya penyakit dan membantu memperbaiki keadaan
8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang diinspirasi
9. Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti virus
BAB III
PATHWAYS
12
BAB IV
KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN
Anak usia 5 tahun datang ke Rumah sakit. Orang tua mengeluhkan bahwa anaknya
sudah 3 hari batuk,muntah,pilek,sesak nafas disertaimuntah.Ibunya juga mengatakan anaknya
demam. Hasil pemeriksaan didapatkan bahwa An.S Tampak gelisah ,sianosis, adanyaretraksi
dada, pernafasan cuping hidung, terdapat secret, terdapat suara tambahan ronchi, lemah, suhu
: 38,50C, RR : 34x/menit, Nadi :120x/menit, CRT>2 detik
4.1 Pengkajian
1. Identitas klien
a. Nama : An.S
b. Umur : 5 th
c. JenisKelamin : Laki-Laki
d. TinggiBadan : 98 cm
e. BeratBadan : 24 kg
f. Agama : islam
g. Alamat : rejotangan tulungagung
2. Keluhan utama
PasienmengatakanSesaknafas
a. Riwayat keluhanutama
Pasien mengeluhkan Sesak Nafas, demam tinggi, batuk, pile ksejak 3 hari yang
lalu, keluarga pasien membawa pasien ke Rs. Ananda untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
b. Riwayat penyakit dahulu
Ibu mengatakan sebelumnya anak tidak memiliki keluhan tersebut.
13
c. Riwayat penyakit keluarga
Ibu pasien mengatakan bahwa di keluarga tidak memiliki riwayat penyakit
tersebut
3. Pemeriksaan umum
Kesadaran compos mentis, keadaan umum lemah dangelisah, suhu tubuh 38,50C,
nadi cepat dan lemah, respirasi cepat dan dangkal, BB : 24 kg.
4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan pada anak dengan bronkopneumonia :
1. Kepala : Normocephali
2. Mata : kelopak mata cekung, konjungtiva anemis,sklera ikterik, pupil
isokor.
3. Telinga : bentuk normal, liang telinga lapang, pembesaran KGB preaurikular
dan retroaurikular(-).
4. Hidung : bentuk normal, sekret (-),NCH (+).
5. Tenggorokan : Tonsil T1-T1, tenang, tidak hiperemis.
6. Mulut : Bentuk normal, bibir kering.
7. Leher : pembesaran KGB dan kelenjar tiroid (-).
8. Thorax :
● Inspeksi : Tampak simetris pada keadaan statis dan dinamis, ada
retraksi sela iga.
● Palpasi : sela iga normal, tidak teraba masa, ictus cordis tak teraba.
● Perkusi
Paru : sonor di seluruh lapang paru.
Jantung : Batas jantung sulit dinilai.
● Auskultasi
Paru : suara nafas bronvesikuler melemah.
Jantung : Bunyi jantung I & II, Reguler, murni, murmur (-),gallop (-).
9. Abdomen :
● Inspeksi : datar
● Palpasi : Teraba tegang, supel(+), turgor kulit sedikit lambat
Hati : Tak teraba pembesaran
Limpa : Tidak teraba pembesaran
● Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
14
● Auskultasi : Bising usus meningkat (normal 4-9x/menit)
10. Ekstremitas :
● Pergerakan sendi terbatas (nyeri sendi)
● Kelelahan (malaise)
● Kelemahan
● CRT < 2 detik dan keluhan
11. Genetalia dan anus :
● Kelengkapan (laki-laki: penis,srotum; perempuan: labia minora, labia
mayora, klitoris) beserta fungsi BAK & BAB
12. Hospitalisasi
● Protes :
1. Menangis kuat
2. Menjerit
3. Memanggil orang tua
4. Menolak perhatian yang diberikan orang lain
● Putus asa :
1. Menangis berkurang
2. Anak tidak aktif
3. Kurang minat untuk bermain
4. Sedih dan apatis
5. PemeriksaanPenunjang
1. Foto polos : ditemukan adanya infeksi di paru dan status pulmoner
2. Nilai analisa gas darah: untuk mengetahui status kardiopulmoner yang
berhubungan dengan oksigenasi
3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis: ditemukanadanyaproses inflamasi
4. Pewarnaan gram: untuk seleksi awal anti mikroba
5. Tes kulit untuk tuberkulin: untuk mengesampingkan kemungkinan terjadi
tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan
6. Jumlah lekosit: terjadi lekositosis pada pneumonia bacterial. Menurut Ngastiyah;
1997; 41, pemeriksaan laborat didapatkan leukosit meningkat mencapai
15.00-40.000/cm3, urine biasanya lebih tua dan terdapat albuminuria ringan dan
15
pada analisa gas darah tepi menunjukkan asidosis metabolic dengan atau beberapa
lobus.
7. Tes fungsi paru: digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan luas dan
beratnya penyakit dan membantu memperbaiki keadaan.
8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang diinspirasi.
9. Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti virus.
10. Kultur sputum, yaitu mengambil sampel dahak pasien dan memeriksanya di
laboratorium guna mengetahui kuman penyebab bronkopneumonia secara
spesifik.
