Bab 5 W 3
Bab 5 W 3
Bab 5 W 3
Untuk memperoleh kontradiksi kita, kita akan menunjukkan bahwa ada skalar k 1 , k 2 , … , k n
yang tidak semuanya nol, sedemikian sehingga
k 1 v 1 + k 2 v 2 +⋯ +k n v n=0
Tetapi amati bahwa (9) dan (10) mempunyai bentuk yang sama dengan (6) dan (7)
kecuali bahwa m dan n dipertukarkan dan w dan v dipertukarkan. Jadi, perhitungan
yang membawa pada (8) sekarang menghasilkan
a 11 k 1 + a 12 k 2 + ⋯ + a 1n k n =0
a 21 k 1+ a 22 k 2 +⋯ + a 2n k n=0
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
a m 1 k 1 + a m 2 k 2+ ⋯ + a mn k n=0
Sistem linear ini mempunyai peubah yang lebih banyak daripada persamaraan, dan dengan
demikian mempunyai penyelesaian tak-trivial berdasarkan Teorema 1.2.1. |
Dari teorema sebelumnya kita ketahui bahwa jika S = { v 1 , v 2 ,… , v n, } adalah sebarang basis
untuk suatu ruang vektor V , maka semua himpunan dalam V yang secara simultan merentang
V dan merupakan himpunan yang bebas secara linear pasti mempunyai tepat n vektor. Jadi,
semua basis untuk V harus mempunyai jumlah vektor yang sama sebagaimana sebarang basis
S. Hal ini membawa pada hasi! berikut ini, yang merupakan salah satu teorema yang paling
penting dalam aljabar lincar.
Teorema 5.4.3. Semua basis untuk suatu ruang vektor berdimensi terhingga
mempunyai jumlah vektor yang sama.
Untuk melihat bagaimana teorema ini berkaitan dengan konsep "dimensi", ingatlah bahwa
basis standar untuk Rn mempunyain vektor (Contoh 2). Jadi, Teorema 5.4.3
mengimplikasikan bahwa semua basis untuk Rn mempunyai n vektor. Secara khusus, setiap
basis untuk R3 mempunyai tiga vektor, setiap basis untuk R2 mempunyai dua vektor, dan
setiap basis untuk R1 (= R ) mempunyai satu vektor. Secara intuitif, R3 berdimiensi tiga, R2
(suatu bidang) berdimensi dua, dan R' (suatu garis) berdimensi satu. Jadi, untuk ruang-ruang
vektor yang kita kenal. Jumlah vektor dalam suatu basis sama dengan dimensinya. Hal ini
menyatakandefinisi berikut ini.
Definisi.Dimensi suatu ruang vektor berdimensi terhingga V , yang dinyata-kan dengan dim(
V ), didefinisikan sebagai jumlah vektor dalam suatu basis untuk V . Disamping itu, kita
mendefinisikan ruang vektor nol mempunyai dimensi nol.
Bab 5 ㆍ Ruang-ruang Vektor Umum 313
KOMENTAR. Mulai sekarang dan selanjutnya kita akan mengikuti kesepakatan
umum yang menganggap himpunan kosong sebagai suatu basis untuk ruang vek-
tor nol. Hal ini konsisten dengan definisi di atas, karena himpunan kosong tidak
mempunyai vektor dan ruang vektor nol mempunyai dimensi nol.
Contoh 9
Contob 10 Tentukan suatu basis untuk dan dimensi dari ruang penyelesaian
sistem homogen
2 x1 + 2 x2 −¿ x 3 +x5 = 0
−¿ x 1−x 2+ 2 x3 −3 x 4+ x 5 = 0
x 1 + x 2 −2 x3 −x 5 = 0
x3 + x4 +x5 = 0
Penyelesaian. Pada Contoh 6 Bagian 1.2 ditunjukan bahwa penyelesaian umum yang
diberikan dari sistem adalah
x 1=−s−l, x 2=s , x 3=−l , x 4 =0 x 5=l
[] [] [][]
x1 −s −l −l
x2 s 1 0
x4
[
s ¿ ]
x 3 ¿ −s −l ¿ 0 ¿ ¿ l ¿ ¿ = 0 + = s
0
0 +l
0
−l
0
x5 0 0 l
[] []
−l −l
1 0
v1 0 dan v 2 −l
0 0
0 l
merentangkan ruang penyelesaian. Karena vektor-vektor ini juga bebas secara linear
(tunjukkan), maka { v1 v 2}adalah suatu basis. dan ruang penyelesaiannya berdimensi dua.
