Bab I - 1
Bab I - 1
Bab I - 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sudah merebak di segala bidang dan sektor kehidupan masyarakat secara meluas,
yang bersih dan demokratis. Dengan kata lain, korupsi sudah menggoyahkan
tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa tetapi sudah merupakan
1
2
Undang tersebut menyatakan bahwa tindak pidana korupsi yang selama ini
terjadi secara meluas, tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga
meluas sehingga tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga telah
baik dari jumlah kasus yang terjadi dan jumlah kerugian keuangan negara
maupun dari segi kualitas tindak pidana yang dilakukan semakin sistematis
3
serta lingkupnya yang memasuki seluruh aspek kehidupan masyarakat.
1
Konsideran huruf a Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Ibid
Penjelasan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Korupsi.
3
karena itu maka tindak pidana korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai
kejahatan biasa melainkan telah menjadi suatu kejahatan yang luar biasa.
Begitu pun dalam upaya pemberantasannya tidak lagi dapat dilakukan secara
4
biasa, tetapi dituntut cara-cara yang luar biasa.
pula dalam pembukaan (preambule) Konvensi PBB anti korupsi (United Nation
institutions and values of democracy, ethical values and justice and jeopardizing
ᜀ Ā ᜀ Ā ᜀ Ā ᜀ Ā ᜀ
bid
5
Muhammad Yusuf, Merampas Aset Koruptor Solusi Pemberantasan Korupsi di
Indonesia, Kompas, Jakarta, 2013, hlm. 1.
6
Endemic diartikan al : (a) belonging or native to a particular people or country;(b)
characteristic of or prevalent in a particular field, area, or environment. Lihat : Webster’s New
Explorer Encyclopedic Dictionary, Merriam-Webster, Incorporated, USA, 2006, hlm. 599.
4
kalau dilakukan oleh pejabat-pejabat yang lebih tinggi, maka korupsi itu akan
tumbuh lebih subur. Tiada kelemahan yang lebih besar pada suatu bangsa
8
daripada korupsi yang merembes ke semua tingkat pelayanan umum”.
dan konflik kewenangan, persaingan antar partai politik, dan hubungan antar
antara negara dan berbagai aktor di luar negara. Di satu sisi pejabat
Pada tataran dunia usaha (korporasi), korupsi dapat menjadi gejala dalam
usaha (korporasi) semata maka elemen inti dari korupsi akan hilang.
(korporasi).
harus menempuh jalan yang panjang. Hal ini disebabkan karena sekalipun
supremasi hukum untuk menegakan kebenaran dan keadilan dan tidak ada
atas hukum (rechtsstaat dan the rule of law) mengandung pengertian bahwa
hukum adalah supreme dan kewajiban bagi setiap penyelenggara negara atau
pemerintah untuk tunduk pada hukum (subject to the law), tidak ada
11
kekuasaan di atas hukum (above the law).
Secara umum dalam setiap negara yang menganut paham negara hukum,
kesetaraan di hadapan hukum (equalitiy before the law) dan penegakan hukum
dengan cara tidak bertentangan dengan hukum (due process of law). Prinsip
10
Konsideran huruf a Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Bagir Manan, Lembaga Kepresidenan, FH UII Press, Jakarta, 2003, hlm. 11.
7
Perbedaan perlakuan khusus hanya boleh jika ada alasan khusus, tetapi
subjek tindak pidana korupsi tidak hanya “orang perorangan” tetapi juga
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum (Pasal 1 butir 1).
Salah satu bentuk korporasi adalah berbentuk Badan Usaha Milik Negara
beberapa kali diubah dan ditambah dengan UU No. 12 Tahun 1955. Menurut
tersebut, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Persero adalah BUMN yang
yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbagi atas saham
Tindak Pidana Korupsi adalah pidana pokok berupa pidana denda, dengan
ketentuan maksimum pidana ditambah 1/3 (satu pertiga), diperberat 2 kali atau
waktu paling lama 1 (satu) tahun. Formulasi pidana tindak pidana korupsi
dan atas nama serta demi keuntungan korporasinya. Ironisnya penegak hukum
jejak dan penyembunyian aset hasil korupsi yang cukup susah untuk
tata acara dan peradilan pidana yang berfokus pada pemidanaan diubah
penyelesaian perkara pidana yang lebih adil dan seimbang bagi pihak korban
dan pelaku.
