Sufrianto 1-3
Sufrianto 1-3
Sufrianto 1-3
PERTUMBUHAN STEK
TEBU (Saccharum officinarum L.) PADA BERBAGAI
KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR
URIN SAPI
OLEH:
SUFRIANTO
14 22 040 341
1
HALAMAN PENGESAHAN
PERTUMBUHAN STEK
TEBU (Saccharum officinarum L.) PADA BERBAGAI
KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR
URIN SAPI
Oleh:
SUFRIANTO
14 22 040 341
i
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
Disahkan oleh:
Tim Penguji
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT berkat rahmat dan
Konsentrasi Pupuk Organik Cair Urin Sapi” dengan baik sesuai waktu yang
ditentukan.
Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
banyak bantuan kedua orang tua pasangan Makmur dan Poniyem. Penulis juga
Pangkep.
Perkebunan.
3. Junyah Leli Isnaini, S.P., M.P. dan Sitti Inderiati, S.P., M.Bio. selaku
Perkebunan.
kepada Penulis.
iii
6. Seluruh teman-teman Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Angkatan
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya di bidang pertanian.
Penulis
iv
RINGKASAN
v
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan .............................................................. 2
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat..................................................................... 10
3.2 Alat dan Bahan........................................................................... 10
3.3 Metode Percobaan..................................................................... 10
3.4 Pelaksanaan Percobaan............................................................ 11
3.5 Parameter Pengamatan ............................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
viii
I. PENDAHULUAN
negara berkembang sebagai komoditi ekspor. Tebu merupakan bahan baku utama
industri pabrik gula dunia yang produknya belum bisa tergantikan dengan produk
agroekosistem, luas lahan, dan tenaga kerja yang memadai. Selain itu, prospek
pasar gula di Indonesia cukup menjanjikan dengan konsumsi sebesar 4,2-4,7 juta
ton/tahun. Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat dan
industri yang saat ini masih terus menjadi masalah karena masih terjadi kekurangan
Batang (stek) yang sehat atau berkualitas baik akan menghasilkan tanaman baru
dengan pertumbuhan optimal dan produksi yang tinggi. Untuk itu, perbaikan kualitas
stek tebu perlu dilakukan, salah satu di antaranya melalui pemberian pupuk pada
pembibitan stek. Pemberian pupuk pada stek tebu sangat diperlukan untuk memacu
pertumbuhan stek, namun pupuk yang digunakan perlu diperhatikan sesuai dengan
pertumbuhan tunas baru pada stek, dibutuhkan unsur hara terutama unsur Nitrogen
(N), Phosphor (P), Kalium (K), dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat
1
Salah satu jenis pupuk yang mengandung unsur hara makro tersebut adalah
pupuk organik cair berupa urin sapi. Urin sapi mengandung unsur hara N, P, K dan
bahan organik yang berperan memperbaiki struktur tanah. Urin sapi dapat
digunakan langsung sebagai pupuk baik sebagai pupuk dasar maupun pupuk
susulan (Murniati, 2012). Penambahan urin sapi hingga beberapa batas tertentu
Pembuatan pupuk cair dari urin sapi cukup mudah dan tidak membutuhkan
waktu yang lama, bahannya mudah diperoleh, biayanya relatif murah, dan baik
untuk tanaman. Selain itu, bahan baku urin sapi yang digunakan merupakan limbah
dari peternakan yang selama ini sebagai bahan buangan. Akibat baunya yang khas,
urin sapi juga dapat mencegah datangnya berbagai hama tanaman sehingga urin
sapi juga dapat berfungsi sebagai pengendali hama tanaman. Setelah mengalami
fermentasi, urin sapi dapat digunakan dengan cara menyemprot pada tanaman
(Naswir, 2003).
batang tebu.
cair urin sapi yang tepat untuk menghasilkan pertumbuhan vegetatif terbaik stek
tanaman tebu, sedangkan kegunaan percobaan ini adalah sebagai bahan acuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Iklim
tumbuh baik di daerah tropis, tetapi dapat pula ditumbuhkan di daerah sub tropis
sampai garis isoterm 200C, yaitu pada kawasan yang berada di antara 39 0 LU dan
350 LS. Suhu rata-rata tahunan sebaiknya berada di atas 2000C dan tidak kurang
dari 170C. Pertumbuhan yang optimum dicapai pada suhu 24 0–300C. Tumbuhan ini
dapat hidup pada berbagai ketinggian, mulai dari pantai sampai dataran tinggi (1400
menjadi lambat. Tanaman tebu menghendaki curah hujan tahunan 1000–1250 mm,
menyebar merata. Hujan harus turun teratur selama pertumbuhan vegetatif dan
Di daerah bercurah hujan tinggi, dimana tidak ada bulan kering yang nyata, tebu
akan tumbuh terus hingga kandungan sukrosa pada batang rendah (Wijayanti,
2008).
