Untitled
Untitled
Untitled
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH :
IMAM KURNIAWAN (206220010)
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah
ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam
Peradaban Melayu. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi kita semua. Kami membuat makalah ini dari kumpulan buku dan bersumber dari internet
sebagai pedoman membuat makalah.
Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Baginda Tercinta Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah
yang tentunya kita nanti-nantikan syafa’atnya di hari pembalasan nanti.
Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Islam Peradaban Melayu, teman
mahasiswa yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan motivasi membantu
saya dalam pengembangan makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah yang telah dibuat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Penyebaran agama Islam di kawasan Melayu merupakan fenomena penting dalam sejarah
masyarakat Melayu. Sebagai agama mayoritas di kawasan ini, Islam telah memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap budaya, bahasa, dan adat istiadat di kawasan ini. Berbagai
teori telah dikemukakan untuk menjelaskan proses penyebaran Islam di kawasan Melayu, dan
dalam makalah ini, akan dijelaskan beberapa teori tersebut.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut terminologi, teori adalah sebuah kerangka konseptual atau pandangan sistematis
yang digunakan untuk menjelaskan atau memahami suatu fenomena atau masalah. Teori
biasanya dihasilkan dari proses penelitian, analisis data, dan pengujian hipotesis, sehingga
dapat memberikan penjelasan yang komprehensif dan teruji terhadap suatu peristiwa atau
gejala.
Secara etimologi, kata "teori" berasal dari bahasa Yunani "theoria" yang berarti
pengamatan atau penglihatan. Dalam bahasa Inggris, kata "theory" berasal dari kata Latin
"theoria" yang memiliki arti yang sama. Istilah ini pertama kali digunakan dalam filsafat
dan sains pada abad ke-17 untuk merujuk pada sebuah sistem atau kerangka konseptual
yang dapat menjelaskan fenomena alamiah dan sosial. Sejak saat itu, penggunaan istilah
teori telah meluas ke berbagai bidang, termasuk ilmu sosial, sastra, seni, dan lain-lain.
Berikut adalah teori-teori penyebaran islam di kawasan melayu
1. TEORI PERDAGANGAN
Selain itu, perdagangan juga memungkinkan para pedagang Muslim untuk memperluas
jaringan perdagangan mereka, menghasilkan kekayaan, dan memperkuat pengaruh politik
dan sosial mereka. Seiring dengan perdagangan, perdagangan budaya dan penyebaran ilmu
pengetahuan dan teknologi juga terjadi, yang memainkan peran penting dalam penyebaran
Islam.
Teori ini diperkuat oleh sejarah perdagangan di wilayah-wilayah seperti Arab, Mesir,
Persia, India, dan Afrika Utara, di mana pedagang Muslim membawa ajaran Islam
bersama mereka dalam perdagangan dan memperkenalkannya kepada orang-orang yang
mereka temui di sepanjang jalan. Dalam beberapa kasus, perdagangan juga menjadi alat
untuk memperluas wilayah kekuasaan Islam dan memperkuat kekuatan politiknya di
daerah-daerah tersebut. Teori jalur perdagangan juga mengemukakan bahwa Islam
tersebar di kawasan Melayu melalui interaksi perdagangan yang dilakukan oleh pedagang
Muslim dengan penduduk pribumi. Para pedagang Muslim tersebut membawa ajaran
Islam dan memperkenalkannya kepada penduduk setempat melalui perdagangan dan
kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Teori ini didukung oleh fakta sejarah bahwa kawasan
Melayu merupakan jalur perdagangan yang sibuk pada masa lampau.
2
B. TEORI POLITIK
Teori penyebaran Islam di kawasan Melayu melalui teori politik mengatakan bahwa
penyebaran Islam di wilayah Melayu terjadi melalui jalur politik dan kekuasaan. Raja-raja
dan elit politik di wilayah tersebut memeluk agama Islam dan kemudian
memperkenalkannya ke masyarakat di bawah mereka.
Proses ini dimulai pada abad ke-13 ketika raja-raja Hindu-Buddha di kerajaan-kerajaan
Melayu beralih ke agama Islam dan mulai mempromosikan Islam sebagai agama negara.
Mereka menggunakan kekuasaan dan pengaruh politik mereka untuk memperkenalkan
Islam kepada rakyat mereka.
