Makalah Fisiologi Kel 11
Makalah Fisiologi Kel 11
Makalah Fisiologi Kel 11
MAKALAH
1. Monica Septia
2. Nazwa Alisa Putri
3. Sita Fadia Azzahra
4. Winda Widia Ningsih
5. Muhammad Alfi
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Fisiologi tepat pada waktu. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada dosen pembimbing yang selalu memberikan dukungan dan
bimbingannya
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas mata
kuliah Fisiologi. Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat
untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian,
kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka
dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... v
A. Kesimpulan…………………………………………………...………….13
B. Saran…………………………………………………………………..…14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..……15
iii
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode :
1. Mesoblastik
Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang
dihasilkan adalah HbG1, HbG2, dan Hb Portland.
2. Hepatik
Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada
limpa terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih
sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb.
3. Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum
tulang, kelenjar limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang,
hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan
HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama
sel-sel limfosit, sedangkan pada timus yaitu limfosit, terutama
limfosit T.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan
sel darah di antaranya adalah asam amino, vitamin, mineral,
hormone, ketersediaan oksigen, transfusi darah, dan faktor- faktor
perangsang hematopoietik.
4
Gambar 2.2 Proses Pembentukan Sel – Sel Darah
Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang
terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit,
eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah). Rata-rata umur sel darah
merah kurang lebih 120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak dan
dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium terutama dalam limfa dan hati.
Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai
protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin
dikeluarkan untuk dibuang dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem
dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin (warna kuning empedu) dan
biliverdin, yaitu yang berwarna kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada
perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka memar.
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada
bayi dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan,
pertukaran gas dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel
darah dimulai minggu ke tiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen
dan nutrien dari ibu. Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena
umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui
tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit. Melalui
vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa
5
inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium
kanan di mana aliran darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale
ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan
ke seluruh tubuh. Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian
atas, memasuki ventrikel kanan melalui vena cafa superior. Kemudian melalui
arteri pulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta
melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri
iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas
selanjutnya. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai
saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac
output yang sudah terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui paru-paru.
6
C. Metabolisme Darah
7
2. Urutan Sistem Peredaran Darah Besar ( Sistemik )
a. Umum
Dari jantung ( bilik kiri ) > seluruh tubuh dan kembali ke
jantung.
b. Detail
Dari jantung ( bilik kiri ) > aorta > pembuluh nadi ( arteri )
> tubuh > vena > serambi kanan > bilik kanan jantung.
8
D. Fungsi Umum Darah
Darah terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu plasma, sel darah merah,
sel darah putih, dan trombosit. Tiap komponen tersebut mempunyai tugasnya
masing-masing dalam menjalankan fungsi darah untuk mendukung tubuh
manusia agar bisa berfungsi dengan normal. Berikut fungsi darah yang penting
untuk tubuh manusia:
1. Memasok Oksigen ke Sel-sel dan Jaringan
Darah mengambil oksigen dari udara yang ada di paru-paru, lalu
menyebarkannya ke sel-sel di seluruh tubuh. Kemudian, darah juga
membuang karbon dioksida dari sel, dan mengangkutnya ke paru-paru
untuk dikeluarkan dari tubuh.
2. Mengangkut Nutrisi dan Hormon
Darah berperan besar dalam pencernaan dan fungsi sistem endokrin.
Nutrisi yang sudah dicerna diserap ke dalam aliran darah melalui pembuluh
kapiler di usus halus. Beberapa nutrisi tersebut, antara lain asam amino,
asam lemak, vitamin, mineral dan glukosa, akan diedarkan oleh darah ke
sel-sel tubuh. Selain itu, darah membantu mengedarkan hormon yang
dihasilkan oleh berbagai kelenjar di sistem endokrin, menuju ke sel dan
organ yang menjadi target hormon tersebut.
3. Mengatur Suhu Tubuh
Fungsi darah lainnya adalah sebagai pengatur suhu tubuh. Darah
menyerap dan mendistribusikan panas ke seluruh tubuh. Cairan ini
membantu mempertahankan homeostasis melalui pelepasan atau
konservasi kehangatan. Homeostasis adalah pengaturan kondisi dalam
tubuh seperti suhu, kadar air, dan kadar karbon dioksida.
Pembuluh darah juga bisa mengembang dan berkontraksi ketika
bereaksi terhadap organisme luar, seperti bakteri, atau terhadap hormon
internal, serta perubahan kimiawi. Tindakan ini menyebabkan lebih banyak
panas yang dibawa oleh darah ke kulit, di mana panas bisa hilang ke udara.
Pembuluh darah bisa menyusut lagi dan hal ini mengurangi kehilangan
panas melalui kulit setelah suhu tubuh kembali normal.
9
4. Menyembuhkan Luka
6. Melawan Penyakit
Sel darah putih atau leukosit adalah komponen darah yang bertugas
melawan penyakit. Jumlah sel darah ini hanya 1 persen dari darah yang
beredar, namun mereka bisa berkembang biak menjadi banyak selama
infeksi atau peradangan. Ada lima jenis sel darah putih, yaitu neutrofil,
eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit. Neutrofil adalah jenis sel darah
putih yang paling melimpah, berjumlah sebanyak 60-70 persen dari semua
sel darah putih.
10
E. Fungsi Sistem Getah Bening
Kelenjar getah bening adalah bagian penting dari sistem kekebalan.
