Lap TPTP

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN I

OLEH :
RESTU FADILAH ARIANTI
NIM. 2106110305
AGROTEKNOLOGI – C

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

kemudahan, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum dengan

judul “Laporan Akhir Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan I”.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum dan sebagai syarat

mengikuti Ujian Akhir Praktikum mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman

Pangan I.

Saya mengucapkan terima kasih kepada para asisten praktikum mata

kuliah Teknologi Produksi Tanaman Pangan I yang telah memberikan bimbingan,

arahan, petunjuk, sehingga selesai tugas laporan praktikum ini. Saya juga

mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam

menyelesaikan laporan ini terutama anggota kelompok 10 yang saling membantu

dalam melaksanakan praktikum dan melakukan pengamatan sehingga data

mendapat data pada kegiatan praktikum.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun saya harapkan demi

kesempurnaan laporan ini sehingga laporan ini dapat menjadi manfaat bagi saya

sebagai penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Pekanbaru, 10 Juni 2023

Restu Fadilah Arianti

DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keberlangsungan hidup manusia sangat dipengaruhi oleh bahan makanan

yang dikonsumsinya sehari-hari, jenis makanan yang didapat dipengaruhi oleh

penyebaran daerah, iklim, lingkungan dan faktor-faktor pendukung lainnya.

Preferensi komoditas yang dikembangkan disuatu daerah sangat mempengaruhi

kebiasaan masyarakat terhadap jenis tanaman pangan atau makanan pokok yang

dikonsumsinya sehari-hari oleh karena itu perlulah untuk belajar mengenai

produksi tanaman yang memproduksi sumber pangan bagi manusia.

Mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Pangan I ini sangat penting bagi

mahasiswa pertanian untuk keberlangsungan produksi tanaman pangan bagi

swasembada pangan kedepannya. Mahasiswa dituntut untuk mengenal apa itu

tanaman pangan,prinsipnya,ciri-cirinya serta budidaya tanaman pangan itu sendiri.

Pada mata kuliah ini,dilakukan praktikum yang mendorong mahasiswa

untuk mengenal lebih jauh tentang tanaman pangan.Pada praktikum ini dilakukan

budidaya tanaman pangan seperti padi,jagung dan sorghum.Mahasiswa

melakukan praktikum budidaya tanaman pangan mulai dari pembukaan

lahan,pengolahan tanah,penanaman hingga perawatan komoditas tanaman

pangan.Melalui praktikum ini mahasiswa akan mengalami pembelajaran

penting.Mahasiswa jadi mampu mengidentifikasi jenis tanaman pangan,mampu

mengetahui morfologi,syarat tumbuh serta cara budidaya tanaman pangan itu

sendiri sehingga kedepannya mampu untuk membudidayakan tanaman pangan

sehingga Indonesia dapat menuju swasembada pangan kedepannya.


Tanaman pangan merupakan sektor penting, karena tanaman pangan

merupakan kelompok tanaman yang menghasilkan bahan pangan sebagai sumber

energi untuk menopang kehidupan manusia. Terdapat banyak jenis sumber

karbohidrat sebagai salah satu sumber bahan pangan di seluruh dunia baik itu dari

serelia maupun umbi-umbian. Tanaman pangan (food crops), yaitu jenis tanaman

penghasil karbohidrat dan protein yang dapat digunakan sebagai sumber energy

bagi manusia. Tanaman pangan merupakan tanaman pokok manusia untuk

dikonsumsi dan menjadi sumber energi. Tanaman pangan didefinisikan sebagai

jenis tanaman yang di dalamnya terdapat karbohidrat dan protein sebagai sumber

energi manusia. Tanaman pangan juga dapat dikatakan sebagai tanaman utama

yang dikonsumsi manusia sebagai makanan untuk memberikan asupan energi bagi

tubuh. Umumnya tanaman pangan adalah tanaman yang tumbuh dalam waktu

semusim (Yuwono,2019).

Tanaman pangan memiliki beragam jenis antara lain adalah sebagai

berikut: Serealia Serealia adalah sekelompok tanaman yang ditanam untuk

dipanen dan dimanfaatkan bijinya atau sebagai sumber karbohidrat. Sebagian

besar serealia termasuk dalam anggota suku padi-padian yang biasa disebut

sebagai serealia sejati. Tanaman serealia yang banyak dikonsumsi manusia antara

lain, padi, jagung, gandum, gandum durum, jelai, haver (oat), dan gandum hitam.

