Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Ekonomi Desa Darussalam Kec. Bolo Kab. Bima

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 117

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT

TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DESA


DARUSSALAM KEC. BOLO KAB. BIMA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Alauddin Makassar

OLEH:

MISBAH
90300115131

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas nafas kehidupannya dan

Nabi Muhammad SAW atas Risalahnya, karena dengan rahmat dan

hidayahnyalah sehingga kendala teknis maupun non teknis dalam penyelesaian

skripsi ini dapat dilewati meskipun dengan tertatih-tatih dan akhirnya selesai

sesuai dengan harapa penulis.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menempuh

ujian akhir Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Judul skripsi yang

penulis susun adalah “Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap

Pembangunan Ekonomi Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima”.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini adalah atas izin

Allah SWT sebagai pemegang kendali dan penulis sadar bahwa dalam proses

penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan yang

diberikan berbagai pihak, baik moral, spririt maupun material. Terutama dari

sponsor utama penulis dalam menyelesaikan studi, yaitu orang tua saya bapak

Ibrahim Yusuf beserta saudara dan saudari saya Ida yanti, Abdullah, M. Salah

S.Pd, Sri Juliati. Dan juga kepada keluarga yang telah membesarkan saya bapak

Syahbuddin Hasan dan Ibunda Aminah Yusuf yang tidak hentinya mendoakan

dan mendampingi penulis dalam meraih cita dan cinta kehidupan. Maka dari itu

ananda mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya yang tak hingga,

semoga keselamatan dan kesehatan menyertai kalian.

iv
Untuk itu dalam bagian ini penulis ingin menyampaikan banyak

terimakasih kepada pihak yang sudah memberikan bantuan, dukungan, semangat,

bimbingan dan saran-saran, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Rasa

terimakasih ini ingin penulis sampaikan terutama kepada:

1. Bapak Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D. selaku Rektor UIN

Alauddin Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

3. Bapak Dr. Hasbiullah, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar.

4. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse M.Ag. selaku Dosen Pembimbing I dan

Bapak Wardihan Sabar, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang

telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk memberikan

banyak bimbingan, petunjuk, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibunda Dr. Hj. Rahmawati, M.Ag. selaku dosen penguji I dan Bapak Dr.

Alim Syahriati, S.E., M.Si. selaku penguji II.

6. Bapak Dr. H. Abdul Wahab, SE., M.Si. selaku pengunji komprehensip

yang selalu mengajarkan sebuah keikhlasan dan kesabaran, bahwa

menunggu itu hal yang begitu menyenangkan.

7. Seluruh Dosen, Staf akademik, Staf Jurusan Ilmu Ekonomi, Staf

Perpustakaan, Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universita

v
Islam Negeri Alauddin Makassar yang telah memberikan penulis, ilmu

pengetahuan yang sangat berharga.

8. Keluarga besar ILMU EKONOMI 2015 khususnya kelas Ilmu Ekonomi D

semoga tidak akan terlupakan dan menjadi kenangan terindah.

9. Sahabat tercinta Susi Sulastri, S.Hum. yang telah banyak membantu dan

memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi, serta kepada kedua

senior Mirawati, S.E. dan Siti Hajar, S. Farm. Terima untuk doanya.

10. Teman seperjuangan Harlina, S.E. Junari S.E. Nur insana S.E. Nur

Syamsi, S.E. Halima tussa’diah S.E. Arief Setia Budi, S.E. Syahrial, S.E

dan Muh. Anwar, S.E. yang sama-sama berjuang meraih gelar S.E, yang

selalu menanamkan dalam diri bahwa proses tidak mengecewakan hasil.

11. Teman-teman KKN Reguler Kec. Sinjai Timur Kab. Sinjai angkatan 60

Desa Kampala, teman poskoku yang telah terekam dan tercatat sebagai

keluarga baru.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

dan penulis khususnya. Semoga Allah SWT melindungi dan memberikan berkah-

Nya dan imbalan yang setimpal kepada semua pihak yang telah membantu dan

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Makassar, Oktober 2019

Penulis

Misbah
90300115131

vi
DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... ii
PENGESAHAN .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
ABSTRAK .................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 10


A. Tinjauan Teoritis ....................................................................... 10
B. Penelitian Terdahulu ................................................................. 29
C. Kerangka Pikir .......................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 36


A. Jenis Dan Lokasi Penelitian ...................................................... 36
B. Pendekatan Penelitian ............................................................... 37
C. Populasi Dan Sampel ................................................................ 37
D. Jenis Dan Sumber Data ............................................................. 39
E. Tehnik Pengumpulan Data ........................................................ 40
F. Tehnik Analisi Data .................................................................. 40
G. Defini Operasional Variabel ..................................................... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 43


A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................... 43
B. Deskripsi Responden................................................................. 49
C. Analisis Hasil Penelitian ........................................................... 54
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi
Masyarakat Terhadap Proses Pembangunan Ekonomi
Desa Darussalam ....................................................................... 69

vii
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 75
A. Kesimpulan ............................................................................... 75
B. Saran.......................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
DAFTAR TABEL

No Halaman

1.1 Rincian Penduduk Perdusun Desa Darussalam..................................... 6


1.2 Jumlah Kepala Keluarga (KK) Di Desa Darussalam ............................ 6
4.1 Kepala Desa Darussalam....................................................................... 44
4.2 Jumlah Penduduk Dari Tahun-ketahun Di Desa Darussalam ............... 45
4.3 Luas Dusun, RW, RT, dan Jumlah Penduduk....................................... 45
4.4 Struktur Perekonomian Desa................................................................. 46
4.5 Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut jenis
Kegiatan ................................................................................................ 47
4.6 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Umur............... 48
4.7 Jumlah Sekolah Menurut Desa (Pendidikan Formal dan
Non Formal) .......................................................................................... 48
4.8 Fasilitas Pendukung .............................................................................. 48
4.9 Tingkat Partisipasi aktif masyarakat dalam Perencanaan
Pembangunan Ekonomi Desa Darussalam............................................ 55
4.10 Skor gabungan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Tahap
Perencanaan di Desa Darussalam........................................................ 56
4.11 Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Tahap Pengorganisasian
Desa Darussalam ................................................................................. 58
4.12 Skor Gabungan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Tahap
pengambilan peran/bagian dalam pembangunan ekonomi desa ......... 59
4.13 Tingkat Partisipasi dalam Tahap Pelaksanaan Pembangunan
Ekonomi Desa Darussalam ................................................................ 60
4.14 Skor GabunganTingkat Partisipasi Masyarakat dalam Tahap
Pelaksanaan Pembangunan Ekonomi Desa Darussalam ..................... 61
4.15 Tingkat Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Bidang Pengawasan
Pembangunan Ekonomi Desa Darussalam......................................... 63
4.16 Skor Gabungan Tingkat Partisipasi Aktif Masyarakat dalam
Bidang Pengawasan Terhadap Proses Pembangunan Ekonomi

ix
Desa Darussala .................................................................................. 64
4.17 Tingkat Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Biang Evaluasi
Terhadap Proses Pembangunan Ekonomi Desa Darussalam .............. 66
4.18 Skor Gabungan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Bidang
Evaluasi Terhadap Proses Pembangunan Ekonomi Desa
Darussalam ........................................................................................... 66
4.19 Rekapitulasi Tingkat Partisipasi Aktif Masyarakat dari Berbagai
Bidang ................................................................................................. 68
4.20 Keaktifan Masyarakat dalam Mengikuti Kegiatan Rapat ................... 70
4.21 Keaktifan Masyarakat dalam Mengambil Peran dalam
Pembangunan Ekonomi Desa ............................................................. 71
4.22 Keaktifitas Partisipasi Masyarakat dalam Mengawasi Pelaksanaan
Kegiatan Pembangunan Ekonomi Desa .............................................. 72
4.23 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Darussalam ............................. 73
4.24 Faktor Pendorong Masyarakat dalam Berpartisipasi .......................... 73
4.25 Kepemimpinan Kepala Desa Selama menjabat di Desa Darusslam
Kecamatan Bolo Kabupaten Bima ...................................................... 74

x
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

2.1 Kerangka Pkir........................................................................................ 34


4.1. Karakteristik Responden Menurut Umur ............................................. 50
4.2 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin................................. 51
4.3. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan ....................... 52
4.4. Karakteristik Responden Menurut Pendapatan .................................... 53
4.5 Skala Skor Gabungan Relatif Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam
Tahap Perencanaan Pembangunan Ekonomi Desa Darussalam ........... 57
4.6 Skala skor gabungan relatif tingkat partisipasi masyarakat dalam
mengambil peran/bagian terhadap pembangunan ekonomi Desa
Darussalam ............................................................................................ 59
4.7 Skala skor gabungan relatif tingkat partisipasi masyarakat dalam
Proses Pelaksanaan terhadapa pembangunan ekonomi Desa
Darussalam ............................................................................................ 61
4.8 Skala Skor Gabungan Relatif Tingkat Partisipasi Aktif Masyarakat
dalam Bidang Pengawasan Pembangunan Ekonomi Desa
Darusslam............................................................................................. 64
4.9 Skala Skor Gabungan Relatif Tingkat Partisipasi Aktif Masyarakat
dalam Bidang Evaluasi Terhadap Proses Pembangunan Ekonomi
Desa Darussalam ............................................................................... 67
4.10 Skala Likert Hasil Rekapitulasi ........................................................... 68

xi
ABSTRAK

Nama : Misbah
Nim : 90300115131
Judul : Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan
Ekonomi Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana


tingkat partisipasi masyarakat pada bidang partisipasi pembangunan ekonomi di
Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima dan Untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarkat terhadap
pembangunan Ekonomi Desa Darussalam kecamatan Bolo Kabupaten Bima.
Metode atau jenis penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini menunjuk seluruh
masyarakat sebanyak 704 kepala keluarga (KK), dengan sampel sebanyak 35
responden. Untuk sumber dan jenis datanya menggunakan data primer dan
skunder. Tehnik penggupulan data yang dipakai yakni observasi, kuesioner dan
dokumentasi. Dengan tehnik analisis data menggunakan analisis skala likert.
Hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini bahwa tingkat
partisipasi masyarakat terhadap proses pembangunan ekonomi Desa Darusslam
yaitu dilihat dari masing-masing bidang partisipasi maka diperoleh di bidang
perencanaan berada dititik 18,2%, bidang pengorganisasian dititik 38,4%, bidang
pelaksanaan dititik 26,7%, bidang pengawasan dititik 54,0%, dan bidang evaluasi
berada dititik 58,7%. Hasil tersebut dibuktikan dari nilai rata-rata atau skor
gabungan dari masing-masing bidang partisipasi dengan nilai 39,2%. Maka
tingkat partisipasi masyarakat terhadap proses pembangunan ekonomi Desa
Darussalam tergolong dalam kategori rendah. Faktor yang mempengaruhi
penelitian ini yakni ada 2 (dua) faktor eksterna yang meliputi kepemimpinan
kepala daerah dan tingkat komunikasi dan faktor internal meliputi tingkat
kesadaran, pendidikan, pendapatan dan pekerjaan masyarakat itu sendiri.

Kata Kunci: Analisis Tingkat Partisipasi, Pembangunan Ekonomi Desa.

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kabupaten Bima merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa

Tenggara Barat (NTB) dan dibatasi oleh Selat Lombok di sebalah barat, selat

Sape di sebelah timur, Laut Jawah di sebelah utara dan Laut Hindia di sebelah

selatan. Dari sekian banyak desa yang ada di Kabupaten Bima, Desa Darussalam

merupakan desa yang terletak diujung timur wilayah Kecamatan Bolo.

Darussalam berada pada daerah dataran dengan kemiringan lereng 0-15%

sehingga mempunyai jenis tanah aluvia dan sebagian tanah podsolik merah

kuning. Potensi pengembangan wilayah Desa Darussalam yang terletak didekat

pusat kota sehingga menjadi pusat pemukiman sebagian besar penduduk.

Berdasarkan kelas ketinggian wilayah Desa Darussalam 0-10 m di atas permukaan

laut. Kondisi dan ekosistem hutan sebagian besar telah beralifungsi menjadi

daerah pemukiman dengan tipe hutan hujan dataran rendah dan berpapasan

langsung dengan laut maka sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani

dan nelayan, itu ditandai dari sumber kehidupannya berasal dari pertanian dan dari

laut.

Dalam proses pembangunan yang dilakukan di wilayah pedesaan

diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan disegala sektor maupun untuk

kebutuhan masyarakat pada umumnya. Maka dari itu, proses pembangunan di

wilayah pedesaan setidaknya diarahkan pada berbagai kegiatan khususnya pada

pengembangan yang secara terpadu dan secara menyeluruh dengan berbagai cara

1
2

berupa pemberdayaan diberbagai komponen masyarakat untuk meningkatkan

pembangunan di masing-masing desa itu sendiri. Dalam upaya mewujudkan

tujuan atau sasaran pembangunan ekonomi desa diinginkan pula tingkat kesadaran

dan partisipasi yang aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Selain itu juga,

dibutuhkan kebijakan Pemerintah desa untuk mengarahkan dan membimbing

masyarakat desa untuk bersama-sama dalam melakukan suatu program

pembangunan ekonomi desa.

Melalui peraturan Pemerintah Pusat secara resmi mengesahkan beberapa

Peraturan diantaranya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan

Daerah. Untuk mendukung pelaksanaannya, beberapa Peraturan Pemerintah sudah

pula dikeluarkan. Sejak saat itu, pemerintahan dan pembangunan daerah diseluruh

nusantara telah memasuki era baru yaitu era otomoni daerah dan desentralisasi

fiskal. Sistem pemerintahan dan pembangunan daerah lama yang sangat

sentralistis dan didominasi oleh Pemerintah Pusat mulai ditinggalkan. Sekarang

ini, pemerintah daerah diberi wewenang yang lebih besar dan sumber keuangan

baru yang lebih banyak untuk mendorong proses pembangunan di daerahnya

masing-masing yang selanjutnya akan mendorong pula proses pembangunan

nasional (Sjafrizal, 2016: 13-14).

Otonomi daerah yang salah satu agendanya adalah menempatkan desa

sebagai basis desentralisasi yang melahirkan suatu program yang nyata yaitu

program Alokasi Dana Desa. Program ADD ini merupakan bantuan langsung

yang dialokasikan kepada Pemerintah Desa yang digunakan untuk lebih


3

meningkatkan sarana prasarana, kelembagaan tingkat desa serta diprioritaskan

untuk rakyat. Selain itu pula, desentralisasi pada tingkat desa akan meningkatkan

fungsi pemerintahan desa sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. (Sri

Hardianti,dkk. 2017: 120)

Dalam kebijakan Alokasi Dana Desa sangat relevan dengan pandangan

yang menempatkan desa sebagai basis partisipasi. Pandangan ini sangat beralasan

karena dilihat dari potensi partisipasi yang tinggi dari warga juga dapat

ditumbuhkan karena pada dasarnya masyarakat pedesaan tersebut memiliki modal

sosial yang tinggi untuk mendukung, melaksanakan dan bahkan mengawasi

jalannya program pembangunan (Http://binaprajajournal.com)

Akan tetapi, ada beberapa hal mengapa selama ini kebijakan, program

maupun berbagai pelayanan umum kurang mendapatkan perhatian atau direspon

oleh masyarakat dikarenakan, pertama, para birokrat kebanyakan masih

beroreantasi pada kekuasaan tidak menyadari perannya sebagai penyedia layanan

untuk masyarakat. Budaya yang masih memberikan keistimewaan bagi orang-

orang yang memiliki hubungan dekat dengan birokrasi tersebut juga

mengakibatkan turunnya kualitas pelayanan publik. Kedua, terdapat kesenjangan

yang lebar antara apa yang diputuskan oleh pembuat kebijakan dengan apa yang

benar-benar dikehendaki masyarakat itu sendiri (Kumorotomo, 2005).

Prinsip pelayanan umum harus dilaksanakan oleh jajaran pemerintahan

yang sedekat mungkin menyatuh dengan masyarakat, itu berarti pemerintahan

Desa adalah sebagai ujung tombak bagi pemeritah pusat dalam melaksanakan

serbagai program pembangunan, pelayanan umum, maupun pemberdayaan


4

sumber daya manusia karena kepala desa merupakan tingkatan terkecil atau

terbawah yang berhadapan langsung dengan masyarakat.

Pada kenyataannya tujuan dari pembangunan suatu Negara dilaksanakan

untuk mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat, begitupun halnya dengan

Negara Indonesia. Sebagaimana dicantumkan dalam pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945 menyatakan bahwa tujuan pembangunan Nasional adalah melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan

ketertiban dunia.

Dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional maka dilaksanakan

pembangunan yang menyeluruh yaitu, membangun potensi sumber daya manusia

yang harus lebih ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga mampu

menggali, menggembangkan dan memanfaatkan potensi alam yang terdapat di

daerah masing-masing. Program pembangunan yang difokuskan sekarang ini

adalah program pemberdayaan yang titik fokusnya pula pada tingkat partisipasi

masyarakat. Dimana sebagai Pemerintah Desa lebih memberikan tingkat

kepercayaan dan kesempatan yang tinggi kepada masyarakat, di dalam

mengembangkan segala potensi yang mereka miliki dan lingkungannya. Dengan

kata lain bagaimana memberi ruang kepada masyarakat agar pembangunan

menjadi bagian dari mereka sehingga mereka berperan pula sebagai subjek

pembangunan yang mendominasi dalam menentukan keberhasilan sebuah

pembangunan (Kartasasmita, 1997).


5

Pembangunan yang memanfaatkan partisipasi harus dimulai dengan

masyarakat sebagai subyek yang memiliki aspirasi dan paling mengetahui tentang

kebutuhannya. Masyarakat merupakan pelaku utama dalam pembangunan,

sedangkan aparatur pemerintahan Desa harus dapat memposisikan diri sebagai

fasilitator untuk menciptakan suasana yang menunjang kegiatan masyarakat yang

diharapkan dapat mendukung keberhasilan pembangunan Desa.

Dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan desa yang berlangsung

di pedesaan disamping ditentukan oleh peranan pemerintah untuk mengarahkan

dan membimbing masyarakat guna bersama-sama melaksanakan program

pembangunan desa. Akan tetapi, tidak pula melupakan nilai-nilai tradisional yang

mendasari keterlibatan masyarakat sebagai potensi yang dapat digerakan dalam

pembangunan melalui strategi yang sesuai. Diperlukan pula komponen penduduk

yang berkualitas untuk bisa mengolah potensi sumber daya alam dengan baik,

efisien, dan maksimal dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Sebagaimana

yang dijelaskan dalam Q.S. An-Nisaa’/04:59 dijelaskan untuk kemajuan suatu

masyarakat tergantung pada diri mereka sendiri.

