Perhitungan Cadangan

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

I.

PERHITUNGAN CADANGAN

1.1. Pendahuluan.

Dalam industri pertambangan, obyek yang menjadi sasaran umumnya

berada pada kulit bumi, bahkan banyak pula yang dijumpai terbenam dalam

perut bumi, oleh karena itu untuk mengetahui bentuk dan keadaannya

diperlukan informasi geologi seperti genesa, morfologi, struktur geologi dan

sebagainya.

Salah satu persoalan utama dalam pembahasan metoda-metoda

perhitungan cadangan adalah bahwa endapan-endapan bahan galian harus

dipertimbangkan dari suatu gambaran cadangan yang utuh. Dalam hal ini faktor

yang terpenting dalam menggambarkan suatu endapan bahan galian adalah

bagaimana mengelompokkannya atau klasifikasinya yang didasarkan atas:

1. keadaan geologi

2. bentuk geometri (kecendrungan geometri, tonase, dilution)

3. besarnya cut of grade

4. batas endapan

5. sistem penambangannya.

Adanya informasi geologi yang lengkap akan mempermudah langkah-

langkah pengerjaan eksplorasi secara tuntas. Pengerjaan eksplorasi akan

bermanfaat bilamana pekerjaan itu dapat memberikan data dan informasi

lainnya untuk diolah atau dimanipulasi melalui proses perhitungan sehingga

diperoleh kualitas dan kuantitas dari obyek, yaitu bahan galian.

Metode perhitungan dan analisa yang digunakan banyak ragamnya

Perhitungan Cadangan 1
By Nur Hamid
tetapi pada dasarnya memerlukan data yang hampir sama antara lain tebal,

luas penyebaran dan kadar bahan galian.

1.2. Klasifikasi Endapan Bahan Galian.

Tahap pertama yang sangat penting dalam pemahaman penerapan

suatu metoda-metoda perhitungan cadangan adalah mengklasifikasi jenis

endapan yang sedang diselidiki.

Secara umum, endapan-endapan bahan galian dapat dikatagorikan

atas: sederhana (simple) atau kompleks (complex) tergantung dari distribusi

kadar dan bentuk geometrinya. Kriteria untuk mengkatagorikan endapan bahan

galian in didasarkan atas pendekatan geologi

ENDAPAN BAHAN GALIAN (A)

Perhitungan Cadangan 2
By Nur Hamid
Koefisien korelasi rendah

Jenis 1.SIMPLE GEOMETRI – SIMPLE GRADE DISTRIBUTION

Batubara

Besi

Bauksit

Nikel Laterit

Tembaga (stratabound)

Jenis 2.SIMPLE GEOMETRI – COMPLEX GRADE DISTRIBUTION.

Tembaga diseminated

Emas stockwork

Emas Witwatersrand

ENDAPAN BAHAN GALIAN (B)


COMPLEX GEOMETRI – SIMPLE GRADE DISTRIBUTION
(koefisien variasi rendah)
Misal : endapan-endapan logam dasar (base metal) dengan bentuk

geometri yang kompleks.

Ciri: - kadar homogen

- faktor geometri kompleks

- kadar pada batas endapan sangat bervariasi

- analisa variografi perlu dilakukan lebih rinci sebelum dilanjutkan

dengan perhitungan-perhitungan secara geostatistik

- cadangan hasil perhitungan umumnya memberikan hasil yang

berbeda setelah ditambang, cadangan hasil perhitungan ini perlu

dikoreksi dengan suatu faktor yang diperoleh berdasarkan

Perhitungan Cadangan 3
By Nur Hamid
pengalaman penambangannya.

- Interpretasi geologi sangat penting didalam penentuan batas

cadangan.

- Kadar-kadar yang tinggi perlu dikelola sendiri.

ENDAPAN BAHAN GALIAN (C)


COMPLEX GEOMETRI – COMPLEX GRADE DISTRIBUTION
(koefisien variasi tinggi)

Misal: endapan emas “archean” di kalgoorlie, Kanada.


Ciri: - benuk geometri kompleks
. - kadar pada batas endapan sangat bervariasi
- kadar pada tubuh bijihnya sendiri juga bervariasi sekali
- pengambilan contoh dan interpretasi geologi merupakan hal yang
sangat penting.
- Asumsi-asumsi subyektif dari geologist memegang peran yang
sangat penting.
- Umumnya metoda perhitungan cadangan bijih klasik merupakan
metoda yang tepat (metoda lain mungkin akan memberikan hasil
yang tidak benar).
- Mining faktor umumnya tidak memuaskan.
- Estimasi lokal umumnya merupakan persoalan, hal ini tergantung
dari grid pengambilan contoh.