Contoh 11
(a) Tunjukkan bahwa v1 =(−3 , 7)dan v 2 = (5, 5) membentuk suatu basis untuk R2
dengan mencongak.
(b) Tunjukkan bahwa v1 = (2 , 0 ,−1), v 2= (4,0, 7), v3 = (−¿1, 1,4) membentuk suatu
basis untuk R' dengan mencongak.
Penyelesaian (a). Karena tidak ada vektor yang merupakan suatu penggandaan
skalar dari vektor lainnya, maka dua vektor tersebut membentuk suatu himpunan
yang bebas secara linear dalam ruang berdimensi dua R2, dan oleh karena itu
membentuk suatu basis menurut teorema 5.4.5.
Teorema berikut ini menunjukkan bahwa untuk suatu ruang vektor berdimensi
terhingga V setiap himpunan yang merentang V berisi suatu basis untuk V di
dalamnya, dan setiap himpunan yang bebas secara linear dalam V merupakan ba-
gian dari basis untuk V .
(a) Jika S merenntang V retapi bukan merupakan basis untuk V , maka S bisa
direduksi menjadi suatu basis untuk V dengan menghilangkan vektor yang
tepat dari S.
(b) Jika S adalah suatu himpunan yang bebas secara linear yang belum menjadi
suatu basis untuk V ,maka S bisa diperbesar meniadi basis untuk V dengan
menyelipkan vektor-vektor yang tepat ke dalam S.
Bukti (a). Jika S adalah suatu himpunan vektor-vektor yang merentang V tetapi
bukan merupakan suatu basis untuk V , maka S adalah himpunan yang tak-bebas
secara linear. Jadi, suatu vektor v dalam S dapat dinyatakan sebagai suatu kombi-
nasi lincar dari vektor-vektor lainnya dalam S. Berdasarkan Teorema Plus/Minus
Bab 5 ㆍ Ruang-ruang Vektor Umum 317
(5.4.4b), kita bisa menghilangkan v dari S, dan himpunan S yang dihasilkan akan tetap
merentang V . Jika S bebas secara linear, maka S adalah suatu basis untuk V ,dan tugas kita
selesai. Jika S tak-bebas secara linier, miaka kita bisa menghilangkan suatu vektor yang tepat
dari S untuk menghasilkan himpunan S yang tetap merentang V . Kita bisa terus
menghilangkan vektor-vektor dengan cara ini sampai akhirnya kita sampai pada suatu
himpunan vektor-vektor dalam S yang bebas secara linear dan merentang V . Himpunan
bagian dari S ini merupakan basis untuk V .
Bukti (b) Anggap dim(V )¿ n. Jika S merupakan suatu himpunan yang bebas secara linear
yang belum merupakan basis untuk V , maka S gagal merentang V , dan ada suatu vektor v
dalam V yang tidak berada dalam rent( S). Menurut Teorema Plus/Minus (5.4.4a), kita bisa
menyelipkan v ke S, dan himpunan S yang dihasilkan akan tetap bebas secara linear. Jika S
merentang V , maka S merupakanbasis untuk V , dan kita bisa berhenti sampai di sini. Jika S
tidak merentang V , maka kita bisa menyelipkan suatu vektor yang tepat ke dalam S untuk
menghasil-kan suatu himpunan S yang letap bebas secara linear. Kita bisa terus menyelipkan
vektor-vektor dengan cara ini sampai kita sampai pada suatu himpunan dengan n vektor yang
bebas secara linear dalam V . Himpunan ini akan menjadi basis untuk V menurut Teorema
5.4.5.