asimilasi akan terjadi secara optimal, apabila daun tanaman memperoleh radiasi
penyinaran matahari secara penuh sehingga cuaca yang berawan pada siang hari
3
B. Tanah
Dilihat dari jenis tanah, tanaman tebu dapat tumbuh baik pada berbagai jenis
tanah seperti tanah alluvial, grumosol, latosol dan regusol dengan ketinggian antara
0–1400 m diatas permukaan laut. Akan tetapi lahan yang paling sesuai adalah
kurang dari 500 m diatas permukaan laut. Sedangkan pada ketinggian > 1200 m
sebaiknya kurang dari 8%, meskipun pada kemiringan sampai 10% dapat juga
digunakan untuk areal yang dilokalisir. Kondisi lahan terbaik untuk tebu adalah
berlereng panjang, rata dan melandai sampai 2% apabila tanahnya ringan dan
Struktur tanah yang baik untuk pertanaman tebu adalah tanah yang gembur
sehingga aerasi udara dan perakaran berkembang sempurna, oleh karena itu upaya
pemecahan bongkahan tanah atau agregat tanah menjadi partikel-partikel kecil akan
partikel- partikel tanah berupa lempung, debu dan liat, yang ideal bagi pertumbuhan
tanaman tebu adalah tekstur tanah ringan sampai agak berat dengan kemampuan
menahan air cukup dan porositas 30%. Tanaman tebu menghendaki solum tanah
minimal 50 cm dengan tidak ada lapisan kedap air dan permukaan air 40 cm.
Sehingga pada lahan kering, apabila lapisan tanah atasnya tipis maka pengolahan
tanah harus dalam. Demikian pula apabila ditemukan lapisan kedap air, lapisan ini
harus dipecah agar sistem aerasi, air tanah dan perakaran tanaman berkembang
4
2.2 Pupuk
Pupuk adalah salah satu material yang dapat menambah unsur hara
serta meningkatkan produksi panen. Adapun manfaat pupuk yaitu menjadikan daun
tanaman lebih segar dan hijau yang akan mempermudah proses fotosintesis,
lebat, lebih cepat tinggi serta menambah jumlah anakan lebih banyak batang
menjadi lebih kuat dan kokoh yang akan berdampak dengan ketahanan tanaman
dari serangan hama dan penyakit, serta minimalisir resiko rebah (roboh).
dibutuhkan oleh tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pupuk
juga berfungsi untuk menambah kandungan unsur hara yang kurang tersedia di
dalam tanah, serta dapat memperbaiki daya tahan tanaman. Selama proses
pemupukan terjadi pelepasan satu atau lebih dari jenis kation dalam tanah, ion –ion
bebas yang terlepas dapat diserap dengan mudah oleh tanaman untuk memenuhi
bagi tanaman. Pemupukan adalah upaya pemberian nutrisi kepada tanaman guna
oleh tumbuhan, jangan sampai pupuk yang digunakan kurang atau melebihi takaran
5
yang akhirnya akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Sejak dulu
sampai saat ini pupuk organik diketahui banyak dimanfaatkan sebagai pupuk dalam
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri
atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui
proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan
organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sumber bahan
organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami,
tongkol jagung, dan sabut kelapa) dan limbah ternak (Nurfitriana, 2013).
Namun permasalahan umum yang dihadapi pupuk organik adalah rendahnya kadar
unsur hara, kelarutan rendah, waktu relatif lebih lama menghasilkan nutrisi tersedia
yang siap diserap tanaman, dan respon tanaman terhadap pemberian pupuk organik
tidak sebaik pemberian pupuk anorganik. Sehingga pupuk organik tidak banyak
(Mardiansyah, 2010).
Pupuk organik adalah pupuk yang diproses dari limbah organik seperti
kotoran hewan, sampah, sisa tanaman, serbuk gergajian kayu, lumpur aktif yang
kualitasnya tergantung dari proses atau tindakan yang diberikan. Pupuk organik
mengandung unsur karbon dan nitrogen dalam jumlah yang sangat bervariasi, dan
6
memperbaiki kesuburan tanah. Pupuk organik terbagi atas 2 macam yaitu pupuk
Pupuk organik cair adalah jenis pupuk berbentuk cair tidak padat mudah
sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting untuk pertumbuhan
pupuk organik padat dalam bentuk kering (Syefani dan Lilia dalam Mufida, 2013).