‫ُىا ٱل َّرسُى َل َوأُ ْولِي أٱۡلَمأ ِر ِمن ُكمأ ۖۡ فَئِن‬


ْ ‫ٱّللَ َوأَ ِطيع‬
َّ ‫ُىا‬ ْ ‫ين َءا َمنُ َٰٓى ْا أَ ِطيع‬َ ‫يََٰٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
‫ٱّللِ َو أٱليَ أى ِم‬
َّ ِ‫ىن ب‬
َ ُ‫ُىل إِن ُكنتُمأ تُ أؤ ِمن‬ َّ ‫تَنَ َز أعتُمأ فِي َش أي ٖء فَ ُر ُّدوهُ إِلَى‬
ِ ‫ٱّللِ َوٱل َّرس‬
٩٥ ‫يًل‬ ‫ر َوأَ أح َس ُن تَ أأ ِو ا‬ٞ ‫ك َخ أي‬ َٰٓ ‫أ‬
َ ِ‫ٱۡل ِخ ِر َذل‬
Terjemahannya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya
(Depertemen Agama RI, Tahun 2002).
Penjelasan dari ayat Q.S. An-Nissa’/04:59 yaitu sebuah perintah bagi

kaum muslim agar menaati putusan hukum, yang secara hirarkis dimulai dari
6

penetapan hukum Allah, menaati perintah-perintah Rasul Muhammad serta

ketetapan-ketetapan yang dikeluarkan oleh pemimipin (ulil amri) diantara kamu

sebagaimana pemimpin diibaratkan sebagai tangan Tuhan dimka bumi selama

ketetapan-ketetapan itu tidak melanggar ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Dalam

konteks sederhananya jika pemimpin menyuruh membayar pajak maka

masyarakat harus melaksanakannya karena itu merupakan salah satu bentuk

tingkat partisipasi dalam pembangunan ekonomi desa.

Tabel 1.1 Rincian Penduduk Perdusun. Desa Darussalam Kecamatan Bolo


Kabupaten Bima, Tahun 2018
Penduduk
No Dusun Ket
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Pali 380 385 765 -
2 Darussalam 450 447 897 -
3 Guda 566 534 1.100 -
Jumlah 1.396 1.366 2.762
Sumber: Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Tahun 2019.

Tabel 1.2 Jumlah Kepala Keluarga (KK) Di Desa Darussalam Kecamatan


Bolo Kabupaten Bima, Tahun 2018
No. Desa Darussalam Jumlah KK
1. Dusun Pali 187
2. Dusun Darussalam 223
3. Dusun Guda 294
Total 704
Sumber: Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Tahun 2019.

Dari Tabel 1.2 dapat dijelaskan Desa Darussalam memilik tiga dusun

dengan jumlah KK terbesar berada di Dusun Guda maka diharapkan tingkat

partisipasi pun mampu dimaksimalkan, kemudian Dusun Darussalam yang

menjadi pusat kantor desa dengan jumlah KK yang sedikit besar yaitu 223 tidak
7

memungkinkan tingkat partisipasi masyarakatnya besar. Dan selanjutnya dusun

dengan jumlah KK paling sedikit yakni Dusun Pali dengan jumlah KK 187 tidak

memungkinkan partisipasi masyarakatnya pun memberikan hasil atau kontribusi

dalam pembangunan ekonomi. Intensitas dan bentuk partisipasi masyarakat dalam

pembangunan dapat pula berbeda diantara bidang-bidang partisipasi seperti

dibidang perencanaan, pengoranisasian, pelaksanaan, pengawasa, dan evaluasi.

Secara teori perbedaan tersebut dapat pula disebabkan oleh adanya faktor

eksternal maupun internal. Faktor eksternal yang dimaksud yaitu kepemimpinan

pemerintah desa dan tingkat komunikasi antar masyarakatnya. Sedangkan faktor

internalnya yaitu dari tingkat kesadaran, pendidikan, pendapatan maupun

pekerjaan masyarakat itu sendiri.

Desa Darussalam merupakan salah satu dari 14 desa di Kecamatan Bolo

dan merupakan desa termuda diantara desa-desa yang lain. Usia dari Desa

Darussalam sangat belia yakni 6 tahun sejak memisahkan diri dari Desa

Bontokape 2013 silam, dan baru dua kali Desa Darussalam melakukan pemilihan

umum Kepala Desa, yang baru-baru ini dilaksanakan pada Bulan Desamber 2018

tahun lalu. Usia desa yang belia inilah yang menjadi perhatian peneliti untuk

meneliti seberapa besar kontribusi atau tingkat partisipasi masyarakat terhadap

proses pembangunan ekonomi desa yang mana masyarakat disini yang menjadi

subyek dalam suatu pembangunan.

Berdasarkan pemaparan di atas penulis tertarik untuk mengkaji seberapa

besar tingkat partisipasi masyarakat serta faktor-faktor apa sajakah yang

mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi desa


8

Darussalam, berhubungan dengan judul saya angkat maka saya sangat tertarik

untuk menelitih lebih jauh lagi, adapun judul dalam penelitian ini yaitu ” Analisis

Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembanguan Ekonomi Desa Darussalam

Kecematan Bolo Kabupaten Bima”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul dan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah

yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat pada bidang pembangunan

Ekonomi di Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat

terhadap pembangunan ekonomi Desa Darussalam Kecamatan Bolo

Kabupaten Bima?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka, tujuan penelitian yang akan

dianalisis adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat pada bidang

pembangunan Ekonomi di Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten

Bima.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat

partisipasi masyarkat terhadap pembangunan Ekonomi Desa Darussalam

kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

D. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitian ini diharapkan untuk:


9

1. Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi suatu

media guna menerapkan konsep dan teori yang selama ini diperoleh

selama masa studi perkulian mengenai pembangunan ekonomi,

kesejahteraan masyarakat serta lebih memperluas pandangan, wawasan

ilmu pengetahuan melalui berbagai temuan pada penelitian.

2. Manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menyumbang

pemikiran khususnya kepada pemerintah yang berkaitan dengan

peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan ekonomi

desa, disamping itu penelitian ini diharapkan dapat mejadi acuan untuk

peneliti selanjutnya yang meneniti terkai dengan judul ini.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pembanguna Ekonomi

Pengertian pembangunan sendiri seperti yang diungkapkan oleh Portes

(1976) mendefinisikan pembangunan (development) sebagai transformasi

ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan nasional adalah proses perubahan

yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat ke

arah yang diinginkan, melalui kebijakan, strategi dan rencana. Pendapat lain

menjelaskan Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu proses transformasi

masyarakat dari suatu keadaan pada keadaan yang lain yang makin mendekati tata

masyarakat yang dicita-citakan, dalam proses transformasi itu ada dua hal yang

perlu diperhatikan, yaitu keberlanjutan (continuity) dan perubahan (change),

tarikan antara keduanya menimbulkan dinamika dalam perkembangan masyarakat

(Tikson,2005).

Secara umum, pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan

kehidupan masyarakat dan warganya, sering kali, kemajuan yang dimaksudkan

terutama adalah kemajuan material. Maka, pembangunan sering kali diartikan

sebagai kemajuan yang dicapai oleh satu masyarakat di bidang ekonomi, bahkan

dalam beberapa situasi yang sangat umum pembangunan diartikan sebagai suatu

bentuk kehidupan yang kurang diharapkan bagi „sebagian orang tersingkir‟ dan

sebagai ideologi politik yang memberikan keabsahan bagi pemerintah yang

10
11

berkuasa untuk membatasi orang-orang yang mengkritiknya (Budiman, 1995: 1-

2).

Dalam buku teori pembangunan dunia ketiga oleh Budiman dijelaskan

bahwa beberapa faktor yang dalam mengukur pembangunan ialah kekayaan rata-

rata yang menjelaskan bahwa sebuah masyarakat dinilai berhasil melakukan

pembangunannya bila pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut cukup tinggi.

Selanjutnya ialah pemerataan yang menjelaskan bahwa pemerataan masuk dalam

ukuran pembangunan dengan melihat ukuran berapa persen dari pendapatan

nasional bruto (PNB) suatu negara dengan perhitungan 40% untuk penduduk

miskin/termiskin, berapa persen oleh 40% untuk masyarakat kelas menengah, dan

berapa persen oleh 20% penduduk terkaya, yang kemudian nantinya setelah

perhitungan seberapa besar tingkat kesesuaian dengan fakta hasil perhitungan

yang ada. Selanjutnya ialah dengan melihat kualitas kehidupan masyarakat

dengan menggunakan tolak ukur PQLI (physical quality of life index), yang

kemudian oleh Moris dijelaskan ada tiga indikator untuk mengukurnya yakni:

a. Rata-rata harapan hidup sesudah umur satu tahun,

b. Rata-rata jumlah kematian bayi, dan

c. Rata-rata persentasi buta dan melek huruf.

Selanjutnya ialah kerusakan lingkungan yang menjelaskan bahwa suatu

pembangunan akan berhasil jika diimbangi dengan kondisi lingkungan yang

masih baik, dan yang terakhir ialah keadilan sosial dan kesinambungan yang

menjelaskan bahwa dua faktor yakni pemerataan dan faktor lingkungan bukan
12

semata-mata hanya mempartimbangkan faktor moral tetapi lebih kepada

kelestarian pembangunan itu sendiri.

Dari pengertian diatas menjelaskan bahwa dalam pembangunan itu

sendiri terdapat inti pokok-pokok pengertian sebagai berikut:

a. Pembangunan adalah suatu proses, berarti suatu keinginan yang terus

menerus dilaksanakan.

b. Pembagunan yaitu usaha sadar yang dilakuka.

c. Pembangunan mengarah pada unsur modernitas, yang diartikan sebagai

cara hidup yang baru dan lebih baik dari sebelumnya serta kemampuan

untuk lebih menguasai alam lingkungan dalam rangka peningkatan

swasembada dan mengurangi ketergantungan dari pihak lain.

d. Pembangunan dilaksanakan secara berorientasi pada pertumbuhan dan

perubahan.

e. Bahwa modernitas yang dicapai melalui pembangunan itu bersifat

multidimensional.

f. Dari kelima hal diatas ditunjukan kepada usaha pembinaan bangsa yang

terus menerus harus dilaksanakan dan dilakukan dalam rangka

pencapaian tujuan bangsa dan Negara yang telah ditentukan sebelumnya

(Budiman, 2006:17).

Pembangunan juga merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu

masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin melalui serangkaian kombinasi

proses sosial, ekonomi, dan institusioanal demi mencapai kehidupan yang serba

lebih baik. (M.P. Todaro dan S.C. Smith, 2003:28)


13

Adapun komponen spesifik atas “kehidupan yang lebih baik” itu,

bertolak dari tiga nilai pokok diatas, proses pembangunan disemua masyarakat

paling tidak harus memiliki tiga tujuan inti sebagai berikut:

a. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam

barang kebutuhan hidup yang pokok – seperti pangan, sandang, papan,

kesehatan, dan perlindungan keamanan.

b. Peningkatan standar hidup – yang tidak hanya berupa peningkatan

pendapatan, tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja,

perbaikan kualitas pendidikan serta peningkatan perhatian terhadap nilai-

nilai kultural dan kemanusiaan, yang kesemuanya itu tidak hanya untuk

memperbaiki kesejahteraan materiil, melainkan juga menumbuhkan

harga diri pada pribadi dan bangsa yang bersangkutan.

c. Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan social – bagi setiap individu

serta bangsa secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan mereka

dari belitan sikap menghamba dan ketergantungan, bukan hanya terhadap

orang atau Negara-bangsa lain, namun juga terhadap setiap kekuatan

yang berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka. (M.P.

Todaro dan S.C. Smith, 2003:28)

Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan atau dijelaskan dari

kutipan diatas memberikan kejelasan bahwa pembangunan merupakan suatu

proses kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dengan

memanfaatkan potensi yang dimiliki. Semua itu dimaksudkan untuk


14

meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, baik dari segi kesejahteraan rohani

maupun jasmani.

2. Pembangunan Desa

Pembangunan desa adalah seluruh kegiatan pembangunan yang

berlangsung di wilayah pedesaan yang meliputi seluruh kegiatan masyarakat serta

dilakukan secara terpadu dengan menciptakan swadaya kekeluargaan atau gotong

royong bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya,

dilihat dari kemampuan dan potensi alam yang dimiliki. Pembangunan desa

memiliki arti membangun masyarakat pedesaan dengan mengutamakan aspek

kebthan masyarakat itu sendiri (Adisasmita, 2006:23).

Pembangunan merupakan suatu pembangunan dari masyarakat unit

pemerintah yang harus dilaksanakan dan dibina terus-menerus, sistematis dan

terarah sebagian penting dalam pembangunan negara sebagai usaha yang

menyeluruh (Beratha, 2000:7). Pembangunan juga merupakan upaya

memperbaiki keadaan, dalam arti yang lebih buruk menjadi baik seperti yang

dikemukakan oleh Kirdi Dipoyudo bahwa “pembangunan naasional adalah

rangkaian usaha secara sadar berencana untuk memperbaiki keadaan sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi program-program

pembangunan yang dilaksanakan secara terus menerus untuk mencapai tujuan

pembangunan nasional.” (Bintoro Tjokropamidjojo, 2000: 22)

Definisi diatas kita analisis sesuai dengan semangat pembangunan

pedesaan di wilayah pedesaan, yang mengutamakan semangat tumbuh dari dalam

untuk terus berkembang secara mandiri, tidak lagi mengulurkan tangan dari luar.
15

Dengan demikian, pembangunan masyarakat desa tidak lagi menjadi objek dalam

pembangunan melainkan juga menjadi subjek dalam pembangunan.

Berdasarkan batasan atau konsep pembangunan desa yang telah

dikemukakan oleh para ahli di atas, maka pembangunan adalah suatu proses

perubahan yang berencana untuk semua lapisan masyarakat dan bukan untuk

segolongan tertentu atau sebagian masyarakat. Maka dari itu, efeknya dalam

pembanguan desa baik pelaksanaan pembangunan yang bersifat fisik, manfaatnya

konsisten berdasarkan nilai-nilai masyarakat.

Pembangunan di desa dapat menyentuh semua lapisan masyarakat maka

harus diterapkan prinsip, sasaran dan ruang lingkup pembangunan. Berikut

penjelasan mengenai ketiga unsur tersebut antara lain:

a. Pembangunan pedesaan seharusnya menerapkan prinsip transparansi

(keterbukaan), dapat dinikmati masyarakat, dapat dipertanggung

jawabkan serta berkelanjutan.

b. Sasaran pembangunan pedesaan yaitu untuk menciptakan peningkatan

produksi, produktifitas, percepatan pertumbuhan desa, meningkatkan

keterampilan dalam produksi, pengembangan lapangan kerja dan

lapangan usaha produksi serta memperkuat sistem kelembangan.

c. Pengembangan pedesaan yang mempunyai ruang lingkup pembangunan

sarana dan prasarana pedesaan yang meliputi: jaringan jalan, pengairan,

pemukiman dan lingkungan. Pemberdayaan masyarakat, pengelolaan

Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam, lapangan kerja,

kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan dan penataan keterkaitan


16

antara kawasan pedesaan dengan kawasan perkotaan (R. Adisasmita,

2006: 18-20).

Akan tetapi dalam menentukan pembangunan desa, banyak sekali

persoalan atau hambatan yang dapat di jumpai, menurut Butterfield persoalan atau

hambatan tersebut antara lain:

1) Batasan waktu, dimana suatu pembangunan pedesaan terlihat lambat

sekali hasilnya sehingga pemerintah sering merasa kurang sabar dalam

menangani permasalahan usaha pembangunan desa.

2) Perbedaan persepsi, dalam perencanaan pembangunan terkadang tidak

tepat dalam hal menanggapi antara yang diinginkan pemerintah desa

dengan apa yang sangat dibutuhkan oleh masayarkat di pedesaan.

Sehingga ini menjadi suatu persoalan atau permasalahan dalam suatu

pembangunan desa, karena masyarakat desa memiliki persepsi yang

berbeda terhadap pembangunan yang akan dilakukan.

3) Kesukaran memilih model pembangunan yang tepat, kesulitan ini ada

karena masyarakat pada umumnya bersikap tertutup dan binggung dalam

mengadopsi yang berbau baru sehingga perangkat pemerintahan desa

ikut binggung dalam menentukan model pembanguanan apa yang

sebaiknya diterapkan.

4) Persoalan praktis, persoalan atau hambatan ini muncul apabila dalam hal

taraf pelaksanaan membuat pembangunan desa terlambat, misalnya

kurangnya teknologi, pengelolah yang ahli dibidanya (Ndaraha,

2000:70).
17

Jadi para ahli memberikan penjelasan singkat apa itu pembangunan

pedesaan. (a) Menurut Hellen Miller pembangunan pedesaan merupakan istilah

yang digunakan untuk menjelaskan pendekatan yang digunakan untuk mendekati

masyarakat desa dalam rangka pemanfaatan inisiatif dan kekuatan lokal yang

lebih efektif untuk meningkatkan produksi dan stabdar hidup yang lebih baik

(Wiryosoemarto, 2001: 2). (b) menurut Inayatullah pembangunan merupakan

suatu proses yang membawa peningkatan kemampuan penduduk pedesaan

menguasai lingkungan sosial yang disertai meningkatan taraf hidup mereka

sebagai akibat dari penguasaan tersebut. Dan menurut Tjokrowinoto

pembangunan masyarakt desa merupakan suatu bentuk tindakan kolektif suatu

masyarakat desa yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakt

tersebut dalam arti material dan spiritual (M. Tjokrowinoto, 2000).

3. Tinjauan Partisipasi

Konsep dari tingkat partisipasi seperti yang dijelaskan oleh Mardikanto

(2014) yaitu keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam

suatu usaha atau kegiatan. Mardikanto (2014) mengemukakan dalam kamus

Sosiologi Bomby mengartikan bahwa tingkat partisipasi merupakan tindakan

“mengambil bagian” dalam hal ini usaha atau kegiatan untuk menggambil bagian

dari suatu kegiatan untuk memperoleh manfaat.