Pada bagian selanjutnya kami akan memberikan contoh-contoh numerik yang mengilustrasi
kan teorema ini.
Bisa dibuktikan (Latihan 29) bahwa sebarang himpunan bagian dari suatu ruang vektor
berdimensi terhingga adalah berdimensi terhingga juga. Kami akhiri bagian ini dengan suatu
teorema yang menunjukkan bahwa dimensi suatu himpunan bagian dari ruang vektor
berdimensi terhingga V tidak bisa melebihi dimensi V sendiri dan bahwa satu-satunya cara
suatu sub-ruang bisa mempunyai dimensi yang sama dengan Vadalah jika sub-ruang tersebut
adalah seluruh ruang vektor V .Gambar 6 mengilustrasikan gagasan ini dalam R3. Pada
gambar tersebut amati bahwa sub-ruang yang berturut-turut semakin besar, semakin tinggi
pula dimensi-nya.
Teorema 5.4.7. Jika W adalah suatu sub-ruang dari ruang veklor berdimensi terhingga V ,
maka dim(W ) ≤ dim(V ¿; lebih jauh, jika dim(W ) ¿dim(V ), maka W = V .
kan ke himpunan S yang bebas secara linear untuk membuatnya menjadi basis untuk
V , sehingga dim(W ¿< dim(V ¿. Jadi, dim(W ) ≤ dim(V ) dalam semua kasus. Jika
dim(W ) = dim(V ¿, maka S adalah suatu himpunan dari m vektor-vektor yang bebas
secara linear dalam ruang vektor yang berdimensi m; dengan demikian, S adalah
suatu basis untuk V berdasarkan Teorema 5.4.5. Hal ini mengimplikasikan bahwa W
= V (mengapa?).
k 1 v 1 + k 2 v 2 +⋯ +k r v r + k r+1 v = 0 (11)
adalahk 1=k 2=…=k r = k r+1 = 0. Tetapi kita harus mendapatkan k r+1=0 ; jika tidak,
kita bisa menyelesaikan (11) untuk v sebagai suatu kombinasi linear dari v1 , v 2 ,… , v r ,
yang berlawanan dengan asumsi bahwa v berada di luar rent( S). Jadi, (11)
tersederhanakan menjadi
k 1 v 1 + k 2 v 2 +⋯ +k r v r = (12)
k 1=k 2=…=k r = 0
(a) (2 , 1) ,(3 , 0)(b)( 4 ,1 ) ,(−7 ,−8) (c) (0 , 0),(1 ,3) (d) (3 , 9) ,(−4 ,−12)
3. Manakah dari himpunan vektor berikut ini yang merupakan basis untuk R3?
(c) (2 ,−3 , 1),( 4 , 1 ,1) ,(0 ,−7 ,1) (d) (1 , 6 , 4),(2 , 4 ,−1),(−1 , 2 ,5)
4. Manakah dari himpunnan vektor berikut ini yang merupakan basis untuk p2?
(a)1−3 x +2 x2 , 1+ x+ 4 x 2 , 1−7 x
(b) 4 +6 x + x 2 ,−1+ 4 x +2 x2 , 5+2 x −x2
(c) 1+ x+ x2 , x+ x 2 , x 2
5. Tunjukkan bahwa himpunan vektor-vektor berikut ini adalah suatu basis Mn.
6. Anggap V adalah ruang yang terentang oleh v1 ¿ v 1 ¿ cos 2 v 2, v 2=¿ sin2 v 1 v3 =¿ cos 2 2 x
A=
[−12 30] A =[−10 10] A =[ 10 10] A =[ 01 00 ] A =[ 00 01]
1 2 3 4
Pada Latihan 11 -16 tentukan dimensi dan suatu basis untuk ruang penyelesaian sistem
yang diberikan.
x 2+ x3 =0 4 x+3 y −2 z=0
6 x +5 y+ z=0
(c) garis x=2 t , y=−t , z=4 t (d) semua vektor berbentuk (a , b , c ), dengan b=a+ c
19. Tentukan dimensi sub-ruang dari P1yang terdiri dari semua polinom a n + a 1 x+ a2 x2 +
a 1 x 2 di mana a n = 0.