Selain itu, hubungan politik dan ekonomi antara wilayah Melayu dengan wilayah-
wilayah Muslim di luar kawasan juga memainkan peran penting dalam penyebaran Islam.
Pedagang dan cendekiawan Muslim yang melakukan perjalanan ke wilayah Melayu
membawa ajaran Islam bersama mereka dan memperkenalkannya kepada masyarakat
setempat.
Dalam prosesnya, Islam tidak hanya menyebar sebagai agama, tetapi juga menjadi
faktor penting dalam membentuk identitas dan budaya masyarakat Melayu. Hal ini
tercermin dalam kebiasaan dan adat istiadat di wilayah tersebut yang menggabungkan
unsur-unsur Islam dengan budaya lokal.
Beberapa teori penyebaran Islam di kawasan Melayu yang berfokus pada teori politik
antara lain:
1. Teori Akulturasi: Teori ini menekankan bahwa Islam menyebar di kawasan Melayu
melalui proses akulturasi, yaitu penyesuaian budaya dan tradisi lokal dengan nilai dan
ajaran Islam. Menurut teori ini, Islam menyebar secara damai dan tidak menggunakan
kekerasan atau penaklukan.
2. Teori Pengaruh Politik: Teori ini menekankan pengaruh politik sebagai faktor penting
dalam penyebaran Islam di kawasan Melayu. Para penguasa dan elit politik menggunakan
agama Islam sebagai alat untuk memperkuat kekuasaan dan memperluas wilayah
kekuasaan mereka. Dalam hal ini, Islam digunakan sebagai alat untuk memperkuat otoritas
politik dan mengatur kehidupan masyarakat.
3. Teori Konversi Massal: Teori ini menekankan bahwa penyebaran Islam di kawasan
Melayu terjadi melalui konversi massal, yaitu banyaknya orang yang secara kolektif
memeluk Islam. Menurut teori ini, faktor-faktor seperti pernikahan antar-agama,
kerjasama ekonomi, dan pengaruh sosial memainkan peran penting dalam konversi massal
ke Islam di kawasan Melayu.
Teori konversi massal dalam konteks penyebaran Islam di kawasan Melayu menyatakan
bahwa terdapat periode konversi besar-besaran penduduk non-Muslim menjadi Muslim
3
yang terjadi dalam waktu relatif singkat. Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi konversi massal di kawasan Melayu, antara lain:
A. Faktor Sosial: Konversi massal dapat dipengaruhi oleh faktor sosial seperti dukungan
keluarga atau komunitas, keinginan untuk bergabung dengan kelompok mayoritas, atau
penolakan terhadap diskriminasi dan perlakuan tidak adil.
B. Faktor Ekonomi: Konversi massal juga dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi seperti
kemudahan akses ke pasar atau pekerjaan, atau kesempatan untuk meningkatkan status
sosial dan ekonomi.
C. Faktor Politik: Faktor politik juga dapat mempengaruhi konversi massal, terutama jika
pemerintah mengadopsi kebijakan untuk mendorong konversi atau memberikan insentif
bagi para konvert.
D. Faktor Agama: Faktor agama juga memegang peranan penting dalam konversi massal,
seperti keyakinan dalam kebenaran ajaran agama yang baru atau kebutuhan untuk
menemukan makna spiritual dalam hidup.
C. TEORI SOSIAL
Teori penyebaran Islam di kawasan Melayu melalui teori sosial mengatakan bahwa
penyebaran Islam di wilayah Melayu terjadi melalui pengaruh sosial dan budaya.
Penyebaran Islam di wilayah Melayu tidak hanya melalui proses konversi keagamaan
semata, tetapi juga melalui proses akulturasi dan adaptasi budaya setempat dengan ajaran
Islam.
Dalam proses penyebaran Islam di wilayah Melayu, para pedagang, cendekiawan, dan
ulama Muslim membawa ajaran Islam dan budaya Arab ke wilayah Melayu. Namun,
mereka juga harus beradaptasi dengan budaya lokal yang beragam, seperti kepercayaan
animisme dan Hindu-Buddha.