Duseldorp (1998) dalam Yowono (2017) menbedakan partisipasi

berdasarkan derajat kesukarelaannya, sebagai berikut:

a. Partisipasi spontan, yaitu partisipasi yang terbentuk secara spontan dan

tumbuh karna motivasi instrinsik berupa pemahaman, penghayatan, atau


18

keyakinannya sendiri, tanpa adanya pengaruh yang diterimanya dari

penyuluhan atau rayuan yang dilakukan oleh pihak lain (baik individu

maupun lembaga masyarakat).

b. Partisipasi terinduksi, yaitu partisipasi yang tumbuh karena terinduksi

oleh adanya motivasi ekstrinsik (bujukan, pengaruh, dorongan

penyuluhan) dari luar, mestikupun yang bersangkutan tetap pemiliki

kebebasan penuh untuk berpartisipasi. Motivasi ekstrinsik tersebut bisa

berasal daripemerintah, lembaga masyarakat, maupun lembaga sosial

setempat.

c. Patisipasi tertekan oleh kebiasaan, yaitu partisipasi yang tumbuh karena

adanya tekanan yang dirasakan sebagaimana layaknya warga masyarakat

pada umumnya.

d. Partisipasi tertekan oleh alasan sosial ekonomi, yaitu partisipasi yang

dilakukan karena takut akan kehilangan status sosial atau menderita

kerugian/tidak memperoleh bagian manfaat dari kegiatan yang

dilaksanakan.

e. Partisipasi tertekan oleh peraturan, yaitu partisipasi yang dilakukan

karena takut menerima hukuman dari peraturan atau ketentuan yang

sudah diberlakukan.

Mardikanto (2014) dalam Yuwono (2017), menjelaskan bahwa untuk

menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat

dilakukan antara lain:


19

1) Menyadarkan masyarakat agar mau berpartisipasi secara suka rela bukan

karena paksaan atau ancaman.

2) Meningkatkan kemampuan/keterampilan masyarakat agar mampu

fisiknya, mentalnya, ekonomis maupun non ekonomisnya.

3) Menunjukkan adanya kesempatan yang diberikan pada masyarakat untuk

berpartisipasi.

Dari beberapa konsep atau pemahaman di atas maka dapat disimpulkan

tentang tingkat partisipasi itu sendiri dimana tingkat partisipasi merupakan

keterlibatan atau keikutsertaan individu mupun masyarakat pada umumnya baik

secara fisik, non fisik dan material untuk berperan aktif dalam menggambil bagian

dalam sebuah usaha atau kegiatan baik secara suka rela, spontan maupun karena

bujukan/rayuan dari pihak lain.

4. Pengertian partisipasi

Partisipasi selalu dikaitkan atau bersinonim kata dengan keterlibatan

seseorang dalam suatu pekerjaan atau kegiatan. Menurut Keith David defini dari

partisipasi yaitu sebagai keterlibatan mental, pikiran moral, atau perasaan di

dalam situasi yang mendorong untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat

dalam usaha mencapai tujuan, serta ikut bertanggung jawab terhadap usaha yang

bersangkutan (Sastropoetro, 1988).

Masih menurut Keith David menyatakan bahwa seseorang yang

berpartisipasi akan mengalami keterlibatan secara langsung baik dirinya sendiri

maupun sifat egonya, yang secara aktif dalam pekerjaan yang bersifat untuk
20

kepentingan bersama (Sastropoetro, 1988). Dengan keterlibatan dirinya, berarti

keterlibatan pikiran dan perasaannya untuk melaksanakan atau merancang suatu

kegiatan. Dari pernyataan di atas, maka ada tiga unsur penting dalam partispasi,

yaitu: (a) partisipasi merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih dari

semata-mata atau hanya keteribatan secara jasmani, (b) ketersediaan memberi

suatu sumbangan kepada usaha dalam menjadi tujuan masyarakat banyak. Ini

berarti ada rasa senang dan kesurelaan untuk melakukan kegiatan gotong royong

dalam kehidupan masyarakat, dan (c) dalam berpartisipasi harus ada rasa

tanggung jawab.Dalam unsur ini merupakan segi yang menonjol dari kehidupan

masyarakat.

Slamet (2002:66) menyebutkan dua macam tingkat partisipasi yaitu:

1. Partisipasi horizontal yaitu partisipasi antara sesama warga atau anggota

dalam suatu perkumpulan, dan

2. Partisipasi dalam proses politik yaitu partisipasi yang dilakukan bawahan

dengan atasan, antara klien dan patron atau antara masyarakat sebagai

suatu keseluruhan dengan pemerintah dalam berbagai kegiatan politis

secara pemungutan suara, kampanye dan sebagainya. Sedangkan

keterlibatan dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

disebut partisipasi dalam proses administrasi.

Slamet (2002:84) membuat klasifikasi dari berbagai tipe partisipasi yang

disadari pada Sembilan dasar yang satu sama lain jarang terpisahkan dalam

banyak hal, mengidentifikasi suatu kegiatan partisipasi yang ada dari Sembilan

tipe yang ada. Dalam setiap klasifikasi menunjukan dua macam partisipasi yang
21

diadakan dalam rangka nilai keadilan sosial dalam rangka tersedianya

kelonggaran memperoleh pekerjaan yang produktif bagi seluruh lapisan

masyarakat.

Istilah partisipasi sekarang ini menjadi kata kunci dalam setiap

pengembangan masyarakat dimana-mana, seolah-olah menjadi ”Lebel Baru” yang

harus melekat pada setiap rumusan kebijakan dan proposal proyek. Dalam

pengembangannya seringkali diucapkan dan ditulis berulang-ulang tetapi kurang

dipraktekan sehingga cenderung kehilangan makna. Partisipasi sepadan dengan

arti peran serta, ikut serta keterlibatan, atau proses belajar bersama saling

memahami, menganalisis, merencanakan dan melakukan tindakan oleh sejumlah

anggota masyarakat.

5. Bentuk Partisipasi

Bentuk-bentuk partisipasi dalam kegiatan pelaksanaannya pastinya

memerlukan prasyarat, salah satunya adalah unsur kesukarelaan dalam melakukan

keikutsertaan, karena dalam melakukan keikutsertaan atau partisipasi berarti

melakukan keterlibatan terhadap suatu masalah yang memerlukan peran seta dari

berbagai kalangan disekelilingnya untuk dapat mencapai tujuan. Proses

keikutsertaan atau partisipasi menggambarkan keterlibatan personal dalam

bentuk: (1) proses pengambilan keputusan; (2) menentukan kebutuhan yang

diinginkan; dan (3) menujukan dan mewujudkan tujuan dan prioritas yang ingin

dicapai (Sastropoetro, 2000:17).


22

Mengenai bentuk dan tahap tingkat partisipasi dapat dilihat dan dicermati

dari berbagai pendapat sebagai mana yang dirangkum Ndaraha (2000:44)

diantaranya:

a) Partisipasi dalam/melalui kontak yang lain (contact change) sebagai

salah satu bentuk titik awal perubahan,

b) Partisipasi dalam bentuk memperhatikan/menyerap dan memberi

tanggapan terhadap informasi baik dalam arti menerima, mentaati,

memenuhi, melaksanakan, mengiyakan, menerima dengan syarat,

ataupun dalam arti menolaknya;

c) Partisipasi dalam perencanaan pembangunan, termaksud dalam

pengambilan keputusan/penetapan rencana. Perasaan terlibat dalam

perencanaan perlu ditimbulkan sedini mungkin didalam masyarakat.

Partisipasi ini disebut juga partisipasi dalam pengambilan keputusan,

termaksud keputusan politik menyangkut mereka, partisipasi yang

bersifat teknis/desain proyek;

d) Partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan;

e) Partisipasi dalam menerima, memelihara dan mengembangkan hasil

pembangunan yang disebut “participation in benefics”;

f) Partisipasi dalam menilai pembangunan, yaitu keterlibatan masyarakat

dalam menilai sejauh mana pelaksanaan pembangunan sesuai dengan

rencana dan sejauh mana pelaksanaan pembangunan sesuai dengan

rencana dan sejauh mana hasilnya dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat (T. Ndaraha,2000:44).


23

Dari berbagai bentuk, jenis, dan model-model partisipasi yang telah

dijelaskan diatas dapat diterapkan apabila pelaku (public actors dan social actors)

memperhatikan dengan sungguh-sungguh intensif-intensif materil sekaligus moral

yang dapat dipetik sebagai hasil dari partisipasi yang mereka berikan. Dalam

konteks ini faktor-faktor yang berpengaruh baik secara psikologis maupun

kultural terhadap kualitas partisipasi yang berpengaruh secara timbal balik antara

satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan uraian diatas pendapat para ahli, maka bentuk-bentuk

partisipasi yang menjadi fokus penelitian ini adalah partisipasi masyarakat dalam

memberikan sumbangan saran/ide atau pemikiran dalam merumuskan dan

pembuatan keputusan serta sumbangan dana dan tenaga pelaksanaan perencanaan

pembangunan.

6. Manfaat Tingkat Partisipasi Masyarakat

Westra (dalam Isbandi, 2000) mengemukakan beberapa manfaat partisipasi

masyarakat, yaitu sebagai berikut:

a. Lebih memungkinkan diperolehnya kepuasan yang benar.

b. Dapat dipergunakan kemampuan berfikir yang kreatif dari masyarakat.

c. Dapat mengembalikan nilai-nilai martabat manusia, dorongan (motivasi),

serta mengembangkan kepebtingan bersama.

d. Lebih mendorong masyarakat untuk lebih bertanggung jawab.

e. Memperbaiki semangat kerja sama dan menimbulkan kesatuan kerja.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Burt K.Schalan dan Roger (dalam

Widi Astuti, 2008) bahwa manfaat dari partisipasi adalah:


24

1) Lebih banyak komunikasi dua arah,

2) Lebih banyak bawahan mempengaruhi keputusan, dan

3) Potensi untuk memberikan sumbangan yang berarti dan positif diakui

dalam derajat lebih tinggi.

Dari pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi akan

memberikan banyak manfaat yang penting bagi keberhasilan organisasi

kemasyarakatan, yaitu: (a) lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang

benar karena banyaknya sumbangan yang berarti dan positif, (b) mengedepankan

komunikasi dua arah sehingga baik bawahan maupun atasan memiliki kesempatan

yang sama dalam mengajukan pemikiran, (c) mendorong kemampuan berfikir

kreatif demi kepentingan bersama, (d) melatih untuk bertanggung jawab serta

mendorong untuk membangun kepentingan bersama, dan (e) memungkinkan

untuk mengikuti setiap perubahan yang terjadi.

7. Bidang Partisipasi Masyarakat

Cohen dan Uphoff (1977) membagi partisipasi kedalam beberapa bidang,

antara lain bidang pengambilan keputusan, pelaksanaan, menikmati hasil, dan

evaluasi. Akan tetapi penulis mengaitkan dengan fungsi manajemen untuk

mempermudah analisis penelitian. Adapun fungsi manajemen sebagai berikut:

a. Fungsi perencanaan

Perencanaan berasal dari kata rencana yang diberi imbuhan pe- dan –an.

Rencana adalah produk perencanaan, sedangkan perencanaan adalah

proses penentuan rencana (Badrudin, 2017:53).


25

Menurut Melayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Badrudin (2017)

perencanaan merupakan hal yang penting dibuuat untuk mencapai tujuan.

b. Fungsi Perorganisasiaan

Peroganiasasiaan atau organizing, yaitu penentuan pekerjaan- pekerjaan

yang harus dilakukan, pengelompokkan tugas-tugas, dan membagi-

bagikan pekerjaan kepada setiap karyawaan. Hasibuan (2006:118) dalam

bukunya Badrudin 2017 mendefinisikan pengeroganisasiaan sebagai

suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan berbagi macam

aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang

orang pada setiap aktivitas serta menyediakan alat alat untuk diperlukan.

c. Fungsi Pelaksanaan

Menurut Hasibuan (2006:183) mengemukakan definisi pelaksanaan

yakni mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja

efektif dalam mencapai tujuan atau sasaran (Badrudin 2017: 153).

d. Fungsi Pengawasan (Controlling)

Menutut Nickles, McHugh dalam bukunya Ernie dan Kurniwan (2015)

menjelaskan pengawasan yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan

seluruh rangkkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan

bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai

perubahaan yang terjadi (Sule dan Kurniwan, 2005:8).

e. Fungsi Evaluasi

Evaluasi dalam bahasa inggris disebut evaluation yang artinya penilaian

atau penaksiran. Istilah evaluasi dinyatakan Tyler (1950) sebagai proses


26

menentukan sampai sejauh mana tujuan organisasi dapat dicapai

(Badrudin 2017: 250).

Jadi menurut pemahaman umum, tingkat partisipasi menyaratkan akses

masyarakat dalam proses ikut rapat, mengambil peran/bagian, menyumbang

terhadap upaya pembangunan, ikut mengawasi kesesuaian pembangunan serta

melihat hasil-hasil dari proses pembangunan ekonomi desa. Intinya tingkat

partisipasi masyarakat mencakup semua aspek interaksi antara masyarakat dan

pemerintah desa.

8. Tinjauan Tentang Desa

Kata desa berasal dari bahasa Sansekerta yakni desi, dusun yang berarti

tempat asal, tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur yang merujuk pada satu

kesatuan hidup, dengan satu kesatuan norma, serta memiliki batas yang jelas.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2001; 200) disebutkan bahwa desa adalah

(1) sekelompok rumah diluar kota yang merupakan kesatuan kampung, dusun; (2)

udi atau dus (dalam arti daerah pedalaman sebagai lawan kota); (3) tempat, tanah,

daerah. (Fitryani dan Yakub, 2017: 84)

Secara geopolitik desa merupakan wilayah administrasi terkecil dalam

sistem pemerintahan yang secara yuridis formal keberdayaannya diatur dalam

peraturan pemerintah no.72 tahun 2005 tentang desa. Berdasarkan PP tersebut

pasal 1 yang dimaksud dengan desa adalah:

“Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.”( Daryanto dan Nunung Nuryartono, 2011:63)
27

Sebagaimana lazimnya suatu wilayah administrative maka pembentukan

desa harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti: 1) jumlah penduduk, 2) luas

wilayah, 3) bagian wilayah kerja, 4) perangkat, dan 5) sarana dan prasarana

pemerintah. (Daryanto dan Nunung Nuryartono, 2011:63)

Jika kita kembali ke definisi tentang “Desa” mari kita telusuri beberapa
kutipan berikut. Dalam “The Random House Dictionary” (1968) disebutkan
bahwa yang disebut sebagai “Village” atau desa adalah: “a small community or
group of house in a rural area usually smaller than a town and sometimes
incorporated as a municipality”. Sedangkan menurut Poerwadarminta (1976)
dimana disebutkan bahwa “Desa” adalah: “sekelompok rumah diluar kota yang
merupakan kesatuan, kampong (diluar kota); dusun;…2 dusun atau udik (dalam
arti daerah pedalaman sebagai lawan dari kota);…”(Soetarto dan Tantan
Hermansah, 2011:112).

Sedangkan secara formal, defenisi desa adalah seperti yang dikeluarkan

oleh beberapa institusi pemerintahan seperti Biro Pusat Statistik (BPS) misalnya.

Institusi ini memberikan definisi desa sebagai berikut:

“Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk


sebagai kesatuan masyarakat, termasuk didalamnya kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dan langsung
dibawah camat, serta berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri
dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia ciri utama adalah kepala
desanya dipilih oleh masyarakat setempat (Soetarto dan Tantan Hermansah;
2011:112).

Kemudian menurut Roucek dan Warren dalam Purnomo (2004)

menjelaskan desa sebagai bentuk yang diteruskan antara penduduknya dengan

lembaga mereka diwilayah setempat dimana mereka tinggal, yaitu lading yang

berserak dan kampung yang biasanya menjadi pusat segala aktivitas mereka

bersama.
28

9. Pentingnya Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

Keberhasilan dalam pembangunan nasional pada umumya dan

pembangunan desa pada khususnya tidak saja ditentukan oleh pemerintah dan

aparatnya melainkan juga oleh besarnya sebuah pengertian, suatu kesadaran, dan

tingkat partisipasi semua lapisan masyarakat, tingkat partisipasi yang dimaksud

seperti yang dirumuskan oleh Nyoman Bratha yaitu:

”Mengikutsertakan faktor-faktor suatu kesadaran, minat, bakat serta


kreatif inovatif yang dalam kelompok untuk merencanakan dan
menyelesaikanpekerjaan yang ada pada kelompok masyarakat. Sedangkan
Buya Hamka mengemukakan bahwa: partisipasi adalah mengambil
bagian atau turut menyusun, melaksanakan serta turut bertanggung
jawab.” (Bratha, 2000:93)

Jika dicermati dari kutipan diatas, maka dapat kita ketahui ada enam hal

pokok yang perlu kita kembangkan bila ingin memperoleh partisipasi masyarakat

dalam pembangunan. Adapun keenam hal tersebut adalah minat, kreativitas,

kesadaran, merencanakan, menyusun dan melaksanakan. Apabila keenam hal

tersebut dimiliki oleh masyarakat maka hal lain yang perlu diperhatikan adalah

aspek kepemimpinan yang diterapkan oleh pemerintah desa beserta jajarannya

didalam melaksanakan pembangunan di wilayah atau di desanya.

Suatu kepemimpinan perlu dikemukakan karena antara partisipasi

masyarakat dan kepemimpinan setempat tidak dapat dipisahkan antara satu sama

lainnya. Bila terpisahkan maka dengan sendirinya akan mengurangi atau bahkan

kehilangan kekuatan. Contohnya jika tingkat partisipasi masyarakat tinggi, namun

pemerintahan desa tidak menerapkan kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi

dan keadaan masyarakat setempat, maka hasil yang diharapkan tidak akan

terwujudkan seperti yang diharapkan.


29

Sekarang ini diharapkan tingkat partisipasi masyarakat akan lebih

muncul dan meningkat sebagai inisiatif dan aktivitas yang lahir dari rasa

tanggungg jawab masyarakat dalam pembangunan pedesaan yang pada

partisipasinya dilakukan oleh kesadaran masyarakat itu sendiri. Dalam keputusan

Presiden Republik Indonesia dengan nomor: 319/19/1978 dijelaskan bahwa:

“Berhasil tidaknya repelita akan tergantung pada banyaknya tanggapan


pengertian dan partisipasi rakyat Indonesia dalam menyambut segala
tantangan pembangunan ini secara positif guna meratakan jalan bagi cucu
dan generasi yang akan dating untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur berdasarkan pancasila.”(Sirajuddin k.:2000:11).