II. PERHITUNGAN VOLUME DAN GRADE / KADAR RATA-RATA


CADANGAN

Perhitungan Cadangan 4
By Nur Hamid
Dalam perhitungan ini ada beberapa cara yang yang biasa

dipergunakan, cara-cara tersebut adalah sebagai berikut.

2.1. PERHITUNGAN VOLUME.

Dalam perhitungan vollume ini ada dua rumus yang biasa dipakai,

kedua rumus ini adalah sebagai berikut::

2.1.1. RUMUS TRAPESOIDA

Rumus ini mengasumsikan bahwa daerah dibentuk oleh bentuk

trapesium yang berurutan sebagai berikut:

a1
a2
a3
a3
a4
a5
a6
a7
a8
a9
a10

(a1 + a2)h (a2 + a3)h


Luas = + + .............
2 2

2.1.2. RUMUS SIMPSON.

Rumus ini mengasumsikan batas-batas setiap penampang diwakili oleh

Perhitungan Cadangan 5
By Nur Hamid
lengkung parabolik yang melewati titik-titik yang berurutan.

Luas = 1/3 h (a1 + 2 aganjil + 4  agenap + a2)

2.2. PERHITUNGAN KADAR RATA-RATA

2.2.1. DENGAN PEMBOBOTAN.

Dalam perhitungan ini terdapat 5 (lima) cara yang didasarkan pada

asumsi yang berbeda.

2.2.1.1. RATA-RATA HITUNG


(diasumsikan semua blok sama)

g1 + g2 + g3 + ................ + gn
rata-rata =
n

dimana:

g = grade/kadar

2.2.1.2. RATA-RATA DENGAN PEMBOBOTAN KETEBALAN


(diasumsikan semua blok mempunyai luas blok dan berat jenis yang

sama)

Perhitungan Cadangan 6
By Nur Hamid
t1g1 + t2g2 + t3g3 + ............ + tngn
rata-rata =
t1 + t2 + t3 + .... + tn

dimana:
t = ketebalan/tinggi
g = grade/kadar

2.2.3. RATA-RATA DENGAN PEMBOBOTAN LUAS


(diasumsikan semua blok mempunyai ketebalan yang konstan dan berat
jenis yang sama, tetapi bervariasi pada luas bloknya).

A1g1 + A2g2 + A3g3 + ....... + Angn


Rata-rata =
A1+ A2 + A3 + .... + An

Dimana:
A = Luas area

2.2.4. RATA-RATA DENGAN PEMBOBOTAN VOLUME


(diasumsikan semua blok mempunyai berat jenis yang sama)

V1g1 + V2g2 + V3g3 + ........... + Vngn


rata-rata =
V1 + V2 + V3 + ......... + Vn

Dimana:
V = Volume
2.2.5. RATA-RATA DENGAN PEMBOBOTAN TONASE
(diasumsikan bahwa tonase dan kadar blok berbeda)

T1g1 + T2g2 + T3g3 + ....... + Tngn


rata-rata =
T1 + T2 + T3 + ...... + Tn

Perhitungan Cadangan 7
By Nur Hamid
Dimana:

T = ton

III. METODA-METODA DALAM PERHITUNGAN CADANGAN

Metoda perhitungan cadangan yang sampai saat ini masih digunakan

pada industri pertambangan adalah menggunakan metoda geometris seperti

metoda poligonal, trianggular dan lain-lainnya, yang cara perhitungannya

berdasarkan pada daerah pengaruh (area of influence) di sekeliling titik

Perhitungan Cadangan 8
By Nur Hamid
pengambilan sampel. Lokasi pengambilan sampel dapat berupa lubang bor

atau lubang sumuran. Berdasarkan metode geometris, kadar atau besaran lain

seperti jarak antara titik pengambilan sampel pada beberapa titik pengamatan

yang dianggap mewakili daerah pengaruh tertentu, walaupun kenyataan antara

titik pengambilan sampel yang satu dengan yang lain saling berpengaruh.

Perhitungan dengan metode geometris tidak begitu

mempermasalahkan faktor kesalahan seperti pada metoda ststistik klasik,

sehingga perhitungan dengan metoda ini tidak memberikan peluang untuk

memperkirakan kuantitas bahan galian di luar diluar batas-batas daerah yang

telah ditentukan. Metoda statistik dianggap lebih mendekati kenyataan, karena

pada metoda statistik menganggap bahwa harga-harga badan bijih mengikuti

distribusi probabilitas tertentu dan data pada setiap titik pengambilan sampel

sebagai data yang sembarang dan tidak terikat, tanpa memperhitungkan letak

dan arah titik satu terhadap titik lainnya.