dalam hal ini korban dan pelaku untuk berpartisipasi aktif dalam penyelesaian
menjadi jurisdiksi para penegak hukum. Partisipasi aktif dari masyarakat seakan
tidak menjadi penting lagi, semuanya hanya bermuara pada putusan pemidanaan
atau punishment tanpa melihat esensi. Sarana sanksi pidana digunakan setelah
sanksi lain berupa administrasi atau perdata tidak mampu secara efektif dan
B. Rumusan Masalah
Milik Negara (BUMN) dalam tindak pidana korupsi saat ini belum
Tujuan Penelitian
Usaha Milik Negara (BUMN) dalam tindak pidana korupsi yang berbasis
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoretis
acaranya. Penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan kajian dan
bidang tindak pidana korupsi dalam korporasi yang berupa Badan Usaha
Manfaat Praktis
tindak pidana korupsi dengan nilai kerugian relatif kecil. Selain itu juga
14
E. Kerangka Konseptual
tentang kajian pustaka sebagai penjelasan dari judul disertasi yang meliputi
sebagai berikut :
Rekonstruksi
mencakup 3 (tiga) poin penting, yaitu memelihara inti bangunan asal dengan
kejadian yang sebenarnya, hal ini dilakukan baik oleh penyidik maupun
15
oleh hakim untuk memperoleh keyakinan. Berdasarkan hal tersebut,
tertentu.
Gesied Eka Ardhi Yunatha, Pelaksanaan Rekonstruksi Dalam Proses Penyidikan Guna
Mengungkap Pemenuhan Unsur Delik Pencurian Dengan Kekerasan, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, 2010, hlm. 76.
16
suatu delik, tetapi selalu penguruslah yang melakukan delik itu dan
hukum. Oleh karena itu, diperlukan pula untuk memidana korporasi dan
bisa melakukan delik), tetapi padanya juga ada elemen mens rea, yang
korporasi itu hanya bisa berbuat dengan tangan pihak lain, dalam hal ini
16
Muladi, Fungsionalisasi Hukum Pidana di Dalam Kejahatan yang Dilakukan Oleh
Korporasi, FH Undip, Semarang, 1989, hlm. 5.
17
Badan usaha
Ridwan Khairandy, Pokok-Pokok Hukum Dagang, FH UII Press, Yogyakarta, 2013, hlm.
163.
18
Asal kata korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio atau corruptus,
dari bahasa Latin itulah turun ke banyak bahasa Eropa seperti dalam bahasa
hukum oleh seseorang pejabat publik atau kekuasaan yang secara resmi
yang pada intinya adalah suatu hal buruk yang bertujuan untuk
yang berasal dari Wet Boek Van Strafrecht (Wvs) yaitu KUHP Negeri
22
hubungan di antara manusia. Identifikasi setiap permasalahan merupakan
masyarakat kekinian atau terjadi kekacuan hukum, untuk itu perlu hukum
dapat diterapkan, menurut Johnson, agar tercipta korelasi antara hukum dan
masyarakatnya, yaitu hukum sosial yang lebih kuat dan lebih maju daripada
23
ajaran-ajaran yang diciptakan oleh hukum perseorangan. Artikulasi
Sudikno Mertokusumo, Teori Hukum, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2011, hlm. 6.
Alvin. S. Johnson, Sosiologi Hukum, Asdi Mahastya, Jakarta, 2006, hlm. 204.
22
hukum tidak hanya keadilan dan kepastian hukum, akan tetapi aspek
tidak terlepas dengan keadilan dewi keadilan dari yunani. Dari zaman
keadilan, hal ini disebabkan pada kondisi saat itu. Di sini diharapkan
F. Kerangka Teoretik
Kerangka teori disertasi berisi penjelasan secara rinci teori yang dipakai
disertasi dengan sistematika teori utama dan teori pendukung yang sangat
teori yang digunakan dalam penelitian disertasi ini adalah sebagai berikut :
ketika hukum bekerja dalam sebuah tatanan sosial, maka ia akan selalu
24
Dardji Darmohardjo Shidarta, Pokok-Pokok Filsafat Hukum : Apa dan Bagaimana
Filsafat Hukum Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006, hlm. 155.
23
ekonomi, politik, dan budaya. Asupan yang diterima oleh hukum itu
25
menjadi masukan (input) dan keluaran (ouput) yang dikembalikan ke
empat tahapan besar, yakni tahap inisiasi, tahap socio-politis dan tahap
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Cetakan ke-3, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991,
hlm.143.
Ibid.