Maka dari penjelasan diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

pembangunan yang dilakukan selama ini mengarah pada peningkatan

kesejahteraan hidup dimasa yang akan datang. Tingkat partisipasi masyarakat

dalam pelaksanaan pembangunan akan mempercepat terealisasinya suatu tujuan.

Ini berarti memungkinkan potensi besar dalam pembangunan tergantung

banyaknya potensi sumber daya manusia serta memiliki kemampuan yang besar

pula.

B. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Hardianti, Hasan Muhammad dan Muhtar

Lutfi (2017) adapun judul yang mereka angkat yaitu “Partisipasi Masyarakat

Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa (Program Alokasi Dana Desa Di

Desa Buntongi Kec. Ampana Kota). Model analisis yang digunakan peneliti

adalah penelitian kualitatif denga metode deskriptif. Hasil penelitan tersebut

menunjukkan: (1) dari tingkat pendidikkan, Yang dapat diambil dari fakta

yang ada bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat memiliki


30

hubungan dengan partisipasi masyarakat, khususnya dalamtahap

perencanaan dan tahap monitoring dan evaluasi. (2) Dari tingkat pekerjaan.

Dari fakta yang ada bahwa pekerjaan masyarakat memiliki hubungan dengan

tingkat partisipasi masyarakat khususnya pada tahap pelaksanaan. (3) Dari

tingkat pendapatan/penghasilan. Yang dapat diambil dari fakta yang ada,

bahwa pendapatan atau penghasilan seseorang memiliki hubungan terhadap

partisipasi masyarakat Desa. Masyarakat dengan tingkat pendapatan yang

kurang tidak mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dengan baik pula,

karena waktu yang ada dipergunakan untuk mencari nafkah sehingga waktu

untuk berpartisipasi kurang.

2. Penelitian oleh Muh. Firyal Akbar, Srihandayani Suprapto, dan Surati

(2018). Judul penelitiannya “Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan

Pembangunan Di Desa Jatimulya Kab. Boalemo”. Hasil penelitian diperoleh:

1) Faktor kepemimpinan sangat didominasi sekali mempengaruhi partisipasi

masyarakat sehingga mau terlibat dalam perencanaan pembangunan Desa.

Berikut pembahasan dari hasil penelitian dilapangan. (a) Musyawarah

dengan masyarakat dalam menetapkan program-program pembangunan.

(b) Memperhatikan aspirasi masyarakat Desa dalam merencanakan

Pembangunan Desa. (c) Usaha yang dilakukan oleh kepala Desa untuk

memberdayakan masyarakat sehingga masyarakat dapat mengetahui

perencanaan pembangunan Desa. (d) Kebebasan masyarakat untuk

mengemukakan aspirasi atau pikiran mengenai pembangunan Desa yang

akan dilaksanakan.
31

2) Berdasarkan hasil penelitian di Desa Jatimulya diperoleh penjelasan

bahwa komunikasi tentang pembangunan Desa yang dilakukan oleh

Pemerintah Desa dan BPD dengan masyarakat telah dilakukan dan

bahkan selalu dilakukan komunikasi dengan masyarakat. Dari hasil

penelitian juga diketahui bahwa perencanaan pembangunan yang oleh

kepala Desa, beserta aparatnya, masyarakat sudah tahu dengan program-

program pembangunan apabila semua itu telah dilaksanakan, masyarakat

juga dilibatkan secara langsung dalam pembangunan Desa.

3) Faktor pendidikan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pulalah tingkat

kesadaran untuk melakukan upaya pembangunan, sebaliknya rendahnya

tingkat pendidikan seseorang berakibat pada rendahnya kesadaran untuk

membangun.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Putu Riska Wulandari, dengan judul

“Analisis Partisipasi Masyarakat Dan Kepemimpinan Terhadap Tingkat

Keberhasilan Proyek Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (Pnpm)

Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Gerokgak, Buleleng-Bali”. Data yang

digunakan dalam penelitian ini data primer. Data diperoleh dengan

menggunakan kuisioner. Kuisioer yang diberikan kepada responden, berupa

pertanyaan tertutup yang dirancang dalam skala likert dengan lima pilihan

jawaban. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa partisipasi masyarakat

dan kepemimpinan berpengaruh positif terhadap tingkat keberhasilan

proyek, begitu juga kepemimpinan berpengaruh positif terhadap partisipasi


32

masyarakat. Jadi tingkat keberhasilan PNPM Mandiri Perdesaan di

Kecamatan Gerokgak dipengaruhi oleh adanya partisipasi dari masyarakat

dalam proses perencanaan, pelaksanaan serta pelestarian program PNPM

Mandiri Perdesaan, begitu juga kepemimpinan. Kepemimpinan yang baik

akan membantu mendorong masyarakat untuk ikut berpartisipasi sehingga

program PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Gerokgak dapat

terlaksana dengan baik.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Mirza Maulana Al-Kautsari (2017) seorang

pengamat sosial masyarakat, adapun judul penelitiannya yaitu “Model

Transisi Peningkatan Partisipasi Masyarakat Desa” (Strategi Pengembangan

Usaha Industri Kreatif Kerajinan Batik Di Desa Krebet, Kabupaten Bantul).

Metode penelitian ini mengunakkan pendekatan deskriptif kualitatif dan

narasumber direkrut dengan cara purposive sampling. Selain itu pula

penelitian dalam kajian ini menggunakan analisis SWOT untuk melihat

suatu keberhasilan pemberdayaan yang dilakukan oleh industri kerajinan

batik kayu. Adapu hasil penelitannya dengan menggunakan analisis SWOT

yaitu:

1) Faktor internal meliputi: (a) Kekuatan (strengths) bahan kayu yang

melimpah, dukungan dari pihak pemerintah/swasta, semangat, keyakian

dan keuletan masyarakat dalam pembangunan. (b) Kelemahan (weakness)

terbatasnya modal usaha dan alat produksi, teknologi produksi yang

terbatas, keterampilan SDM pengrajin yang terbatas, inovasi dari model

souvenir yang perlu ditingkatkan.


33

2) Faktor eksternal meliputi: (a) Peluang (opportunity) industri kerajinan

batik kayu Krebet memilki keunikan dari model batik yang menggunakan

media kayu dan keindahan wisata yang terletak di wilayah desa Krebet

menjadi daya tarik pengunjung. (b) Ancaman (threats) persaingan dari

produk-produk berupa souvenir yang ada di daerah perkotaan.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Ade Andriyani dan Tety Elida (2008). Kedua

Peneliti merupakan mahasiswa PS. Manajemen dan staf pengajar di fakultas

ekonomi, Universitas Gunadarma. Adapun judul yang mereka angkat yaitu

“Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Ekonomi” (Studi kasus

pada Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan di Kelurahan

Pancoran Mas, Kota Depok). Peneliti menggunakan metode deskriptif

kualitatif yang mana data yang peneliti gunakan yaitu berupa kuesioner yang

disebarkan. Hasil penelitian memunjukkan bahwa pada diagram terlihat

bahwa skor keseluruhan yang dipeoleh adalah sebesar 295,23. Skor tersebut

berada diantara area median dan kuartil III atau area positif. Sehingga dapat

dikatakan partisipasi masyarakat Pancoran Mas dala mendukung

keberhasilan keberlangsungan kegiatan ekonomi dari P2KP dapat dikatakan

cukup aktif.

C. Kerangka Berpikir

Dilihat dari sudut pandang masyarakat Indonesia yang notabene

masyarakatnya mendahulukan kepentingan bersama dalam hal ini menanamkan

sifaf gotong royong, ini menunjukkan tingkat partisipasi yang tinggi dalam

membangun wilayahnya. Bentuk tingkat partisipasi masyarakat yang dapat kita


34

lihat secara langsung yaitu partisipasi secara fisik maupun non fisik. Tingkat

partisipasi yang secara fisik misalnya tenaga dan sumbangan dana, sedangkan

tingkat partisipasi yang non fisik seperti dalam bentuk pikiran, saran, ide atau

tanggapan untuk suatu pembangunan.

Tingkat partisipasi masyarakat akan berlangsung secara optimal jika

faktor-faktor yang mendukungnya berjalan selaras antara pemerintahan dan

masyarakatnya, baik itu dalam hal berkomunikasi, dalam menyumbangkan

berbagai ide dan saran maupun hubungan yang lainnya. Sebaliknya apabila

pemimpinnya cuek dan masa bodoh dengan rakyatnya dan masyarakat yang tidak

memiliki kesempatan karena kesibukan, pendidikan dan pengetahuan yang rendah,

serta kemampuan finansial yang tidak memadai maka pembangunan yang

diharapkan sulit untuk terwujudkan, disajikan dalam gambar berikut ini:

Tingkat Partisipasi Masyarakat


lk\

Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang


Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pengawasan Evaluasi

Eksternal: Internal:
1.Kepemimpinan Faktor-Faktor Yang 1.T. kesadaran
2.Komunikasi Mempengaruhi 2.T. pendidikan
3.T. Pendapatan
4. Pekerjaan

Pembangunan Ekonomi Desa

Gambar 2.1. Kerangka Pikir


35

Dalam kerangka pikir di atas menggambarkan bahwa tingkat partisipasi

masyarakat dalam pembangunan ekonomi desa dapat di teliti dengan 5 (lima)

bidang partisipasi antara lain bidang pelaksanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

pengawasan dan evaluasi. Tingkat partisipasi masyarakat desa Darussalam akan

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan internal.

Adapun faktor eksternal nya yaitu ke pemimpinan pemerintahan setempat

dalam hal ini pemerintah desa dan tingkat komunikasi antara pemimpin dan

masyarakat. Sedangkan faktor internal kesadaran masayarakat, tingkat pendidikan,

tingkat pendapatan dan pekerjaan. Keempat faktor tersebut akan menetukan

pelaksanaan program pembangunan ekonomi desa Darussalam, atau kedua faktor

eksternal dan internal di atas akan menentukan pelaksanaan program

pembangunan ekonomi Desa Darussalam. Dari hasil analisis nantinya akan

diperoleh kesimpulan dan saran yang akan menjadi dasar didalam peningkatan

atau memperbaiki tingkat partisipasi masyarakat dimasa yang akan datang.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini adapun jenis dan lokasi penelitian yang digunakan

yaitu:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penlietian kuantitatif. Metode penelitian

kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifiknya adalah

sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan

desain penelitiannya. Menurut Sugiyono metode penelitian kuantitatif dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, tehnik pengambilan

sampel pada umumnya dilakukan secara random, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

(Sugiyono, 2013: 13)

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat penelitian dimana penelitian dapat

melihat keadaan yang sebenarnya dari obyek yang akan diteliti. Adapun lokasi

penelitian yaitu di Desa Darusallam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Dalam

pemilihan lokasi penelitian didasarkan ada pertimbangan bahwa Desa Darusallam

merupakan Desa termuda dari 14 Desa Se-kecamatan Bolo dan baru dua kepala

desa yang memimpin atau menjabat.

36
37

B. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan sebuah

pendekan deskriptif, pendekatan deskriptif mencoba memberikan gambaran

keadaan masa sekarang secara mendalam. Adapun pendekatan deskriptif adalah

salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis,

faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba

menggambarkan fenomena secara detail. (A. Muri Yusuf, 2017: 62)

Dalam Sugiyono menjelaskan bahwa pendekatan deskriptif bertujuan

untuk mendeskripsikan objek penelitian ataupun hasil penelitian. Pengertian

deskriptif menurut Sugiyono yaitu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan

atau memberi gambaran terhadapa objek yang diteliti melalui data atau sampel

yang telah berkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan

membuat kesimpulan yang berlaku umum. (Sugiyono, 2013: 29)

C. Populasi dan Sampel

Adapun populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu:

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah ganaralisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 53).

Adapun populasi dalam penelitian ini menunjuk seluruh masyarakat yang ada di

desa Darussalam sebanyak 704 kepala keluarga (KK).


38

2. Sampel

Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa sampel adalah sebagian dari

populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut (A. Muri Yusuf, 2017:150).

Pada sampel random setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih, dan diambil secara random. menggunakan sampel random dalam

penelitian kuantitatif berarti peneliti berupaya untuk meminimalisir kesalahan

karena faktor keletihan dan kebosanan, mengurangi bias dari manusia dengan

menggunakan prosedur yang benar dan teknik yang tepat serta memberikan

peluang kepada semua anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (A. Muri

Yusuf, 2017: 153).

Dalam penelitian ini menggunakan teknik Cluster atau area random

sampling. Cluster sampling adalah dimana tiap-tiap unit dikumpulkan sebagai

satu kumpulan atau kelompok. Dengan memperhatikan kondisi wilayah, peneliti

mengelompokkan populasi penelitian dalam tiga cluster area/pekerjaan, yaitu

pekerja kasar (Petani/nelayan) sebanyak 15 orang, pegawai pemerintahan (aparat

desa) sebanyak 7 orang, dan pekerja lainnya sebanyak 13 orang. Jadi penelitian ini

menggunakan sampel random yaitu cluster atau area random sampling.

Sehubungan subjek kurang dari 100, maka cara-cara untuk menentukan sampel

adalah :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan biaya.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak data.

c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti.


39

Maka dalam hal ini peneliti menggambil sebagian sampel dari populasi,

yaitu sebagian masyarakatat Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

Jadi keseluruhan sampelnya berjumlah 35 responden.

D. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang diperoleh dalam penelitian lapangan ini yaitu:

1. Data Primer

Dalam (M. Burhan Bungin, 2013: 128) menjelaskan data primer adalah

data yang diambil dari sumber data primer atau sumber pertama di lapangan. Data

primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau

perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang

biasa dilakukan oleh peneliti (Husein Umar, 2014:42). Data primer yang

dibutuhkan adalah tanggapan pemerintah desa dan masyarakat tentang sejauh

mana tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi desa selama

ini.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari

objek yang diteliti akan tetapi melalui pihak prantara (diperoleh dan dicatat dari

pihak lain) seperti: a) data tentang rincian kewenangan yang diberikan oleh

Pemerintah Kabupaten/kepada desa; b) Data-data tentang keadaan umum keadaan

lokasi penelitian; c) dan data-data lainnya yang diperoleh dari kantor BPS,

Kecematan maupun Desa.


40

E. Tehnik Pengumpulan Data

Adapun tehnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

terdiri dari 3 macam yaitu:

1. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung ditempat penelitian untuk

mengetahui objektivitas dari kenyataan yang ada dilapangan seperti

berbagai aktivitas masyarakat dalam pembangunan desa.

2. Kuesioner yaitu dengan memberikan daftar pertanyaan yang disisi oleh

responden tentang materi yang ada hubungannya dengan permasalahan yang

diteliti.

3. Dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk menelusuri data histori.

Metode dokumentasi juga merupakan data yang diperoleh dalam bentuk

bahan-bahan tertulis berupa laporan-laporan dari instansi pemerintah yang

terkait.

F. Tehnik Analisis Data

Dalam menjelaskan kebenaran atau untuk membuktikan hipotesis

penelitian ini maka peneliti menggunalan alat analisis deskriptif kuantitatif dalam

bentuk skala likert. Hal ini sama yang dikemukakan oleh Riduwan (2002) yang

menjelaskan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur persepsi seseorang

atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Adapun skala likert yang

dimaksud dengan menggunakan prosedur penerapan ini antara lain:

1. Penyusunan jawaban responden

2. Menghitung batas nilai awal dan nilai akhir dengan mencari skor minimal,

skor maksimal dan indeks (%) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
41

a. Skor maksimal = Bb x n

b. Skor minimal = Bt x n

c. Indeks (%) =

Keterangan:

Bb = Skor Tertinggi

Bt = Skor Terendah

n = Jumlah Responden

3. Skala Likert

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Sumber : Riduwan (2002)

Keterangan :

0% – 19% (SR) = Tingkat Partisipasi Masyarakat dikatakan Sangat Rendah.

20% – 39% (R) = Tingkat partisipasi masyarakat dikatakan Rendah.

40% – 59% (S) = Tingkat Paartisipasi Masyarakat dikatakan Sedang.

60% – 79% (T) = Tingkat Partisipasi Masyarakat dikatakan Tinggi.

80% – 100% (ST) = Tingkat Partisipasi Masyarakat dikatakan Sangat Tinggi.

G. Definisi Operasional Variabel

Untuk memberikan suatu pemahaman agar lebih mempermudah

pembangunan ekonomi desa, maka perlu adanya batasan penelitian yang

dioperasionalkan melalui indikator-indikator di bawah ini:


42

1. Dalam tingkat partisipasi mengharuskan adanya kontribusi atau sumbangsi

masyarakat untuk kepentinga bersama dalam hal pembangunan. Tingkat

partisipasi ini dapat dioperasionalkan melalui indikator sebagai berikut:

a. Bidang Perencanaan, yang diwududkan dengan bentuk keikutsertaan

masyarakat dalam rapat atau MUSREMBANG.

b. Pengorganisasi, masyarakat ikut melibatkan diri dalam mengambil

peran/bagian dalam proses pelaksanaan pembangunan ekonomi desa.

c. Pelaksanaan, masyarakat ikut bekerja, dalam hal ini memberikan

serbagai sumbangan baik itu dalam bentuk ide atau pikiran maupum

dalam bentuk materi.

d. Pengawasan/Controlling, masyarakat ikut mengontrol atau mengawasi

kesesuaian proses pelaksanaan pembangunan ekonomi desa.

e. Evaluasi, masyarakat ikut/terlibat aktif dalam melihat atau menilai

kesesuaian proses perencanaan/pelaksanaan pembangunan ekonomi

desa.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat terhadap

pembangunan ekonomi desa.

a. Faktor ekternal meliputi tingkat kepemimpinan pemerintah desa dan

tingkat komunikasi.

b. Faktor internal meliputi tingkat kesadaran, pendidikan, pendapatan dan

pekerjaan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Desa Darussalam

Desa Darussalam adalah merupakan salah satu desa di Kacamatan Bolo

yang terletakn di ujung timur wilayah Kecamatan Bolo. Desa Darussalam berdiri

pada tahun 2011 dan merupakan desa hasil pemekaran dari desa induk yaitu Desa

Bontokape. Terbentuknya Desa Darussalam bermula dari ide pemekaran yang

muncul dari anggota BPD Desa Bontokape yang berasal dari Dusun Pali, Daru,

dan Guda yang menjadi anggota BPD periode I. Ide ini dicetuskan saat

silaturahmi antara BPD Desa Bontokape dengan masyarakat dan Tokoh yang ada

di wilayah Dusun Pali, Daru dan Guda. Pertemuan tersebut berlangsung pada

Tahun 2003 di Masjid Darussalam Dusun Daru. Adapun anggota BDP periode I

yaitu: Iye Tahar Alhabsyi, Salman Farid S.E, Arahman H. Emon, Abdullah Hasan

dan Juraidin Ishaka. Selanjutnya ide pemekaran diteruskan dan digiatkan lagi oleh

anggota BPD Desa Bontokape Periode II yaitu: Umar H.Yakub S.E, Abdollah

Manyur dan Irfan Yusuf.

