MAKALAH 1 Profesionalisme
MAKALAH 1 Profesionalisme
MAKALAH 1 Profesionalisme
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. AGITA MONALISA P01740322101
2. ANGGI TRI OKTALIA P01740322102
3. ARINI RAHMATIKA P01740322103
4. AYU FEBRIYANTI ANGGRAINI P01740322104
5. AYU WIDIA P01740322105
6. DEWI SUSANTI P01740322106
7. ELIZA FERAWATI P01740322107
8. ELLEN WIDYOWATI P01740322108
9. ERLA WIDIAWATI P01740322109
10. FADHILAH RAHAYU P01740322110
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulisan makalah merupakan
salah satu tugas dari mata kuliah Profesionalisme Kebidanan dengan judul
Pengembangan Professional Berkelanjutan (Countinous Professional
Development) Dan Pentingnya Belajar Sepanjang Hayat.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengembangan Professional Berkelanjutan............................ 3
B. Pentingnya Belajar Sepanjang Hayat...................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perubahan dan perkembangan zaman yang terus menuntut
adanya pelayanan kesehatan yang semakin maju dan penemuan-penemuan
baru yang sangat mempengaruhi pola pikir manusia yang ingin terus
mengembangkan dan memajukan kualitas pelayanan kesehatan. Tuntutan
itulah yang menjadi suatu pemicu untuk lebih mengembangkan karir seorang
bidan dalam memberikan asuhan, dengan cara pengembangan professional
yang berkelanjutan. Hal ini sangat berguna untuk menurunkan angka
kematian ibu dan anak, serta dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang tinggi
masih menjadi salah satu masalah yang serius di Indonesia.
Bidan sebagai subsistem Sumber Daya Manusia menjadi salah satu
ujung tombak yang berperan langsung pada penurunan AKI/AKB. Untuk
memenuhi hal tersebut diperlukan bidan yang menguasai kompetensi.
Sementara itu kebanyakan bidan masih belum memenuhi syarat tersebut
karena latar belakang tingkat pendidikan yang berbeda-beda, kualitas lulusan
yang minimal, dan sikap profesionalisme yang kurang. Untuk memenuhi
standar kompetensi itu maka diperlukan lulusan bidan yang berkualitas dan
memiliki sikap profesionalisme yang tinggi. Selain itu dalam menghadapi era
globalisasi ini, bidan juga dituntut untuk selalu memperbaharui
pengetahunnya melalui jalur pengembangan karir bidan. Pengembangan karir
bidan ini dapat ditempuh melalui jalur pendidikan formal maupun dengan
mengikuti seminar dan lokakarya. Pengembangan karir ini sangat penting
mengingat masih banyaknya keterbatasan yang dimiliki bidan, seperti
keterbatas komunikasi, penguasan bahasa asing, dan penguasaan IPTEK. Hal
inilah yang menjadi pedoman pentingnya seorang bidan untuk belajar
sepanjang hayat.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan pembahasan
yang akan dipaparkan dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana pengembangan professional berkelanjutan dalam kebidanan?
2. Apa saja alasan pentingnya belajar sepanjang hayat?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengembangan professional berkelanjutan dalam
kebidanan
2. Untuk mengetahui pentingnya belajar sepanjang hayat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
modifikasi atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusi terhadap
peningkatan kualitas proses pembelajaran dan pengembangan dunia
pendidikan, sains/teknologi.
Bidan bekerja berdasarkan pada pandangan filosofi yang dianut
keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan dan kode etik profesi
yang dimiliki. Hal tersebut akan tetap diupayakan oleh para bidan
sehubungan dengan anggota profesi yang harus diimbangi dengan
memperoleh pendidikan lanjutan pelatihan dan selalu berpartisipasi aktif
dalam pelayanan kesehatan.
Bidan sebagai tenaga professional termasuk rumpun kesehatan untuk
menjadi jabatan professional bidan harus menunjukkan ciri-ciri jabatan
professional. Bidan merupakan suatu jabatan professional karena
memiliki ciri :
a. Pelakunya secara nyata dituntut cakap dalam bekerja, memiliki
keahlian sesuai tugas-tugas khusus secara tuntutan jenis jabatannya.
b. Kecakapan atau keahlian seorang pekerja profesional bukan hasil
pembiasaan atau latihan rutin yang terkondisi, tetapi perlu memiliki
wawasan keilmuan yang mantap,
c. Pekerja professional dituntut berwawasan luas sehingga pilihan
jabatan serta kerjanya harus disadari oleh nilai-nilai tertentu sesuai
jabatan profesinya. Pekerja professional bersikap positif terhadap
jabatan dan perannya,mbermotivasi dan berusaha berkarya sebaik-
baiknya.
