Lap TPTP
Lap TPTP
Lap TPTP
OLEH :
RESTU FADILAH ARIANTI
NIM. 2106110305
AGROTEKNOLOGI – C
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktikum dan sebagai syarat
Pangan I.
arahan, petunjuk, sehingga selesai tugas laporan praktikum ini. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun saya harapkan demi
kesempurnaan laporan ini sehingga laporan ini dapat menjadi manfaat bagi saya
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
kebiasaan masyarakat terhadap jenis tanaman pangan atau makanan pokok yang
Mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Pangan I ini sangat penting bagi
untuk mengenal lebih jauh tentang tanaman pangan.Pada praktikum ini dilakukan
karbohidrat sebagai salah satu sumber bahan pangan di seluruh dunia baik itu dari
serelia maupun umbi-umbian. Tanaman pangan (food crops), yaitu jenis tanaman
penghasil karbohidrat dan protein yang dapat digunakan sebagai sumber energy
jenis tanaman yang di dalamnya terdapat karbohidrat dan protein sebagai sumber
energi manusia. Tanaman pangan juga dapat dikatakan sebagai tanaman utama
yang dikonsumsi manusia sebagai makanan untuk memberikan asupan energi bagi
tubuh. Umumnya tanaman pangan adalah tanaman yang tumbuh dalam waktu
semusim (Yuwono,2019).
besar serealia termasuk dalam anggota suku padi-padian yang biasa disebut
sebagai serealia sejati. Tanaman serealia yang banyak dikonsumsi manusia antara
lain, padi, jagung, gandum, gandum durum, jelai, haver (oat), dan gandum hitam.
yang sering kita konsumsi antara lain seperti kedelai, kacang tanah dan kacang
Tanaman umbi-umbian yang biasa dimanfaatkan manusia antara lain ubi kayu
(singkong), ubi jalar, talas, kentang, ganyong, garut dan sebagainya. Selain ketiga
jenis tanaman pangan yang telah disebutkan di atas. Terdapat beberapa jenis
tanaman di luar ketiga jenis makanan yang telah disebutkan. Tanaman yang
berada di luar ketiga jenis makana tersebut adalah, sagu dan sukun. Sagu diambil
membuat negara Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi
sangat besar dalam sektor pertanian. Peran sektor pertanian dalam pembangunan
memiliki peran penting subsektor tanaman panganlah yang merupakan salah satu
subsektor yang memiliki peran penting dalam penyediaan bahan pangan utama
pangan terdiri dari dua kelompok besar yaitu pertanian padi dan palawija,
pangan dan pengetasan kemiskian. Salah satu tanaman palawija yang banyak
2008).
Tanaman.
protein. Beberapa dari tanaman pangan penghasil karbohidrat adalah padi, jagung,
mahluk hidup. Tanpa adanya pangan tidak akan ada mahluk yang dapat bertahan
hidup, oleh karena itu pangan merupakan komoditi utama yang harus selalu
tersedia. Bahan pangan utama yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia pada
umumnya adalah padi, dimana sebagian besar penduduk Indonesia menjadikan
memiliki keunggulan seperti daya adaptasi luas, tahan kekeringan, dapat diratun,
nilai ekonomis. Selain budidaya yang mudah, sorgum juga mempunyai manfaat
yang sangat luas antara lain untuk pakan ternak, bahan baku industry makanandan
minu man, bahan baku untuk media jamur merang, industry alkohol, bahan baku
etanol.
1.2 Tujuan
padi, jagung, dan sorgum serta praktikan dapat mengaplikasikan cara budidaya
2.1 Padi
Padi gogo merupakan salah satu ragam budidaya padi yaitu penanaman
padi di lahan kering. Padi gogo umumnya ditanam sekali setahun pada awal
musim hujan. Rendahnya produksi padi gogo juga disebabkan masih banyaknya
yang menanami lahan kering dengan padi gogo varietas local yang berumur
Tanaman padi dibagi menjadi dua fase, yaitu fase vegetatif dan generatif.
Fase vegetatif meliputi akar dan batang. Akar adalah bagian tanaman yang
berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut
kebagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas radikula, akar
serabut (akar adveintif), akar rambut dan akar tajuk (crown roots). Bagian akar
yang telah dewasa dan telah mengalami perkembangan agar berwarna cokelat,
sedangkan akar yang baru atau bagian akar yang masih muda bewarna putih
(Chairani, 2008).
