Makalah Ikan Tuna Kaleng
Makalah Ikan Tuna Kaleng
Makalah Ikan Tuna Kaleng
DI SUSUN OLEH:
Teresa Francisca Fatima Da Costa Luz (19230011)
BAB I
PENDAHULUAN
Phylum : Chordata
Sub phylum : Vertebrata Thunnus
Class : Teleostei
Sub Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Sub ordo : Scombroidae
Genus : Thunnus
Species : Thunnus alalunga (Albacore)
Penutupan Kaleng
dilakukan dengan sistem double seaming secara otomatis menggunakan vacum
seamer, yaitu mesin penutup kaleng yang sekaligus dapat melakukan
penghampaan udara dalam kaleng.
Pendinginan dan pemeraman kaleng
Ikan tuna kaleng yang masih dalam keranjang sterilisasi didinginkan
dalam ruang terbuka selama ± 24 jam.
Sterilisasi
Pelabelan menggunakan kertas cetakan
Pengepakan dikapak dalam master carton
F. Penyimpanan
Penyimpanan tuna kaleng dalam gudang beku dengan suhu maksimal -250C
dengan fluktuasi suhu ± 20C. Penataan produk dalam gudang beku diatur
sedemikian rupa sehingga memungkinkan sirkulasi udara dapat merata dan
memudahkan pembongkaran (Badan Standardisasi Nasional, 2006e).
Penyimpanan produk harus disusun dengan menggunakan pallet, produk harus
dimuat di dalam cold storage sedemikian rupa sehingga sistem first in first out
dapat dilaksanakan (Murniyati dan Sunarman, 2000).
Cold Storage (Ruang penyimpanan dingin) Ruang penyimpanan dingin
harus dijalankan pada suhu -18oC. Udara dingin 33 harus mengalir secara merata
dalam ruang penyimpanan dingin. Suhu ruang penyimpanan dingin harus
dikontrol dengan selang waktu 2 jam
Penyimpanan produk jadi ikan kaleng dilakukan sebelum pengiriman
produk ketempat tujuan, untuk menjamin keamanan produk. Produk jadi ikan
kaleng harus disimpan dalam ruang yang aman, ruang penyimpanan harus bersih,
bebas dari kontaminasi dan bebas hama yang dapat merusak produk. Karton yang
telah diisi tidak ditumpuk terlalu tinggi untuk menghindari terjadinya kerusakan
pada wadah tersebut. Suhu penyimpanan sangat berpengaruh terhadap mutu
makanan kaleng.
4.1 Kesimpulan
Pengalengan adalah suatu cara pengawetan bahan pangan yang dikemas
secara hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba dan benda asing lainnya)
dalam suatu wadah yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh
semua mikroba patogen (penyebab penyakit pada manusia khususnya) dan
mikroba pembusuk (penyebab kebusukan atau kerusakan bahan pangan). Prinsip
dasar pengalengan yaitu mengemas bahan pangan dalam wadah yang tertutup
rapat sehingga udara dan zat-zat maupun organisme yang merusak atau
membusukkan tidak dapat masuk, kemudian wadah dipanaskan sampai suhu
tertentu untuk mematikan pertumbuhan mikroorganisme yang ada.
Proses atau tahapan pengalengan ikan terdiri dari penyiapan dan pemilihan
bahan baku, filling, exhausting, sealing, sterilisasi, cooling, pemberian label dan
penyimpanan. Keuntungan dari pengalengan adalah memperpanjang masa
simpan, menjaga produk dari perubahan kadar air, penyerapan oksigen, gas-gas
lain, bau dan cahaya, serta mempertahankan penampakan dan cita rasanya. Mutu
ikan kaleng tergantung pada kesegaran bahan mentah, cara pengalengan,
peralatan, dan kecakapan serta pengetahuan pelaksana-pelaksana teknis, sanitasi
dan hygiene pabrik dan lingkungannya. Kerusakan pada produk kaleng meliputi
kerusakan kimia, mikrobiologis, pengkaratan (korosi) dan interaksi antara produk
dengan bahan pembuat kaleng yang dapat menyebabkan perubahan yang tidak
diinginkan.
4.2 Saran
Setelah membaca tulisan makalah ini di harapkan para pembaca bisa
mengetahui perkembangan iptek dalam memenuhi kebutuhan primer terutama
dalam pengalengan dan bisa menambah pengetahuan bagi para pembacanya dan
sebaiknya dalam proses pengalengan ikan yang lebih diperhatikan adalah
higenitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Shelica., Bhatara Ayi Meata, Elka Annisa Kuncoro M., Istiqomah, dan
Rinto Felly Hartana. 2013. Makalah Proses thermal Hasil Perikanan
Sejarah Pengalengan dan Pengalengan Secara Umum. UGM :Yogyakarta.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan, Bina Cipta. Jakarta.