20. Cari suatu vektor basis standar yang bisa ditambahkan pada himpunan {v 1 v 2 }untuk
(a) v1 =(−1 , 2 ,3) , v 2=(1,−2 ,−2)(b)v 1=(1 ,−1 , 0), v 2=(3 , 1,−2)
21. Cari vektor-vektor basis standar yang bisa ditambahkan pada himpunan {v 1 v 2 }untuk
22. Anggap { v 1 , v 2 , v 3 }adalah suatu basis untuk suatu ruang vektor V . Tunjukkan
bahwa { u1 , u2 ,u3 } juga merupakan suatu basis, di mana u1 = v1 , u2=v 1 +v 2 dan u3 =
v1 + v 2+ v 3
23. (a) Tunjukkan bahwa untuk setiap bilangan bulat positif n , kita bisa mencari
n+1 vektor-vektor yang bebas secara linear dalam F (−∞, ∞ ) . [Petunjuk.
Cari polinomnya.]
(b) Gunakan hasil dari bagian (a) untuk membuktikan bahwa F (−∞ , ∞ )
berdimensi tak-hingga.
n n
(c) Buktikan bahwa C (−∞ , ∞), C (−∞ , ∞), dan C (−∞ , ∞) adalah ruang
vektor-ruang vektor berdimensi tak-hingga.
24. Anggap S adalah suatu basis untuk suatu ruang vektor V berdimensi n .
Tunjukkan bahwa jika V 1 , V 2 , …, V r membentuk suatu himpunan vektor yang
Bebas secara linear dalam Y, maka vektor-vektor koordinat ¿
membentuk suatu himpunan yang bebas secara lincar dalam Rn , dan demiki-
an juga sebaliknya.
25. Dengan menggunakan notasi dari Latihan 24, tunjukkan bahwa jika V 1 , V 2 , …, V r
merentang V , maka vektor-vektor koordinat ¿ merentang Rn, dan demikian
juga sebaliknya.
26. Cari suatu basis untuk sub-ruang P1, yang terentang o!eh vektor-vektor yang
diberikan.
(a¿−1+ x−2 x 2 , 3+3 x +6 x 2 , 9 (b) 1+ x , x 2 ,−2+2 x3 ,−3 x
29. Buktikan: Sebarang sub-ruang dari ruang vektor berdimensi terhingga adalah
berdimensi terhingga.
Pada bagian ini kita akan menelaah tiga ruang vector penting yang
berkaitan dengan matriks. Bagian ini akan memberi kita sutau
pemahaman yang lebih mendalam akan hubngan antara penyelesaian
suatu system linear dan sifat-sifat matriks koefisiennya.
Kita mulai dengan beberapa definisi :
VEKTOR –
VEKTOR Definisi. Untuk suatu matriks m x n
BARIS DAN
[ ]
KOLOM a11 a 12 ⋯ a1 n
A = a21 a 22 ⋯ a2 n am 2 ¿ ⋯ ¿ amn ¿
⋮ ⋮ ¿ ¿
Vektor-vektor
r 1=¿ [a11 a 12 ⋯ a1 n ]
r 2=[a21 a 22 ⋯ a2 n ]
⋮ ⋮
r m =¿ [am 1 am 2 ⋯ a mn ]
[][] []
a 11 a12 a1 n
a a a2 n
c 1= 21 , c 2 22 , ⋯ , cn
⋮ ⋮ ⋮
am 1 am 2 a mn
Contoh 1 Anggap
A= [ 23 1 0
−1 4 ]
Vektor-vektor baris dari A adalah
r 1= [ 2 1 0 ] dan r 2= [ 3 −1 4 ]
dan vektor-vektor kolom dari A adalah
c 1=
[ 23] , c =[−11 ] ,
2 dan c 3=
[ 04 ]
Definisi berikut ini mendefinisikan tiga ruang vektor penting yang dikaitkan
dengan suatu matriks.