24
role occupant will act in respons to norm of law is function of the rules laid
down, their sanctions, the activity of enforcement institutions, and the inhere
peran merupakan umpan balik dari fungsi suatu peraturan yang berlaku.
mempengaruhinya);
norm of law is a function of the rule laid down their sanctions, the inhere
complex of social, political, and other process affecting them, and the
Keempat, how the law maker will act is a function of the rules
laid down for their behavior their sanction, the inhere complex of social,
political, ideological, and other forces affecting them, and the feedbacks
from role occupants and bureaucracy. (Tindakan apa yang diambil oleh
strategis terhadap dirinya, serta umpan balik yang datangnya dari para
dapat dipakai untuk mengkaji peraturan hukum yang dibuat oleh para
tidak bekerja itu, bisa datangnya dari pembuat peraturan hukum, atau dari
internasional.
penulisan disertasi ini, adalah Teori Badan Hukum. Pada mulanya dalam
dari tanggung jawab hukum dari suatu badan hukum adalah tindakan
sebagainya.
pertengahan, teori badan hukum ini juga menjadi perdebatan hangat, dalam
kaitannya dengan hakikat negara yang juga merupakan suatu badan hukum.
Argumentasi dan teori yang dibangun kala itu adalah baik untuk
pimpinan, maupun banyak juga teori yag dibangun justru untuk dapat
dimana menurut teori personalitas negara ini, bahwa negara tidak akan
pun yang berada di atas negara. Padahal, teori badan hukum sebagai
Ȁ ᜀĀ ᜀ Ā ᜀ Ā ᜀ
eori Pemidanaan sebagai Applied Theory
atau tidak berbuat oleh perkumpulan atau badan hukum melalui orga-
perusahaan-perusahaan.
terhadap pihak yang tidak bersalah, karena tidak ada unsur criminal
intent pada badan hukum, dan yang ada hanya pada manusia.
proporsional dan adil terhadap pelaku tindak pidana korupsi dengan nilai
G. Kerangka Pemikiran
Rumusan masalah
Wisdom I, Teori Keadilan dan
Internasional : Teori Kemanfaatan
Kelemahan-kelemahan pertanggungjawaban pidana
Amerika korporasi berbentuk BUMN dalam tindak pidana Rumusan masalah
Belanda korupsi saat ini II, Teori Pemidanaan
Inggris
Rumusan masalah
III, Teori Bekerjanya
Hukum dan Teori
Rekonstruksi pertanggungjawaban pidana korporasi Badan Hukum
berbentuk BUMN dalam tindak pidana korupsi yang
berbasis nilai kemanfaatan dan keadilan
Metode Penelitian
1. Paradigma Penelitian
konseptual yang ada dalam pikirannya. Menurut teori ini, realitas tidak
suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran
paradigma positivis.
konstruksi sosial bisa disebut berada diantara teori fakta sosial dan defenisi
28
sosial.
Jenis Penelitian
dianalisis secara sistematis, dan didukung pula dengan studi kasus dan
Metode Pendekatan
Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Isi Media, LKIS, Yogyakarta, 2004, hlm.
13.
Mengenai istilah penelitian hukum normatif, tidak terdapat keseragaman diantara para
ahli hukum. Diantara pendapat beberapa ahli hukum dimaksud, yakni: Soerjono Soekanto & Sri
Mamudji, menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum normatif atau metode penelitian
hukum kepustakaan. Lihat : Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif
(Suatu Tinjauan Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, 1995, hlm. 13-14; Sunaryati Hartono,
menyebutkan dengan istilah metode penelitian hukum normatif. Lihat dalam: C.F.G. Sunaryati
Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, Alumni, Bandung, 1994, hlm.
139; dan Ronny Hanitjo Soemitro (Almarhum), menyebutkan dengan istilah metode penelitian
hukum yang normatif atau metode penelitian hukum yang doktrinal. Lihat dalam: Ronny Hanitijo
35
30
meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka. Bahan yang diteliti
berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabnya.
kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi
Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cetakan Kelima, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1994, hlm. 10.
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Op.cit, hlm. 13-14.
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbaini, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis
dan Disertasi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 12.
32
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
2009, hlm. 93.
Ibid
36
34
putusan pengadilan. Penulis melakukan penelitian dengan tujuan untuk
37
dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut:
Negara;
Negara;
Terbatas;
tetap; dan
pendapat praktisi hukum yaitu jaksa penuntut umum dan hakim tindak
yang dilakukan terhadap data sekunder dan data yang telah diolah
Analisis Data
Fakta/data/informasi
Kesimpulan Teori/dalil/hukum
digunakan untuk memahami sebuah proses dan fakta dan bukan sekedar
Sistematika Penulisan
Usaha Milik Negara (BUMN), Tindak Pidana Korupsi dan Nilai Kemanfaatan
dan Keadilan.
41
Orisinalitas Penelitian
Korupsi Yang Berbasis Nilai Kemanfaatan dan Keadilan” ini belum pernah
demikian penelitian ini merupakan penelitian yang baru dan asli sesuai