Berkat kerja keras seluruh Tokoh masyarakat dan masyarakat akhirnya

Pemerintah Kabupaten Bima dan DPRD Kabupaten Bima menyetujui pemekaran

Desa Darussalam pada Tahun 2011, dengan menunjuk Bapak SAHRUL S.Sos

sebagai penjabat kepala Desa Darussalam. Dan pada hari kamis tanggal 17 Juli

2012 Desa Darussalam menggadakan pemilihan kepala desa pertama dan pada

tanggal 8 Agustus 2012 Bupati Bima melantik H. Abdurahman H. Ramli sebagai

43
44

kepala desa pertama sebagai Kepala Desa pertama Desa Darussalam periode

2012-2018 bertempat di Paruga Na’e Woha sejaktahun 2012 sampai sekarang

Desa Darussalam telah dipimpin oleh 2 orang kepala Desa yakni:

Tabel 4.1. Kepala Desa Darussalam


No Kepala Desa Periode
1 H. Abdurrahman H.Ramli Th. 2013 s.d. Th. 2018
2 Abdurrahman H. Emon Th. 2019 s.d. Th. 2024
Sumber: Kantor Desa Darussalam, Tahun 2019.

2. Aspek Geografi dan Demografi

a. Kondisi Umum Geografis

Desa Darussalam adalah salah satu desa dari 14 (Empat Belas) Desa yang

ada di Kecamatan Bolo dengan luas wilayah 217,33 Ha, yang terdiri dari

persawahan 98,27 Ha, (47,49 %), tambak, 82,00 Ha, (43,60 %), pemukiman 32,04

Ha, (8,04 %), tanah fasilitas umum ( Kuburan, Sekolah , Masjid, Kantor) 5,2 Ha,

(1,05 %). Desa Darussalam terbagi atas 3 Dusun, 3 RW dan 6 RT, dengan

batasan wilayah Desa Darussalam adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Nggembe

Sebelah Selatan : Desa Sondosia

Sebelah Timur : Teluk Bima

Sebelah Barat : Desa Bontokape

b. Kondisi dan Struktur Demografi

Perkembangan, Distribusi dan Kepadatan Penduduk Desa Darussalam

dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Beberapa tahun terakhir, tahun

2017 penduduk Desa Darussalam berjumlah 2.857 jiwa, hingga pada Bulan

Oktober 2018 meningkat menjadi 2.994 jiwa. Sedangkan yang pindah ke tempat
45

lain dari tahun ke tahun berjumlah 53 Jiwa. Kepadatan penduduk Desa

Darussalam berada pada Dusun Daru dan Dusun Guda sedangkan kepadatan

penduduk terendah terdapat di Dusun Pali.

Tabel 4.2.
Jumlah Penduduk Dari Tahun Ketahun Di Desa Darussalam
Kecamatan Bolo Kabupaten Bima
Penduduk Tahun Perkembangan
( orang ) 2017 2018 %
Laki – laki 1488 1586 1.11 16
Perempuan 1369 1408 1,71 17
Jumlah 2.857 2.994 2,82 33
Sumber: Kantor Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima,
Tahun 2019

Tabel 4.3
Luas Dusun, RW, RT, dan Jumlah Penduduk Desa Darussalam
Kecamatan Bolo kabupaten Bima.
Banyaknya
N Luas
Dusun Jumlah Jumlah Jenis Kelamin
o (Km2)
KK Penduduk Lk Pr
1 Dusun Pali 406,00 187 765 380 385
RT 01 203 97 390 200 190
RT 02 101,5 90 375 180 195
2 Dusun Daru 209,00 223 897 450 447
RT 03 104,5 115 465 240 225
RT 04 52,25 108 432 210 222
3 Dusun Guda 201,00 294 1.100 566 534
RT 05 100,5 140 535 273 262
RT 06 50,25 154 565 293 272
Sumber: Kantor Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima,
Tahun 2019.
46

3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

a. Pendapatan/penghasilan masyarakat Desa dari berbagai sektor usaha

Tabel 4.4.
Struktur Perekonomian Desa Tahun 2017 – 2018
No Jenis Pekerjaan 2017 2018
1
Petani/nelayan 857 857
2
Buruh tani/buruh bangunan 164 164
3
Buruh harian lepas 110 110
4
Pedagang 134 134
5
Wiraswasta 43 43
6
PNS/TNI/POLRI/Pensiunan 78 78
7
Peg. Swasta 22 22
8
Jasa Angkutan ( Sopir) 14 14
9
Peternak 27 27
10
Tukang bangunan/montir/Bengkel 20 17
11
Pengrajin - -
12Guru Swasta 19 22
13
Belum Bekerja 562 562
Jumlah 2.050 2.050
Sumber: Kantor Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten
Bima, Tahun 2019.

b. Ketenagakerjaan
Penduduk usia kerja diatas 15 tahun yang sedang bekerja tercatat

sebanyak 2.098 jiwa atau 92%, dimana 632 jiwa bekerja di perkotaan dan 840

jiwa bekerja di daerah pedesaan. Laki-laki yang bekerja tercatat sebanyak 1.223

jiwa, sementara perempuan yang bekerja tercatat sebanyak 400 jiwa. Penduduk

yang menganggur secara keseluruhan tercatat sebesar 237 jiwa. Yang bersekolah

sebanyak 335 jiwa, mengurus rumah tangga sebesar 1030 jiwa dan yang lainnya

200 jiwa.
47

Tabel 4.5.
Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut jenis kegiatan
Jenis
Jenis Kegiatan Kelamin Tipe Daerah (jiwa)
(Jiwa)
Lk Pr Perkotaan Pedesaan
Angkatan Kerja :
Bekerja 1.223 400 632 840
Pengangguran 125 112 103
Bukan Angkatan Kerja :
..............
Mengurus rumah tangga 10 1020 1030
97
Sekolah 220 115 238
..............
Lainnya 115 85 200
Sumber: Kantor Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima,
Tahun 2019.

4. Aspek Pelayanan Umum

a. Pendidikan

Angka partisipasi sekolah di Desa Darussalam untuk kelompok umur 7-

12 tahun cukup tinggi, yakni sebesar 562 jiwa. Hal ini berarti bahwa 562 jiwa dari

seluruh penduduk usia 7-12 tahun di Desa Darussalam masih bersekolah. Hal

yang sama juga terdapat pada APS untuk usia sekolah 13-15 tahun. Pada

kelompok usia ini, sebanyak 135 jiwa penduduknya masih bersekolah. Kedua

angka ini menunjukkan bahwa program wajib belajar sembilan tahun yang

direncanakan pemerintah cukup berhasil.

Angka partisipasi sekolah kelompok umur 16-18 tahun 96 jiwa,

kelompok ini merupakan kelompok usia memasuki jenjang SMU. Angka ini dapat

dikatakan cukup baik. Pada kelompok 19-24 tahun angka partisipasi hanya

sebesar 238 jiwa. Hal ini menunjukkan tingginya mahasiswa/mahasiswi yang

ingin kuliah baik di Kampus yang ada di Kabupaten Bima maupun di luar

kabupaten. Kondisi dan ketersediaan fasilitas pendidikan pada suatu wilayah


48

merupakan salah satu indikator kemajuan pembangunan. Desa Darussalam

memiliki sarana pendidikan yang tersebar pada tingkat SD/sederajat dengan

jumlah fasilitas sarana pendidikan dan tenaga guru yang cukup memadai.

Tabel 4.6.
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Menurut Kelompok Umur Desa Darussalam
Usia Dusun Pali Dusun Daru Dusun Guda
7 – 12 130 160 272
13 – 15 45 39 51
16 – 18 18 40 38
19 – 24 58 103 77
Sumber: Kantor Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima,
Tahun 2019.

Tabel 4.7.
Jumlah Sekolah Menurut Desa
(Pendidikan Formal dan Non Formal)
No Jenis Pendidikan Jumlah Keterangan
1 PAUD/ TK 4 Buah Kondisi baik
2 SD/MI 1 Buah Kondisi baik
3 TPA 12 Buah Kondisi baik
4 Pondok Pesantren 1 Buah Sedang dibangun
Sumber: Kantor Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima,
Tahun 2019.

b. Sarana dan Prasarana Pendukung


Tabel 4.8.
Fasilitas Pendukung
No Prasarana Kesehatan Jumlah Keterangan
1 Pustu 1 Kondisi Baik
2 Posyandu 3 Belum ada Bangunan
3 Masjid 3 Sedang dibagun
4 Mushollah 3 1 Sedang dibangun
Sumber: Kantor Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima,
Tahun 2019.
49

c. Sambungan Listrik

Prasarana listrik di Desa Darussalam cukup memadai bagi kebutuhan

perorangan maupun kegiatan ekonomi. Kebutuhan listrik disuplai oleh Perusahaan

Listrik Negara (PLN). Masyarakat Desa Darussalam telah memiliki rumah

berjumlah 746 unit, rumah tersebut yang telah dialiri listrik berjumlah dengan

kapasitas terpasang 1300 Kwh 16 Unit rumah, 900 Kwh 264 Unit rumah dan 450

Kwh 466 Unit rumah.

d. Air Bersih

Penyediaan air bersih untuk pemenuhan aktivitas ekonomi maupun

kebutuhan lainnya di Desa Darussalam cukup memadai karena didukung oleh

beberapa sumber mata air dan sumur bor yang dikelola secara pribadi oleh

masyarakat. Jumlah Kepala Keluarga yang menggunakan sarana air bersih yang

bersumber dari PDAM Kabupaten Bima tidak ada, karena tidak ada pipa saluran

PDAM, oleh karena itu masyarakat melakukan langkah membuat sumur bor

masing-masing untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

B. Deskripsi Responden Penelitian

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa teknik penarikan sampel

dalam penelitian ini menggunakan sampel random dengan teknik Cluster. Peneliti

mengelompokkan populasi penelitian dalam tiga cluster area/pekerjaan, yaitu

pekerja kasar (Petani/nelayan) sebanyak 15 orang, pegawai pemerintahan (aparat

desa) sebanyak 7 orang, dan pekerja lainnya sebanyak 13 orang. Jadi responden

dalam penelitian ini berjumlah 35 responden dan dapat diklasifikasikan kedalam

beberapa ciri atau karakteristik responden sebagai berikut, responden berdasarkan


50

umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan serta tingkat pendapatan yang akan

dijabarkan atau dijelaskan berikut ini:

1. Responden Berdasarkan Umur

Umur seseorang biasanya menentukan kenerja dalam melibatkan diri

atau ikut serta dalam proses pembangunan. Responden yang memiliki umur yang

lebih muda biasanya fisik dan tenaganya kuat, berbeda halnya dengan umur yang

tua sudah memiliki fisik yang lemah dan kekuatan yang sudah berkurang dalam

bekerja. Dengan demikian semakin bertambah umur seseorang maka itu akan

berdampak pada kurangnya keterlibatan aktif dalam proses pembangunan. Hal

tersebut dapat dirincika dibawah ini.

Gambar 4.1. Karakteristik Responden Menurut Umur

Jumlah
60-an
50-59
40-49
30-39
24-29

0 20 40 60 80 100 120
24-29 30-39 40-49 50-59 60-an Jumlah
Persen (%) 26 31 43 0 0 100
Responden 9 11 15 0 0 35

Sumber: Data Primer setelah diolah, Tahun 2019.

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan beberapa umur dari masing-

masing responden yang didapat dari hasil penelitian, yakni kebanyakan responden

yang berusia 40-49 tahun atau dapat sebut dengan usia produktif sebanyak 15

responden atau 43%. Usia produktif dalam melakukan suatu pekerjaan diharapkan
51

akan mampu meningkatkan hasil pencapaian atau sasaran yang telah

direncanakan.

2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin menjadi salah satu yang dapat mempengaruhi kemampuan

kerja seseorang dan juga menjadi patokan dalammenentukan perbedaan dalam

pembagian kerja, karena ada perbedaan pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki

dan perempuan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data yang dikelompokkan

menurut jenis kelamin, disajikan dalam gambar berikut:

Gambar 4.2. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Responden Persen (%)

54 46 100

19 16 35

Laki-laki Perempuan Jumlah

Sumber: Data Primer setelah diolah, Tahun 2019

Karakteristik responden menurut jenis kelamin berdasarkan gambar di

atas dapat dijelaskan bahwa responden laki-laki lebih mendominasi dari

responden perempuan. Responden laki-laki sebanyak 19 responden atau 54%,

sedangkan responden perempuan sebnayak 16 responden atau 46%. Dengan total

responden sebanyak 35 responden.


52

3. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud disini yakni tingkat pendidikan

formal yang pernah diikuti atau ditempuh oleh responden. Pada umumnya,

masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi memiliki wawasan

yang berfikir yang lebih maju serta memiliki kemampuan untuk mengontrol,

mengawasi dan menilai kesesuaian dari proses pembangunan yang dilaksanakan,

dibandingan dengan masyarakat yang tidak melalui jenjang pendidikan. Hal

tersebut dijabarkan oleh gambar berikut:

Gambar 4.3. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Responden Persen (%)


100

46
31 35

16
9 9 11
0 0 3 3 2 5

Tidak SD SMP SMA Diploma S1 Jumlah


Sekolah

Sumber: Data Primer setelah diolah, Tahun 2019

Berdasarkan Gambar di atas, menjelaskan bahwa responden yang

mendominasi yaitu responden dengan jenjang pendidikan strata 1 (S1) sebanyak

16 responden atau 46%. Kemudian dominasi pula oleh responden dengan jenjang

pendidikan SMA yaitu sebanyak 11 responden atau 31%. Sedangkan untuk

tamatan pendidikan yang rendah yakni yang tidak bersekolah.


53

4. Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pendapatan dari masing-

masing masyarakat berbeda, maka sangat memungkinkan keterlibatan aktif

masyarakatnya pun berbeda. Disamping pendapatannya yang tidak sama, dilihat

pula dari tingkat kesibukan (waktu/kerja) yang berbeda-beda. Jadi semua itu akan

mengurangi tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan ekonomi

desa.

Gambar 4.4. Karakteristik Responden Menurut Pendapatan

Responden Persen (%)

100

49
37
14
5 17 35
13 0
0
< 500
500 - 1 Jt
1 Jt - 5 Jt
5 Jt - 10 Jt
Jumlah

Sumber: Data Primer setelah diolah, Tahun 2019

Dari Gambar di atas menjelaskan bahwa tingkat pendapatan responden

yang banyak yaitu tingkat pendapatan sebanyak Rp. 500.000 – 1.000.000., yang

berjumlah 17 responden atau 49%. Dan ada pula yang tingkat pendapatannya

paling rendah yakni responden yang berpendapatan Rp. 5.000.000 – 10.000.000,.

Jadi tingkat pendapatan jika dihubungkan dengan partisipasi masyarakat dalam

proses pembangunan ekonomi Desa masyarakat yang memiliki penghasilan tinggi

rata-rata memberikan sumbangsi uang (dana) sedangkan yang berpenghasilan


54

rendah akan sulit melibatkan diri berpartisipasi dalam bentuk uang (dana). Hal itu

juga terlihat dari sulitnya pembagian waktu, masyarakat yang berpendapatan

rendah akan sulit melibatkan diri secara aktif dikarena sibuk bekerja atau mencari

nafkah.

C. Analisis Hasil Penelitian

1. Tingkat Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Memberi Saran/ide dalam


Proses Perencanaan Pembangunan Ekonomi Desa.

Dalam menganalisis tingkat partisipasi masyarakat ditahap perencanaan

pembangunan ekonomi Desa Darussalam, bentuk partisipasinya berupa

masyarakat ikut serta dalam memberikan sumbangan pemikiran/gagasan ide

dalam menentukan pelaksanann pembangunan ekonomi desa maupun masyarakat

ikut memberikan masukan/solusi terhadap masalah-masalah yang timbul dalam

proses pembangunan ekonomi desa dan juga masyarakat dilibatkan dalam

memutuskan pembangunan yang dilaksanakan.

Sebagaimana dijelaskan dalam kutipan ayat al-qur’an berikut, dalam Q.S.

Asy-syura/42:38 yang mana dijelaskan kemajuan suatu masyarakat tergantung

dari diri mereka sendiri.

َ ‫صهَ َٰٕجَ َ َٔأَيۡ ُسُْىۡ َ ُش‬


َ ۡ‫َُُٓى‬ٛۡ َ‫ٕز ٰٖ َت‬
َ‫َٔ ِي ًَّا‬ َّ ‫ٱستَ َجاتُٕاَ َنِ َستِّ ِٓىۡ َ َٔأَقَا ُيٕا َٱن‬
ۡ َ ٍٚ ََ ‫َٔٱنَّ ِر‬
َ٨٣ٌَٕ َ ُ‫ُُفِق‬َٚ ۡ‫َز َش ۡق َُُٰٓى‬
Terjemahan:
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat
antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami
berikan kepada mereka. (Depertemen Agama RI, Tahun 2002)

Dari Q.S. Asy-syura/42:38 menjelaskan bahwa setiap insan siap

menerima seruan Tuhannya, yaitu dengan cara menjalankan perintah-Nya, selalu


55

mendirikan Sholat dan segala perkara dunia baik hal pembangunan ekonomi

maupun perkara lainnya hendaknya dimusyawarahkan, sama halnya perencanaan

pembangunan ekonomi yang ada di Desa Darussalam hendaklah

dimusyawarahkan terlebih dahulu sebelum hendak menggambil keputusan agar

apa yang rencanakan bisa dijalankan dengan baik dan nantinya tidak akan ada

kesalahfahaman satu dengan yang lainnya.

Tabel 4.9. Tingkat Partisipasi aktif masyarakat dalam Perencanaan


Pembangunan Ekonomi Desa Darussalam 2019.
Responden
Tingkat Partisipasi Persen (%)
(Orang)
Sangat Rendah 12 34
Rendah 9 26
Sedang 3 9
Tinggi 6 17
Sangat Tinggi 5 14
Jumlah 35 100
Sumber: Data Primer (Setelah Diolah), Tahun 2019.