6. Keadaan Umum
Suhu : 38,50C
Nadi : 120x/menit
RR : 34x/menit
16
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
1 (D.0001) Bersihan jalan Tujuan : 1. Auskultasi suara
nafas tidak Jalan nafas paten nafas sebelum dan
efektif berhubungan dengan Kriteria hasil : sesudah suctioning
spasme jalan nafas . 1. Mampu melakukan 2. Keluarkan sekret
Batasan karakteristik : batuk efektif dan dengan batuk efektif
● Suara nafas tambahan suara nafas yang atau suction
● Perubahan frekuensi bersih, tidak ada 3. Berikan O2 dengan
nafas sianosis dan menggunakan nasal
● Perubahan irama dsypneu (mampu kanul untuk
nafas mengeluarkan memfasilitasi suction
● Sianosis sputum, mampu 4. Anjurkan pasien
● Mengeluh sesak bernafas dengan untuk istirahat dan
nafas mudah, tidak ada napas dalam
● Batuk tidak efektif pursed lips). 5. Posisikan pasien
● Sputum berlebihan 2. Jalan nafas bersih untuk
● gelisah (klien tidak merasa memaksimalkan
tercekik, irama ventilasi
nafas, frekuensi 6. Auskultasi suara
pernafasan dalam nafas, catat adanya
rentang normal, suara tambahan
17
tidak ada suara 7. Monitor respirasi
nafas abnormal). dan status O2
3. Mampu 8. Lakukan fisioterapi
mengidentifikasi dada bila perlu
dan mencegah
faktor yang dapat
menghambat jalan
nafas.
18
mudah, tidak ada 7. Monitor pola nafas :
pursed lips) bradipena, takipenia,
4. tanda-tanda vital kussmaul,
dalam rentang hiperventilasi, cheyne
normal stokes, biot
- N :75-160x/menit 8. Auskultasi suara
- RR :21-30x/menit nafas,catat
- T : 36-37oC areapenurunan / tidak
adanya ventilasi
dansuara tambahan
9. Observasi sianosis
khususnya membrane
mukosa
10. Auskultasi bunyi
jantung, jumlah,
iramadan denyut
jantung
19
● Kurang makan pengecapan dari 5. Berikan substansi
● Bising usus hiperaktif menelan dan tidak gula
● Membrane mukosa terjadi penurunan 6. Yakinkan diet yang
pucat berat badan yang dimakan
● Ketidakmampuan berarti. mengandung tinggi
menghabiskan serat untuk mencegah
makanan konstipasi
● Kekuatan otot 7. Monitor adanya
menurun penurunan BB dan
gula darah
8. Berikan makanan
yang terpilih (sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
9. Monitor intake
nuntrisi
10. Informasikan pada
klien dan
keluargatentang
manfaat nutrisi
11. Anjurkan banyak
minum
12. Monitor turgor kulit
13. Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar
Ht
14. Monitor mual dan
muntah
15. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtivaBerikan
20
informasi tentang
kebutuhan nutrisi dan
kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan.
21
5 cemas berhubungan dengan Tujuan : 1. Pertahankan sikap
perpisahan dengan orang tua, Rasa cemas anak dapat yang tenang dan
lingkungan yang asing, berkurang atau hilang meyakinkan
ketidaknyamanan Kriteria Hasil : 2. Jelaskan prosedur
Batasan karakteristik 1. Anak istirahat dan aktivitas lain
● Gelisah dengan tenang sebelum memulai
● Kontak mata buruk 2. Anak 3. Jawab pertanyaan
● Kesedihan yang mendiskusikan dan jelaskan tujuan
mendalam prosedur dan aktivitas
● Ketakutan aktivitas tanpa bukti 4. Anjurkan orang
● Wajah tegang kecemasan terdekat bagi anak
● Menangis untuk tetap bersama
● Peningkatan anak sebanyak
mungkin
5. Melakukan terapi
bermain
4.2 Evaluasi
Pasien mampu:
a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis
dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah)
b. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
c. Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan
nafas
d. Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
e. Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
f. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis
dan program pengobatan
g. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
h. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
22
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bronchopneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang.
Kantung-kantung udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhinanah dan cairan sehingga
kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang.Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh
tidak bisa bekerja. Gara- gara inilah,selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita
bronchopneumonia bisa meninggal. Sebenarnya bronchopneumonia bukanlah penyakit
tunggal. Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi, dengan
sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun partikel.
5.2 Saran
Dari kesimpulan diatas penulis dapat sedikit memberi saran kepada beberapa pihak
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan utamanya di Indonesia,
diantaranya sebagai berikut:
a. Keluarga klien atau pasien
Keluarga klien atau pasien diharapkan dapat memberikan perawatan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari anaknya yang menderita penyakit bronkopneumonia dan mampu
23
menjaga kebersihan lingkungan sehingga setiap anggota keluarga yang lain dapat
terhindar dari penyakit bronkopneumonia.
b. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu menguasai konsep brokopneumonia utamanya dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan intensif pada anak dengan bronkopneumonia
dan memberikan penyuluhan pada keluarga pasien sebagai usaha untuk mempercepat
penyembuhan pasien serta mencegah terjadinya komplikasi. Mahasiswa dapat menjalin
kerja sama dengan keluarga perawat lainnya, agar dapat melaksanakan asuhan
keperawatan secara operasional.
DAFTAR PUSTAKA
24
Nurarif, A. Huda dan Hardhi Kusuma (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC jilid 1 Yogyakarta : Mediaction
25