Kelemahan utama metoda konvensional termasuk statistik klasik

terletak pada data data atau variabel yang bebas atau independent, sehingga

sukar untuk menarik kesimpulan diluar tempat kumpulan sampel. Misalnya

untuk menaksir suatu blok endapan (tanpa memiliki sampel) dengan informasi

dari titik atau blok lain yang berdekatan.

Dengan munculnya metode geostatistik masalah tersebut diatas dapat

diatasi bahkan jangkauannya dalam menaksir tidak saja terbatas pada masalah

blok yang berdekatan tetapi dapat menentukan kebutuhan pemboran eksplorasi

lebih lanjut. Hal ini disebabkan karena dalam metoda geostatistik, dengan teori

perubahan ter regional (regionalized variabel) yang menyatakan bahwa gejala

Perhitungan Cadangan 9
By Nur Hamid
alam selalu dicirikan oleh penyebaran satu atau lebih perubahan dalam ruang

tiga dimensi dimana jika dikaitkan dengan cara terjadi dan bentuk endapan

akan mempunyai variasi kadar baik kearah mendatar maupun kearah vertikal.

Dengan kata lain metoda geostatistik sudah memperhitungkan letak, posisi dan

orientasi antara titik pengambilan sampel satu dengan titik lainnya.

Adapun metoda-metoda perhitungan cadangan tersebut adalah


sebagai berikut:

3.1. METODA PENAMPANG


(cross section method)

dalam metoda ini tubuh endapan dibagi menjadi beberapa penampang

sepanjang lintasan (traverse) pemboran dan digunakan dua metoda sebagai

berikut:

a. GRADUAL CHANGE

b. STEP CHANGE

Perhitungan Cadangan 10
By Nur Hamid
Perhitungan volume dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus

sebagai berikut:

1. RUMUS “END AREA”


V = Volume
A1 + A2 A1 = Luas Area 1, A2= Luas Area 2
V= L L = Jarak antara area 1 dan area 2
2

untuk gabungan beberapa penampang

V = (A1 + 2.A2 + 2.A3 + ......... + An) L/2

2. RUMUS BAJI (WEDGE)

A
V= L
2

3. RUMUS KERUCUT (CONE)

A
V= L
3
4. RUMUS FRUSTUM
L

A1

A2

Perhitungan Cadangan 11
By Nur Hamid
V = L/3 (A1 + A2 + A1.A2)

Catatan: rumus ini kurang teliti jika diterapkan pada endapan bahan

galian yang berbentuk baji.

5. RUMUS PRISMA

V = (A1 + 4.Am + A2) L/6

Catatan: rumus ini lebih baik digunakan pada endapan bahan galian

yang berbentuk menyempit dan mengembang

Am = luas rata-rata antar penampang, yaitu penampang-penampang

tambahan untuk membantu merekonstruksi bentuk endapan..

3.2. METODA ISOLINE

cara ini dilakukan untuk menghitung volumedengan memanfaatkan

kontur (tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai harga sama). Untuk

membuat kontur ini digunakan cara interpolasi dari titik-titik yang telah diketahui

nilainya.

Sebagai contoh teknik interpolasi yang mempertimbangkan faktor

volume adalah sebagai berikut:

Perhitungan Cadangan 12
By Nur Hamid
Penampang

Peta Kontur

berdasarkan pengukuran tiap luas daerah didalam interval kontur,

volume dihitung dengan prosedur seperti yang telah dibahas terdahulu. Kadar

rata-rata dapat dihitung sebagai berikut:

g0.A0 + g/2 (A0 + 2.A1 + 2.A2 + ...... + An)


g=
A0

Dimana:
g0 : kadar minimum
g : harga interval kadar antar kontur
A0: luas kontur dengan kadar ≥ g0
A1: luas kontur dengan kadar ≥ g0 + g
A2: luas kontur dengan kadar ≥ g0 + 2g
An: luas kontur dengan kadar ≥ g0 + ng

Metoda ini memerlukan:

Perhitungan Cadangan 13
By Nur Hamid
- jumlah data yang cukup
- kerapatan data yang sesuai
- sebaran data yang baik

Jika metoda ini diterapkan pada suatu peta yang menunjukkan daerah
dengan kadar tinggi dan kadar rendah seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

A31
A21 A32
A22
A1

A0

maka kadar rata-ratanya adalah:

g0.A0 + g/2 (A0 + 2.A1 + 2 (A21 + A22) + (A31 + A32)


g =
A0

Metoda isoline (method of conturing) ini sebaaiknya hanya digunakan


pada endapan endapan yang teratur yang hanya vervariasi pada ketebalan dan
kadar saja, terutama yang mempunyai ketebalan dan kadar yang membesar ke
arah tengah. Untuk endapan-endapan yang sangat kompleks dan diskontinue,
metoda ini tidak dapat digunakan.

