Toto
Toto
Toto
Disusun oleh :
(121170126)
Asisten Praktikum :
LAMPUNG SELATAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Terdapat berbagai jenis bahan yang memiliki karakteristik dan sifat yang
berbeda-beda. Karakteristik dan sifat bahan akan menentukan kekuatan bahan
tersebut dalam menahan suatu beban. Sifat suatu bahan perlu diketahui karena
berperan penting dalam penggunaannya, contoh dalam kehidupan adalah
tentang konstruksi dan sifat-sifat materialnya yang digunakan sebagai bahan
konstruksi perlu diketahui karena sangat berpengaruh terhadap kekuatan
bangunan yang dihasilkan. Pengetahuan akan sifat bahan menjadi sangat
penting karena suatu bahan dalam penggunaannya mengalami banyak gaya,
gaya suatu bahan sering kali dialami karena adanya beban yang bekerja pada
bahan tersebut. Beban-beban tersebut dapat berupa beban tarik. Beban tekan,
baban puntir, dan lain- lain. Untuk dapat mengetahui sifat dan kekuatan suatu
bahan dapat dilakukan dengan pengujian terhadap bahan tersebut.
Pengetahuan mengenai sifat maupun kekuatan bahan yang didapat diharapkan
dapat menjadi dasar atau pertimbangan dalam memilih bahan.
Pengujian tarik statis merupakan slah satu pengujian yang sering dilakukan di
dalam dunia industri. Hal itu karena kemudahan dalam menganalisis data dan
mendapatkan informasi sifat mekanik material tersebut. Kelebihan lain dari
pengujian ini dapat digunakan pada material logam, keramik dan polimer.
Sifat-sifat yang diperoleh dari pengujian ini sangat penting dalam bidang
engineering. Dengan ini, kita dapat memilih material dan mengevaluasi
material yang digunakan dalam sebuah perancangan konstruksi. Karena itu,
sangat diperlukan sebuah bentuk pengujian yang teliti agar mendapatkan hasil
yang valid.
Suatu logam mempunyai sifat-sifat tertentu yang dibedakan atas sifat fisik,
mekanik, thermal, dan korosif. Salah satu yang penting dari sifat tersebut
adalah sifat mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan
ketangguhan. Sifat mekanik merupakan salah satu acuan untuk melakukan
proses selanjutnya terhadap suatu material, contohnya untuk dibentuk dan
dilakukan proses permesinan. Untuk mengetahui sifat-sifat mekanik pada
suatu logam harus dilakukan pengujian terhadap logam tersebut. Salah satu
pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik. Dalam pembuatan suatu
konstruksi diperlukan material dengan spesifikasi dan sifat-sifat yang khusus
pada setiap bagiannya. Sebagai contoh dalam pembuatan konstruksi sebuah
jembatan. Diperlukan material yang kuat untuk menerima beban di atasnya.
Material juga harus elastis agar pada saat terjadi pembebanan standar atau
berlebih tidak patah. Salah satu contoh material yang sering digunakan yaitu
logam.
Kekerasan merupakan salah satu sifat mekanik yang harus dimiliki oleh tiap-
tiap bahan terutama oleh bahan yang mengandung unsur Mn dan C, karena
biasanya juga banyak mengandung unsur ini banyak digunakan sebagai bahan
untuk pabrikasi. Meskipun dalam proses pembuatannya telah diprediksikan
sifat mekanik dari logam tersebut, kita perlu benar-benar mengetahui nilai
mutlak dan akurat dari sifat mekanik logam tersebut. Oleh karena itu, sangat
diperlukan sebuah bentuk pengujian yang teliti agar mendapatkan hasil yang
valid. Selain itu kita juga harus mengikuti prosedur-prosedur yang harus
dipenuhi menurut suatu sumber yang kita gunakan pada saat pengujian. Inilah
yang kana kita bahas di praktikum uji tarik ini.
Proses terjadinya deformasi pada bahan sampai putus, dapat diketahui melalui
tahapan pengujian tarik. Hasil pengukuran dari pengujian tarik adalah suatu
kurva yang memberikan hubungan antara gaya yang dipergunakan dan
perpanjangan yang dialami oleh spesimen.
Pada kurva baja karbon rendah batas ini muda terlihat, tetapi pada bahan lain
batas ini sukar sekali untuk diamati oleh karena daerah linier dan tidak linier
bersambung secara berkelanjutan. Oleh karena itu untuk menentukan titik
luluh diambil dengan metode offset yaitu suatu metode yang menyatakan
bahwa titik luluh adalah suatu titik pada kurva yang menyatakan dicapainya
regangan plastis sebesar 0,2%. (Vicky Bhaskara, 2018)
Tegangan (stress)
Jika sebuah batang tegar yang dipengaruhi gaya tarik F ke kanan dan gaya
yang sama tetapi berlawanan arah ke kiri. Maka gaya-gaya ini akan
didistribusikan secara uniform ke luas penampang batang. Perbandingan gaya
F terhadap luas penampang A dinamakan tegangan tarik karena perpotongan
dapat dilakukan disembarang titik sepanjang batang maka seluruh batang
dalam keadaan mengalami tegangan. Rumus yang dipakai adalah : (Budiawan
salaeman. 2018)
F
σ= .................................................................................................(1)
Ao
l−lo ∆l
ε= = ...............................................................................................(2)
lo lo
Keterangan : ϵ =¿regangan
l=¿ panjang batang
l o=¿ panjang semula
∆ l=¿ perubahan panjang
2.6 Modulus Elastisitas (modulus young)
Perbandingan antara tegangan dengan regangan disebut modulus elastisitas.