d. Jabatan professional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat atau
negaranya. Jabatan professional memiliki syarat-syarat serta kode etik
yang harus dipenuhi oleh pelakunya. Ini menjamin kepantasan
berkarya dan sekaligus merupakan tanggung jawab professional
Pengembangan karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya
peningkatan jenjang jabatan dan jejang pangkat bagi seorang pegawai
negerti pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan
dalam organisasinya. Pengembangan karir bidan meliputi :
4
a. Pendidikan lanjutan, adalah suatu untuk meningkatkan kemampuan
teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan/pelayanan dan standar yang telah ditentukan
oleh konsil melalui pendidikan formal dan non formal.
b. Job fungsional merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas,
kewajiban, hak serta wewenang pegawai sipil dalam melaksanakan
tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya
menggunakan angka kredit.
c. Pengembangan karir bidan dikaitkan dengan peran fungsi dan
tanggung jawab bidan. Peran fungsi bidan dalam pelayanan
kebidanan adalah sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti.
Bidan memiliki berbagai eksistensi yaitu sebagai
a. Dosen-Praktis, sebagian besar dosen kebidanan saat ini bekerja di
universitas.
b. Peneliti ahli klinis, oleh karena itu agar beberapa bidan menjalankan
bagian penting dari waktu mereka dalam mengambangkan
keterampilan meneliti.
c. Supervisi Kebidanan, bidan sebagai seorang supervisor memiliki
tanggung jawab hukum yang penting untuk meningkatkan dan
menjaga kesehatan serta kesejahteraan ibu dan bagi persiapan
program supervisior merupakan program belajar jarak jauh dengan
dosen dan atau konselor serat supervisor dan atau mentor pendukung
setiap supervisor berwenang memberikan pedoman untuk supervisi
yang efektif sendiri.
d. Manager kebidanan, para bidan yang menunjukkan keahlian dalam
managemen dapat menjadi manager
5
seseorang masih dapat memperolehpengetahuan kalau ia mau, setelah ia
selesai mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal.
Ditekankan pula bahwa belajar dalam arti sebenarnya adalah sesuatu
yang berlangsung sepanjang kehidupan seseorang.
Dengan terus-menerus belajar, seseorang dapat memperbaharui
pengetahuannya, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut.
Dengan pengetahuan yang selalu diperbaharui ini, mereka tidak akan
terasing dan generasi muda, dan tetap dapat memberikan manfaat bagi
kehidupan dilingkungannya.
Konsep belajar sepanjang hayat pertama kali dikemukakan oleh Edgar
faure dari internasional council for education development (ICED) atau
komisi internasional pembangunan pendidikan.
1. Dasar pikiran pendidikan sepanjang hayat
a. Tinjauan ideologis
Semua manusia dilahirkan sama dan mempunyai hak yang
sama, khususnya hak untuk memperoleh pendidikan dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
b. Tinjauan ekonomis
Salah satu cara keluar dari lingkaran antara kebodohan
kemelaratan atau kemiskinan ialah dengan pendidikan seumur
hidup.
c. Tinjauan sosiologis
Salah satu masalah pendidikan dinegara berkembang adalah
pemborosan pendidikan yang disebabkan oleh sebagian orang tua
menyadari pentingnya pendidikan, putus sekolah, bahkan tidak
sekolah sama sekali. Hal itu yang mengakibatkan bertambahnya
jumlah buta huruf, terutama orang tua yang lahir pada zaman yang
belum berkembang pesat seperti sekarang ini.
d. Tinjauan politis
Negara kita adalah negara demokrasi dimana seluruh warga
negara wajib menyadari hak dan kewajiban disamping memahami
6
fungsi pemerintah. Agar politik dan demokrasi pada suatu negara
dapat berkembang dengan baik dan tidak ketinggalan oleh zaman.
e. Tinjauan teknologi
Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, para
pemimpin teknis, guru, dan sarjana dari berbagai disiplin ilmu
harus senantiasa menyesuaikan perkembangan ilmu dan teknologi
untuk menambah cakrawala pengetahuan disamping keterampilan.
f. Tinjauan psikologis dan pedagogis
Tidak ada lagi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berpengaruh besar terhadap pendidikan khususnya
konsep dan teknik penyampaian. Oleh karena perkembangan ilmu
dan teknologi semakin luas dan kompleks maka tidak mungkin
segalanya itu dapat dianjurkan.
