Salsabilla Azzahra Analisis Laporan Keuangan PKK
Salsabilla Azzahra Analisis Laporan Keuangan PKK
Salsabilla Azzahra Analisis Laporan Keuangan PKK
Disusun Oleh:
Salsabilla Azzahra
(20809334027)
FAKULTAS VOKASI
2023
Profile Usaha
Didirikan pada tahun 1975, Dubai Islamic Bank (DIB) adalah bank
Islam terbesar di UEA berdasarkan aset dan perusahaan saham gabungan publik
yang terdaftar di Pasar Keuangan Dubai. Menjadi ujung tombak evolusi industri
keuangan Islam global, DIB juga merupakan bank Islam layanan penuh
pertama di dunia dan bank Islam terbesar kedua di dunia. Dengan aset Grup
lebih dari USD 75miliar dan kapitalisasi pasar lebih dari USD 10miliar, grup
ini beroperasi dengan tenaga kerja lebih dari 10.000 karyawan dan sekitar 500
cabang di jaringan globalnya yang luas di Timur Tengah, Asia, dan Afrika.
Melayani lebih dari 5 juta pelanggan di seluruh Grup, DIB menawarkan
berbagai produk dan layanan inovatif yang sesuai dengan Syariah kepada klien
ritel, korporat, dan institusional.
DIB didirikan pada tahun 1975 di saat terjadi oil boom yang
menyebabkan terjadinya peningkatan kekayaan yang belum pernah terjadi
sebelumnya pada negara-negara teluk. Peningkatan ini memicu munculnya
permintaan dari warga setempat akan sebuah bank yang dapat
menginvestasikan uang mereka dengan cara yang sesuai dengan syariat
Islam.[2] Tarek Bin Hilal Lootah, direktur dewan Bank Islam Dubai sekaligus
keponakan dari Saeed Lootah pendiri DIB, berucap bahwa saat itu banyak
orang berkata bahwa bank ini hanya akan bertahan selama 6 bulan dan akan
tutup setelahnya, namun ternyata DIB mampu bertahan hingga 22 tahun
lamanya
2. BPR Syariah
PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ATTAQWA (selanjutnya disebut
BPRS Attaqwa) telah beroperasi sejak tahun 1994 berdasarkan izin dan
keputusan Menteri Keuangan No. Kep-286/KM.17/1994 dan disahkan
Kemenkumham Nomor C2-12238 HT.01.01 Tahun 1994 dengan Akta
Pendirian No. 99 tanggal 10 Juni oleh Notaris Yudo Paripurno, S.H, dengan
nama pertamanya yaitu BPRS Attaqwa Garuda Utama. Saat itu beroperasi di
Kabupaten Tangerang dibawah pengawasan Bank Indonesia.
Pada tahun 2011, BPRS Attaqwa sudah tercatat resmi di Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan selalu rutin melaporkan laporan keuangan setiap triwulan
di website Apollo OJK. BPRS Attaqwa merupakan peserta penjaminan
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan nomor peserta LPS: 41300008
Bank Syariah Attaqwa Berfokus menyalurkan pembiayaan jenis
produktif dan konsumtif, dimana mendukung perkembangan UMKM dengan
plafon mulai dari satu juta rupiah sampai dengan satu miliar rupiah dengan
margin keuntungan atau ujrah atau bagi hasil yang ringan dan kompetitif
dibanding lembaga keuangan mikro syariah lainnya. BPRS Attaqwa juga
menyediakan jasa penyimpanan uang atau tabungan dengan akad wadiah dan
mudharabahmaupun deposito mudharabah dengan EQ Rate hingga tujuh persen
lebih. Hal ini berdasarkan kinerja keuangan yang terus tumbuh dengan baik
setiap waktu nya.
Selanjutnya pada tahun 2013 terjadi pengambilalihan saham oleh Tuan
Arie Indra Manurung dan merubah namanya menjadi BPRS Attaqwa, berkantor
pusat tetap di Ruko Pasar Modern Mutiara Karawaci. Hingga saat ini BPRS
Attaqwa telah memiliki aset tetap berupa kantor pusat dan gedung pelatihan di
wilayah tersebut serta Kantor Kas di daerah Cikupa Kab. Tangerang.
Di akhir tahun 2022, BPRS Attaqwa terus berinovasi dalam
memberikan pelayanan jasa yang terbaik kepada masyarakat. Diantara produk
dan jasa nya adalah Tabungan Wadiah, Tabungan Mudharabah, Deposito
Mudharabah, payment point online bank (PPOB), Pembiayaan modal kerja
proyek, usaha, multiguna dan konsumtif, pembiayaan berbasis referral maupun
channeling bekerjasama dengan koperasi dan fintech, dan produk lainnya yang
disesuaikan "taylor made" berdasarkan kebutuhan nasabah dengan tetap
mematuhi prinsip Syariah.
Analisis Rasio Keuangan Bank Umum Syariah & BPR Syariah
1) Rasio Profitabilitas
• Rumus Return On Assets Ratio (ROA)
➢ ROA = (Net income : Total asset) x 100%
2) Rasio Solvabilitas
• Rumus Debt to Asset Ratio (DAR)
➢ DAR = Total debt : total asset
• Common Equity Tier 1
➢ CET1 = (core capital:Risk Weighted Asset) x 100%
• Rumus Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO)
➢ BOPO = (Biaya Operasional / Pendapatan Operasional) x
100%
• Non Performing Financing (NPF) Neto
➢ (JPB / JP) x 100%
3) Rasio Likuiditas
• Rumus Financing to Deposit Ratio (FDR)
➢ FDR = (Jumlah kredit yang diberikan : (total modal + Total
dana pihak ketiga)) x 100%
• Cash Ratio
➢ Cash ratio = (kas+setara kas)/ kewajiban lancer
• Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
➢ (Modal) / (ATMR) x 100%
4) Rasio Rentabilitas
• Rumus Net Profit Margin
➢ Net profit margin = Laba bersih setelah pajak/penjualan bersih
5) Rasio Aktivitas
• Rumus Kualitas Aset Produktif (KAP)
➢ (1 – (EAaR / EA)) x 100%
• Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (PPAP)
➢ 0,5% (lima permil) dari Aktiva Produktif yang memiliki
kualitas Lancar
2. BPRS Attaqwa
Operasional (BOPO)
Financing to Deposit
76,59% 76,09% 80,23%
Ratio (FDR)
Non Performing
11% 8,77% 4,61%
Financing (NPF) Neto
Penyisihan Penghapusan
42,66% 41,16% 100%
Aset Produksi (PPAP)
Kualitas Aset Produksi
11,52% 95,03% 97,02%
(KAP)
Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum 27% 50,67% 43,85%
(KPMM)
KESIMPULAN
solvabilitas, dan rasio profitabilitas pada Dubai Islamic Bank dan BPR
perusahaan.