Seperti yang dilihat dari Tabel 4.9 di atas, menunjukkan bahwa

responden yang memberikan jawaban terbanyak yakni responden yang tingkat

partisipasinya sangat rendah, yaitu berjumlah 12 responden atau sebanyak 34%,

dan adapula responden yang tingkat partisipasinya paling sedikit yakni responden

dengan tingkat partisipasi sedang yakni berjumlah 3 responden atau 9%.

Diketahui pula responden yang tingkat partisipasinya sangat tinggi hanya 5

responden. Oleh karena itu tingkat partisipasi masyarakat dalam bidang

perencanaan terbilang sangat rendah.

Untuk memperjelas dari hasil analisis yang lebih tegas, berikut disajikan

tabel skor gabungan, yang menjelaskan bahwa data pada tabel 4.10. diketahui
56

bahwa skor gabungan hasil analisis dari tingkat partisipasi dalam bidang

perencanaan pembangunan Desa Darussalam yaitu 273. Nilai 273 merupakan

hasil total dari bidang perencanaan pembangunan dari 35 responden yang

nilainnya berada di interval 1-300 sehingga dapat dikategorikan tingkat partisipasi

masyarakat dalam bidang perencanaan pembangunan dengan tingkat partisipasi

sangat rendah. Sehingga untuk megetahui presentase skor gabungan hasil

penelitian maka skor gabungan hasil analisis dibagi interval tinggi kali 100

sehingga diperoleh 18,2 persen.

Tabel 4.10. Skor gabungan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Tahap


Perencanaan di Desa Darussalam.
Interval Skor Tingkat Skor Hasil
Ideal Partisipasi Gabungan
1-300 Sangat Rendah 273
301-600 Rendah -
601-900 Sedang -
901-1200 Tinggi -
1201-1500 Sangat Tinggi -
Presentase Skor Gabungan Hasil 18,2
Penelitian terhadap Skor Gabungan Ideal
Sumber: Data Primer (Setelah Diolah), Tahun 2019.

Analisis ini dapat diperjelas dengan menggunakan gambar skala skor

gabungan relative, hal ini untuk menjelaskan tingkat partisipasi masyarakat atau

mengukur seberapa besar nilai yang diperoleh, berikut ini:

Gambar 4.5. Skala Skor Gabungan Relatif Tingkat Partisipasi Masyarakat


dalam Tahap Perencanaan Pembangunan Ekonomi Desa
Darussalam.
57

Sangat Rendah Tinggi Sedang Rendah Sangat Tinggi

0% 20% 40% 60% 80% 100%

18,2%

Berdasarkan dari hasil skala likert di atas, maka dapat dikatakan bahwa

tingkat partisipasi masyarakat dalam bidang perencanaan pembangunan Desa

Darussalam termaksud dalam kategori sangat rendah atau minim.

2. Tingkat Partisipasi Aktif Masyarakat Mengambil Peran/Bagian dalam


Proses Pembangunan Ekonomi Desa Darussalam.
Untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dalam tahap

pengorganisasian untuk pembangunan ekonomi Desa Darussalam bentuk tingkat

partisipasinya yaitu masyarakat ikut serta dalam mengambil peran/bagian dalam

pembangunan ekonomi desa.

Terutama dijelaskan dalam Q.S. Ar-Rad/13:11, diketahui kemajuan suatu

masyarakat tergantung pada diri mereka sendiri.

َ‫ٱّلل َُتِقَ ٕۡ ٖوَس ُٕٓ ٗءا‬ َ ۡۗ ۡ‫ِّسُٔاَ َياَتِأََف ُ ِس ِٓى‬ٛ‫ُ َغ‬َٚ َّٰٗ‫ِّ ُسَ َياَتِقَ ٕۡ ٍوَ َحت‬ٛ‫ُ َغ‬َٚ‫ٱّللََ ََل‬
ََّ َ‫َٔإِ َذآَأَ َزا َد‬ ََّ ٌََّ ِِ ‫إ‬
َ١١َ‫ٍَٔا ٍل‬َ ‫فَ ََلَ َي َس َّدَنَّۥَ َُ َٔ َياَنَُٓىَ ِّيٍَ ُدَِِٔۦَّ ِي‬
Terjemahan:
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila
Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia (Depertemen Agama RI, Tahun 2002).

Sebagaimana kutipan dari Q.S. Ar- Ra’d/13:11, dijelaskan bahwa Tuhan

tidak akan merubah keadaan mereka, selama mereka tidak merubah sebab-sebab
58

dari kemunduran mereka. Begitu pula ketika suatu daerah atau suatu masyarakat

ingin maju dan pembangunan akan semakin baik maka keikutsertaan masyarakat

dalam mengambil peran dan bagian sangatlah dibutuhkan karena tidak akan

mungkin pembangunan ekonomi berjalan hanya dengan rencana akan tetapi

diperlukan pula tindakan dari berbagai kalangan.

Tabel 4.11. Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Tahap


Pengorganisasian Desa Darussalam 2019.
Responden
Tingkat Partisipasi Persen (%)
(Orang)
Sangat Rendah 9 26
Rendah 11 31
Sedang 7 20
Tinggi 3 9
Sangat Tinggi 5 14
Jumlah 35 100
Sumber: Data Primer (Setelah Diolah), Tahun 2019.

Berdasarkan data pada Tabel di atas, dijelaskan bahwa responden

terbanyak yakni responden yang tingkat partisipasinya Rendah, adalah berjumlah

11 responden atau sebanyak 31%. Diketahui pula bahwa responden yang tingkat

partisipasinya paling sedikit yaitu responden dengan tingkat partisipasinya yang

tinggi yaitu 3 responden atau 9%. Serta ada pula tingkat partisipasi masyarakat

yang sangat tinggi akan tetapi hanya 5 responden atau sebanyak 14%. Oleh karena

itu maka tingkat partisipasi masyarakat dalam mengambil peran/bagian dalam

pembangunan ekonomi desa terbilang rendah.

Untuk memperjelas hasil analisis yang lebih tegas berikut disajikan tabel

4.12. yang merupakan skor gabungan. Berdasarkan hasil data dari tabel berikut,

dijelaskan bahwa secara umum dapat dikemukakan bahwa tingkat partisipasi


59

masyarakat dalam tahap pengambilan peran/bagian dalam pembangunan ekonomi

Desa Darussalam tergolong rendah sebagaimana terlihat dalam tabel skor hasil

gabungan penelitian yang mencapai 192 atau berada pada interval 101-200.

Sehingga untuk megetahui presentase skor gabungan hasil penelitian maka skor

gabungan hasil analisis dibagi interval tinggi kali 100 sehingga diperoleh 38,4

persen.

Tabel 4.12. Skor Gabungan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Tahap


pengambilan peran/bagian dalam pembangunan ekonomi
desa.
Interval Skor Tingkat Partisipasi Skor Hasil
Ideal Gabungan
1-100 Sangat Rendah -
101-200 Rendah 192
201-300 Sedang -
301-400 Tinggi -
401-500 Sangat Tinggi -
Presentase Skor Gabungan Hasil Penelitian 38,4
terhadap Skor Gabungan Ideal
Sumber: Data Primer (Setelah Diolah), Tahun 2019.

Analisis ini dapat diperjelas lagi dengan menggunakan gambar 4.2 skala
skor gabungan rekatif, berikut ini:
Gambar 4.6. Skala skor gabungan relatif tingkat partisipasi masyarakat
dalam mengambil peran/bagian terhadap pembangunan
ekonomi Desa Darussalam

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Berdasarkan gambar skalar likert di atas maka dapat dijelaskan bahwa


20% 40% 60% 80% 100%
0%
tingkat partisipasi masyarakat dalam mengambil peran/bagian dalam
38,4%
60

pembangunan ekonomi Desa Darussalam termaksud dalam kategori rendah yakni

38,4%.

3. Tingkat Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Tahap pelaksanaan


Pembangunan ekonomi Desa Darussalam 2019.

Untuk menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dalam tahap

pelaksanaan pembangunan ekonomi Desa Darussalam, adapun bentuk tingkat

partisipasinya yakni masyarakat ikutserta dalam memberikan sumbangan

ide/pemikiran terhadap proses pelaksanaan pembangunan ekonomi Desa.

Tabel 4.13. Tingkat Partisipasi dalam Tahap Pelaksanaan Pembangunan


Ekonomi Desa Darussalam 2019
Responden
Tingkat Partisipasi Persen (%)
(Orang)
Sangat Rendah 4 11
Rendah 11 31
Sedang 10 29
Tinggi 5 14
Sangat Tingi 5 14
Jumlah 35 100
Sumber: Data Primer (Setelah Diolah), Tahun 2019

Berdasarkar penyajian data dari Tabel 4.18. dijelaskan bahwa responden

terbanyak adalah responden yang tingkat partisipanya rendah, yakni berjumlah 11

responden atau sebanyak 31%, kemudian responden yang tingkat partisipasinya

paling sedikit yaitu responden dengan tingkat partisipasi yang sangat rendah yaitu

sejumlah 4 responden atau sebanyak 11%. Jadi tingkat partisipasi masyarakat

dalam tahap pelaksanaan pembangunan ekonomi Desa Darussalam terbilang

rendah, hal tersebut akan diperjelas dengan tabel 4.19.


61

Tabel 4.14. Skor GabunganTingkat Partisipasi Masyarakat dalamTahap


Pelaksanaan Pembangunan Ekonomi Desa Darussalam
2019.
Interval Skor Skor Hasil
Tingkat Partisipasi
Ideal Gabungan
1-200 Sangat Rendah -
201-400 Rendah 267
401-600 Sedang -
601-800 Tinggi -
801-1000 Sangat Tinggi -
Presentase Skor Gabungan Hasil 26,7
Penelitian terhadap Skor Gabungan Ideal
Sumber: Data Primer (Setelah Diolah), Tahun 2019

Dari Tabel 4.19. diketahui secara umum dapat dijelaskan bahwa tingkat

partisipasi masyarakat dalam bidang pelaksanaan pembangunan ekonomi desa

termaksud dalam kategori rendah yang mana disimpulakan dalam tabel skor

gabungan hasil penelitian yang mencapai 267 atau berada pada interval 201-400.

Sehingga untuk megetahui presentase skor gabungan hasil penelitian maka skor

gabungan hasil analisis dibagi interval tinggi kali 100 sehingga diperoleh 26,7

persen.

Untuk memperjelas analisis ini maka digunakan gambar 4.3 skala skor

gabungan relatif berikut ini:

Gambar 4.7. Skala skor gabungan relatif tingkat partisipasi masyarakat


dalam proses pelaksanaan terhadapa pembangunan ekonomi
Desa Darussalam.
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

0% 20% 60% 80% 100%


40%

26,7%
62

Dari hasil skala likert di atas, menunjukkan bahwa tingkat partisipasi

aktif masyarakat dalam bidang pelaksanaan pembangunan ekonomi Desa

Darussalam terlihat pada kategori rendah.

4. Tingkat Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Bidang


Pengawasan/controlling Terhadap Pembangunan Ekonomi Desa
Darussalam 2019.

Dalam mengalisis tingkat partisipasi masyarakat dalam bidang

pengawasan pembangunan ekonomi Desa Darussalam, adapun bentuk

partisipasinya yaitu masyarakat ikut serta dalam mengawasi pelaksanaan

pembangunan ekonomi Desa Darussalam, serta masyarakat memberi

masukan/teguran terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi pada

pelaksanaan pembangunan ekonom Desa Darussalam.

Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. A’raaf/7:56 bahwa kemajuan suatu

daerah tergantung pada masyarakat itu sendiri.

ََّ َ ‫ت‬
َِ‫ٱّلل‬ ََ َٓ‫ص ٰهَ ِح‬
َ ًَ ‫أَ ۡٱد ُعََُِٕ َخ ٕۡ ٗفاَ َٔطَ ًَعًا َإِ ٌَّ َ َز ۡح‬ َِ ‫َ ۡٱۡلَ ۡز‬ِٙ‫َل َتُ ۡف ِس ُدٔا َف‬
ۡ ِ‫ضَتَ ۡع َد َإ‬ َ َ َٔ
َ٦٥ٍَََٛ ُِ‫ةَ ِّي ٍََ ۡٱن ًُ ۡح ِس‬ٚ
ٞ ‫قَ ِس‬
Terjemahan:
Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesuda (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasatakut (tidakakan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Depertemen Agama RI,
Tahun 2002)

Dari Q.S. Al-A’raaf/7:56 di atas menjelaskan bahwasanya apa yang ada

dimuka bumi ini perlu dijaga maupun diawasi oleh manusia yang sebagai mahluk

pilihan Allah SWT yang diberikan amanah untuk menjaga apa yang diamanahkan.

Begitu halnya dengan keterkaitan pembangunan yang ada di Desa Darussalam,


63

masyarakat diharapkan mampu memelihara serta mengawasi kelancaran proses

pembangunan yang ada di desa tersebut.

Tabel 4.15. Tingkat Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Bidang Pengawasan


Pembangunan Ekonomi Desa Darussalam 2019.
Tingkat Partisipasi Responden (Orang) Persen (%)
Sangat Rendah 6 17
Rendah 8 23
Sedang 10 29
Tinggi 4 11
Sangat Tinggi 7 20
Jumlah 35 100
Sumber: Data Primer (Setelah Diolah), Tahun 2019

Dari data pada Tabel 4.19. dijelaskan bahwa responden terbanyak

merupakan responden yang tingkat partisipasinya sedang, yaitu 10 responden atau

sebanyak 29%. Dan responden dengan tingkat partisipasi yang sedikit yaitu

responden dengan tingkat partisipasinya yang tinggi sejumlah 4 responden atau

sebanyak 11%. Jadi bisa dikatakan tingkat partisipasi aktif masyarakat dalam

bidang pengawasan dikategori sedang. Untuk lebih memperjelas analisis disajikan

dalam tabel berikut:


64

Tabel 4.16. Skor Gabungan Tingkat Partisipasi Aktif Masyarakat dalam


Bidang Pengawasan Terhadap Proses Pembangunan Ekonomi
Desa Darussala 2019.
Interval Skor Skor Hasil
Tingkat Partisipasi
Ideal Gabungan
1-100 Sangat Rendah
101-200 Rendah -
201-300 Sedang 270
301-400 Tinggi -
401-500 Sangat Tinggi -
Presentase Skor Gabungan Hasil Penelitian 54
terhadap Skor Gabungan Ideal
Sumber: Data Primer (Setelah Diolah), Tahun 2019.

Dari hasil Tabel 4.20. di atas tabel skor gabungan menjelaskan secara

umum bahwa tingkat partisipasi aktif masyarakat dalam bidang

pengawasan/controlling terhadap proses pembangunan ekonomi Desa Darussalam

diketahui tergolong sangat rendah, sebagaimana yang disimpulkan oleh tabel skor

hasil gabungan penelitian yang mencapai 270 atau berada diinterval idea 201-300.

Hasil analisisi di atas akan diperjelas dengan gambar 4.4 skala skor
gabungan relatif, berikut:
Gambar 4.8. Skala Skor Gabungan Relatif Tingkat Partisipasi Aktif
Masyarakat dalam Bidang Pengawasan Pembangunan
Ekonomi Desa Darusslam.

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

0% 20% 40% 60% 80% 100%

54%
65

Dari hasil skala likert pada Gambar 4.9 di atas menjelaskan bahwa

tingkat partisipasi aktif masyarakat dalam bidang pengawasan terhadap

pembangunan ekonomi Desa Darussalam berada pada skala sangat rendah yakni

18%.

5. Tingkat Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Bidang Evaluasi/Monitoring


Terhadap Proses Pembangunan Ekonomi Desa Darussalam 2019.

Dalam menganalisis tingkat partisipasi aktif masyarakat dalam bidang

evaluasi terhadap proses pembangunan ekonomi Desa Darussalam, adapun bentuk

partisipasinya yaitu masyarakat ikut serta dalam memberi penilaian terhadap

keberhasilan atau kesesuaian dari proses pelaksanaan pembangunan ekonomi

Desa Darussalam.

Hal tersebut diperjelas dalam Q.S. Al-Mu;min/40:64 bahwa untuk

kemajuan suatu daerah dilihat pada masyarakatnya sendiri.

َ‫َٔ َز َشقَ ُكى‬ ُ ٍََ ‫ص َّٕ َز ُكىۡ َفَأ َ ۡح َس‬


َ ۡ‫ص َٕ َز ُكى‬ َ َٔ َ ٗ‫أَٱن َّس ًَآ ََءَ ِتَُآء‬
ََ ‫ضَقَ َس ٗاز‬ ََ ‫ٱّللَُٱنَّ ِرَ٘ َج َع َمَنَ ُك ُىَ ۡٱۡلَ ۡز‬ ََّ
َ٥٦ٍَٛ ََ ًِ َ‫ٱّللَُ َزبُّ َ َۡٱن ٰ َعه‬
ََّ َ‫ك‬ ََّ َ‫تَ ٰ َذنِ ُك ُى‬
َ ‫ٱّللَُ َزتُّ ُكىۡۖۡ َفَتَثَا َز‬ َِ َ‫ِّ ٰث‬َّٛ‫ِّي ٍََٱنط‬
Terjemahan:
Allah-Lah yang menjadikan bumi bagi kamu sebagai tempat menetap dan
langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta
memberi kamu rezki dengan sebahagian yang baik-baik yang demikian itu
adalah Allah Tuhanmu. Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam.
(Depertemen Agama RI, Tahun 2002)

Berdasarkan dari Q.S. Al-Mu’min/40:64, dijelaskan bahwa Allah SWT

menciptakan bumi sebagi tempat tinggal manusia yang telah didesain sesemprnah

mungkin yang berbeda dengan tata surya yang lain, maka dari itu sepatuhnya kita

mampu untuk mengevaluasi dari pencapaian keberhasilan pelaksanaan

pembangunan ekonomi desa yang dilaksanakan di Desa Darussalam serta


66

memanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Untuk lebih jelasnya disajikan

dalam tabel 4.22. berikut:

Tabel 4.17. Tingkat Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Biang Evaluasi


Terhadap Proses Pembangunan Ekonomi Desa Darussalam
2019.
Responden
Tingkat Partisipasi Persen (%)
(Orang)
Sangat Rendah 4 11
Rendah 7 20
Sedang 12 34
Tinggi 7 20
Sangat Tinggi 5 14
Jumlah 35 100
Sumber: Data Primer (Setelah Diolah), Tahun 2019

Dari Tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa responden terbanyak yaitu

responden yang tingkat partisipasinya sedang yakni 12 responden atau sebanyak

34%. Kemudian responden dengan tingkat partisipasi tersedikit yaitu responden

yang bentuk partisipasinya sangat rendah yakni 4 responden atau sebanyak 11%.