Pupuk organik cair adalah larutan yang berasal dari hasil pembusukan
bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia
yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik
cair adalah sercara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah dalam
pencucian hara, dan mampu menyediakan hara yang cepat. Dibandingkan dengan
pupuk anorganik cair, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan
tanaman walaupun digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk organik cair juga
memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan kepermukaan tanah
Pupuk organik yang cair merupakan pupuk yang dapat memberikan hara
yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah, karena bentuknya yang cair,
maka jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah maka dengan sendirinya
Pupuk organik yang berbentuk cair (ekstrak) dalam pemupukan jelas lebih merata,
tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat, sebab itu tadi
pupuk ini 100 persen larut dan merata juga pupuk organik cair ini mempunyai
kelebihan dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara dan mampu menyediakan
7
hara secara cepat. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun daun
juga punya kemampuan menyerap hara, sehingga ada manfaatnya apabila pupuk
cair berupa ekstrak tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga dapat
digunakan tidak merusak tanah dan tanaman, pemanfaatan limbah organik sebagai
pupuk dapat membantu memperbaiki struktur dan kualitas tanah, karena memiliki
kandungan unsur hara (NPK) dan bahan organik lainnya (Hadisuwito, 2007).
berasal dari limbah cair dari bahan organik, limbah agroindustri, kotoran kandang
ternak dan limbah rumah tangga (Hastuti, 2008). Pemanfaatan limbah agroindustri
sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair harus memenuhi persyaratan atau
kriteria unsur hara yang telah ditetapkan oleh Peratutan Menteri Pertanian. Hal ini
dalam pupuk organik cair memiliki kandungan unsur hara N3-6%, P2O53-6%, K2O-
B. Urin Sapi
pupuk cair. Urin memiliki kandungan N dan K yang tinggi dan terdapat cukup
tanaman. Urin pada ternak sapi terdiri dari air 92%, nitrogen 1,00%, fosfor 0,2%, dan
kalium 0,35% (Sutedjo, 2010). Urin sapi yang difermentasi memiliki kadar nitrogen,
8
fosfor, dan kalium lebih tinggi dibanding dengan sebelum difermentasi, sedangkan
kadar C-organik pada urin sapi yang telah difermentasi menurun. Rinekso, dkk,
(2014), juga menyatakan bahwa urin sapi yang difermentasi selama 15 hari memiliki
kandungan N, P dan K yang lebih tinggi dibanding urine sapi yang difermentasi
selama 3, 6, 9 dan 12 hari maupun urin sapi yang tidak difermentasi. Menurut
batang sehingga tanaman tidak mudah rebah dan terserang penyakit. Pupuk organik
cair urin sapi sebenarnya sudah banyak dan sering digunakan dalam bidang
Urin sapi telah digunakan sebagai pupuk organik contohnya pada tanaman
jagung yang diberikan urine sapi dan pupuk organik, dapat menghasikan biji kering
oven hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberikan urine
dan pupuk organik. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa tanaman
jagung yang diberi perlakuan urin sapi memiliki hasil jagung manis yang lebih baik
Urin sapi merupakan kotoran ternak yang berbentuk cair. Selama ini urin sapi
dibuang karena kotor juga berbau busuk dan ternyata urin sapi memiliki manfaat
menjadi pupuk cair bagi tanaman. Urin sapi mengandung unsur nitrogen yang tinggi
9
III. METODOLOGI
dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai Januari 2017 yang bertempat di
Selatan.
Alat-alat yang digunakan untuk penanaman stek tebu yaitu; parang, gergaji,
cangkul, jangka sorong, meteran, gelas ukur, alat dokumentasi dan alat tulis
menulis, sedangkan bahan yang digunakan yaitu; stek tebu varietas PS862, pupuk
organik cair urin sapi, tanah, label dan polybag ukuran 20 x 25 cm.
antara berbagai macam konsentrasi urin sapi. Adapun konsentrasi yang diberikan
yaitu: P0: tanpa urin sapi, P1: 80 ml/liter air, P2: 100 ml/liter air dan P3: 120 ml/liter
air.
Setiap perlakuan terdiri dari enam unit dan diulang sebanyak tiga kali, dan
tiap ulangan terdiri atas dua unit percobaan sehingga diperoleh dua puluh empat unit
yang diamati).
10
3.4 Pelaksanaan Percobaan
3. Penanaman
Stek ditanam dalam polybag yang telah berisi media tanam dengan cara stek
4. Pemeliharaan
tanaman dan melakukan penyiraman jika media tanam stek kelihatan kering.
EM4 serta 1 ons gula merah cair, 100 gram terasi yang telah ditumbuk
jerigen ditutup rapat dan disimpan di tempat teduh dan tidak terpapar
c. Setiap pagi tutup jerigen dibuka sebentar untuk mengeluarkan gas dari
dalam jerigen.
d. Fermentasi berhasil jika pada hari ke-7 atau ke-8 ketika tutup dibuka
11
6. Aplikasi pupuk organik cair urin sapi
Pupuk organik cair urin sapi dicampur dengan air berdasarkan konsentrasi
2. Diameter batang
Diameter batang diukur dari patok batang di permukaan tanah pada bagian
Jumlah daun diamati dengan menghitung jumlah daun yang terbuka pada
akhir percobaan.
12