Lalu ada tanaman biji-bijian.Biji-bijian adalah segala tanaman penghasil biji-

bijian yang di dalamnya terkandung karbohidrat dan protein. Tanaman biji-bijian

yang sering kita konsumsi antara lain seperti kedelai, kacang tanah dan kacang

hijau. Tanaman pangan selanjutnya berasal dari jenis umbi-umbian. Tanaman

umbiˇumbian adalah tanaman yang ditanam untuk dipanen umbinya karena di


dalam umbi terdapat kandungan karbohidrat untuk sumber nutrisi bagi tubuh.

Tanaman umbi-umbian yang biasa dimanfaatkan manusia antara lain ubi kayu

(singkong), ubi jalar, talas, kentang, ganyong, garut dan sebagainya. Selain ketiga

jenis tanaman pangan yang telah disebutkan di atas. Terdapat beberapa jenis

tanaman di luar ketiga jenis makanan yang telah disebutkan. Tanaman yang

berada di luar ketiga jenis makana tersebut adalah, sagu dan sukun. Sagu diambil

batangnya untuk di konsumsi, sedangkan sukun merupakan buah (Yuwono,2019).

Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah sehingga

membuat negara Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi

sangat besar dalam sektor pertanian. Peran sektor pertanian dalam pembangunan

Indonesia dapat dilihat dari kotribusi sektor pertanian tehadap perekonomian

nasional. Sektor pertanian terdiri dari subsektor tanam pangan, holtikultura,

kehutanan, perkebunan dan perternakan, diantara keempat subsektor yang

memiliki peran penting subsektor tanaman panganlah yang merupakan salah satu

subsektor yang memiliki peran penting dalam penyediaan bahan pangan utama

bagi masyarakat untuk menunjang kelangsungan hidup. Pertanian tanaman

pangan terdiri dari dua kelompok besar yaitu pertanian padi dan palawija,

pengembangan tanaman palawija juga diarahkan untuk pemantapan ketahanan

pangan dan pengetasan kemiskian. Salah satu tanaman palawija yang banyak

dibudidayakan oleh petani di Indonesia adalah tanaman jagung (Agromedia,

2008).

Teknologi Produksi Tanaman Pangan mempelajari penanaman dan

pemeliharaan tanaman pangan utama, Perencanaan dan Pelaksanaan Program


Pemupukan Identifikasi Tingkat Pertumbuhan, Perkembangan dan Kesehatan

Tanaman.

Tanaman Pangan I termasuk tanaman semusim dari family gramminae.

Tanaman pangan I adalah tanaman pangan perhiasl karbohidrat, lemak, dan

protein. Beberapa dari tanaman pangan penghasil karbohidrat adalah padi, jagung,

gandum, sorgum, dan barley.

Mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Pangan adalah mata kuliah

yang berisikan prinsip-prinsip dasar pengusahaan tanaman pangan, pengenalan

faktor- faktor produksi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman.

Kegiatan praktikum diselenggarakan sebagai sarana untuk melengkapi dan

mendukung pemahaman terhadap teori yang diberikan dalam perkuliahan.

Praktikum lapangan Teknologi Produksi Tanaman Pangan merupakan

serangkaian kegiatan di kebun percobaan yang berisikan materi identifikasi dan

praktik kegiatan budidaya tanaman. Melalui praktikum ini mahasiswa akan

memperoleh pengalaman empiris melakukan kegiatan mulai dari pengenalan

tanaman, penggunaan sarana produksi (benih, pupuk, pestisida), penanaman

benih, pembibitan tanaman, pemeiharaan tanaman, pemupukan, pengendalian

hama dan penyakit, dan pemanenan.

Pangan merupakan bahan makanan pokok yang sangat dibutuhkan oleh

mahluk hidup. Tanpa adanya pangan tidak akan ada mahluk yang dapat bertahan

hidup, oleh karena itu pangan merupakan komoditi utama yang harus selalu

tersedia. Bahan pangan utama yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia pada
umumnya adalah padi, dimana sebagian besar penduduk Indonesia menjadikan

hasil olahan padi dalam bentuk beras sebagai makanan pokok.

Pengembangan tanaman serelia selain padi dan jagung perlu dilakukan

untuk menunjang pengembangan diversifikasi pangan sebagai alternative untuk

memenuhi kebutuhan pangan hidup dimasa mendatang. Tanaman sorgum

memiliki keunggulan seperti daya adaptasi luas, tahan kekeringan, dapat diratun,

dan cocok dikembangkan dilahan marginal. Seluruh bagian tanaman memiliki

nilai ekonomis. Selain budidaya yang mudah, sorgum juga mempunyai manfaat

yang sangat luas antara lain untuk pakan ternak, bahan baku industry makanandan

minu man, bahan baku untuk media jamur merang, industry alkohol, bahan baku

etanol.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan ini

adalah agar praktikan mampu mengenal morfologi, pertumbuhan, dan produksi

padi, jagung, dan sorgum serta praktikan dapat mengaplikasikan cara budidaya

padi, jagung, dan sorgum di lapangan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Padi

Gambar 1 Bedengan padi gogo

Padi gogo merupakan salah satu ragam budidaya padi yaitu penanaman

padi di lahan kering. Padi gogo umumnya ditanam sekali setahun pada awal

musim hujan. Rendahnya produksi padi gogo juga disebabkan masih banyaknya

yang menanami lahan kering dengan padi gogo varietas local yang berumur

panjang (Sari et al, 2017).