Jadi tingkat partisipasi aktif masyarakat dalam bidang evaluasi terhadap proses

pembangunan ekonomi Desa Darussalam termaksud dalam kategori sedang.

Tabel 4.18. Skor Gabungan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Bidang


Evaluasi Terhadap Proses Pembangunan Ekonomi Desa
Darussalam.
Interval Skor Skor Hasil
Tingkat Partisipasi
Ideal Gabungan
1-95 Sangat Rendah -
96-190 Rendah -
191-285 Sedang 279
286-380 Tinggi -
381-475 Sangat Tinggi -
Presentase Skor Gabungan Hasil Penelitian 58,7
terhadap Skor Gabungan Ideal
Sumber: Data Primer (Setelah Diolah), Tahun 2019
67

Dari Tabel 4.22. skor gabungan di atas, menjelaskan bahwa tingkat

partisipasi masyarakat dalam bidang evaluasi terhadap proses pembangunan

ekonomi Desa Darussalam terlihat dalam kategori sedang seperti yang

disimpulkan oleh tabel skor hasil gabungan menunjukan nilai 279 atau berada

pada interval skor ideal 191-285. Sehingga untuk megetahui presentase skor

gabungan hasil penelitian maka skor gabungan hasil analisis dibagi interval tinggi

kali 100 sehingga diperoleh 58,7 persen. Untuk memperjelas analisis di atas,

dapat menggunakan gambar 4.5. skala skor gabungan relatif/skala likert, berikut

ini:

Gambar 4.9. Skala Skor Gabungan Relatif Tingkat Partisipasi Aktif


Masyarakat dalam Bidang Evaluasi Terhadap Proses
Pembangunan Ekonomi Desa Darussalam.

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

0% 20% 60% 80% 100%


40%

58,7%

Berdasarkan hasil skala likert pada gambar 4.5. di atas, maka dapat

dikatakan bahwa tingkat partisipasi aktif masyarakat dalam bidang evaluasi

terhadap proses pelaksanaan pembangunan ekonomi Desa Darussalam tergolong

dalam katergori sedang yakni pada titik 58,7%.

6. Tingkat partisipasi Aktif Masyarakat Terhadap Proses Pembangunan


Ekonomi Desa Darussalam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima 2019.

Sesuai hasil analisis dari masing-masing indikator bidang maka untuk

lebih jelasnya dibuatkan rekapitulasi dari hasil yang diperoleh.


68

Tabel 4.23. Rekapitulasi Tingkat Partisipasi Aktif Masyarakat dari Berbagai


Bidang.
Bidang Partisipasi Klasifikasi Persen (%)
Perencanaa Sangat Rendah 18,2%
Pengorganisasian Rendah 38,4%
Pelaksanaan Rendah 26,7%
Pengawasan Sedang 54,0%
Evaluasi Sedang 58,7%
196%
Rata-rata 39,2%
Sumber: Data Primer Setelah diolah,Tahun 2019.

Dari Tabel diatas, menunjukkan bahwa tingkat partisipasi aktif

masyarakat dalam berbagai bidang partisipasi terlihat bervariasi, yaitu dari bidang

perencanaan terlihat sangat rendah dengan nilai persentase 18,2%, bidang

pengorganisasian dan pelaksanaan yakni rendah dengan nilai persentase 38,4 dan

26,7%, akan tetapi di bidang pengawasan dan evaluasi terbilang sedang/cukup

sering dengan persentase 54,0 dan 58,7%. Dengan nilai rata-rata dari nilai

rekapitulasi sebanyak 39,2% atau pada skala rendah.

Gambar 4.11. Skala Likert Hasil Rekapitulasi.

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

0% 20% 40% 60% 80% 100%

39,2%
69

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Masyarakat


Terhadap Proses Pembangunan Ekonomi Desa Darussalam Kecamatan
Bolo Kabupaten Bima.

Diketahui bahwa usaha untuk melakukan suatu pembangunan tidak

hanya dilakukan oleh pemerintah semata akan tetapi keikutsertaan dari berbagai

elemen/masyarakat sangat pula dibutuhkan yang hasilnya nanti diharapkan

memberi kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Keberhasilan suatu

pembangunan yang ada di pedesaan merupakan cerminan dari suatu keberhasilan

pembangunan nasional, oleh karena itu yang menjadi tolak ukur dari keberhasilan

pembangunan nasional dilihat dari keberhasilan pembangunan tingkat desa.

Jadi peran dan keikutsertaan masyarakat dalam proses pembangunan

ekonomi Desa Darussalam tentunya memiliki banyak faktor yang mempengaruhi

tingkat keterlibatannya dalam proses pembangunan. Untuk menghemat analisis

penulisis memilih beberapa faktor diantaranya faktor eksternal yang meliputi

bagaimana kepemimpinan pemerintah desa dan tingkat komunikasi antara

pemerintah dengan masyarakat, sedangkan faktor internal meliputi tingkat

kesadaran diri, pendidikan, pendapatan serta pekerjaan dari masyarakat itu sendiri.

1. Faktor Eksternal

Dalam jurnal lokal, faktor-faktor eksternal dapat dikatakan sebagai

petaruh (stakeholder), yaitu yang mempunyai kepentingan dalam hal ini adalah

penjabat pemerintahan tingkat daerah/desa yang merupakan pengurus

desa/kelurahan, RT/RW, tokoh masyarakat/adat serta konsultan desa. Petaruh

kunci dalam hal ini yang memiliki pengaruh yang sangat signifikan, atau yang
70

mempunyai posisi penting guna kesuksesan suatu program pembangunan. (Dea

Deviyanti. 2013:384)

2. Faktor Internal

Menurut Slamet faktor-faktor internal berasal dari kelompok masyarakat

itu sendiri, yakni individu dan satuan kelompok didalamnya. Dalam hal ini

tingkah laku individu berhubungan erat dengan ciri-ciri sosioligis seperti jenis

kelamin, umur, pekerjaan, penghasilan dan pengetahuan. Sedangkan secara

teoritis, faktor internal terdapat hubungan antara individu dengan tingkat

partisipasi seperti lamanya menjadi anggota masyarakat, tingkat pendidikan, jenis

pekerjaan, besarnya pendapatan serta keterlibatan aktif masyarakat dalam

berbagai kegiatan pembangunan itu sangat berpengaruh pada tingkat partisipasi.

(Slamet. 2013:137)

Berikut ini beberapa pertanyaan yang menjadi faktor yang

mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan

ekonomi Desa Darussalam:

a. Dari hal-hal berikut ini yang manakah menurut bapak/ibu yang


mempengaruhi keaktifan masyarakat dalam mengikuti rapat?

Tabel 4.20. Keaktifan Masyarakat dalam Mengikuti Kegiatan Rapat


Faktor yang Responden Persen
Mempengaruhi (Orang) (%)
Pemimpin 3 9
Komunikasi 5 14
Kesadaran Pribadi 4 11
Pendidikan 8 23
Pendapatan 1 3
Pekerjaan 5 14
Lainnya 9 26
Jumlah 35 100%
Sumber: Data Primer setelah diolah, Tahun 2019
71

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.20 di atas, diketahui

bahwa yang mempengaruhi tingkat keaktifan masyarakat dalam mengikuti

kegiatan rapat/Musrembang yaitu dipengaruhi oleh faktor lain dengan responden

terbanyak yakni 9 responden atau sejumlah 26%. Faktor lain tersebut yaitu tingkat

kesibukan, ketidakpahaman serta sifat individual masyarakat itu sendiri.

b. Dari hal-hal berikut ini yang manakah menurut bapak/ibu yang


mempengaruhi keaktifan masyarakat mengambil peran dalam
pembangunan ekonomi desa?

Tabel 4.21. Keaktifan Masyarakat dalam Mengambil Peran dalam


Pembangunan Ekonomi Desa
Faktor yang Mempengaruhi Responden (Orang) Persen (%)
Pemimpin 3 9
Komunikasi - -
Kesadaran Pribadi 6 17
Pendidikan 8 28
Pendapatan 2 6
Pekerjaan 6 17
Lainnya 10 28
Jumlah 35 100%
Sumber: Data Primer setelah diolah, Tahun 2019.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel di atas, diketahui bahwa

yang mempengaruhi tingkat keaktifan masyarakat dalam mengambil peran/bagian

dalam pembangunan ekonomi desa yaitu dipengaruhi oleh faktor lain dengan

responden terbanyak yakni 10 responden atau sejumlah 28%, dan juga

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan masyarakat itu sendiri yaitu 8 responden

atau 17%. Faktor lain tersebut yaitu kesibukan dengan pekerjaan.


72

c. Dari hal-hal berikut ini yang manakah menurut bapak/ibu yang


mempengaruhi keaktifan partisipasi masyarakat dalam mengawasi
pelaksanaan kegiatan pembangunan ekonomi desa?

Tabel 4.22. Keaktifitas Partisipasi Masyarakat dalam Mengawasi


Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Ekonomi Desa.
Faktor yang Mempengaruhi Responden (Orang) Persen (%)
Pemimpin 5 14
Komunikasi 7 20
Kesadaran Pribadi 2 6
Pendidikan 11 31
Pendapatan - -
Pekerjaan 2 6
Lainnya 8 23
Jumlah 35 100%
Sumber: Data Primer setalah Diolah, Tahun 2019.

Berdasarkan hasil dari Tabel di atas, dijelaskan bahwa yang

mempengaruhi tingkat keaktifan masyarakat dalam mengawasi/mengontrol

pelaksanaan pembangunan ekonomi desa yakni dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan dengan jumlah responden yang mendominasi sebanyak 11 responden

atau 31%. Jika dihubungkan antara tingkat pendidikan masyarakat dengan tingkat

partisipasi/keikutsertaan dalam proses pembangunan memiliki hubungan yang

erat, masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi biasanya

mempunyai perhatian terhadap berbagai kegiatan pembangunan terutama masalah

memberikan teguran terhadap ketidaksesuaian pembangunan. Tingkat pendidikan

dari masyarakat itu sendiri disajikan dalam tabel berikut:


73

Tabel 4.23. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Darussalam


Tingkat Tamatan Responden (Orang) Persen (%)
Tidak Sekolah - -
SD 3 9
SMP/MTs 3 9
SMA 13 36
Diploma - -
S1 (Strata 1) 16 46
Jumlah 35 100%
Sumber: Data Primer setelah diolah, Tahun 2019.

Dari Tabel di atas, diketahui bahwa tingkat pendidikan masyarakat Desa

Darussalam terbanyak didominasi oleh yang tamatan S1 (Strata1) dengan 16

responden atau sejumlah 46%, dan juga yang tamatan SMA yakni 13 responden

atau sejumlah 36%. Dalam hal ini tingkat partisipasi masyarakat dalam proses

pembangunan ekonomi desa sangat penting apabila tingkat pendidikan

masyarakatnya pula tinggi terkhususnya dalam proses pengawasan.

d. Dari hal-hal berikut ini yang manakah menurut bapak/ibu yang menjadi
faktor pendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan
ekonomi desa?

Tabel 4.24. Faktor Pendorong Masyarakat dalam Berpartisipasi


Faktor Responden Persen
Pendorong (Orang) (%)
Pemimpin 4 11
Pengaruh Orang Lain 9 26
Kesadaran Pribadi 8 23
Ikut-ikutan 14 40
Lainnya - -
Jumlah 35 100%
Sumber: Data Primer setelah diolah, Tahun 2019.

Dari hasil yang diperoleh pada Tabel 4.24. dapat dijelaskan bahwa faktor

pendorong tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan

ekonomi desa didorong kerena ikut-ikutan, hal tersebut terlihat dari jumlah

responden atau angka persentasenya.


74

e. Bagaimana kepemimpinan kepala daerah/desa selama menjabat?

Telah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa tingkat partisipasi

terhadap proses pembangunan ekonomi Desa Darussalam pada khususnya tidak

timbul begitu saja melainkan terpengaruh oleh beberapa faktor salah satunya yaitu

kepemimpinan pemerintah desa setempat. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam

tabel 4.25. berikut ini:

Tabel 4.25. Kepemimpinan Kepala Desa Selama menjabat di Desa


Darusslam Kecamatan Bolo Kabupaten Bima
Kepemimpinan Responden (Orang) Persen (%)
Terbuka/Transparan 11 31
Cuek 16 46
Pasif 8 23
Lainnya - -
Jumlah 35 100%
Sumber: Data Primer Setetah diolah, Tahun 2019.

Dari Tabel 4.25. di atas diketahui bahwa tingkat kepemimpinan kepala

daerah/desa selama menjabat terbilang cuek dengan presentase 46%, hal ini pula

terlihat atau terbukti dari proses pembangunan yang dilaksanakan di Desa

Darussalam dengan nilai rata-rata 39,2% dari masing-masing bidang partisipasi

dan itu tergolong dalam kategori rendah atau minim.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari hasil dan pembahasan mengenai tingkat

partisipasi masyarakat terhadap proses pembangunan ekonomi Desa Darussalam

Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, adapun tehnik analisis datanya menggunakan

analisis skala likert dengan kesimpulan yang diperoleh:

1. Tingkat partisipasi masyarakat terhadap pembangunan ekonomi Desa

Darussalam yaitu dilihat kelima bidang partisipasi yaitu bidang perencanan

mencapai skor 18,2 persen atau berada pada kategori sangat rendah,

pengorganisasian mencapai skor 38,4 persen atau berada pada kategori

rendah, pelaksanaan mencapai skor 26,7 persen atau berada pada kategori

rendah, pengawasan mencapai skor 54,0 persen atau berada pada kategori

sedang dan evaluasi 58,7 persen berada pada kategori sedang. Skor tingkat

partisipasi masyarakat terhadap pembangunan ekonomi Desa Darussalam

tergolong pada kategori rendah yang dibuktikan oleh skor gabungan bidang

partisipasi dengan nilai rata-rata 39,2 persen, hal ini membuktikan bahwa

tingkat partisipasi masyarakat terhadap pembangunan ekonomi Desa

Darussalam tergolong rendah.

2. Sedangkan faktor yang mempengarui tingkat partisipasi aktif masyarakat

terhadap proses pembangunan ekonomi Desa Darussalam yaitu dipengaruhi

oleh 2 faktor yaitu faktor eksternal yang meliputi tingkat kepemimpinan dan

komunikasi, sedangkan faktor internal meliputi tingkat kesadaran,

75
76

pendidikan, pendapatan dan pekerjaan masyarakat Desa Darussalam, dan

ada pula faktor lain yang mempengaruhinya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang analisis tingkat

partisipasi masyarakat terhadap proses pembangunan ekonomi Desa Darussalam

Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, adapun saran-saran sebagai berikut:

1. Diharapkan pemerintah desa harus mampu memposisikan diri sebagai

seorang pemimpin dan menjalankan tugasnya sesuai dengan watak atau

karakter dari masing-masing individu atau masyarakat, serta mampu

melakukan pendekatan, kerja sama dan meningkatkan tingkat komunikasi

antar masyarakat supaya proses pelaksanaan pembangunan ekonomi desa

mampu kearah kesejahteraan.

2. Kepada pemerintah desa supaya memperbaiki sistem-sistem pemerintahan,

disamping itu pula memperbaiki program-program khususnya program

pembinaan dan pemberdayaan ekonomi kreatif terhadap masyarakat pada

umumnya supaya tingkat pendidikan, pendapatan dan pekerjaan terpenuhi.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim

Adisasmita, R. 2006. Pembangunan Desa Partisipasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Adisasmita, R. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Al-Kautsari, Maulana Mirza. 2017. Model Transisi Peningkatan Partisispasi


Masyarakat Desa (Strategi Pengembangan Usaha Industri Kreatif
Kerajinan Batik Di Desa Krebet, Kabupaten Bantul. Jurnal Pemberdayaan
Masyarakat. Vol. 1 No. 1.

Andriyani, Ade dan Tety Elida. 2008. Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam
Kegiatan Ekonomi (Studi Kasus Program Penenggulangan Kemiskinan di
Perkotaan di Kelurahan Pancoran Mas, Kota Depok). Jurnal Ekonomi
Bisnis. Vol.13 No. 3.

Beratha, N I, 2000. Desa Masyarakat Desa Dan Pembangunan Desa, Jakarta;


Galia Indonesia.

Budiman, Arief. 1995. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Budiman, Arif, 2006. Pembangunan di Laksanakan dalam Rangka Mencapai


Tujuan. Jakarta: Erlangga.

Bungin, Burhan. 2013. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana.

Daryanto, Arief dan Nunung Nuryantono. 2011. Penguatan Ketahanan


Masyarakat Desa (Community Resilence) dalam Pembangunan Sosial
Ekonomi Desa. Yogjakarta: Crestpent Press.

Depertemen Agama RI. 2002. Mushaf Al-Qur’an Terjemah: Al-Huda.

Deviyanti, Dea. 2013. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Keluraha


Karang Jati Kecamatan Balipapan Tengah. Jurnal Administrasi Negara.
Vol 1 hal 384.

Fitryani Vivin dan Muhammad Yakub. 2017. Analisis Partisipasi Masyarakat


Dalam Pembangunan Desa Di Desa Pernek Kecematan Moyo Hulu
Kabupaten Sumbawa. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 14 No. 1.

Hartoyo, dkk, 2001. Buku Materi Pokok Konsep Pembangunan Masyarakat Desa,
Karunika Universitas Tebuka, Jakarta.

77
78

Hubeis, Vitayala Aida, dkk, 2011. Menuju Desa 2030. Yogjakarta: Crestpent
Press.

Kartasasmita, Ginandjar. 2001. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan


Pertumbuhan Dan Pemerataan, Jakarta: Pustaka CIDESINDO.

Kumorotomo, W. 2005. Etika Administrasi Negara. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.

Ndaraha, T, 2000. Pembangunan Masyarakat: Mempersiapkan Masyarakat


Tinggal Landas, Jakarta: Rineka Cipta.

Sastropoetro, R.A.S, 1998. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin


Dalam Pembangunan Nasional. Alumni, Bandung.

Setiawan, Agus Wayan I. 2017. Tingkat Partisipasi Masyarakat Etnis Bali Dalam
Kegiatan Gotong Royong (Studi Kampung Sakti Buana Seputih Banyak
Lampung Tengah): Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung.

Siagian, S. P. 2000. Pembangunan Terus Menerus Mengalami Pertumbuhan Dan


Perubahan. Jakarta.

Sirajuddin K, 2000. Pengertian Partisipasi Rakyat Indonesia, Jakarta

Sjafrizal. 2016. Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi,


Jakarta: Rajawali Pers.

