Menimbang :
Mengingat
SALINAN
BUPATI LIMA PULUH KOTA
PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA
NOMOR 10 TAHUN 2021
TENTANG
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PANGAN SEGAR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI LIMA PULUH KOTA,
bahwa pangan merupakan kebutuhan utama dan
penting yang perlu dipenuhi oleh Masyarakat yang
merupakan hak setiap orang sebagai komponen dasar
dalam mewujudkan sumberdaya manusia yang
berkualitas menurut Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945;
. bahwa untuk terwujudnya keamanan pangan segar
dan pangan segar asal tumbuhan yang sesuai
ketentuan Pasal 36 ayat (1), (2) dan (3) Serta Pasal 37
Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor
1 Tahun 2017;
bahwa dalam rangka memberikan jaminan keamanan
pangan segar khususnya pangan segar asal tumbuhan
dalam Peraturan Menteri
seperti yang tertuang
Pertanian Nomor 53 Tahun 2018 tentang keamanan
‘dan mutu pangan segar asal tumbuhan (PSAT);
d. bahwa berdasarkan pertimbangan —_sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Pembinaan dan
Pengawasan Pangan Segar.
a.
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
(Lembaran Negara Republik
Perlindungan Konsumen
Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
Tahun 2011 Tentang
3. Undang-Undang Nomor 12
Pembentukan Peraturan _Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 ‘Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara RepublilcIndonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5360);
5. Undang-Undang ‘Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali_teralchir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23
‘Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang
Keamanan Pangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 249, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6442);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680);
8. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 3
Tahun 2015 tentang Kemandirian Pangan (Lembaran
Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat
Nomor 110);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor
1 Tahun 2017 tentang Kemandirian dan Ketahanan
Pangan (Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh
Kota Tahun 2017 Nomor 1).
MEMUTUSKAN :
: PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA TENTANG
Menetapkan
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PANGAN SEGAR.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1, Daerah adalah Kabupaten Lima Puluh Kota.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota.
3. Bupati adalah Bupati Lima Puluh Kota.
4. Dinas adalah Perangkat Daerah yang membidangi urusan
pemerintahan daerah di bidang pangan.Dinas Terkait adalah Perangkat Daerah yang membidangi urusan
Pemerintahan daerah di bidang pertanian dan perkebunan, kelautan
dan perikanan, peternakan dan kesehatan hewan.
6. Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah yang selanjutnya
disingkat OKKP-D adalah unit kerja pemerintah daerah dan satuan
kerja pada perangkat daerah yang membidangi urusan pemerintah
daerah dibidang pangan.
7.
Komisi Teknis adalah sekelompok orang yang berasal dari internal
dan eksternal OKKP yang memiliki kompetensi atau kepakaran terkait
sistem audit dan teknis sesuai ruang lingkup pendaftaran PSAT.
8. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
produk pertanian, perkebunan, Kehutanan, perikanan, peternakan,
perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan,
dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan.
Pembinaan dan Pengawasan keamanan pangan adalah upaya
kegiatan terpadu yang meliputi pengaturan pembinaan, kebijakan
pengendalian, pengembangan dan pengawasan pangan dan dengan
melibatkan peran serta masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.
10. Pangan Segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan yang
dapat dikonsumsi langsung dan atau yang dapat menjadi bahan baku
pengolahan pangan.
11. Pangan Segar Asal Tumbuhan yang selanjutnya disingkat dengan
PSAT adalah pangan asal tumbuhan yang dapat dikonsumsi langsung
dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pangan olahan alami yang
mengalami pengolahan minimal meliputi pencucian, pengupasan,
| pendinginan, pembekuan, pemotongan, pengeringan, penggaraman,
| pencampuran, penggilingan, pencelupan (blanching) dan/atau proses
lain tanpa penambahan bahan tambahan pangan kecuali pelapis
dengan bahan penolong lain yang diizinkan untuk memperpanjang
masa simpan.
12. PSAT Produksi Dalam Negeri Usaha yang selanjutnya disingkat
dengan PSAT PD adalah pangan yang diproduksi di dalam negeri baik
berasal dari bahan baku lokal maupun asal pemasukan.
13, Perdagangan Pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian
kegiatan dalam rangka penjualan dan/atau pembelian pangan,
termasuk penawaran untuk menjual pangan, dan kegiatan lain yang
berkenaan dengan pemindahtanganan pangan dengan memperoleh
imbalan.
°
14. Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan manusia, serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.15. Jaminan
mutu adalah produk
yang aman dan bermutu i
e aa Reeser eee tu sesuai standar
. Tim, i
eee adalah personel yang secara resmi ditugaskan oleh
retaris OKKP Pusat atau ketua OKKP Daerah untuk melakukan
Penilaian terhadap unit usaha atau lembaga dalam pemenuhan
persyaratan pendaftaran PSAT.