Klasifikasi tanaman padi gogo adalah sebagai berikut kingdom: Plantae;

divisi: Spermatophyta; kelas: Monocotyledoneae; Ordo: Poales; Famili:

Graminae; genus: Oryza; Spesies: Oryza sativa L.

Tanaman padi dibagi menjadi dua fase, yaitu fase vegetatif dan generatif.

Fase vegetatif meliputi akar dan batang. Akar adalah bagian tanaman yang

berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut

kebagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas radikula, akar
serabut (akar adveintif), akar rambut dan akar tajuk (crown roots). Bagian akar

yang telah dewasa dan telah mengalami perkembangan agar berwarna cokelat,

sedangkan akar yang baru atau bagian akar yang masih muda bewarna putih

(Chairani, 2008).

Gambar 2. Akar padi

Akar padi memiliki akar tunggang dan akar serabut bercabang-cabang.

Ada 2 jenis akar cabang : Yang pertama keluar dekat dekat pada pangkal induk-

induk akar, yang kemudian bercabang lagi, satu dan lain agak berjauhan. Akar

cabang ini panjang-panjang. Yang kedua yaitu akar-akar rambut. Panjangnya

tidak lebih dari 1-2 mm. Susunan akar tanaman padi sangat dipengaruhi oleh

keadaan tekstur tanah dan kesuburan.

Gambar 3. Batang padi


Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

dari beberapa ruas bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu

bubungnya disekat oleh buku. Panjang ruas bervariasi tersambung posisi ruas

tersebut. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua,

ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang

didahuluinya.Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun.

Gambar 4. Daun padi

Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berseling-

seling, satu daun pada tiap buku. Tiap daun terdiri dari helai daun, pelepah daun

yang membungkus ruas, telinga daun (auricle), lidah daun (ligue). Terdapatnya

telinga daun dan lidah daun pada padi dapat digunakan untuk membedakannya

dengan rumput-rumput selagi keduanya dalam stadia bibit (seedling), karena daun

rumput- rumputan hanya memiliki lidah atau telinga daun atau tidak ada sama

sekali.
Gambar 5. Bunga padi

Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan

bunga. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala

sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai

putik dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada

umumnya putih atau ungu. Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya

kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepung sarinya. Sesudah

tepung sari ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup

kembali. Dengan berpindahnya tepung sari ke kepala putik maka selesailah

sudah proses penyerbukan. Kemudian terjadilah pembuahan yang

menghasilkan lembaga dan endosperm. Endosperm adalah penting sebagai

sumber makanan cadangan bagi tanaman yang baru tumbuh (Herawati, 2012).

Gambar 6. Malai padi


Malai merupakan sekumpulan bunga padi yang keluar pada buku yang

paling atas. Malai terdiri dari 8-10 buku yang menghasilkan cabang-cabang

primer, cabang primer akan menghasilkan cabang sekunder. Gabah terdiri dari biji

yang terbungkus oleh sekam. Bunga padi secara keseluruhan disebut malai yang

terdiri dari tangkai, bakal buah, lemma, palea, putik dan benang sari serta

beberapa organ lainnya. Tiap unit bunga pada malai terletak pada cabang-cabang

bulir yang terdiri dari cabang-cabang primer dan sekunder (Yetti et al, 2022).

Padi gogo memerlukan air sepanjang pertumbuhannya dan kebutuhan air

tersebut hanya mengandalkan curah hujan. Tanaman dapat tumbuh pada derah

daratan rendah sampai daratan tinggi. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200

mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat

ditanam di musim kemarau, Apabila penanaman dapat musim kemarau produksi

meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Pertumbuhan optimal padi

memerlukan ketinggian 0-650 mdpl dengan temperature 22-27°C.Tanaman padi

memerlukan penyinaram matahari penuh yang memiliki panjang radiasi matahari

± 12 jam sehari dengan intensitas radiasi 350 cal/cm2/hari pada musim penghujan.

Padi gogo harus dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah yaitu struktur tanah yang

remah, dengan tipe berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar

dan air yang tersedia diperlukan cukup banyak. Tanah tidak dianjurkan berbatu,

jika ada harus < 50%. Keasaman (pH) tanah bervariasi dari 5,5 sampai 8,0

(Perdana, 2010).