4
Dalam proses akulturasi tersebut, unsur-unsur Islam yang baru diterima tidak selalu
menggantikan adat dan kepercayaan lokal yang sudah ada, tetapi lebih sebagai suatu cara
untuk memperkaya dan memperkuat nilai-nilai yang sudah ada. Misalnya, dalam beberapa
adat istiadat masyarakat Melayu, terdapat unsur-unsur Islam yang diintegrasikan dengan
kepercayaan lokal, seperti dalam tradisi perkawinan adat Melayu yang dipengaruhi oleh
ajaran Islam.
Selain itu, pengaruh sosial dari kelompok Muslim yang lebih kuat juga berperan dalam
penyebaran Islam di wilayah Melayu. Kelompok Muslim yang memiliki pengaruh dan
kekuatan ekonomi dan politik, seperti raja-raja dan elit politik, juga memiliki pengaruh
besar dalam memperkenalkan Islam kepada masyarakat setempat.
D. TEORI EKOMOMI
Teori penyebaran Islam di kawasan Melayu melalui teori ekonomi mengatakan bahwa
penyebaran Islam di wilayah Melayu terjadi melalui hubungan ekonomi dan perdagangan
antara wilayah-wilayah Muslim di luar kawasan dengan wilayah Melayu.
Wilayah Melayu memiliki posisi strategis sebagai pusat perdagangan dan jalur maritim
antara wilayah Muslim di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Oleh karena itu, perdagangan
dan hubungan ekonomi yang terjalin membawa pengaruh kuat dalam penyebaran Islam di
wilayah Melayu.
Para pedagang Muslim yang melakukan perjalanan jauh ke wilayah Melayu membawa
ajaran Islam bersama mereka dan memperkenalkannya kepada masyarakat setempat.
Selain itu, mereka juga membawa barang dagangan dan ide-ide baru yang mempengaruhi
perkembangan ekonomi dan budaya di wilayah tersebut.
Dalam prosesnya, perdagangan dan hubungan ekonomi yang terjalin membawa ajaran
Islam sebagai suatu paket yang lengkap dengan nilai-nilai sosial dan budaya yang
membentuk identitas masyarakat Melayu. Islam menjadi faktor penting dalam membentuk
pola pikir dan tata cara hidup masyarakat Melayu dalam aspek ekonomi, seperti dalam
sistem perdagangan, bisnis, dan tata kelola ekonomi lainnya.
E.TEORI PERNIKAHAN
5
Teori penyebaran Islam di kawasan Melayu melalui jalur pernikahan dan perkawinan
menjelaskan bahwa penyebaran Islam di kawasan Melayu terjadi melalui hubungan
pernikahan antara pedagang Muslim dengan penduduk setempat. Pernikahan tersebut
memungkinkan ajaran Islam diperkenalkan secara intensif kepada penduduk setempat dan
membuka peluang bagi masyarakat setempat untuk memeluk agama baru. Teori ini juga
menekankan pentingnya peran tokoh-tokoh Muslim dalam proses penyebaran Islam,
terutama melalui kegiatan dakwah dan pengajaran Islam kepada masyarakat setempat.
Menurut teori ini, pedagang Muslim yang datang ke kawasan Melayu pada masa itu
memiliki tingkat pendidikan dan sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk
setempat. Oleh karena itu, mereka menjadi tokoh-tokoh yang dihormati dan diakui oleh
masyarakat setempat. Para pedagang Muslim tersebut kemudian memanfaatkan posisi dan
pengaruh mereka untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada penduduk setempat melalui
hubungan pernikahan dan perkawinan.Dalam teori ini, tokoh-tokoh Muslim juga
memainkan peran penting dalam memberikan pengajaran dan bimbingan agama kepada
penduduk setempat yang baru memeluk Islam. Para tokoh Muslim ini mengajarkan ajaran-
ajaran Islam melalui berbagai kegiatan seperti pengajian, ceramah, dan diskusi agama.
Selain itu, mereka juga membantu penduduk setempat dalam menghadapi berbagai
masalah kehidupan sehari-hari dan memberikan solusi berdasarkan ajaran Islam.
Teori penyebaran Islam melalui jalur pernikahan dan perkawinan ini juga menekankan
pentingnya integrasi sosial antara masyarakat Muslim dan non-Muslim. Dalam proses
penyebaran Islam, penduduk setempat yang memeluk Islam tidak kehilangan identitas
budaya dan sosial mereka. Sebaliknya, mereka memadukan ajaran Islam dengan budaya
lokal dan mengembangkan bentuk-bentuk kegiatan sosial dan budaya yang baru.