17. Pelaku usaha pangan segar adalah setiap orang yang bergerak pada
satu atau lebih sub sistem agribisnis pangan segar baik sebagai
penyedia, proses produksi, pengolahan, pemasaran, dan perdagangan
Pangan segar.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
Maksud dari peraturan Bupati ini adal
melakukan perencanaan, penyelenggaraan,
dalam pembinaan dan pengawasan keamanan pangan segar.
ah sebagai acuan dalam
evaluasi dan pengendalian
Pasal 3
‘Tujuan dari peraturan Bupati ini adalah:
a. Menjamin tersedianya Pangan Segar yang memenubi persyaratan
keamanan, mutu dan gizi bagi kepentingan kesehatan masyarakat;
>. Meningkatkan kesadaran hukum bagi Pelaku usaha Pangan Segar
dalam menjalankan usahanya;
. memberikan jaminan kepastian hukum dan dijadikan sebagai dasar
hukum dalam penerapan dan pengawasan keamanan pangan;
4, meningkatkan wawasan Pelaku usaha dalam mengelola Pangan Segari
¢. memfasilitasi dan mendorong terwujudnya jaminan keamanan pangan
segar khususnya pangan segar asal tumbuhan; dan
£ mencegah cemaran biologis, kimia, dan/atau benda lain yang dapat
merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
Pasal 4
Ruang lingkup pengaturan Pembinaan dan Pengawasan
meliputi:
a. pembinaan terhadap Pelaku usaha Pangan Segar dan Pangan Segar
Asal Tumbuhan (PSAT);
b. pengawasan Pangan Segar dan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT);
c. Registrasi dan Sertifikasi PSAT; dan
d. peran serta masyarakat.
Pangan Segar
BAB III
PEMBINAAN
Pasal 5
(1) Dalam rangka memenuhi stander mutu dan Keamanan Pangan Segar
Pemerintah Daerah melakukan pembinaan.(2) Pembin: is is il
Saee sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
a.produsen Pangan Segar dan produsen Pani Se Asal
Tumbuhan (PSAT); Prews on ee
b. Pelaku usaha Pangan Segar; dan
c. masyarakat,
Pasal 6
(1) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan dengan
cara:
a. fasilitasi ;
b. penyuluhan; dan
c. bimbingan teknis;
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan oleh Dinas
dan/atau Dinas Terkait sesuai kewenangannya.
Pasal 7
lam Pasal 6 ayat (1) huruf a meliputi:
ialam proses budidaya, panen dan
al tumbuhan;
Fasilitasi sebagaimana dimaksud dal
a. fasilitasi sarana dan prasarana 4:
pasca panen produk Pangan Segar dan pangan segar as:
dan/atau
b. fasilitasi pendaftaran PSAT bagi pelaku usaha pangan segar; dan
t terkait Keamanan Pangan Segar serta
¢. fasilitasi pelaporan masyaraka
an efisien.
tindak lanjut dari pelaporan tersebut secara efektif dé
Pasal 8
(1) Penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b,
berupa :
a peningkatan pengetahuan masyarakat te
yang baik cara pemilihan, penanganan
Segar yang aman dan bergizi;
b. peningkatan pengetahuan produsen
memproduksi Pangan Segar yang aman
kesehatan masyarakat; dan/atau
peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya produsen
pangan segar dalam menjamin peningkatan keamanan pangan
melalui pendaftaran PSAT.
tang Keamanan Pangan
dan pengolahan Pangan
Pangan Segar dalam
dan tidak membahayakan
(2) Penyuluhan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan paling sedikit 2
(dua) kali dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 9
Bimbingan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan produsen Pangan Segar danPelaku usaha Pangan Segar dalam :
a. cara penanganan Pangan Segar dan Pangan Segar Asal Tumbuhan
yang baik;
b. cara pengolahan Pangan Segar Dan Pangan Segar Asal Tumbuhan.
yang baik; dan/atau
. cara pengemasan Pangan Segar dan Pangan Segar Asal Tumbuhan
yang baik.
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 10
(1) Pengawasan terhadap peredaran Pangan Segar S08 tidak sesuai
dengan Standar Mutu dan Keamanan Pangan dilakukan oleh Tim
‘Terpadu Pengawasan Standar Mutu dan Keamana® Pangan Segar.
(2) Tim Terpadu sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan berdasarkan
keputusan Bupati.