3.3. METODA POLIGON


(Area of influence)

Pada metoda ini semua faktor ditentukan untuk suatu titik tertentu pada

endapan mineral,diekstensikan sejauh setengah jarak dari titik-titik di sekitarnya

yang memebentuk suatu daerah pengaruh (area of influence).

Batas daerah pengaruh terluar dari poligon ini bisa hanya sampai pada

Perhitungan Cadangan 14
By Nur Hamid
titik-titik bor terluar saja (included area) atau diekstensikan sampai sejauh

setengah jarak (extended area).

Metode Area of Influence untuk perhitungan cadangan dilakukan

sebagai berikut:

- untuk setiap lubang bor ditentukan suatu batas daerah pengaruh

yang dibentuk oleh garis-garis berat antara titik tersebut dengan titik-

titik terdekat disekitarnya

- masing-masing daerah/blok diperlakukan sebagai satu poligon yang

mempunyai kadar dan ketebalan yang konstan yaitu sama dengan

kadar dan ketebalan titik bor di dalam poligon tersebut

- cadangan endapan diperoleh dengan menjumlahkan seluruh tonase

tiap blok/poligon, sedangkan kadar rata-ratanya dihitung memakai

pembobotan tonase.

Contoh Poligon:

1. Pola lubang bor yang teratur.

Perhitungan Cadangan 15
By Nur Hamid
2. Pola lubang bor Zig-Zag (amplop)

2. Pola lubang bor yang tidak beraturan

Contoh perhitungan:

Perhitungan Cadangan 16
By Nur Hamid
#2

2.15% Cu
#1

1.46% Cu

Tanpa Skala

daerah produksi disuatu tambang mempunyai ketinggian bench 15

meter dan batuan yang ada mempunyai BD 2,7. hitung berapa ton Cu yang

dihasilkan pada lubang bor #1 dan #2?

Blok Area Volume Ton Grade Metal Cu

#1 570 m2 8550 m3 23085 ton 1.46 % Cu 337.04 ton

#2 500 m2 7500 m3 20250 ton 2.15 % Cu 435.37 ton

Total 43335 ton 772.41 ton

772
Rata-rata grade adalah: X 100% = 1.78 % Cu
43335

3.4. METODE TRIANGULAR GROUPING

Pada cara ini setiap blok dibentuk oleh tiga titik bor terdekat, sehingga

Perhitungan Cadangan 17
By Nur Hamid
secara tiga dimensi blok tersebut berbentuk prisma terpancung dengan sisi

prisma adalah kedalaman ketiga titik bor tersebut.

Pembentukan setiap blok harus diusahakan sedemikian rupa sehingga

pemakaian setiap titik bor kurang lebih sama.

Contoh:

Titik 1, 2, dan 3 akan merupakan penentu besarnya cadangan, jika pembobotan

pada titik-titik tersebut sama untuk setiap perhitungan blok (titik 1 akan dipakai

6X) . Jika harga titik-titik 1,2, dan 3, tersebut besar, maka hasil perhitungan

akan membesar (over estimate), demikian pula sebaliknya (under estimate).

Volume blok dihitung dengan mengalikan luas penampang prisma

terpancung dengan tebal rata-rata blok ((t1 + t2 + t3)/3). Sedangkan kadar rata-

rata blok dihitung sebagai berikut:

g1.t1 + g2.t2 + g3.t3


g =
t1 + t2 + t3

Perhitungan Cadangan 18
By Nur Hamid
Cadangan endapan diperoleh dengan menjumlahkan seluruh tonase

tiap blok, sedangkan kadar rata-ratanya dihitung memakai pembobotan tonase.

3.5. METODE BLOCK SYSTEM

Metoda ini membagi daerah yang akan dihitung cadangannya atas blok

yang sama luasnya. Blok umumnya berbentuk bujur-sangkar dengan panjang

sisi  1/2 – 1/3 jarak lubang bor.