2. Karakteristik pendidikan sepanjang hayat
Adapun beberapa karakteristik pendidikan sepanjang hayat yaitu :
a. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah,
tetapi merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup.
b. Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan orang
dewasa, tetapi pendidikan seumur hidup mencangkup dan
memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan sebagainya).
c. Pendidikan sepanjang hayat mampu menghilangkan tembok
pemisah antara sekolah dengan lingkungan kehidupan nyata diluar
sekolah.
3. Tujuan pendidikan sepanjang hayat
a. Mengembangkan potensi keperibadian manusia sesuai dengan
kodrat dan hakikatny, yakni seluruh aspek pembawaannya
seoptimal mungkin.
b. Sebagai pembelajaran mandiri ( self learning ) yaitu menyesuaikan
diri dengan perubahan positif yang terus menerus dan berkembang
dalam sepanjang kehidupan manusia dan masyarakat serta
7
menyiapkan diri guna mencapai kehidupan yang lebih baik di masa
yang akan datang.
c. Mampu mengembangkan potensi, pengetahuan dan keterampilan
yang dimilikinya.
4. Tahap-tahap pembelajaran sepanjang hayat
a. Periode 6-24 tahun
Tujuan pembelajaran pada periode ini adalah pengembangan
holistik peserta didik dalam empat aspek, yaitu: fisik, intelektual,
kapasitas sosial,emosional dan perkembangan mental.
b. Periode 25-60 tahun
Orang dewasa belajar dari pengalaman dan memecahkan masalah,
karenaitu mereka perlu terus mengembangkan kecerdasan,
kemampuan danintegritas.
c. Periode 60 tahun keatas
Belajar di usia tua (lebih dari 60 tahun) orang tua dapat belajar
banyak darikegiatan yang sesuai dengan usia misalnya seni, musik,
olahraga untuk,kerajinan tua dan pekerjaan social.
8
Teori kebutuhan Maslow tersebut meliputi kebutuhan fisik, rasa
aman, cinta, harga diri dan aktualisasi diri. Berdasarkan teori ini, belajar
sepanjang hayat khususnya bagi orang dewasa dan orang tua akan
menjadi efektif dalam arti menghasilkan perubahan tingkah laku
(perilaku), apabila isi dan cara belajarnya sesuai dengan kebutuhan yang
dirasakan. Konsep belajar seumur hidup sering menjadi keliru untuk
konsep pendidikan seumur hidup, tetapi harus ditekankan bahwa itu
bukan hal yang sama.
Pendidikan hanya mencakup terorganisir proses belajar,
sementara belajar adalah sebuah konsep luas yang juga mencakup
non-disengaja, tidak terorganisir danspontan pengetahuan akuisisi dan
dapat berlangsung sepanjang hidup. Empat pilar pendidikan untuk masa
depan:
1. Learning to know yaitu menguasai alat belajar bukan perolehan
pengetahuan terstruktur.
2. Learning to do yaitu memperlengkapi orang untuk jenis pekerjaan
yang dibutuhkan sekarang dan di masa depan termasuk inovasi
danadaptasi belajar untuk lingkungan kerja di masa depan.
3. Learning to live together, and with others secara damai
menyelesaikan konflik, menemukan orang lain dan budaya mereka,
membina masyarakat kemampuan, kompetensi individual dan
kapasita, ekonomi, dan ketahanan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang bidan
sebaiknya terus berusaha untuk mengembangkan karir agar kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan semakin baik. Pengembangan
professional berkelanjutan dalam kebidanan ada beberapa jalur yang masing-
masing mempunyai cara dan aturan-aturan yang berbeda. Seorang bidan akan
mendapatkan suatu pengakuan dari lembaga yang membinanya dalam
mengembangkan karir. Selain mengembangkan karir, seorang bidan harus
terus memperbaharui ilmu pengetahuan dan teknologi terkini dalam
pelayanan kebidanan, hal itu dapat dilakukan dengan cara mengikuti dan
menyadari pentingnya belajar sepanjang hayat.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini diharapkan agar para pembaca
mampu mendapatkan ilmu pengetahuan tentang pengembangan profesi
berkelanjutan, dan pentingnya belajar sepanjang hayat dalam kebidanan. Dan
diharapkan para pembaca dapat mengambil manfaat dalam makalah ini untuk
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari - hari.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ngadiyono, Elsa, dkk. Obyek Ilmu Kebidanan Dalam Perspektif Ilmu Menurut
Prof. Ahmad Tafsir Sebagai Arah Pengembangan Ilmu Kebidanan. Jurnal
kebidnan : Vol 3 No. 7, Oktober 2014.
Utama Safrudin, Sri Mulyani, Rosni Lubis. 2018 .Pengembangan Kepribadian dan
Profesionalisme Bidan. Malang :Wineka Media.
11