Tanaman padi memiliki beberapa tahapan dalam pertumbuhannya yaitu

tahap vegetatif, reproduktif dan pematangan. Lama tahapan tersebut tergantung

varietasnya, tahap vegetatif dimulai dari stadia bibit yang selanjutnya akan
membentuk anakan padi. Tahap reproduktif dimulai saat pembentukan malai dan

berakhir pada saat pembungaan, lama tahapan ini kira-kira 35 hari. Tahap

pematangan dimulai setelah pembungaan sampai kira kira 30 hari kemudian,

terdiri dari masak santan, masak tepung dan masak panen. Lamanya pemungutan

hasil tanaman padi (panen) tergantung pada jenis varietas dan kesuburan

tanahnya. Padi dipanen pada masak fisiologis (KA. 20%) sesuai kriteria panen,

yaitu tanaman telah tua (menguning) gabah telah keras.

2.2 Jagung

Gambar 7. Tanaman jagung

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

menjadi primadona dalam agribisnis, baik di Indonesia maupun dunia. Jagung

menjadi salah satu tanaman pangan utama selain padi dan kedelai. Jagung secara

spesifik merupakan tanaman pangan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan

manusia ataupun hewan. Jagung termasuk komoditas strategis dalam

pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia, karena komoditas ini

mempunyai fungsi multiguna, baik untuk pangan maupun pakan. Jagung juga

digunakan sebagai makanan hewan ternak dan digiling menjadi tepung jagung
untuk produk-produk makanan, minuman, pelapis kertas, dan fermentasi (Salelua

dan Syarifah, 2018).

Jagung merupakan tanaman semusim. Dalam satu siklus hidupnya terjadi

selama 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan

vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tanaman jagung

merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian (serealia) dari keluarga

rumput-rumputan.

Klasifikasi ilmiah tanaman jagung adalah sebagai berikut Kingdom:

Plantae; Divisi: Angiospermae; Kelas: Monocotyledoneae; Ordo: Poales: Famili:

Poaccea; Genus: Zea; Spesies: Zea Mays.

Gambar 8. Akar jagung

Tanaman jagung manis memiliki sistem perakaran serabut dengan 3 jenis

akar yaitu, akar adventif yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara, akar

seminal yang berfungsi untuk membantu penyerapan unsur hara, dan akar udara

yang berfungsi untuk menyangga tanaman (Moelyohadi, 2015).


Gambar 9. Batang jagung

Batang tanaman jagung manis beruas-ruas dan tidak bercabang. Rata-rata

tinggi tanaman jagung manis yaitu 203,72 cm pada umur 49 hari setelah tanam

(HST) (Mahdiannor, 2014). Batang tanaman jagung manis terbungkus pelepah

daun yang berselang-seling dari setiap buku. Ruas batang bagian atas berbentuk

silindris dan ruas-ruas batang bagian bawah berbentuk bulat agak pipih. Tunas

batang yang telah berkembang menghasilkan tajuk bunga betina.

Gambar 10. Daun jagung

Daun jagung muncul dari buku-buku batang, sedangkan pelepah daun

menyelubungi ruas batang untuk memperkuat batang. Panjang daun jagung

bervariasi antara 30-150 cm dan lebar 4-15 cm dengan ibu-tulang daun yang

sangat keras. Tepi helaian daun halus dan kadang-kadang berombak. Terdapat

juga lidah daun (ligula) yang transparan dan tidak mempunyai telinga daun

(auriculae).
Gambar 11. Bunga jagung

Bunga pada jagung termasuk bunga tidak lengkap karena tidak memiliki

petal dan sepal. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga

jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda (Suryaningsih, 2013). Jagung

merupakan tanaman berumah satu (monoecious) di mana bunga jantan (staminate)

terbentuk pada ujung batang, sedangkan bunga betina (pistilate) terletak pada

pertengahan batang.

Tanaman jagung bersifat protrandy di mana bunga jantan umumnya

tumbuh 1-2 hari sebelum munculnya rambut (style) pada bunga betina. Oleh

karena bunga jantan dan bunga betina terpisah ditambah dengan sifatnya yang

protrandy, maka jagung mempunyai sifat penyerbukan silang. Bunga jantan terdiri

dari gluma, lodikula, palea, anther, filarnen dan lemma. Adapun bagian-bagian

dari bunga betina adalah tangkai tongkol, tunas, kelobot, calon biji, calon janggel,

penutup kelobot dan rambut-tambut. Malai bunga jantan biasanya muncul pada

umur 40- 50 hari setelah tanam, dikuti oleh bunga betina 1-3 hari kemudian.
Gambar 12. Biji jagung