Cadangan dihitung dengan menjumlahkan tonase masing-masing blok,

Perhitungan Cadangan 19
By Nur Hamid
dan kadar rata-rata blok diperoleh dengan cara perhitungan kadar dengan

pembobotab tonase.

Kadar maupun ketebalan setiap blok dihitung berdasarkan data lubang

bor disekitarnya yang terdekat dengan dengan cara pembobotan inverse

distance atau kriging (cara geostatistik).

3.5.1. CARA PEMBOBOTAN DENGAN INVERSE DISTANCE.

Sebaran data yang tidak teratur umumnya memberikan persoalan

didalam meramal suatu blok yang tidak mempunyai data (blok A1) diantara

blok-blok yang mempunyai data.

9
8

3
1 2 10

4 5 11 12
A1

6
7 13 14

Untuk memecahkan persoalan diatas digunakan suatu metode

penaksiran yang didasarkan atas jarak contoh terhadap blok tersebut.

Pembobotan berdasarkan jarak yang biasa adalah:

- Inverse Distance (ID)

- Inverse Distance Squared (IDS)

Perhitungan Cadangan 20
By Nur Hamid
- Inverse Distance Cube (ID3)

Rumus umum yang dipakai adalah sebagai berikut:

 Cmposite:
n

 li Gi
i=1

G=
n

 li
i=1

dimana:
l = jarak titik data
G = grade/kadar

 Pembobotan rata-rata (Weighted Average)

G =  λi Gi λi = bobotan jarak yang diberikan sampai sampel i


i=1

 λi Gi = 1
i=1

 Pembobotan jarak adalah sebagai berikut:

1
djX
λi =
n Dimana:
1 X
= Pembobotan Eksponen
 dj x Besar Eksponen adalah sbb:
Inverse Distance = 1
Inverse Distance Square = 2
Perhitungan Cadangan 21
Inverse Distance Cube By=Nur
3 Hamid
i=1

Secara masing-masing rumus tersebut dapat pula ditulis sebagai berikut:

1/d1.g1 + 1/d2.g2 + ..... + 1/dn.gn


ID g =
1/d1 + 1/d2 + .... + 1/dn

1/d12.g1 + 1/d22.g2 + ..... + 1/dn2.gn


IDS g =
1/d12 + 1/d22 + .... + 1/dn2

1/d13.g1 + 1/d23.g2 + ..... + 1/dn3.gn


ID3 g =
1/d13 + 1/d23 + .... + 1/dn3

Contoh perhitungan
Assay pada level:

Perhitungan Cadangan 22
By Nur Hamid
Section 1 Section 2

5% 12m ? 35m 45%

15m 38m
10%
20%
18m
40m

3%
9%

Hitung grade rata-rata pada daerah yang kosong, gunakan exponen 1.

n
1
 dj
i=1

= 1/12 + 1/15 + 1/18 + 1/35 + 1/38 + 1/42

= 0,2854

λ1 = (1/12)/ 0,2854 = 0,2919

λ2 = (1/15)/ 0,2854 = 0,2336

λ3 = (1/18)/ 0,2854 = 0,1946

λ4 = (1/25)/ 0,2854 = 0,1001

λ5 = (1/38)/ 0,2854 = 0,0922

λ6 = (1/40)/ 0,2854 = 0,0876

1,0000

Grade rata-rata pada blok ( G ) =  λi Gi


i=1

Perhitungan Cadangan 23
By Nur Hamid
= (5% X 0,2919) + (10% X 0,2336) +

(3% X 0,1946) + (4,5% X 0,1001) +

(2% X 0,0922) + (9 X 0,0876)

= 5,80%

Assay pada blok:

Contoh sederhana:

Hitung kadar rata-rata pada daerah X,

a. dengan eksponen 1

b. dengan eksponen 2

#1 X=? #2
6% 10m 20m 10%

inverse distance (eksponen 1)

1/101 0,1 2
λ1 = = =
1/101 + 1/201 0,15 3

1/201 0,05 1
λ2 = = =
1/10 + 1/20
1 1
0,15 3

G = 2/3 (6%) + 1/3 (10%) = 7,33%

nverse distance Square (eksponen 2)

1/102 0,01 4
λ1 = = =
1/10 + 1/20
2 2
0,0125 5

Perhitungan Cadangan 24
By Nur Hamid
1/202 0,0025 1
λ2 = = =
1/102 + 1/202 0,0125 5

G = 4/5 (6%) + 1/5 (10%) = 6,8%

SOAL LATIHAN.