Modulus elastisitas didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan
regangan yang dialami bahan. Sifat sebuah benda yang dapat kembali ke
bentuk semula disebut sifat elastis. Benda yang mempunyai elastisitas atau
sifat elastis seperti karet, pegas, logam pelat dan sebagainya disebut benda
elastis. Apabila suatu batang logam homogen dengan panjang L dan luas
penampang A ditarik dengan gaya F yang arahnya membujur (memanjang),
maka panjang batang logam bertambah besar ∆ x . Pada kedudukan setimbang
gaya elastis (gaya reaksi) ke kiri sama besar dengan gaya tarik ke kanan. Besar
gaya elastis tiap satuan luas penampang (F/A) disebut tegangan membujur.
Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu besar gaya tertentu
dinamakan batas elastis. Jika gaya yang dikerjakan pada suatu benda lebih
kecil dari pada batas elastisnya. Benda akan kembali ke bentuk semula jika
gaya dihilangkan. Akan tetapi, jika gaya yang diberikan melampaui batas
elastis, benda tidak akan kembali ke bentuk semula melainkan secara
permanen berubah bentuk.
Tegangan σ F/ A F lo
Y= = = =
Regangan e Δ l/lo A Δl
.........................................................................(3)
f. Jangka sorong
Gambar 3.6 jangka sorong
(sumber : https://images.app.goo.gl/9oofuAxJAjtrf1Uv7)
g. Power pack
pretest
Mempersiapkan alat
Mempersiapkan alat
Running
Tidak
Ya
selesai
4. Test
Gambar 3.13 tampilan menu Test
(sumber : Modul uji tarik)
5. End of Test
6. Result
Gambar 3.14 tampilan menu End of test
(sumber : Modul uji tarik)
n. Run Test
o. Untuk
Gambar 3.19 tampilan hasil pengujian tarik.
(Sumber : Modul uji tarik) memulai
pengujian,
putar kunci pada control Test II dari setup ke Test kemudian tekan start,
setelah spesimen patah tekan stop
p. Kemudian Export Test Data untuk mengambil data hasil pengujian
q. Setelah pengujian selesai lepaskan spesimen, colse aplikasi (lampu
berubah dari hijau ke kuning), matikan komputer (lampu berubah dari
kuning ke putih)
r. Matikan power pack dan putar saklar di Test control II ke off
s. Menurunkan 2 unit MCB kemudian bersihkan, rapihkan dan kembalikan
alat dan bahan yang telah digunakan. Pastikan isi log book penggunaan
alat
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
a. Spesifikasi mesin
a. Perhitungan
fy 12085,26953125
6. Stress yield = σ = = = 302,0939765 MPa
Ao 40,005
b. Data Grafik
stress vs strain
400
350
300
250
stress
200
150
100
50
0
-0.02 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
strain
Gambar 4.1 Kurva stress vs strain baja AISI 1045
Force vs elongation
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar 4.2 Kurva Force vs Elongation baja AISI 1045
c.
Analisis bentuk patahan
Gambar 4.3 Besi baja AISI 1045
d. Grafik offset
Grafik Offset
400
350
300
250
stress
200
150
100
50
0
-0.02 -50 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
strain
Gambar 4.4 Kurva stress vs strain & grafik offset
BAB V
Pada praktikum kali ini diperoleh data berupa elongasi (mm) dan Standard
force (N) yang dialami spesimen. Dengan kedua data tersebut, dapat diperoleh
nilai stress dan strain dari setiap data elongasi (mm) dan Standard force (N).
Dari grafik perbandingan stress dan strain, diketahui spesimen dapat kembali
ke bentuk semula (deformasi elastis) jika ditarik dengan stress 0 MPa hingga
4211,863581 MPa.
Kita dapat mengetahui sifat dari material ketika dilakukan pengujian dan
perhitungan di mana ketebalan suatu material terhadap suatu gaya atau beban
tarik yang dihasilkan pada material tersebut pada grafik sebelum dapat dilihat
bahwa sifat material yang dimiliki oleh spesimen tersebut mudah patah ketika
mencapai tegangan maksimal yang dapat di tahan dari material tersebut.
stress vs strain
400
350
300
250
stress
200
150
100
50
0
-0.02 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
strain
Pada kurva di atas diketahui bahwa spesimen tersebut termasuk patah getas.
Karena, kita dapat melihat pada puncak kurva tertinggi ketika diberi gaya lagi
kurva tersebut langsung turun secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa
material yang diuji tidak kuat menahan tegangan sebelum patah sebesar
0,410581097 KN.
Kekuatan tarik material dapat ditentukan dengan cara menguji material dengan
gaya tarik yang terus-menerus meningkat dengan teratur sampai spesimen
patah. jika gaya tarik sudut berhimpit maka akan terjadi gaya lentur. Ketika
spesimen patah maka akan ada gaya yang tetap berjalan yaitu modulus young
Semakin besar nilai modulus young maka tegangan untuk meregangkan benda
juga semakin besar
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari hasil praktikum pengujian tarik kali
ini adalah sebagai berikut :
6.2 Saran
Adapun sarang yang dapat diberikan setelah praktikum kali ini adalah :
Mosey, C. A., Poeng, R., & Neyland, J. S. (2015). Perhitungan waktu dan
biaya pada proses pemesinan benda uji tarik. JURNAL
ONLINE POROS TEKNIK MESIN UNSRAT, 4(1).
Khoiri, A., Jannah, SN, & Listiana, SC (2017). Impact Dan Tensile Test
Material Bangunan Rumah (Telaah Konsep Modulus Young
Dan Deformasi). Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat UNSIQ , 4 (2), 144-153.