Strukur biji jagung adalah kulit biji, perikarp, embrio, endosperm,

kotiledon atau skutellum, dan koleoptil. Embrio dan endosperm yang merupakan

sumber makanan terdiri dari dua bagian yaitu eksternal dan internal. Bagian

eksternal adalah endosperm, sedangkan bagian internal terdapat pada kotiledon

atau skutellum. Skutellum merupakan penghubung yang terletak di bagian tengah

kotiledon. Pada umumnya endosperm terdiri dari dua macam yaitu endosperm

lunak dan endosperm keras. Kotiledon diselubungi oleh lapisan sel-sel tipis yang

disebut epithelium yang terletak di antara kotiledon dan endosperm.

Tanaman jagung menghendaki daerah yang beriklim sedang hingga

subtropik atau tropis yang basah dan di daerah yang terletak antara 0-50° LU

hingga 0-40° LS. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar

matahari. Jagung merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropik

maupun sub tropik. pH tanah yang dibutuhkan antara 5,6 – 7,0. Suhu yang ideal

bagi tanaman jagung antara 27°C – 32°C dan apabila suhu > 32°C pertumbuhan

jagung terhambat. Tanaman jagung memerlukan kelembaban udara sedang sampai

dengan tinggi (50%-80%). Kemiringan tanah untuk tanaman jagung < 8%.

Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu (1)

fase perkecambahan; (2) fase vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama

yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina

(silking), fase ini diidentifikasikan dengan jumlah daun yang terbentuk; dan (3)

fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelh silking sampai masak fisiologis.

Berdasarkan periode pertumbuhan, tanaman jagung membutuhkan adanya

pengairan dibagi menjadi lima fase; (1) fase pertumbuhan awal dengan waktu
kritis selama 15-25 hari yang dimulai pada saat tanam sampai pada saat daun ke-

14 telah tumbuh sempurna, perkembangan bunga jantan mendekati ukuran penuh,

rambut-rambut pada bunga betina mulai berkembang, akar-akar udara dari buku

ke-2 berkembang; (2) fase vegetatif dengan waktu ritis selama 25-40 hari; (3) fase

pembungaan dengan waktu kritis selama 15-20 hari yang dimulai pada saat daun

ke-14 telah tumbuh sempurna sampai pada saat rambut-rambut pada tongkol

mulai muncul, polen mulai terbentuk, daun dan bunga jantan telah sempurna,

pemanjangan ruas-ruas batang terhenti, tangkai tongkol dan kelobot menekati

pertumbuhan penuh, seluruh rambut akan memanjang sampai saat dibuahi; (4)

fase pengisian biji dengan waktu kritis selama 35-45 hari; (5) fase pematangan

dengan waktu kritis selama 10-25 hari yang dimulai pada saat kelobot dan jenggel

telah sempurna sampai stadia masak fisiologis, akumilasi bahan kering sudah

terhenti, kadar air dalam biji menurun dan kelobot luar mulai mengering.

Kebutuhan air tanaman jagung akan mengalami peningkatan seiring

dengan perkembangan fisik tanaman dan proses generatif. Pada fase awal

pertumbuhan, kebutuhan air berkisar 1.73 mm per hari, kemudian meningkat pada

fase vegetatif sampai berkisar 4.98 mm per hari, dan selama proses pembungaan

mencapai 6.24 mm per hari, kemudian menurun pada saat menjelang panen

dengan laju kebutuhan air tanaman jagung berkira 2.39 mm per hari.

2.3 Sorgum
Gambar 13. Tanaman sorgum

Sorgum merupakan tanaman serelia yang dapat memberikan banyak

manfaat diantaranya dari biji menghasilkan tepung sebagai pengganti gandum,

dari batang dapat menghasilkan nira yang dapat dimanfaatkan sebagai gula dan

hijauan pakan ternak. Tanaman sorgum cukup toleran terhadap kekeringan dan

genangan air, dapat berproduksi pada lahan marginal serta relatif tahan terhadap

gangguan hama dan penyakit (Siregar et al, 2016).

Dalam sistem taksonomi tumbuhan, sorgum diklasifikasikan sebagai

berikut, Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophytae, Subdivisio: Angiospermae,

Class: Monocotyledoneae, Ordo: Poales, Family: Poaceae, Genus: Sorghum,

Species: Sorghum bicolor (L.) Moench.

Gambar 14. Akar sorgum

Perakaran tanaman sorgum berkembang dalam 2 tahap yaitu akar seminal

dan akar adventif. Dalam perkembangannya, akar seminal berkembang dari

radikula.Sedangkan, akar adventif muncul dari buku pertama. Selain itu, tanaman

ini juga memiliki akar skunder dan akar tunjang yang terdiri dari akar koronal

yang tumbuh ke arah atas dan akar udara yang tumbuh di permukaan tanah.