Definisi Jika A adalah suatu matriks m x n, maka sub-ruang dari Rn yang terentang
oleh vektor-vektor baris dari A disebut ruang baris dari A , dan sub-ruang dari Rn
yang terentang oleh vektor-vektor kolom disebut ruang kolom dari A . Ruang
penyelesaian dari sistem persamaan homogen Ax=0. yang merupakan suatu sub-
ruang dari Rn , disebut ruang-kosong dari A .
Pada bagian ini dan bagian berikutnya kita akan mengkaji pertanyaan-pertanyaan
umum berikut ini:
• Hubungan apakah yang ada antara penyelesaian suatu sistem linear Ax=b
dan ruang baris, ruang kolom, dan ruang-kosong dari matriks koefisien A ?
• Hubungan apakah yang ada antara ruang baris, ruang kolom, dan ruang
kosong dari suatu matriks?
[ ] []
x1
a11 a 12 ⋯ a1 n
x
A = a21 a 22 ⋯ a2 n am 2 ¿ ⋯ ¿ amn ¿ dan x= 2
⋮
⋮ ⋮ ¿ ¿
xn
Dari Rumus (7) Bagian 1.3 kita dapatkan bahwa jika c 1 , c2 , … , c n menyatakan
vektor-vektor kolom dari A , maka hasil kali Ax bisa dinyatakan sebagai suatu
kombinasi linear dari vektor-vektor kolom ini dengan koefisien dari x ; yaitu,
Ax=x1 c 1+ x2 c 2+ ⋯+ x n c n (1)
Jadi, suatu sistem linear, Ax=b, dari m persamaan dalam n peubah bisa ditulis
sebagai
x 1 c 1 + x 2 c 2 +⋯ + x n c n=b (2)
Yang dari padanya kita simpulkan bahwa Ax=b konsisten jika dan hanya jika b
dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear dari vektor-vektor kolom dari A
atau, secara ekuivalen, jika dan hanya jika b berada dalam ruang kolom A . Hal ini
menghasilkan teorema berikut ini:
Teorema 5.5.1. Suatu sistem persamaan linear Ax=b konsisten jika dan hanya
jikab berada dalam ruang kolom A .
[ ][ ] [ ]
−1 3 2 x 1 1
=
1 2 −3 x 2 −9
2 1 −2 x 3 −3
Tunjukkan bahwa b berada dalam ruang kolom A dan nyatakan b sebagai suatu
kombinasi linear dari vektor-vektor kolom dari A .
Karena sistem tersebut konsisten, b berada dalam ruang kolom A . Lebih jauh, dari
(2) dan penyelesaian yang didapatkan, kita dapatkan bahwa
[ ][] [ ][ ]
−1 3 2 1
2 1 − 2 +3 −3 = −9
2 1 −2 −3
dan, sebaliknya, untuk semua pilihan skalar c 1 , c2 , … , c kvektor x dalam rumus ini
merupakan suatu penyelesaian dari Ax=b.