Ada 2 jenis akar cabang : Yang pertama keluar dekat dekat pada pangkal induk-
induk akar, yang kemudian bercabang lagi, satu dan lain agak berjauhan. Akar
tidak lebih dari 1-2 mm. Susunan akar tanaman padi sangat dipengaruhi oleh
dari beberapa ruas bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu
bubungnya disekat oleh buku. Panjang ruas bervariasi tersambung posisi ruas
tersebut. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua,
ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang
Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berseling-
seling, satu daun pada tiap buku. Tiap daun terdiri dari helai daun, pelepah daun
yang membungkus ruas, telinga daun (auricle), lidah daun (ligue). Terdapatnya
telinga daun dan lidah daun pada padi dapat digunakan untuk membedakannya
dengan rumput-rumput selagi keduanya dalam stadia bibit (seedling), karena daun
rumput- rumputan hanya memiliki lidah atau telinga daun atau tidak ada sama
sekali.
Gambar 5. Bunga padi
bunga. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala
sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai
putik dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada
tepung sari ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup
sumber makanan cadangan bagi tanaman yang baru tumbuh (Herawati, 2012).
paling atas. Malai terdiri dari 8-10 buku yang menghasilkan cabang-cabang
primer, cabang primer akan menghasilkan cabang sekunder. Gabah terdiri dari biji
yang terbungkus oleh sekam. Bunga padi secara keseluruhan disebut malai yang
terdiri dari tangkai, bakal buah, lemma, palea, putik dan benang sari serta
beberapa organ lainnya. Tiap unit bunga pada malai terletak pada cabang-cabang
bulir yang terdiri dari cabang-cabang primer dan sekunder (Yetti et al, 2022).
tersebut hanya mengandalkan curah hujan. Tanaman dapat tumbuh pada derah
daratan rendah sampai daratan tinggi. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200
± 12 jam sehari dengan intensitas radiasi 350 cal/cm2/hari pada musim penghujan.
Padi gogo harus dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah yaitu struktur tanah yang
remah, dengan tipe berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar
dan air yang tersedia diperlukan cukup banyak. Tanah tidak dianjurkan berbatu,
jika ada harus < 50%. Keasaman (pH) tanah bervariasi dari 5,5 sampai 8,0
(Perdana, 2010).
varietasnya, tahap vegetatif dimulai dari stadia bibit yang selanjutnya akan
membentuk anakan padi. Tahap reproduktif dimulai saat pembentukan malai dan
berakhir pada saat pembungaan, lama tahapan ini kira-kira 35 hari. Tahap
terdiri dari masak santan, masak tepung dan masak panen. Lamanya pemungutan
hasil tanaman padi (panen) tergantung pada jenis varietas dan kesuburan
tanahnya. Padi dipanen pada masak fisiologis (KA. 20%) sesuai kriteria panen,
2.2 Jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang
menjadi salah satu tanaman pangan utama selain padi dan kedelai. Jagung secara
mempunyai fungsi multiguna, baik untuk pangan maupun pakan. Jagung juga
digunakan sebagai makanan hewan ternak dan digiling menjadi tepung jagung
untuk produk-produk makanan, minuman, pelapis kertas, dan fermentasi (Salelua
selama 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan
vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tanaman jagung
merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian (serealia) dari keluarga
rumput-rumputan.
akar yaitu, akar adventif yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara, akar
seminal yang berfungsi untuk membantu penyerapan unsur hara, dan akar udara
tinggi tanaman jagung manis yaitu 203,72 cm pada umur 49 hari setelah tanam
daun yang berselang-seling dari setiap buku. Ruas batang bagian atas berbentuk
silindris dan ruas-ruas batang bagian bawah berbentuk bulat agak pipih. Tunas
bervariasi antara 30-150 cm dan lebar 4-15 cm dengan ibu-tulang daun yang
sangat keras. Tepi helaian daun halus dan kadang-kadang berombak. Terdapat
juga lidah daun (ligula) yang transparan dan tidak mempunyai telinga daun
(auriculae).
Gambar 11. Bunga jagung
Bunga pada jagung termasuk bunga tidak lengkap karena tidak memiliki
petal dan sepal. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga
jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda (Suryaningsih, 2013). Jagung
terbentuk pada ujung batang, sedangkan bunga betina (pistilate) terletak pada
pertengahan batang.
tumbuh 1-2 hari sebelum munculnya rambut (style) pada bunga betina. Oleh
karena bunga jantan dan bunga betina terpisah ditambah dengan sifatnya yang
protrandy, maka jagung mempunyai sifat penyerbukan silang. Bunga jantan terdiri
dari gluma, lodikula, palea, anther, filarnen dan lemma. Adapun bagian-bagian
dari bunga betina adalah tangkai tongkol, tunas, kelobot, calon biji, calon janggel,
penutup kelobot dan rambut-tambut. Malai bunga jantan biasanya muncul pada
umur 40- 50 hari setelah tanam, dikuti oleh bunga betina 1-3 hari kemudian.