Sorgum memiliki perakaran serabut, seperti tanaman gramineae lainnya, dimana

kedalamannya dapat mencapai 1,5-2,4 m. Sorgum memiliki sistem perakaran


yang luas dan memiliki kemampuan dorman selama masa kekurangan air

berkontribusi untuk resistensi sorgum terhadap kekeringan, sehingga

menyebabkan sorgum tanaman yang mampu beradaptasi pada lahan kering.

Gambar 15. Batang sorgum

Batang tanaman sorgum terdiri dari ruas (internodes) dan buku (nodes),

tidak memiliki kambium.Batang berbentuk silinder dengan diameter pada bagian

pangkal berkisar antara 0.5-5.0 cm. Permukaan ruas batang sorgum diselimuti

oleh lapisan lilin yang tebal, kecuali pada ujung batang.Tinggi batang

bervariasi,berkisar antara 0.5-4.0 m, tergantung varietas.

Gambar 16. Daun sorgum

Daun tanaman sorgum berbentuk pita yang terdiri dari helai daun dan

tangkai daun. Posisi daun tersusun secara berlawanan di sepanjang batang dengan

pangkal daun yang tumbuh pada ruas batang. Rata-rata panjang daun sorgum
adalah 1 m dan lebar rata-rata 5–13 cm. Lapisan silika dan lilin daun membantu

mengurangi penguapan pada kondisi panas dan kekurangan air. Ketahanan suhu

panas ini juga didukung sifat dorman pada lingkungan yang terlalu kering dan

dapat melanjutkan kembali pertumbuhannya saat kondisi lingkungan mendukung

(Zubair, 2016).

Gambar 17. Bunga sorgum

Bunga sorgum tersusun dalam bentuk malai dengan banyak bunga pada

setiap malai sekitar 1500-4000 bunga. Bunga sorgum akan mekar teratur dari 7

cabang malai paling atas kebawah. Malai sorgum memiliki tangkai yang tegak

atau melengkung, berukuran panjang atau pendek dan berbentuk kompak sampai

terbuka. Bunga sorgum secara utuh terdiri dari: tangkai malai (peduncle), malai

(panicle), rangkaian bunga (raceme), dan bunga (spikelet). Tangkai malai adalah

ruas paling ujung yang menopang malai, yang terdapat pada batang sorgum.

Malai tersusun dari tangkai primer, sekunder dan tersier dengan ukuran malai

yang beragam tergantung varietas. Rangkaian bunga merupakan kumpulan

beberapa bunga yang terdapat pada cabang sekunder yang terdiri dari satu atau

beberapa bunga.

Biji sorgum memiliki ciri-ciri fisik berbentuk bulat (flattened spherical)

Biji sorgum berbentuk butiran dengan ukuran 4.0x2.5x3.5 mm. Berdasarkan


bentuk dan ukurannya, sorgum dibedakan menjadi tiga golongan yaitu: biji

berukuran kecil (8-10 mg), sedang (12-24 mg), dan besar (25-35 mg). Biji sorgum

tertutup sekam dengan warna coklat muda, krem atau putih, bergantung pada

varietas. Biji sorgum terdiri atas tiga bagian utama yaitu: lapisan luar (coat),

embrio (gern), dan endosperm.

Gambar 18. Biji sorgum

Sorgum memiliki toleransi luas terhadap beberapa jenis cekaman, kondisi

tanah, dan iklim. Produksi sorgum masih mampu dihasilkan di tanah berpasir

dengan pH tanah 5.0–5.5. Sorgum lebih resisten terhadap salinitas dibandingkan

jagung. Beberapa genotipe sorgum dirancang khusus untuk tahan terhadap tanah

bergaram di pesisr pantai, lahan masam, atau tanah dengan kejenuhan Al yang

tinggi.Curah hujan yang sesuai untuk sorgum berkisar 500–1200 mm tahun-1.

Sorgum masih mampu beradaptasi pada curah hujan tahunan 300–400 mm dan

lebih dari 1600 mm walaupun tidak akan menghasilkan produksi optimum. Suhu

optimum rerata berkisar antara 20–26 °C. Sorgum masih mampu bertahan hingga

suhu rerata 32 °C (Djaenuddin et al., 2011). Suhu yang lebih rendah akan memicu

kemunculan inang penyakit yang dapat merusak tanaman sorgum. Pembungaan

membutuhkan suhu dan intensitas cahaya yang cukup tinggi. Penanaman sorgum

dapat dilakukan sepanjang tahun walaupun akan mempengaruhi hasil. Penanaman


pada musim kemarau akan membuat sorgum menghadapi resiko hama burung

lebih tinggi serta ketidakcukupan air untuk pemasakan biji (Tabri dan

Zubachtirodin, 2013). Kebutuhan air sebanyak 400–500 mm dibutuhkan pada fase

vegetatif awal, pembungaan, dan pengisian biji. Kekurangan air pada fase

pembungaan dan pengisian biji dapat menurunkan hasil panen sebesar 50%.

