Jurnal Kepribadian Manusia Dalam Tafsir Buya Hamka 1
Jurnal Kepribadian Manusia Dalam Tafsir Buya Hamka 1
Jurnal Kepribadian Manusia Dalam Tafsir Buya Hamka 1
Rika Sumalia
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
[email protected]
Abstrak: Di dalam Al-Qur’an pembahasan mengenai kepribadian ini juga dijelaskan. Akan
tetapi tidak menggunakan istilah yang baku sebagaimana dalam ilmu psikologis. Salah satu
mufasir yang menafsirkan ayat-ayat ini adalah Buya Hamka dalam kitab tafsir Al-Azhar. Buya
Hamka dari karangan yang beragam dan lebih banyak karya-karya beliau yang bercorak tasawuf
maka mengulas ayat-ayat mengenai kepribadian dari kacamata penafsiran Hamka maka sangat
relevan mengingat kepribadian identik dengan tasawuf. Penelitian ini termasuk kepada penelitian
kualitatif dengan jenis pendekatan library research. Sumber datanya menggunakan kitab tafsir
Al-Azhar sebagai rujukan pokok dalam memahami ayatayat yang ditafsirkan. Dan sumber
sekunder berupa artikel, jurnal, skripsi, tesis, maupun karya ilmiah lainnya. Hasil penelitiannya
berupa penafsiran Buya Hamka terhadap kepribadian positif dan kepribadian negatif dalam Al-
Qur’an. Kepribadian positif muncul dan dibentuk oleh dua hal utama yang pertama menyucikan
jiwa dan yang kedua ketenangan jiwa. Karena kepribadian positif akan muncul dari dua hal ini.
Penafsiran Buya Hamka terhadap kepribadian negatif di dalam Al-Qur’an. Kepribadian negatif
muncul dan dibentuk oleh faktor utamanya yaitu manusia yang senantiasa mengikuti hawa nafsu
mereka. Orang-orang yang mengikuti hawa nafsu ini kelak akan menjadi orang-orang yang
menyesal.
Kata Kunci: Al-azhar, Buya Hamka, Kepribadian, Tafsir.
PENDAHULUAN
Kepribadian ini berasal dari bahasa Inggris yaitu personality yang berarti topeng. Sedangkan
masyarakat awam mengartikan personality yaitu tingkah laku yang ditampakkan dalam
lingkungan sosial. Kepribadian itu sendiri juga merupakan sebuah konsep yang luas dan
mengacu pada banyak aspek karakteristik yang unik dari seseorang. Buya Hamka, menyatakan
kepribadian ini merupakan kumpulan dari sifat-sifat dan kelebihan diri, yang menunjukkan
kelebihan seseorang dari yang lain. Dalam kata lain, Buya Hamka juga menjelaskan mengenai
kepribadian, yaitu kumpulan sifat akal-budi, kemauan, cita-cita, serta bentuk tubuh. Hal inilah
yang menyebabkan harga manusia itu berbeda dengan yang lain. Selain itu, hamka juga
mengemukakan mengenai faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang, diantaranya:
Pertama, daya penarik, berani, timbang rasa, dan percaya diri. Menurut Hamka, terdapat
kumpulan sifat dan kelebihan yang dapat menimbulkan daya tarik, yaitu kesopanan, ilmu
pengetahuan yang tinggi, serta kesopanan. Timbang rasa yang dimaksud oleh Hamka ialah
sebuah kemampuan seseorang dalam mempertimbangkan suatu persoalan tanpa mencampurinya
dengan rasa kasih sayang. Sedangkan berani menurut pandangan Hamka yaitu mengambil
sebuah keputusan dalam bertindak dan siap bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan.
Kedua, Hamka juga menjelaskan, ada beberapa hal yang dapat menguatkan kepribadian
seseorang, yaitu: keinginan bekerja, pengaruh agama dan iman, serta pengaruh sembahyang.