Gambar 12. Biji jagung
kotiledon atau skutellum, dan koleoptil. Embrio dan endosperm yang merupakan
sumber makanan terdiri dari dua bagian yaitu eksternal dan internal. Bagian
kotiledon. Pada umumnya endosperm terdiri dari dua macam yaitu endosperm
lunak dan endosperm keras. Kotiledon diselubungi oleh lapisan sel-sel tipis yang
subtropik atau tropis yang basah dan di daerah yang terletak antara 0-50° LU
maupun sub tropik. pH tanah yang dibutuhkan antara 5,6 – 7,0. Suhu yang ideal
bagi tanaman jagung antara 27°C – 32°C dan apabila suhu > 32°C pertumbuhan
dengan tinggi (50%-80%). Kemiringan tanah untuk tanaman jagung < 8%.
fase perkecambahan; (2) fase vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama
yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina
(silking), fase ini diidentifikasikan dengan jumlah daun yang terbentuk; dan (3)
fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelh silking sampai masak fisiologis.
pengairan dibagi menjadi lima fase; (1) fase pertumbuhan awal dengan waktu
kritis selama 15-25 hari yang dimulai pada saat tanam sampai pada saat daun ke-
rambut-rambut pada bunga betina mulai berkembang, akar-akar udara dari buku
ke-2 berkembang; (2) fase vegetatif dengan waktu ritis selama 25-40 hari; (3) fase
pembungaan dengan waktu kritis selama 15-20 hari yang dimulai pada saat daun
ke-14 telah tumbuh sempurna sampai pada saat rambut-rambut pada tongkol
mulai muncul, polen mulai terbentuk, daun dan bunga jantan telah sempurna,
pertumbuhan penuh, seluruh rambut akan memanjang sampai saat dibuahi; (4)
fase pengisian biji dengan waktu kritis selama 35-45 hari; (5) fase pematangan
dengan waktu kritis selama 10-25 hari yang dimulai pada saat kelobot dan jenggel
telah sempurna sampai stadia masak fisiologis, akumilasi bahan kering sudah
terhenti, kadar air dalam biji menurun dan kelobot luar mulai mengering.
dengan perkembangan fisik tanaman dan proses generatif. Pada fase awal
pertumbuhan, kebutuhan air berkisar 1.73 mm per hari, kemudian meningkat pada
fase vegetatif sampai berkisar 4.98 mm per hari, dan selama proses pembungaan
mencapai 6.24 mm per hari, kemudian menurun pada saat menjelang panen
dengan laju kebutuhan air tanaman jagung berkira 2.39 mm per hari.
2.3 Sorgum
Gambar 13. Tanaman sorgum
dari batang dapat menghasilkan nira yang dapat dimanfaatkan sebagai gula dan
hijauan pakan ternak. Tanaman sorgum cukup toleran terhadap kekeringan dan
genangan air, dapat berproduksi pada lahan marginal serta relatif tahan terhadap
radikula.Sedangkan, akar adventif muncul dari buku pertama. Selain itu, tanaman
ini juga memiliki akar skunder dan akar tunjang yang terdiri dari akar koronal
yang tumbuh ke arah atas dan akar udara yang tumbuh di permukaan tanah.
Batang tanaman sorgum terdiri dari ruas (internodes) dan buku (nodes),
pangkal berkisar antara 0.5-5.0 cm. Permukaan ruas batang sorgum diselimuti
oleh lapisan lilin yang tebal, kecuali pada ujung batang.Tinggi batang
Daun tanaman sorgum berbentuk pita yang terdiri dari helai daun dan
tangkai daun. Posisi daun tersusun secara berlawanan di sepanjang batang dengan
pangkal daun yang tumbuh pada ruas batang. Rata-rata panjang daun sorgum
adalah 1 m dan lebar rata-rata 5–13 cm. Lapisan silika dan lilin daun membantu
mengurangi penguapan pada kondisi panas dan kekurangan air. Ketahanan suhu
panas ini juga didukung sifat dorman pada lingkungan yang terlalu kering dan
(Zubair, 2016).
Bunga sorgum tersusun dalam bentuk malai dengan banyak bunga pada
setiap malai sekitar 1500-4000 bunga. Bunga sorgum akan mekar teratur dari 7
cabang malai paling atas kebawah. Malai sorgum memiliki tangkai yang tegak
atau melengkung, berukuran panjang atau pendek dan berbentuk kompak sampai
terbuka. Bunga sorgum secara utuh terdiri dari: tangkai malai (peduncle), malai
(panicle), rangkaian bunga (raceme), dan bunga (spikelet). Tangkai malai adalah
ruas paling ujung yang menopang malai, yang terdapat pada batang sorgum.