Kelebihan air menyebabkan penuaan tanaman dini yang berdampak klorosis daun,

nekrosis, daun rontok, penurunan fiksasi nitrogen, dan terhentinya pertumbuhan

tanaman (Aqil dan Bunyamin, 2013).

Gambar 19. Fase pertumbuhan sorgum

Fase pertumbuhan dan perkembangan sorgum terbagi tiga, yaitu fase

vegetatif, fase pembentukan malai, serta fase reproduksi. Fase vegetatif berakhir

saat pembentukan daun terhenti. Fase pembentukan malai cukup rentan terhadap

cekaman panas dan kurangnya air. Calon malai akan berkembang cepat menjadi

malai sempurna sebelum memulai fase reproduksi. Kekurangan air pada tahap ini

akan menyebabkan malai tidak keluar utuh dari daun bendera. Malai matang

ditandai dengan berubahnya warna malai dari hijau menjadi kekuningan (Tabri

dan Zubachtirodin, 2013).


III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Pangan I ini dilaksanakan di UPT

Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Praktikum ini

dilaksanakan dari tanggal 01 Maret 2023 sampai tanggal 19 Mei 2023 daari pukul

16.00 WIB hingga pukul 17.40 WIB.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan selama praktikum Teknologi Produksi Tanaman

Pangan I yaitu cangkul, parang, sepatu boots, topi, sarung tangan, gembor,

knapsack, pancang, ajir, meteran, tali rafia, penggaris, name tag, ember, alat tulis

dan alat dokumentasi.

Bahan yang digunakan selama praktikum Teknologi Produksi Tanaman

Pangan I yaitu benih tanaman jagung, benih tanaman padi, benih tanaman sorgum,

air, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk KCl, furadan dan pestisida

demolish.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pembukaan Lahan

Cara kerja pada praktikum mengenai pembukaan lahan ini yaitu :

 Dilakukan pemilihan lahan

 Diukur lahan

 Diletakkan pancang disetiap sisi lahan dan diberi tali rafia sebagai penanda
 Dilakukan pembersihan lahan dengan menggunakan cangkul dan parang

 Dikumpulkan sampah dari pembukaan lahan

 Dibuang sampah hasil pembukaan lahan.

3.3.2 Pembuatan Bedengan dan Pemupukan Dasar

Cara kerja pada praktikum mengenai pembuatan bedengan dan pemupukan

dasar ini yaitu :

 Ditentukan ukuran bedengan

 Ditentukan ukuran drainase dan jarak antar bedengan

 Diletakkan pancang disetiap sisi bedengan dan diberi tali rafia sebagai

penanda

 Dibentuk bedengan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan

 Digemburkan tanah pada bedengan yang telah dibuat

 Dirapikan bagian drainase

 Diratakan semua bedengan jangan telalu pendek dan terlalu tinggi.

3.3.3 Penanaman

Cara kerja pada praktikum mengenai penanaman ini yaitu :

 Ditentukan jarak tanam pada bedengan sesuai dengan tanaman masing-

masing

 Ditentukan populasi tanaman perbedengan sesuai dengan ukuran bedengan

dan jarak tanam yang ada

 Diberi tugal sebagai penanda lubang tanam

 Dibuat lubang tanam dengan sistem tugal sedalam 2-3 cm

 Diletakkan benih tanaman pada lubang tanam sebanyak 2 benih


 Dibuat lubang tanam sisipan dan diletakkan benih pada lubang tanam sisipan

 Ditutup kembali lubang tanam dan tanah jangan dipadatkan

 Disiram bedengan dan jangan terlalu becek.

3.3.4 Perawatan dan Penyulaman

Cara kerja pada praktikum mengenai perawatan dan penyulaman ini yaitu :

 Dicabut gulma-gulma yang tumbuh disekitar tanaman

 Dikumpulkan sampah gulma dan dibuang ke tempat pembuangan sampah

 Diperhatikan lubang tanam yang kosong dan dilakukan penyulaman dari

lubang tanam sisipan ke lubang tanam utama

 Digemburkan tanah dengan menggunakan cangkul

 Dilakukan pembumbunan pada tanaman agar akar tanaman tertutup dan tidak

menyebabkan tanaman mudah roboh

 Dilakukan penyiraman tanaman dan tanah jangan sampai becek.

