Koneksi Antar Manteri Topik 3
Koneksi Antar Manteri Topik 3
Koneksi Antar Manteri Topik 3
Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dimana manusia
tertaut dengan tingkah laku, norma dan ajaran budaya. Oleh karena itu pendidikan sendiri
sebenarnya saling terintegrasi dengan kebudayan, pendidikan selalu berubah sesuai
perkembangan kebudayaan. Karena pendidikan merupakan proses transfer kebudayaan dan
sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan. Dalam prespektif pendidikan, bermacam sosio
kultural di Indonesia justru dimaknai sebagai salah satu upaya untuk mengurangi pengaruh
budaya asing dengan menerapkan pembelajaran sosiokultural untuk menuntun dan
membentuk karakter peserta didik.
Penyesuaian nilai luhur kearifan budaya daerah asal terhadap pemikiran Ki Hajar
Dewantara yang menjadi penguatan karakter murid adalah dengan mengintegrasikan nilai
sosio kultural dalam kurikulum sekolah agar dapat diimplementasikan dalam kegiatan
akademik dan non akademik sekolah. Sikap gotong royong, ramah tamah, tegur sapa, dan
kegiatan keagamaan, kesenian daerah baik itu berupa tarian daerah, bahasa daerah dapat
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Satu kekuatan pemikiran Ki Hajar Dewantara
adalah adanya pembelajaran yang membentuk sikap peserta didik sesuai dengan konteks
lokal sosial budaya.
Perjalanan pendidikan Indonesia dari dahulu kala hingga sekarang telah melalui
proses yang panjang dan dalam prosesnya selalu menyelaraskan dengan identitas manusia
Indonesia itu sendiri, nilai-nilai kultural serta nilai-nilai luhur yang ada dijadikan akar dalam
menyusun pendidikan karakter guna tetap mempertahankn identitas atau ke khasan manusia
Indonesia.
Nilai kemanusiaan yang khas pada manusia indonesia adalah nilai kebineka tunggal
ika, nilai Pancasila, dan nilai religiusitas. Nilai kebhineka tunggal ika merupakan
Keragamaan keagamaan (keyakinan), ras, suku, warna kulit, dan Bahasa dalam konteks
ribuan pulau, tradisi, ritual, mitos, legenda, simbolisme bangunan, hasil bumi, dan flora
fauna. Nilai Pancasila merupakan keberadaan manusia Indonesia sebagai bangsa yang akan
merdeka membutuhkan fondasi filosofis sebegai penegas identitasnya.
Tiga wujud manusia Indonesia menjadi landasan kuat dalam implementasi Pendidikan
di Indonesia karena Budaya dimana budaya merupakan gagasan, nilai, atau norma yang
dihidupi ditengah-tengah masyarakat. Kemudian masyarakat Indonesia beragam dalam
pengalaman hidup, budaya, Bahasa, ras, suku, bangsa, kepercayaan, tradisi, dan berbagai
ungkapan simbolik. Selain itu, benda-benda bernilai yang dihasilkan oleh aktifitas manusia
bisa juga disebut artefact.