Kelenjar ini bertindak sebagai "simpul" antara pembuluh limfatik yang
merentang di seluruh tubuh. Sel-sel kekebalan yang berkumpul di simpul-
simpul ini siap untuk menyerang bakteri, virus, atau zat asing lainnya yang
masuk ke dalam tubuh. Kelenjar getah bening terletak di seluruh tubuh,
termasuk leher, ketiak, selangkangan, sekitar usus, dan di antara paru-paru.
Kelenjar getah bening bekerja seperti filter atau bisa dianalogikan seperti
benteng yang berfungsi untuk menyaring bakteri, virus, parasit, dan bahan asing
lainnya (bahkan sel kanker) yang dibawa ke kelenjar getah bening melalui
pembuluh limfatik. Karena alasan inilah kelenjar getah bening merupakan salah
satu organ yang dievaluasi pada pengidap kanker. Sebab, kelenjar getah bening
adalah tempat pertama di mana sel-sel kanker dapat "disaring" dalam
perjalanannya sebelum menjalar ke bagian tubuh lainnya.
Kelenjar getah bening memainkan peran penting dalam melawan infeksi.
Bukan hanya menyerang virus dan bakteri supaya sel T dapat menyerang, tetapi
juga antigen dari penyerang ke sel B sehingga sel B dapat membuat antibodi
untuk melawan penyerang. Dengan cara ini, kelenjar getah bening menjadi
tempat sel-sel kekebalan untuk dapat berkomunikasi dan bekerja sama. Adapun
kondisi yang dapat mempengaruhi fungsi kelenjar getah bening :
a. Limfadenopati
Limfadenopati terjadi ketika kelenjar getah bening
mengalami pembengkakan. Pembengkakan ini bisa
disebabkan oleh infeksi, peradangan atau kanker. Infeksi
umum yang dapat menyebabkan pembesaran kelenjar getah
bening termasuk radang tenggorokan, mononukleosis,
infeksi HIV, dan luka kulit yang terinfeksi.
b. Limfedema
Limfedema adalah kondisi pembengkakan atau penumpukan
cairan dalam sistem limfatik. Ini dapat terjadi akibat
penyumbatan pada sistem limfatik yang disebabkan oleh
jaringan parut dari pembuluh atau kelenjar getah bening
11
yang rusak. Limfedema juga sering terlihat ketika kelenjar
getah bening diangkat pada orang yang telah menjalani
operasi atau radiasi untuk mengangkat kanker. Penumpukan
cairan limfatik paling sering terlihat di lengan dan tungkai.
Limfedema bisa sangat ringan atau sangat menyakitkan,
bahkan bisa melumpuhkan pengidapnya.
c. Kanker Limfoma
Limfoma adalah kanker kelenjar getah bening dan terjadi
ketika limfosit tumbuh dan berkembang biak secara tidak
terkendali. Ada beberapa jenis limfoma, termasuk limfoma
Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Kanker juga dapat
menyumbat saluran limfatik atau berada di dekat kelenjar
getah bening dan mengganggu aliran getah bening melalui
kelenjar getah bening.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Limfe berkaitan erat dengan sistem peredaran. Pembuluh limfe ini
mengangkut cairan dari jaringan menuju darah. Selain itu, juga mengangkut
lemak dan bahan-bahan asing untuk dirombak ke nodus limfe. Cairan Limfe
mengandung selsel darah putih yang berfungsi mematikan kuman penyakit yang
masuk ke dalam tubuh. Cairan ini keluar dari pembuluh darah dan mengisi ruang
antarsel sehingga membasahi seluruh jaringan tubuh. Pembuluh limfa
mempunyai banyak katup dan terdapat pada semua jaringan tubuh, kecuali pada
sistem saraf pusat.
Pembuluh limfe dibedakan menjadi dua macam yaitu pembuluh limfe kanan
dan pembuluh limfe kiri. Pembuluh limfa kanan berfungsi menampung cairan
limfe yang berasal dari daerah kepala, leher bagian kanan, dada kanan, dan
lengan kanan. Pembuluh ini bermuara pada vena yang berada di bawah
selangkang kanan. Pembuluh limfa kiri berfungsi menampung getah bening yang
berasal dari daerah kepala, leher kiri, dada kiri, dan lengan kiri serta tubuh bagian
bawah. Pembuluh ini bermuara pada vena di bawah selangka kiri.
Kelenjar limfe berfungsi untuk menghasilkan sel darah putih dan menjaga
agar tidak terjadi infeksi lebih lanjut. Kelenjar limfe terdapat di sepanjang
pembuluh limfe, terutama terdapat pada pangkal paha, ketiak, dan leher. Alat
tubuh yang mempunyai fungsi yang sama dengan kelenjar limfe yaitu limpa dan
tonsil. Limpa merupakan sebuah kelenjar yang terletak di belakang lambung dan
berwarna ungu.
13
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Fadhli Rizal Makarim. Apa Fungsi Darah Untuk Tubuh Manusia. (online).
https://www.halodoc.com/artikel/apa-fungsi-darah-untuk-tubuh-
manusia#:~:text=Darah%20memiliki%20fungsi%20penting%20bagi,sel-
sel%20di%20dalam%20tubuh. ( Diakses, 28 Mei 2023 ).
Dr. Rizal Fadli. Apa Saja Fungsi Kelenjar Getah Bening Untuk Tubuh. (online).
https://www.halodoc.com/artikel/apa-saja-fungsi-kelenjar-getah-bening-untuk-
tubuh. ( Diakses, 28 Mei 2023 ).
15