Berapakan harga grade/kadar rata-rata pada daerah X yang kosong

pada gambar dibawah ini bila:

a. menggunakan Inverse Distance

b. menggunakan Inverse Distance Sguare

DH #3

0.64% Cu

DH #282

0.48% Cu

66m DH #297
78m
52m 0.69% Cu
X=?
DH #154 92m
32m
0.43% Cu
64m DH #148
DH #267
0.53% Cu
0.75% Cu

3.6. CARA PERHITUNGAN CADANGAN DENGAN METODA GEOSTATISTIK

Langkah-langkah perhitungan cadangan dengan metoda geostatistik

secara umum meliputi: pengumpulan data lapangan, pembuatan dan analisa

Perhitungan Cadangan 25
By Nur Hamid
variografi dan penggunaan kriging.

3.6.1. PENGAMATAN DATA LAPANGAN

Data lapangan pada umumnya berupa bagian kecil dari cadangan yang

diambil dari berbagai lokasi pada endapan. Pengambilan dapat dilakukan

dengan berbagai cara, baik dengan peralatan pemboran ataupun dengan cara

lain seperti test pit, trenching (paritan) dan sebagainya.

Pengamatan data lapangan dilakukan terhadap posisi data yang berupa

koordinat relatif (x, y) dari posisinya, sehingga untuk setiap titik pengambilan

sampel dapat dituliskan sebagai fungsi Z(x, y), yaitu harga kadar Z pada lokasi

(x, y).

3.6.2. VARIOGRAFI

Variografi merupakan serangkaian pekerjaan mulai dari perhitungan

variogram, pembuatan model variogram hingga analisisnya. Variogram

merupakan alat utama dari metoda geostatistik yang berupa grafik sederhana

yang menggambarkan selisih rata-rata antara harga titik sample yang terpisah

pada jarak dan arah tertentu atau titik-titik yang dipisahkan oleh lag tertentu.

3.6.3. SIFAT-SIFAT STRUKTUR VARIOGRAM.

3.6.3.1. Perilaku suatu variogram dekat titik awal.

Kontinuitas satu ketergantungan variabel sangat erat hubungannya

dengan perilaku suatu semivariogram didekat titik awal.

Perhitungan Cadangan 26
By Nur Hamid
Suatu perilaku parabolik didekat titik awal
(h) memperlihatkan suatu kontinuitas variabel

yang tinggi, yaitu sifat data yang teratur,

seperti variabel geofisika, geokimia, atau

kadang^kadang data ketebalan.


h

(h) Perilaku linier dekat titik awal menyatakan

suatu variabel dengan kontinuitas sedang.

Variogram semacam ini biasanya berlaku

pada data kadar bijih.

Variabel dengan ketidak teraturan yang


(h)
tinggi akan memberikan variogram yang

diawali dengan lompatan. Ketidak

kontinuean ini dinamakan dengan “nugget

effect”. Effect ini dapat diartikan bahwa


h
perubahan variabel terregional terjadi pada

jarak yang lebih kecil dibandingkan dengan

jarak h yang digunakan untuk perhitungan

semivariogram. Effect ini umumnya

merupakan kesalahan pada pengukuran

variabel-variabel termaksud.

Perhitungan Cadangan 27
By Nur Hamid
(h) Suatu semivariogram yang berperilaku

horizontal adalah hasil dari perhitungan

variabel dengan distribusi acak.

3.6.3.2. DAERAH PENGARUH (RANGE).

Secara umum (h) akan naik dengan bertambahnya harga h, artinya

besarnya perbedaan harga pada dua titik akan sangat tergantung dengan jarak

ke dua titik tersebut.

Kenaikan harga (h) tersebut akan berlangsung selama masih terdapat

pengaruh harga antar titik, daerah ini dikenal dengan daerah pengaruh contoh,

sampai ahirnya konstan disuatu harga () = C (sill) yang merupakan varians

populasi.

Daerah pengaruh suatu contoh ini mempunyai suatu jarak dengan

notasi a yang dikenal dengan nama “daerah pengaruh” (range). Diluar jarak ini

maka rata-rata variasi harga Z(x) dan Z(x+h) tidak lagi tergantung dengan jarak,

dengan kata lain Z(x) dan Z(x+h) tidak berkorelasisatu dengan lainnya. Range a

adalah suatu ukuran untuk daerah pengaruh.

Perhitungan Cadangan 28
By Nur Hamid
(h)

   
()     
 
C=sill 


a (rang) h

Contoh gambar semivariogram

3.6.3.3. STRUKTUR BERSARANG (NESTED STRUCTURE).

Jika pada suatu endapan bahan galian terdapat beberapa struktur yang

berbeda, maka untuk setiap struktur akan memberikan variogram dengan harga

a yang berbeda (ukuran untuk perbedaan dimensi struktur) dan harga sill yang

berbeda (ukuran untuk rata-rata simpangan variabel).