Pasal 11
Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dilakukan
dalam bentuk:
‘a pemantauan dan inspeksi ke tempat produksi atau budidaya Pangan
Segar, lokasi tempat pedagang pengumpul produk Pangan Segar, dan
pasar secara berkala;
b pengawasan dalam hal penggunaan bahan kimia berbahaya dalam
memproduksi Pangan Segar dan usaha Pangan Segar
pemeriksaan produk pangan menggunakan uji cepat di lapangan;
terakreditasi secara rutin terhadap
pemeriksaan laboratorium yang
eredar di masyarakat; dan
produk Pangan Segar yang bi
Pengawasan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) ditingkat
Kabupaten dilakukan oleh pengawasan mutu hasil pertanian yang
berada di OKKP daerah kabupaten.
oa
Pasal 12
(1) Tim Terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2)
terdiri dari:
a. Bupati Lima Pul
b. Kepala Dinas Pangan Lima Puluh Kota
c. Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi
Pangan, Dinas Pangan Lima Puluh Kota sebagai Ketua;
4, Kepala Seksi Keamanan Pangan Dinas Pangan Lima Puluh Kota
sebagai sekretaris; dan
Perwakilan masing - masing instansi /PD terkait sebagai anggota.
uh Kota sebagai pelindung;
sebagai Pembina;
dan Keamanan
e.
Tim Terpadu sebagaimana
rdinasi dengan Instansi
(2) Dalam melaksanakan pengawasan,
jadan Karantina
dimaksud pada ayat (1), dapat berkoor
Kepolisian, Balai Pengawas Obat dan Makanan, Bi
Pertanian di Daerah dan Balai Veteriner Bukittinggi.Tim terpad Pasal 13
rpadu sebagai is :
eaeeaten tae aimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) mempunyai
@. melakukan pengawasan berkala terhadap usaha Pangan Segar yang
beredar di masyarakat atas kemungkinan cemaran biologis, kimia dan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan
kesehatan;
b. melakukan uji sampel terhadap Pangan Segar yang beredar di
masyarakat melalui uji laboratorium yang terakreditasi; dan
c. memberikan rekomendasi hasil pengawasan usaha Pangan Segar
kepada Bupati.
Pasal 14
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 huruf (a) Tim Terpadu berwenang:
‘2 memasuki setiap tempat yang diduga digunakan dalam
penyimpanan, pengangkutan, dan
dan mengambil
akan dalam
dan/atau
kegiatan atau proses produksi,
Perdagangan Pangan untuk memeriksa, meneliti,
contoh pangan dan segala sesuatu yang diduga digun:
Kegiatan produksi, penyimpanan, —_pengangkutan,
perdagangan pangan;
b. menghentikan, memeriksa, dan mencegah setiap sarana angkutan
yang diduga atau patut- -diduga_-digunakan == dalam
pengangkutan pangan serta mengambil dan memeriksa contoh
pangan;
membuka dan meneliti setiap kemasan pangan;
d. memeriksa setiap buku, dokumen, atau catatan lain yang
diduga memuat keterangan mengenai kegiatan produksi,
penyimpanan, pengangkutan, dan/atau perdagangan —_pangan,
termasuk menggandakan atau mengutip keterangan tersebut;
dan/atau
e memerintahkan
dokumen lain sejenis.
untuk memperlihatkan jizin usaha dan/atau
Pasal 15
(1) Pelaku usaha harus bersedia memberikan informasi dan keterangan
terkait pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14,
Dalam hal pelaku usaha tidak bersedia memberikan informasi dan
keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati dapat
memberikan sanksi administratif.
(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:
a. teguran tertulis; dan/atau
b. pencabutan izin usaha.
(2)(1) Bupati melalui area
5 a a Tim Terpadu berwenang melakukan pemeriksaan
— lapat dugaan terjadinya pelanggaran hukum di bidang
5 gan Segar berdasarkan rekomendasi hasil pengawasan Pangan.
> ‘egar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 hurufc.
(2) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada Instansi Kepolisian di Daerah.
BAB V
REGISTRASI DAN SERTIFIKASI PSAT
Pasal 17
Dinas dan Dinas Terkait sesuai bidang tugasnya mempunyai kewenangan
dalam registrasi dan sertifikasi mutu Pangan Segar sebagai berikut:
a. Dinas untuk registrasi dan sertifikasi produk Pangan Segar asal
tumbuhan;
Registrasi dan sertifikasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)
Produk Dalam Negeri Usaha Kecil (PD-UK) Kabupaten menjadi
tanggung jawab Kabupaten melalui OKKP-D Kabupaten;
Dinas terkait yang membidangi urusan pemerintahan di bidang
pertanian dan perkebunan untuk registrasi kebun Pangan Segar asal
b.
tumbuhan;
Dinas terkait yang membidangi urusan pemerintahan di bidang
peternakan dan kesehatan hewan untuk registrasi dan sertifikasi
produk Pangan Segar asal hewan; dan
Dinas terkait yang membidangi urusan pemerintahan di bidang
kelautan dan perikanan untuk produk Pangan Segar asal ikan.