Beberapa contoh dari pernikahan yang membawa pengaruh Islam di kawasan Melayu
antara lain adalah pernikahan antara Sultan Mahmud Syah dari Malaka dengan putri raja
Pasai pada abad ke-15, serta pernikahan antara Raja Kecil dari Siak dengan putri Melayu
pada abad ke-18.
F.TEORI DAKWAH
Teori dakwah merupakan salah satu teori penyebaran Islam di kawasan Melayu yang
memiliki pengaruh besar dalam proses penyebaran Islam di wilayah ini. Teori dakwah ini
menekankan pada peran para ulama dan mubaligh dalam menyebarkan ajaran Islam
melalui dialog dan ceramah kepada masyarakat setempat.
Dalam konteks penyebaran Islam di kawasan Melayu, teori dakwah ini dapat dilihat dari
peran para ulama dan mubaligh dalam menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat
setempat. Para ulama dan mubaligh ini biasanya melakukan dakwah dengan cara
memberikan ceramah, mengajar kitab suci Al-Quran, dan memberikan bimbingan kepada
masyarakat setempat.
6
Sejarah mencatat bahwa dakwah para ulama dan mubaligh ini telah mempengaruhi pola
pikir dan keyakinan masyarakat di wilayah ini. Hal ini dapat dilihat dari jumlah masjid dan
pesantren yang dibangun oleh para ulama di wilayah ini sebagai pusat aktivitas keagamaan
dan pendidikan Islam.
Para ulama dan mubaligh juga sering kali menjadi pemimpin masyarakat setempat dan
memainkan peran penting dalam mengembangkan budaya Islam di kawasan Melayu.
Mereka membantu membentuk identitas Islam yang kuat dan mengkonsolidasikan
komunitas Muslim di wilayah ini.
Selain itu, dakwah para ulama dan mubaligh ini juga memperkenalkan konsep Islam yang
bersifat inklusif dan terbuka terhadap perbedaan. Hal ini memungkinkan Islam untuk
bergabung dan berdampingan dengan budaya lokal di wilayah ini, dan membentuk budaya
Islam yang khas di kawasan Melayu.
Dalam konteks penyebaran Islam di kawasan Melayu, teori dakwah juga menggarisbawahi
pentingnya peran masyarakat setempat dalam menerima ajaran Islam. Para ulama dan
mubaligh hanya dapat berhasil dalam dakwah mereka jika mereka dapat membangun
hubungan yang baik dengan masyarakat setempat dan memperoleh dukungan mereka.
Secara keseluruhan, teori dakwah memberikan gambaran yang penting dalam penyebaran
Islam di kawasan Melayu. Teori ini menunjukkan bahwa peran para ulama dan mubaligh
dalam dakwah dan peran masyarakat setempat dalam menerima ajaran Islam sangatlah
penting dalam proses penyebaran Islam di wilayah ini.
G. TEORI PRIBUMI
Teori ini menyatakan bahwa penyebaran Islam di kawasan Melayu terjadi melalui
proses internalisasi ajaran Islam oleh penduduk setempat. Dalam hal ini, penduduk
setempat mengambil inisiatif untuk mempelajari ajaran Islam dan memperkenalkannya
kepada masyarakat sekitar. Hal ini juga dipengaruhi oleh keinginan penduduk setempat
untuk memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi mereka, sehingga mereka merasa tertarik
untuk mengadopsi ajaran Islam sebagai solusi atas masalah-masalah yang mereka hadapi.
Salah satu contoh penyebaran Islam di kawasan Melayu melalui teori pribumi adalah
melalui figur ulama lokal yang memainkan peran penting dalam menyebarkan ajaran
Islam di masyarakat. Salah satu ulama yang terkenal dalam penyebaran Islam di kawasan
Melayu adalah Hamzah Fansuri, seorang ulama Aceh yang hidup pada abad ke-16.
Hamzah Fansuri memainkan peran penting dalam menyebarkan ajaran Islam di kawasan
Melayu melalui karyanya yang berjudul "Sulalat al-Salatin" atau "Keturunan Raja-Raja".