Pengaruh-pengaruh struktur ini akan saling tumpang tindih sehingga

akan memberikan satu variogram gabungan yang bisa diuraikan atas

komponen-komponennya

Variogram-variogram semacam ini biasanya akan muncul pada

endapan fluviatil, seperti endapan bentuk lensa yang saling tumpang tindih atau

fingering.

Perhitungan Cadangan 29
By Nur Hamid
(h)

C2

C1

a1 A2 h

Gambar teoritis Struktur Bersarang (Nested Sructure)

3.6.3.4. NUGET VARIANCE DAN STRUCTURE MIKRO.

Variogram dengan struktur bersarang umumnya terbentuk jika jarak

pasangan antar contoh sangat kecil dibandingkan dengan range a.

Dalam hal jarak pasangan antar contoh dipilih sedemikian besarnya

sehingga bagian awal dari variogram tidak terekam, maka ekstrapolasi kurva

menuju ke h=0 tidak memberikan (0) = 0 melainkan (0) = C0, yang dikenal

sebagai “nugget variance”.

Pengaruh dari struktur mikro terhadap pemilihan jarak antar pasangan

antar contoh ini akan terlihat dengan muncul tidaknya nugget variance. Nugget

effek ini bisa dihindarkan dengan memperkecil jarak h. Adanya nugget veriance

ini juga bisa diakibatkan oleh kesalahan pada analisa.

Perhitungan Cadangan 30
By Nur Hamid
(h)

C2

C1
C0

a1 A2 h

Nugget variance dan struktur mikro

3.6.3.5. ANISOTROPI.

Mengingat h merupakan suatu vektor, maka suatu variogram harus

ditentukan untuk berbagai arah. Suatu penyelidikan perubahan (h) sesuai

dengan arah orientasinya memungkinkan munculnya anisotropi.

ISOTROPI.

Jika variogram-variogram pada berbagai arah sama, maka dapat

diartikan bahwa (h) merupakan suatu fungsi dari harga absolut vektor h.

|h| = h12 + h22 + h32 , jika h1, h2, h3, adalah komponen-komponen

vektor h

Perhitungan Cadangan 31
By Nur Hamid
ANISOTROPI GEOMETRI.

Jika pada beberapa (h) dengan arah yang berbeda tetap mempunyai

harga sill C dan nugget variance yang sama, sedangkan kenaikan variogram-

variogram yang dinyatakan dengan harga rang a yang berbeda, maka akan

terlihat apa yang disebut dengan “anisotropi geometri”

(h)

AUS ATL ABT ATC h

aUS : range pada arah UTARA SELATAN

aTL : range pada arah TIMURLAUT BARAT DAYA

aBT : range pada arah TIMUR BARAT

aTC : range pada arah BARAT LAUT TENGGARA

aUS

ATL

ABT Umumnya semua besaran rang a

ATC Perhitungan Cadangan 32


By Nur Hamid
tersebut akan tersebar menuruti

bentangan elipsoida (lihat gambar).

Kondisi seperti ini sering dijumpai

pada endapan placer.

ANISOTROPI ZONAL.

Dalam beberapa hal mungkin dijumpai bahwa variogram pada arah

tertentu sangat berbeda sekali, misalnya pada endapan bahab galian yang

mempunyai struktur perlapisan, dimana variasi kadar pada arah tegak lurus

terhadap bidang perlapisan sangat besar dibandingkan variasinya pada bidang

perlapisannya.

Pada kasus ini model variogramnya benar-benar anisotrop sempurna

dan dapat diuraikan sebagai berikut:

- komponen isotrop

(h) 1 ( h12 + h22 + h32)


vertikal
C2
2
- dan suatu
horizontall komponen anisotrop murni
C2 yang diperoleh
 dari variogram arah
1
tegaklurus bidang perlapisan 2 (h3)
sehingga
h diperoleh:

(h1, h2, h3) = 1( h12 + h22 + h32) + 2(h3).

3.6.3.6. PROPORSIONAL EFFECT

Dalam banyak hal varians pada suatu daerah sangat tergantung

Perhitungan Cadangan 33
By Nur Hamid
dengan harga rata-rata lokal. Hal ini bisa dilihat dari hubungan antara varians

daerah tertentu pada suatu endapan bahan galian (misalnya kelompok data

bor), dengan harga rata-rata kuadrat. Berikut ini ditampilkan diagram hubungan

tersebut diatas untuk endapan molibdenit.