Namun, Hamka juga memberikan pendapat, bahwasanya ketiga hal yang diatas tidak akan
menguatkan kepribadian seseorang secara optimal apabila di dalam diri seseorang tersebut tidak
menghadirkan agama dan iman, karena iman merupkan pokok dari sebuah kehidupan. Dengan
hadirnya agama dan iman ini dapat membantu seseorang dalam menguatkan kepribadiannya
ketika menghadpi kesulitan, dengan cara melalui sembahyang.
Ketiga, Hamka menjelaskan hal yang dapat melemahkan kepribadian seseorang, yaitu
menjadi bayang-bayang orang lain, ikatan adat yang lama dan lain sebagainya. Hamka
berpandangan bahwa orang yang hidupnya menjadi bayang-bayang dalam kehidupan orang lain,
dalam artian setiap kegiatan hanya mengikuti orang lain saja, maka kepribadian seseorang itu
akan lenyap dalam kepribadian orang yang diikutinya. Keempat, Hamka menjelaskan bahwa
terdapat hal yang dapat menyempurnakan kepribadian seseorang, yaitu pandangan hidupnya,
keikhlasan, semangat, dan halus perasaan. Dan Hamka lebih menegaskan lagi, bahwa jika
kepribadian seseorang ingin sempurna, maka seseorang itu hru memiliki pandangan hidup yang
nyata dan ikhlas dalam melakukan seuatu serta memiliki perasan yang begitu lembut. Adapun
kepribadian manusia pada dasarnya mengalami perbedaan satu sama lain. Perbedaan ini bisa dari
internal maupun eksternal. Kepribadian manusia yang beragam bisa terjadi disebabkan berbagai
macam faktor. Kepribadian manusia ini dalam kajian sains maupun Al-Qur’an telah di bahas
secara detail. Kepribadian mempunyai kedudukan penting dan dianggap mempunyai fungsi
sebagai petunjuk bagi kehidupan masyarakat. 1
Mengenai tema pembahasan ini, penulis merujuk kepada beberapa penelitian terdahulu
sehingga dapat menunjang kesuksesan dalam penelitian ini, diantaranya penelitian yang
dilakukan oleh Irsyad,2 Senata dan Fahmi,3 Rifatul,4 Syafei,5 Shobur,6 Nasution,7 Widianti dan
1
Muhammad Rifa‟i Subhi, “Kepribadian dalam Perspektif Hamka,” Jurnal Fokus Konseling Vol.4 No.1
(2018), no. Vol.4 No.1 (2018), (t.t.).
2
Muhammad Irsyad, “Kompetensi Kepribadian Pendidik Dalam Tafsir Asy-Sya’rawi Pada Surah Luqman Ayat
13-19” (skripsi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2020), http://repository.uinsu.ac.id/11708/.
3
Senata Adi Prasetia dan Muhammad Fahmi, “Kompetensi Kepribadian Guru Perspektif Tafsir Al-Sha’rawi
Dalam Q.S. Al-Kahfi Ayat 60-82,” Tasyri` : Jurnal Tarbiyah-Syari`ah-Islamiyah 27, no. 1 (30 April 2020): 21–38,
https://doi.org/10.52166/tasyri.v27i1.81.
4
421307211 Rifatul Muna, “Struktur Kepribadian Manusia Dalam Teori Psikoanalisis Ditinjau Dari Al-Quran
Dalam Tafsir Al-Misbah” (other, UIN Ar-Raniry, 2020), https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/23186/.
5
Ahmad Khomaini Syafeie, “INTERNALISASI NILAI-NILAI IMAN DAN TAQWA DALAM
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MELALUI KEGIATAN INTRAKURIKULER,” Al-Tarbawi Al-Haditsah:
Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 1 (27 Juni 2020), https://doi.org/10.24235/tarbawi.v5i1.6280.