Pasal 18
Registrasi dan sertifikasi PSAT Produk Dalam Negeri Usaha Kecil (PD-UK)
Kabupaten menjadi tanggung jawab Kabupaten melalui OKKP-D
Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 bagian (b).
Pasal 19
Dalam rangka Pelaksanaan Registrasi dan Sertifikasi PSAT Produk Dalam
Negeri Usaha Kecil (PD-UK) Kabupaten menjadi tanggung jawab Dinas
Pangan selaku ketua OKKP daerah Kabupaten.
Pasal 20
(1) Pelaku usaha pangan segar berkewajiban memiliki sertifikat produksi
pangan segar;
(2) Sertifikat produksi pangan segar sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diterbitkan oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah
(OKKP-D) Kabupaten;
(3) Sertifikasi dan Registrasi Pangan Segar harus memenuhi syarat -
syarat yang ditentukan.Sertifikat produk fences
iz Pangan se; it i
ayat (1) diperoleh melalui ci eee a
@. permohonan pendaftaran; dan
b, penilaian dan/atau survey lapangan.
ae Pasal 22
(1) Penilaian dan/atau survey lapangan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 21 bagian (b) merupakan wewenang dinas terkait yang
membidangi urusan pangan.
(2) Dinas terkait dalam melakukan penilaian dan/atau survey lapangan
membentuk tim penilai yang terdiri dari:
a. petugas/tim Inspeksi yang berperan dalam melakukan penilaian
lapangan; dan
b, komisi teknis yant
peninjauan terhadap permohonan
(3) Pembentukan tim penilai sebagaimana
huruf (a) dan huruf (b) merupakan keputusan
g berperan dalam melakukan review atau
dimaksud dalam ayat (2)
kepala dinas terkait.
Pasal 23
(1) Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) sebagaimana
dimaksud dalam pasal 20 ayat (2) merupakan lembaga atau tim yang
bertanggung jawab atas terbitnya nomor sertifikat produkt pangan
segar
(2) OKKP-D memiliki keanggotaan yang terdiri dari:
Ketua;
Sekretaris;
Komisi Teknis;
Tim inspeksi;
Manajer mutu, beserta anggota;
Manajer teknis, beserta anggota; dan
g. Manajer administrasi, beserta anggota.
(3) OKKP-D sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.
Peano gp
Pasal 24
Syarat Syarat untuk Mendapatkan Sertifikasi Pangan Segar sebagaimana
dimaksud pada Pasal 20 ayat (3):
Cara budidaya pangan segar asal tumbuhan yang baik;
Cara produksi pangan segar asal tumbuhan yang baik;
Cara penanganan pangan segar asa] tumbuhan yang baik; dan
Cara distribusi pangan segar asal tumbuhan yang baik.
Boop
Pasal 25
Masyarakat dapat berperan serta dalam kegiatan pembinaan dan
pengawasan standar mutu dan keamanan Pangan Segar berupa:a. melaporkan ketika ada kasi i
teat dan bere us terkait Keamanan Pangan pada instansi
b turut serta dalam mendaftai
kan produk
Saipan eee pangan segar dalam rangka
6 aie dalam pengawasan Keamanan Pangan produk dengan
memilih dan mengolah pangan yang aman dan sehat untuk keluarga;
dan/atau
@ turut serta mensosialisasikan masalah keamanan Pangan Segar di
lingkungan sekitar tempat tinggal.
BAB VI
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 26
(1) Pelaku usaha retail dan pasar modern berperan dalam pengawasan
standar mutu dan keamanan pangan segar.
(2) Peran Pelaleu usaha retail dan pasar modern sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) yaitu dengan cara mengedarkan produk Pangan Segar
yang telah memilili nomor registrasi dan atau sertifikasi jaminan
keamanan pangan.
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 27
Semua biaya yang ditimbulkan dalam pelaksanaan Peraturan Bupati ini
dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan
sumber dana lain yang sah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundang kan.
| ‘Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
j Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Lima Puluh Kota.
Ditetapkan di Sarilamak
| Pada Tanggal 31 Maret 2021
BUPATI LIMA PULUH KOTA.
ttd
Diundangkan di Sarilamak
pada tangeal 31 Maret 2021 SAFARUDDIN DT. BANDARO RAJO
| salinan sesual dengan astinya
| SEKRETARIS DAERAH KEPALA BAGIAN HUKUM
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. ‘SETOA KAB. LIMA putUH KOTA
ttd
WIDYA PUTRA
ERLFORTUNASH
BERITA DAERAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA z
TAHTIN. 2091 NOMOR 10 ne