Malai tersusun dari tangkai primer, sekunder dan tersier dengan ukuran malai
beberapa bunga yang terdapat pada cabang sekunder yang terdiri dari satu atau
beberapa bunga.
berukuran kecil (8-10 mg), sedang (12-24 mg), dan besar (25-35 mg). Biji sorgum
tertutup sekam dengan warna coklat muda, krem atau putih, bergantung pada
varietas. Biji sorgum terdiri atas tiga bagian utama yaitu: lapisan luar (coat),
tanah, dan iklim. Produksi sorgum masih mampu dihasilkan di tanah berpasir
jagung. Beberapa genotipe sorgum dirancang khusus untuk tahan terhadap tanah
bergaram di pesisr pantai, lahan masam, atau tanah dengan kejenuhan Al yang
Sorgum masih mampu beradaptasi pada curah hujan tahunan 300–400 mm dan
lebih dari 1600 mm walaupun tidak akan menghasilkan produksi optimum. Suhu
optimum rerata berkisar antara 20–26 °C. Sorgum masih mampu bertahan hingga
suhu rerata 32 °C (Djaenuddin et al., 2011). Suhu yang lebih rendah akan memicu
membutuhkan suhu dan intensitas cahaya yang cukup tinggi. Penanaman sorgum
lebih tinggi serta ketidakcukupan air untuk pemasakan biji (Tabri dan
vegetatif awal, pembungaan, dan pengisian biji. Kekurangan air pada fase
pembungaan dan pengisian biji dapat menurunkan hasil panen sebesar 50%.
Kelebihan air menyebabkan penuaan tanaman dini yang berdampak klorosis daun,
vegetatif, fase pembentukan malai, serta fase reproduksi. Fase vegetatif berakhir
saat pembentukan daun terhenti. Fase pembentukan malai cukup rentan terhadap
cekaman panas dan kurangnya air. Calon malai akan berkembang cepat menjadi
malai sempurna sebelum memulai fase reproduksi. Kekurangan air pada tahap ini
akan menyebabkan malai tidak keluar utuh dari daun bendera. Malai matang
ditandai dengan berubahnya warna malai dari hijau menjadi kekuningan (Tabri
dilaksanakan dari tanggal 01 Maret 2023 sampai tanggal 19 Mei 2023 daari pukul
Pangan I yaitu cangkul, parang, sepatu boots, topi, sarung tangan, gembor,
knapsack, pancang, ajir, meteran, tali rafia, penggaris, name tag, ember, alat tulis
Pangan I yaitu benih tanaman jagung, benih tanaman padi, benih tanaman sorgum,
air, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk KCl, furadan dan pestisida
demolish.
Diukur lahan
Diletakkan pancang disetiap sisi lahan dan diberi tali rafia sebagai penanda
Dilakukan pembersihan lahan dengan menggunakan cangkul dan parang
Diletakkan pancang disetiap sisi bedengan dan diberi tali rafia sebagai
penanda
3.3.3 Penanaman
masing
Cara kerja pada praktikum mengenai perawatan dan penyulaman ini yaitu :
Dilakukan pembumbunan pada tanaman agar akar tanaman tertutup dan tidak
Dilakukan pembumbunan pada tanaman agar akar tanaman tertutup dan tidak
Dicampurkan semua pupuk dalam satu wadah dan kemudian diaduk sampai
rata
Dilakukan pembumbunan pada tanaman agar akar tanaman tertutup dan tidak
Cara kerja pada praktikum mengenai perawatan dan pengendalian OPT ini
yaitu :
Dilakukan pembumbunan pada tanaman agar akar tanaman tertutup dan tidak
3.3.8 Pemanenan
pemanenan
Disimpan hasil panen ditempat yang aman dan sejuk agar hasil panen masih
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Dokumentasi
2. Perhitungan
a. Dosis pupuk kandang
Luas bedengan
Dosis perbedengan = x dosis anjuran
Luas lahan 1ha
1mx 4 m
Dosis perbedengan = x 15.000
10.000 m
4
= x 15
10
= 6 kg/m2
1x 5 100
Urea = x x 120
10.000 45 %
= 0,0133 kg
= 133 gr
1x 5 100
TSP = x x 30
10.000 46 %
= 0,0005 x 217,3 x 30
= 0,033 kg
= 33 gr
1x 5 100
KCL = x x 50
10.000 60 %
= 0,0005 x 166,6 x 50
= 0,0416 kg
= 42 gr