Bukti. Anggap x 0 adalah sebarang penyelesaian tetap dari Ax=b dan bahwa x
adalah sebarang penyelesaian. Maka
A x 0=b dan Ax=b
atau
A(x− x0 )=0
Jadi,
x = x 0 +c 1 v 1+ c 2 v 2 +…+ c k v k
Ax=A (x 0 +c 1 v 1+ c2 v 2 +…+ c k v k )
Atau,
Untuk sistem linear dengan dua atau tiga peubah, Teorema 5.5.2 mempunyai
interpretasi geometris yang baik dalam R2 dan R3 . Misalnya, tinjau kasus di mana
Ax=0dan Ax=b merupakan sistem linear dengan dua peubah. Penyelesaian dari
Ax=0 membentuk suatu sub-ruang dari R2 dan dengan demikian merupakan
suatu garis lurus yang melalui titik asal, titik asal, atau keseluruhan R2 . Dari
Teorema 5.5.2, penyelesaian dari Ax=b bisa didapatkan dengan menambahkan
sebarang penyelesaian khusus dari Ax=b, katakanlah x 0 pada penyelesaian dari
Ax=0. Dengan mengasumsikan bahwa x 0 diposisikan dengan titik pangkalnya
pada titik asal, hal ini mempunyai dampak geometris pergeseran ruang penyele
saian dari Ax=0 sehingga titik pada titik asal tersebut dipindahkan ke titik ujung
dari x 0 (Gambar 1). Ini berarti bahwa vektor-vektor penyelesaian dari Ax = b
membentuk suatu garis lurus melalui titik ujung x 0 titik pada titik ujung x 0 atau
keseluruhan R2. (Dapatkah Anda memvisualkan kasus yang terakhir?) Demikian
Menambahkan x 0 pada setiap vector x dalam ruang penyelesaian dari Ax=0 menggeser
ruang penyelesaiannya.
juga, untuk sistem linear dengan tiga peubah, penyelesaian dari Ax=bmerupakan suatu
bidang yang melalui titik ujung dari penyelesaian khusus x 0, suatu garis yang melalui titik
ujung x 0, titik pada titik ujung x 0, atau keseluruhan R3 .
Contoh 3 Pada Contoh 3 Bagian 1.2 kita menyelesaikan sistem persamaan linear tak-
homogen
x 1+ 3 x 2−2 x 3+ 2 x 5=0
5 x 3+1 0 x 4 +1 5 x 6 =5
2 x1 +6 x 2 +8 x 4 +4 x5 +18 x 6=6
Dan mendapatkan
1
x 1=−3r −4 s −2t , x 2=r , x 3=2s , x 4 =s , x5 =t , x 6=
3
[] [] [ ] [ ][ ]
x1 0
−3 −4 −2
x2 0
1 0 0
0
x4
¿ [
x 3 −3 r −4 s −2t
¿ r ¿−2 s ¿
1
3
0
]
s ¿ ¿ ¿ t ¿ ¿ ¿ ¿ = 0 +¿ r
0
0
+¿ s
−3
1
+t
0
0
x5 0 0 1
1
x6 0 0 0
3
Yang merupakan penyelesaian umum dari (4). Dengan membandingkan ini dengan (3),
vector
[]
0
0
0
x 0= 0
0
1
3
[] [ ][]
−3 −4 −2
1 0 0
0 −3 0
x=r +¿ s +t
0 1 0
0 0 1
0 0 0
2 x1 +6 x 2 +8 x 4 +4 x5 +18 x 6=6
Pertama-tama kita telah mengembangkan operasi baris dasar untuk menyelesaikan sistem
linear, dan kita tahu dari sana bahwa melakukan suatu operasi baris dasar pada suatu matriks
yang diperbanyak tidak mengubah himpunan penyelesaian dari sistem linear yang
berpadanan. Oleh karena itu kita dapatkan bahwa menerapkan suatul operasi baris dasar pada
suatu matriks A tidak mengubah himpunan penyelesaian dari sistem linear yang berpadanan
Ax=0, atau, dengan kata lain hal tersebut tidak mengubah ruang-kosong dari A. Jadi, kita
mendapatkan teorema berikut ini.
Teorema 5.5.3 Operasi baris dasar tidak mengubah ruang-kosong dari suatu
matriks.
[ ]
2 2 −1 0 1
A= −1 −1 2 −3 1
1 1 −2 0 −1
0 0 1 1 1
Penyelesaian. Ruang kosong dari A merupakan ruang penyelesaian dari sistem homogen.
+ x 5=0
−3 x 4 + x 5=0
−x 5=0
+ x 5=0