Slamet, Y. 2002. Konsep Dasar Partisipasi Sosial. PAU-SS, UMG, Yogyakarta.

Soetarto, Endriatmo dan Tantan Hermansah. 2011. Memerankan Reforma Agraria


untuk Desa 2030: Strategi untuk Memerankan Pertanian dan Kehutanan.
Yogjakarta: Crestpent Press.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methodes), Cet. III.


Bandung: Alfabeta.

Sule, Tisnawati Ernie dan Kurniawan Saefullah. 2018. Pengantar Manajemen.


Jakarta: Kencana

Tikson, T. Deddy. (2005). Modul Teori Pembangunan. Program Pascasarjana


Universitas Hasanuddin.

Tjokropamidjojo, Bintoro. 2000. Tinjauan pembangunan nasional mengerakan,


menguatkan potensi kreatif.

Todaro, P. M dan Stephen C. Smith. 2003. Pembangunan Ekonomi. Jakarta:


Erlangga.
79

Umar, Husein. 2014. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Rajawali Pers.
Wulandari, P. Riska. 2014. Analisis Partisipasi Masyarakat Dan Kepemimpinan
Terhadap Tingkat Keberhasilan Proyek Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (Pnpm) Mandiri Perdesaan Di Kecematan Geroklak,
Buleleng-Bali. Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 19, No. 2.

Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian


Gabungan. Jakarta: Kencana.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1
Bidang Perencanaan
Responden 1 2 3
Jumlah Rata-rata
SS SR CS JR TP SS SR CS JR TP SS SR CS JR TP
Res 1  2  3  4 9 3.0
Res 2  5  5  5 15 5.0
Res 3  5  3  4 12 4.0
Res 4  5  5  5 15 5.0
Res 5  2  2  2 6 2.0
Res 6  5  4  3 12 4.0
Res 7  5  5  5 15 5.0
Res 8  3  4  1 8 2.7
Res 9  3  2  2 7 2.3
Res 10  4  3  5 12 4.0
Res 11  2  2  1 5 1.7
Res 12  2  1  1 4 1.3
Res 13  3  2  3 8 2.7
Res 14  2  2  2 6 2.0
Res 15  2  1  1 4 1.3
Res 16  2  2  2 6 2.0
Res 17  2  2  2 6 2.0
Res 18  2  2  1 5 1.7
Res 19  2  2  2 6 2.0
Res 20  5  4  5 14 4.7
Res 21  4  4  4 12 4.0
Res 22  3  4  3 10 3.3
Res 23  2  1  1 4 1.3
Res 24  2  3  3 8 2.7
Res 25  3  2  2 7 2.3
Res 26  3  1  1 5 1.7
Res 27  2  2  2 6 2.0
Res 28  3  3  2 8 2.7
Res 29  3  3  3 9 3.0
Res 30  2  1  1 4 1.3
Res 31  2  2  2 6 2.0
Res 32  3  1  1 5 1.7
Res 33  2  2  1 5 1.7
Res 34  2  1  1 4 1.3
Res 35  2  2  1 5 1.7
Total 101 88 84 273 91.0
%

25.7
42.9
34.3
42.9
17.1
34.3
42.9
22.9
20.0
34.3
14.3
11.4
22.9
17.1
11.4
17.1
17.1
14.3
17.1
40.0
34.3
28.6
11.4
22.9
20.0
14.3
17.1
22.9
25.7
11.4
17.1
14.3
14.3
11.4
14.3
18,2
Lampiran 2
Bidang Pengorganisasian
Responden 1 2
Jumlah Rata-rata %
SS SR CS JR TP SS SR CR JR TP
Res 1  2  2 4 2.0 11.4
Res 2  5  5 10 5.0 28.6
Res 3  5  2 7 3.5 20.0
Res 4  5  5 10 5.0 28.6
Res 5  3  2 5 2.5 14.3
Res 6  4  2 6 3.0 17.1
Res 7  5  5 10 5.0 28.6
Res 8  1  1 2 1.0 5.7
Res 9  3  1 4 2.0 11.4
Res 10  5  3 8 4.0 22.9
Res 11  2  2 4 2.0 11.4
Res 12  1  2 3 1.5 8.6
Res 13  3  3 6 3.0 17.1
Res 14  1  1 2 1.0 5.7
Res 15  2  2 4 2.0 11.4
Res 16  2  1 3 1.5 8.6
Res 17  1  5 6 3.0 17.1
Res 18  3  3 6 3.0 17.1
Res 19  1  2 3 1.5 8.6
Res 20  5  5 10 5.0 28.6
Res 21  4  4 8 4.0 22.9
Res 22  3  4 7 3.5 20.0
Res 23  1  3 4 2.0 11.4
Res 24  3  3 6 3.0 17.1
Res 25  4  3 7 3.5 20.0
Res 26  3  2 5 2.5 14.3
Res 27  2  4 6 3.0 17.1
Res 28  2  2 4 2.0 11.4
Res 29  5  5 10 5.0 28.6
Res 30  2  1 3 1.5 8.6
Res 31  1  1 2 1.0 5.7
Res 32  3  2 5 2.5 14.3
Res 33  2  1 3 1.5 8.6
Res 34  3  1 4 2.0 11.4
Res 35  2  3 5 2.5 14.3
Total 99 93 192 96.0 38,4
Lampiran 3
Bidang Pelaksanaan
Responden 1 2 3
Jumlah
SS SR CS JR TP SS SR CS JR TP SS SR CS JR TP
Res 1  3  2  3 8
Res 2  5  2  5 12
Res 3  2  1  3 6
Res 4  5  4  4 13
Res 5  3  2  3 8
Res 6  4  1  3 8
Res 7  5  2  5 12
Res 8  1  3  1 5
Res 9  1  2  2 5
Res 10  3  1  2 6
Res 11  2  2  3 7
Res 12  2  1  1 4
Res 13  3  3  3 9
Res 14  3  3  2 8
Res 15  1  1  2 4
Res 16  2  2  2 6
Res 17  2  2  2 6
Res 18  2  3  3 8
Res 19  2  2  2 6
Res 20  4  2  4 10
Res 21  4  2  4 10
Res 22  4  4  3 11
Res 23  4  1  4 9
Res 24  3  3  3 9
Res 25  3  3  2 8
Res 26  3  2  3 8
Res 27  2  2  3 7
Res 28  2  1  2 5
Res 29  3  3  2 8
Res 30  2  1  2 5
Res 31  3  2  2 7
Res 32  3  3  3 9
Res 33  2  1  1 4
Res 34  2  3  3 8
Res 35  3  2  3 8
Total 98 74 95 267
Rata-rata %

2.7 22.9
4.0 34.3
2.0 17.1
4.3 37.1
2.7 22.9
2.7 22.9
4.0 34.3
1.7 14.3
1.7 14.3
2.0 17.1
2.3 20.0
1.3 11.4
3.0 25.7
2.7 22.9
1.3 11.4
2.0 17.1
2.0 17.1
2.7 22.9
2.0 17.1
3.3 28.6
3.3 28.6
3.7 31.4
3.0 25.7
3.0 25.7
2.7 22.9
2.7 22.9
2.3 20.0
1.7 14.3
2.7 22.9
1.7 14.3
2.3 20.0
3.0 25.7
1.3 11.4
2.7 22.9
2.7 22.9
89.0 26,7
Lampiran 4
Bidang Pengawasan
Responden 1 2 3
Jumlah
SS SR CS JR TP SS SR CS JR TP SS SR CS JR TP
Res 1  3  3  5 11
Res 2  5  5  4 14
Res 3  5  4  4 13
Res 4  5  5  5 15
Res 5  4  3  3 10
Res 6  4  3  5 12
Res 7  5  5  5 15
Res 8  1  1  3 5
Res 9  3  2  3 8
Res 10  5  5  4 14
Res 11  2  2  3 7
Res 12  1  1  2 4
Res 13  2  3  3 8
Res 14  1  1  1 3
Res 15  1  2  1 4
Res 16  1  1  1 3
Res 17  1  1  2 4
Res 18  2  2  2 6
Res 19  1  1  1 3
Res 20  3  3  3 9
Res 21  4  4  2 10
Res 22  4  2  2 8
Res 23  1  1  2 4
Res 24  3  3  3 9
Res 25  3  3  4 10
Res 26  3  3  3 9
Res 27  2  2  3 7
Res 28  2  1  2 5
Res 29  3  3  2 8
Res 30  2  2  1 5
Res 31  2  2  2 6
Res 32  2  2  1 5
Res 33  1  2  1 4
Res 34  1  3  2 6
Res 35  2  2  2 6
Total 90 88 92 270
Rata-rata %

3.7 31.4
4.7 40.0
4.3 37.1
5.0 42.9
3.3 28.6
4.0 34.3
5.0 42.9
1.7 14.3
2.7 22.9
4.7 40.0
2.3 20.0
1.3 11.4
2.7 22.9
1.0 8.6
1.3 11.4
1.0 8.6
1.3 11.4
2.0 17.1
1.0 8.6
3.0 25.7
3.3 28.6
2.7 22.9
1.3 11.4
3.0 25.7
3.3 28.6
3.0 25.7
2.3 20.0
1.7 14.3
2.7 22.9
1.7 14.3
2.0 17.1
1.7 14.3
1.3 11.4
2.0 17.1
2.0 17.1
90.0 54,0
Lampiran 5
Bidang Evaluasi
Responden 1 2 3
Jumlah Rata-rata
SS SR CS JR TP SS SR CS JR TP SS SR CS JR TP
Res 1  3  4  4 11 3.7
Res 2  4  4  5 13 4.3
Res 3  5  2  4 11 3.7
Res 4  5  5  5 15 5.0
Res 5  4  4  3 11 3.7
Res 6  3  4  4 11 3.7
Res 7  5  5  5 15 5.0
Res 8  1  1  1 3 1.0
Res 9  3  3  4 10 3.3
Res 10  3  3  5 11 3.7
Res 11  3  2  2 7 2.3
Res 12  1  2  2 5 1.7
Res 13  3  3  3 9 3.0
Res 14  3  2  2 7 2.3
Res 15  2  1  2 5 1.7
Res 16  2  2  2 6 2.0
Res 17  2  2  1 5 1.7
Res 18  3  3  4 10 3.3
Res 19  2  2  2 6 2.0
Res 20  4  4  4 12 4.0
Res 21  4  4  4 12 4.0
Res 22  4  3  3 10 3.3
Res 23  3  1  1 5 1.7
Res 24  3  3  3 9 3.0
Res 25  3  2  1 6 2.0
Res 26  1  1  1 3 1.0
Res 27  2  2  1 5 1.7
Res 28  2  2  1 5 1.7
Res 29  2  2  1 5 1.7
Res 30  2  2  2 6 2.0
Res 31  3  2  2 7 2.3
Res 32  2  2  3 7 2.3
Res 33  1  2  2 5 1.7
Res 34  1  1  2 4 1.3
Res 35  3  3  1 7 2.3
Total 97 90 92 279 93.0
%

31.4
37.1
31.4
42.9
31.4
31.4
42.9
8.6
28.6
31.4
20.0
14.3
25.7
20.0
14.3
17.1
14.3
28.6
17.1
34.3
34.3
28.6
14.3
25.7
17.1
8.6
14.3
14.3
14.3
17.1
20.0
20.0
14.3
11.4
20.0
58,7
KUESIONER
ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT
TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DESA
DARUSSALAM KEC. BOLO KAB. BIMA

A. Petunjuk Pengisian

1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan bapak/ibu/sdr untuk mengisi

seluruh pernyataan yang ada dengan sejujur-jujurnya.

2. Kejujuran didalam memberikan jawaban akan sangat membantu akurasi/

kebenaran penelitian ini.

3. Beri tanda ceklist pada salah satu pilihan jawaban yang bapak/ibu/sdr paling

sesuai dengan keadaan sebenaranya.

4. Ada lima alternatif jawaban yang disediakan (kategori likert), yaitu :

a. Sangat Sering (SS)

b. Sering (SR)

c. Cukup Sering (CS)

d. Jarang (JR)

e. Tidak Pernah (TP)

5. Seluruh jawaban yang bapak/ibu/sdr berikan dianggap benar dan terjamin

kerahasiaannya.

6. Instrumen berupa ceklist ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian

semata, tidak untuk yang lain.

7. Terima kasih atas jawaban yang bapak/ibu/sdr berikan.


B. Identitas Responden

1. Nama Responden :

2. Umur (Tahun) :

3. Jenis Kelamin : a. Perempuan b. Laki-laki

4. Pendidikan : a. Tidak Sekolah e. D3 (Diplomat)

b. Tamat SD f. S1 (Strata 1)

c. Tamat SMP g. Lainnya

d. Tamat SMA

5. Pekerjaan : a. Petani d. PNS

b. Nelayan e. Pegawai Swasta

c. Pedagang f. Lainnya

6. Pendapatan : a. Rp. ≤ 500.000,./perbulan

b. Rp. 500.000 - 1.000.000,./perbulan

c. Rp. 1.000.000 - 5.000.000,./perbulan

d. Rp. 5.000.000 – 10.000.000,./perbulan

e. Lainnya

Keterangan dari jawaban:

a. Sangat Sering : Bobot nilainya 5

b. Sering : Bobot nilanya 4

c. Cukup Sering : Bobot nilainya 3

d. Jarang : Bobot nilainya 2

e. Tidak Pernah : Bobot nilainya 1


C. Bentuk Pertanyaan

1. Tahap Perencanaan
Jawaban
No Pertanyaan Alasan
SS SR CS JR TP

1 Tingkat partisipasi masyarakat dalam


keikutsertaan rapat/MUSREMBANG?
Tingkat partisipasi masyarakat dalam
2
memberikan ide pembangunan ekonomi
desa?
3 Tingkat partisipasi masyarakat dalam
menyusun rencana pembangunan desa?

2. Tahap Pengorganisasian
Jawaban
No Pertanyaan Alasan
SS SR CS JR TP

1 Pemimpin/pemerintah desa memberi


peluang kepada masyarakat untuk
mengambil bagian dalam pembangunan
ekonomi desa.
2 Partisipasi aktif masyarakat mengambil
peran dalam pembangunan ekonomi desa

3. Tahap Pelaksanaan
Jawaban
No Pertanyaan Alasan
SS SR CS JR TP

1 Bapak/ibu ikut memberikan sumbangan


ide/pemikiran atau tenaga dalam
pelaksanaan pembangunan ekonomi desa.
Bapak/ibu ikut menyumbangkan
2
materi/dana terhadap pembangunan
ekonomi desa
3 Bapak/Ibu ikut bekerja dalam kegiatan
pembangunan ekonomi desa
4. Tahap Pengawasan
Jawaban
No Pertanyaan Alasan
SS SR CS JR TP

1 Bapak/ibu ikut mengawasi/mengontrol


pelaporan pelaksanaan kegiatan
pembangunan ekonomi desa.
2 Bapak/ibu terlibat aktif dalam pengawasan
pelaksanaan pembangunan ekonomi desa
Bapak/ibu terlibat aktif dalam memberikan
3
teguran terhadap kesalahan dalam
pelaksanaan pembangunan ekonomi desa.

5. Tahap Evaluasi
Jawaban
No Pertanyaan Alasan
SS SR CS JR TP

1 Bapak/ibu ikut menilai keberhasilan dan


kesesuaian dari berbagai kegiatan
pembangunan ekonomi desa.
Bapak/ibu turut menikmati keuntungan
2
atau manfaat dari hasil pencapaian
pembangunan ekonomi desa.
Menurut bapak/ibu dari hasil pelaksanaan
3 pembangunan ekonomi desa memberikan
dampak kesejahteraan untuk masyarakat
desa.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partispasi masyarakat dalam


pembangunan ekonomi desa.

1. Dari hal-hal berikut ini yang manakah menurut bapak/ibu yang


mempengaruhi keaktifan masyarakat dalam mengikuti kegiatan
rapat/MUSREMBANG?
 Pemimpin/kepala desa  Pendapatan
 Komunikasi  Pekerjaan
 Kesadaran pribadi  Lainnya
 Pendidikan

2. Dari hal-hal berikut ini yang manakah menurut bapak/ibu yang


mempengaruhi keaktifan masyarakat mengambil peran dalam
pembangunan ekonomi desa?
 Pemimpin/kepala desa  Pendapatan
 Komunikasi  Pekerjaan
 Kesadaran pribadi  Lainnya
 Pendidikan

3. Dari hal-hal berikut ini yang manakah menurut bapak/ibu yang


mempengaruhi keaktifan partisipasi masyarakat dalam
mengawasi/mengontrol pelaksanaan kegiatan pembangunan ekonomi desa?
 Pemimpin/kepala desa  Pendapatan
 Komunikasi  Pekerjaan
 Kesadaran pribadi  Lainnya
 Pendidikan

4. Dari hal-hal berikut ini yang manakah menurut bapak/ibu yang menjadi
faktor pendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan
ekonomi Desa Darussalam.
 Pemimpin/pemerintah desa  Ikut-ikutan
 Pengaruh orang lain  Lainnya
 Kesadaran pribadi

5. Bagaimana kepemimpinan kepala daerah/desa selama menjabat?


 Terbuka/transparan  Pasif
 Cuek/acuh tak acuh  Lainnya
Dokumentasi Penelitian Tentang Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat
Terhadapa Pembangunan Ekonomi Desa Darussamal Kecamatan Bolo Kabupaten
Bima.
RIWAYAT HIDUP

Misbah, lahir pada 07 Juni 1995 di Bima Nusa


Tenggara Barat (NTB). Penulis adalah anak Keempat dari
lima bersaudara, dari pasangan Bapak Ibrahim Yusuf dan
Ibunda Almh. Haminah. Menghabiskan masa pendidikan
Taman Kanak-kanak di TK Tunas Bahari Bolo pada tahun
1999-2001. Setelah itu melanjutkan pendidikan di tingkat
sekolah dasar di SD Impres Pali Kecamatan Bolo
Kabupaten Bima pada tahun 2002-2007, lalu pada akhirnya mengambil
pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2 Bolo pada tahun 2007-
2010 dan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Bolo Kabupaten Bima pada
tahun 2010-2013.
Hingga pada akhinya mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi pada tahun 2015 di UIN Alauddin
Makassar melalui penerimaan jalur UMM tercatat sebagai Alumni Mahasiswa
Program Studi Sarjana (S1) pada jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar setelah berhasil
menyelesaikan bangku kuliah selama 9 semester atau 4 tahun 6 bulan.

Anda mungkin juga menyukai