3.3.5 Perawatan dan Pemupukan (N,P,K)

Cara kerja pada praktikum perawatan dan pemupukan ini yaitu :

 Dicabut gulma-gulma yang tumbuh disekitar tanaman

 Dikumpulkan sampah gulma dan dibuang ke tempat pembuangan sampah

 Digemburkan tanah dengan menggunakan cangkul

 Dilakukan pembumbunan pada tanaman agar akar tanaman tertutup dan tidak

menyebabkan tanaman mudah roboh

 Dilakukan penjarangan pada tanaman

 Ditimbang pupuk N, P dan K sesuai dengan perhitungan dosis perbedengan

dengan menggunakan timbangan analitik


 Diletakkan masing-masing pupuk pada wadah, kemudia pupuk N (urea)

dibagi dua untuk dua kali pemupukan

 Dicampurkan semua pupuk dalam satu wadah dan kemudian diaduk sampai

rata

 Diaplikasikan pupuk perlubang tanam dengan menggunakan sistem tugal

sedalam 2-3 cm dan tutup kembali lubang tanam

 Dilakukan penyiraman tanaman dan tanah jangan sampai becek.

3.3.6 Pemupukan Susulan N

Cara kerja pada praktikum pemupukan susulan N ini yaitu :

 Digemburkan tanah dengan menggunakan cangkul

 Dilakukan pembumbunan pada tanaman agar akar tanaman tertutup dan tidak

menyebabkan tanaman mudah roboh

 Dilakukan pemupukan susulan N dengan menggunakan sistem tugal sedalam

2-3 cm dan tutup kembali lubang tanam

 Dilakukan penyiraman tanaman dan tanah jangan sampai becek.

3.3.7 Perawatan dan Pengendalian Opt

Cara kerja pada praktikum mengenai perawatan dan pengendalian OPT ini

yaitu :

 Dicabut gulma-gulma yang tumbuh disekitar tanaman

 Dikumpulkan sampah gulma dan dibuang ke tempat pembuangan sampah

 Digemburkan tanah dengan menggunakan cangkul

 Dilakukan pembumbunan pada tanaman agar akar tanaman tertutup dan tidak

menyebabkan tanaman mudah roboh


 Diperhatikan kerusakan tanaman akibat hama dan penyakit

 Diambil hama yang merusak tanaman

 Dilakukan penyemprotan tanaman dengan menggunakan insektisida demolish

 Dilakukan penyiraman tanaman dan tanah jangan sampai becek.

3.3.8 Pemanenan

Cara kerja pada praktikum mengenai pemanenan ini yaitu :

 Diambil hasil produksi dari masing-masing tanaman yang dibudidayakan

 Dikumpulkan hasil produksi

 Dirobohkan/dipatahkan tanaman yang telah dipanen

 Dikumpulkan dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

3.3.9 Pasca Panen

Cara kerja pada praktikum mengenai pasca panen ini yaitu :

 Dilakukan pembersihan bedengan dari tanaman yang telah dilakukan

pemanenan

 Diangkut hasil panen dari masing-masing komoditi tanaman budidaya

 Disimpan hasil panen ditempat yang aman dan sejuk agar hasil panen masih

segar dan tidak mengalami kerusakan

 Diolah hasil panen masing-masing komoditi tanaman budidaya

 Dipasarkan hasil panen ke konsumen atau pengecer

 Dilakukan pengelolaan limbah dari tanaman.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1. Dokumentasi
2. Perhitungan
a. Dosis pupuk kandang

Luas bedengan
Dosis perbedengan = x dosis anjuran
Luas lahan 1ha

Luas bedengan :1x4m

Luas lahan 1 ha : 10.000 m2

Dosis anjuran : 15 ton/ha = 15.000 kg

Dosis pupuk perbedengan ?

1mx 4 m
Dosis perbedengan = x 15.000
10.000 m

4
= x 15
10

= 6 kg/m2

b. Dosis anjuran padi (1 kali pemupukan)

Urea : 120 kg/ha (45% nitrogen)

TSP : 30 kg/ha (46% fospor)

KCL : 50 kg/ha (60% kalium)

Luas lahan 100


Dosis pupuk = x x dosis anjuran
Luas lahan 1ha % pupuk

1x 5 100
Urea = x x 120
10.000 45 %

= 0,0005 x 222,2 x 120

= 0,0133 kg
= 133 gr

1x 5 100
TSP = x x 30
10.000 46 %

= 0,0005 x 217,3 x 30

= 0,033 kg

= 33 gr

1x 5 100
KCL = x x 50
10.000 60 %

= 0,0005 x 166,6 x 50

= 0,0416 kg

= 42 gr

Anda mungkin juga menyukai