Karya ini berisi kumpulan puisi-puisi yang memuat ajaran Islam dan moral yang
dihadirkan dalam bahasa Melayu yang mudah dipahami oleh penduduk setempat. Karya
Hamzah Fansuri ini menjadi sangat populer di kawasan Melayu dan banyak dibaca oleh
masyarakat setempat, terutama di kalangan orang Melayu yang berbahasa Melayu.
7
Selain itu, banyak ulama lokal lainnya yang juga memainkan peran penting dalam
penyebaran Islam di kawasan Melayu, seperti Syekh Ahmad al-Fatani dan Syekh
Nuruddin ar-Raniri. Mereka memperkenalkan ajaran Islam melalui dakwah yang
dilakukan secara langsung dengan penduduk setempat dan juga melalui karya-karya tulis
yang disebarkan di kalangan masyarakat.
Dalam teori pribumi, proses penyebaran Islam di kawasan Melayu dipengaruhi oleh
inisiatif dan kontribusi dari masyarakat setempat, termasuk para ulama lokal. Mereka
memainkan peran penting dalam mengembangkan dan menyebarkan ajaran Islam di
kawasan Melayu, sehingga menjadi bagian dari sejarah perkembangan Islam di wilayah
tersebut.
A.Kelebihan Teori
3. Fokus pada jalur penyebaran: Teori-teori penyebaran Islam di kawasan Melayu juga
memfokuskan perhatian pada jalur-jalur penyebaran Islam di kawasan ini. Hal ini
memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana Islam menyebar di antara
masyarakat di kawasan Melayu.
8
6. Sistem politik berpusatkan raja: Sistem politik berpusatkan raja di kawasan Melayu
memainkan peranan penting dalam penyebaran Islam. Raja dan kerajaan memberi
sokongan dan perlindungan terhadap agama Islam serta mempercepatkan penyebarannya.
Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan syariat Islam di kawasan ini yang disokong oleh
kerajaan.
B. Kekurangan teori
1. Tidak melibatkan faktor regional yang lebih luas: Teori-teori penyebaran Islam di
kawasan Melayu terfokus pada kawasan Melayu dan mungkin tidak memperhitungkan
faktor-faktor yang memengaruhi penyebaran Islam di kawasan Asia Tenggara secara
keseluruhan. Oleh karena itu, teori-teori ini mungkin tidak memberikan gambaran yang
lengkap tentang cara Islam menyebar di seluruh wilayah ini.
9
7. Tidak menyoroti konteks sejarah yang lebih luas: Teori-teori penyebaran Islam di
kawasan Melayu cenderung lebih fokus pada sejarah lokal atau regional. Namun,
penyebaran Islam di wilayah ini juga dipengaruhi oleh konteks sejarah yang lebih luas,
seperti hubungan perdagangan dengan bangsa-bangsa lain dan perkembangan Islam di
Timur Tengah.
Maka, untuk memperoleh pemahaman yang lebih lengkap mengenai proses penyebaran
Islam di kawasan Melayu, diperlukan pendekatan yang lebih holistik dan menyeluruh,
yang memperhatikan semua faktor-faktor di atas dan memperhatikan konteks sejarah,
sosial, dan budaya yang lebih luas.
10
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dari beberapa teori penyebaran Islam di kawasan
Melayu, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebaran Islam di kawasan Melayu dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti perdagangan, pernikahan antarbangsa, dan dakwah para ulama.
Selain itu, pengaruh budaya lokal juga mempengaruhi bentuk dan karakteristik Islam yang
berkembang di kawasan Melayu.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, W. M. A. (2013). The spread of Islam in Southeast Asia: Past and present. Journal
of Islam in Asia, 10(1), 164-186.
Hussin Mutalib, H. (1993). Islam and ethnicity in Malay politics: A study of the Malaysian
Islamic party. Oxford University Press.
Othman, N., & Razak, A. A. (2015). The role of the Malay Sufi in the spread of Islam in the
Malay world. International Journal of Social Science and Humanity, 5(4), 358-362.Reid, A.
(1993). Southeast Asia in the age of commerce, 1450-1680: Volume one: The lands below the
winds. Yale University Press.
Andaya, B. W. (2008). The spread of Islam in Southeast Asia. In Southeast Asia: A Historical
Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor (Vol. 3, pp. 1386-1390). ABC-CLIO.
12