2
0.30 
0.25   
0.20     (h
0.15  
0.10  
)
0.05  
 
    Level 1
 
 Level 2

1.0 1.5 2.0 (Z)2 50’ 100’ 150’ h

gambar diatas memperlihatkan hubungan antara varians


dan rata-rata lokal untuk endapan molybdenit, serta variogram tiap level
yang mempunyai () dengan besar yang berbeda.

Jika hubungan antara varians dan rata-rata kuadrat lokal tersebut linier,

maka akan bisa ditentukan variogram relatifnya, yaitu setiap tahap pada

perhitungan variogram eksprimentalnya harus dibagi dengan kwadrat harga

rata-rata lokal sebagai berikut:

N(h)

(h) = 1/2 ∑ (Z(Xi) – Z(Xi+h))2 / N(h) / (Z(h))2


i=1

N(h)

Perhitungan Cadangan 34
By Nur Hamid
dengan Z(h) = 1/2 ∑ (Z(Xi) + Z(Xi+h)) / 2 / N(h)
i=1

sehingga diperoleh satu variogram relatif seperti berikut:

(h)
Z2

Level 1
Level 2

50’ 100’ 150’ h

Gejala efek proporsional ini umumnya dijumpai pada data yang

mempunyai distribusi log normal.

3.6.3.7. DRIFT

Kondisi dijumpai pada suatu variogram yang pada awalnya berprilaku

normal, yaitu naik sampai mencapai sill, tetapi selanjutnya naik secara

mendadak secara parabolik. Hal ini berarti bahwa variabel teregionalnya tidak

lagi stasioner.

Drift ini dapat dengan mudah diketahui jika dihitung perbedaan rata-rata

variabel pada X1 dan X1+h sesuai dengan arah vektor h nya.

N(h)

(h) = 1/2 ∑ (Z(Xi) – Z(Xi+h))2 / N(h)


i=1

dan ditampilkan secara grafis.

Jika tidak terdapat drift, maka harga (h) akan terpencar disekitar

sumbu h, sebaliknya jika menjauhi sumbu h tersebut.

Perhitungan Cadangan 35
By Nur Hamid
(h (h
) )

0
24” 48” 72” h 100 200 300 400

(A)
(B)

24” 48” 72”


h (h)
0

h
(h)

Contoh efek parabolik suatu drift pada variogram dari drift


Pada variogram dari data sulfur pada tambang batubara (A)
Dan data timbal pada tambang Pb – Zn (B)

3.6.3.8. HOLE EFFECT

dalam hal variogram dihitung sepanjang data yang mempunyai harga

tinggi dan kemudian rendah (misal data kadar pada alur yang memotong

beberapa urat bijih), maka setelah mencapai sill variogram yang diperoleh akan

Perhitungan Cadangan 36
By Nur Hamid
naik atau turun secara periodik.
(%Zn)2
Variogram eksperimental

JARAK (meter)

Hole effect

3.6.3.9. SUPPORT

Suatu variabel teregional akan tergantung pada suatu daerah ruang

tertentu atau suatu bidang/daerah geometrik tertentu sesuai dengan variasi

variabel tersebut. Selain daripada itu variabel-variabel tersebut juga terikat pada

Support geometrik yang dikontrol oleh volume, bentuk, serta orientasinya. Jika

Perhitungan Cadangan 37
By Nur Hamid
suport itu berubah, maka akan terdefinisi suatu variabel teregional baru.

Dengan pembesaran suport akan terbentuk regularisasi. Semakin besar

support geometrik, akan semakin sama sifat variabel teregional dalam suatu

endapan/ruang.

Antar variogram-variogram dengan bermacam-macam support

geometrik terdapat hubungan sederhana, sedemikian hingga variogram contoh

bentuk titik dapat dianggap sebagai variogram contoh. Demikian pula variogram

volume yang lebih besar dapat didekati dengan variogram volume yang lebih

besar dapat didekati dengan variogram volume yang lebih kecil.

Pada prakteknya, suatu variogram eksprimen untuk contoh (sample)

tidak sama dengan variogram titik yang dimiliki oleh titik-titik ruang. Karena

support geometri suatu contoh (sample inti, sample alur, hand specimen, dll)

sangat kecil, kita dapat langsung menggunakan variogram contoh/sample.

Perhitungan Cadangan 38
By Nur Hamid

Anda mungkin juga menyukai