6
Rival Rosyidush Shobur, “Membangun kepribadian Islami pada anak dalam Al–Qur’an : Studi tafsir Al–Azhar
karya Buya Hamka dan tafsir Al–Shawi karya Syekh Ahmad Al–Shawi” (other, UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
2022), https://etheses.uinsgd.ac.id/50084/.
7
“Kepribadian Terbelah Dalam Perspektif Al-Quran | Nasution, M.Ag | Jurnal Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan
Konseling Islam,” diakses 27 Maret 2023, http://194.31.53.129/index.php/Irsyad/article/view/1735.
Abdullah,8 Nikmah,9 dan Wirda.10 Hanya saja penelitian terdahulu ini membahas mengenai pola
kepribadian dalam ayat-ayat Al-Quran tanpa menjelaskan secara detail bagaimana tafsirannya,
terlebih lagi objek utama dalam penelitian yang penulis kaji ini merupakan terbaru, mengingat
belum terlalu banyak para sarjanawan yang mengkaji dari segi tafsir al-Azhar karangan Buya
Hamka.
Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa kepribadian manusia menurut Hamka
dan beberapa pakar yang lain, bahwasanya kepribadian ialah suatu kualitas yang membuat
seseorang menjadi individu yang khas, dan diyakini dapat merelatifkan dengan secara stabil
sepanjang waktu, serta konsisten. Selain itu, ada beberapa pakar yang mengartikan kepribadian
dengan pendapat yang sama. Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam
mengenai kepribadian menurut Buya Hamka. Adapun fokus permasalahan yang akan penulis
kaji yaitu, bagaimana Buya Hamka ini memaknai kepribadian manusia itu sendiri, dan
bagaimana pula Buya Hamka menafsirkn Ayat Al-Qur’an yang berbicara mengenai kepribadian.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini tergolong kedalam penelitian kualitatif dengan memperoleh data dari
kepustakaan. Sumber data primernya berupa ayat-ayat al-Qur’an. Ayat yang digunakan adalah
Qs As-Syams: 7-8, Al-Qiyamah: 2, Al-Fajr, Yusuf: 53 dan kitab tafsir Al-Azhar 11 Karya Haji
Abdul Malik Karim Amrullah. Data sekunder sekunder berupa data yang didapatkan dari
sumber-sumber pendukung yang dapat membantu penelitian, berupa penelitian terdahulu seperti
artikel, jurnal, skripsi, tesis, maupun disertasi yang terkait sesuai dengan pemabahasan., Peneliti
menggunakan metode analisis data komparatif, teknik ini dilakukan agar mencapai pada
pemahaman tentang objek kajian yang kompleks. Metode yang penulis gunakan adalah metode
tematis.
8
Nurhannah Widianti, Muhammad Luthfi Abdullah, dan Agus Hendrarto, “Eksistensi Kepribadian Manusia
Melalui Pendekatan Tafsir Al-Qur’an,” Prophetic : Professional, Empathy, Islamic Counseling Journal 3, no. 1
(2020): 15–24, https://doi.org/10.24235/prophetic.v3i1.6952.
9
Nikmah Turohmah, “FEMINIMISME PERSPEKTIF TAFSIR AL-AZHAR (Studi Analisis Terhadap Ayat-
Ayat al-Qur’an Tentang Kepribadian Wanita)” (skripsi, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF
KASIM RIAU, 2021), https://repository.uin-suska.ac.id/53829/.
10
421307281 Wirda Izah Farziah, “Kepribadian Konselor Menurut Perspektif Organisasi Profesi (Kajian
Konten Analisis Terhadap Karakteristik Kepribadian Konselor Konvensional)” (skripsi, UIN Ar-Raniry Banda
Aceh, 2019), http://library.ar-raniry.ac.id/.
11
Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir Al-Azhar (Jakarta: Pustaka Panjimas, t.t.).
PEMBAHASAN
PENUTUP