Penyearah Terkendali
Penyearah Terkendali
Penyearah Terkendali
Disusun Oleh :
Ginda Pingky R
(0920040079)
D4 – Teknik Otomasi 4C
2021
Ringkasan
i
DAFTAR ISI
Ringkasan ......................................................................................................i
Daftar Isi ...................................................................................................... ii
Daftar Gambar ............................................................................................ iv
Daftar Tabel ................................................................................................ vi
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Praktikum .............................................................................. 2
1.4 Manfaat Praktikum ............................................................................ 2
BAB 2 DASAR TEORI ................................................................................ 4
2.1 Rangkaian Penyearah ........................................................................ 4
2.2 Penyearah Terkendali (Controlled Rectifier) .................................... 5
2.3 Thyristor ......................................................................................... 10
2.3.1 Cara Kerja Thyristor ........................................................... 10
2.3.2 Jenis – Jenis Thyristor ........................................................ 11
BAB 3 METODE PENELITIAN .............................................................. 13
3.1 Tahap Identifikasi ............................................................................. 13
3.1.1. Identifikasi Masalah ............................................................. 13
3.1.2. Penetapan Masalah ............................................................... 13
3.1.3. Studi Literatur ...................................................................... 13
3.2 Analisa Perhitungan ......................................................................... 14
ii
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 21
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Penyearah Geombang Penuh 2 Dioda (Kiri) dan 4 Dioda (Kanan)........5
Gambar 2.3 Rangkaian Penyearah Terkontrol Satu Fasa Setengah Gelombang (kiri)
dan Gelombang Penuh (kanan). .............................................................................. 6
iv
Gambar 4.13 Grafik dan Nilai Output rms pada α = 100.........................................24
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Penyearah tak-terkontrol,
1
penyearah arus listrik, pengaman arus dan tegangan listrik, serta pemblokir arus dan
tegangan listrik pada rangkaian penyearah.
2
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa secara langsung melalui praktikum.
3
BAB 2
DASAR TEORI
4
Gambar 2.2 Penyearah Gelombang Penuh 2 Dioda (Kiri) dan 4 Dioda (Kanan)
5
Gambar 2.3 Rangkaian Penyearah Terkontrol Satu Fasa Setengah Gelombang (kiri) dan Gelombang Penuh
(kanan)
Pada rangkaian penyearah tak-terkendali satu fasa ini dibagi menjadi dua
berdasarkan hasil keluaran gelombangnya, yaitu dan penyearah tak-terkendali satu
fasa setengah gelombang dan penyearah tak-terkendali satu fasa gelombang
penuh.
6
beban waktu tegangan masukan mulai positif hingga thyristor dinyalakan pada ωt
= π disebut sudut delay atau penyalaan.
Gambar 2.5 Penyearah Terkendali Tiga Fasa Setengah Gelombang (kiri) dan Gelombang Penuh (kanan)
7
keluaran gelombangnya, yaitu penyearah tak-terkendali tiga fasa setengah
gelombang dan penyearah tak-terkendali tiga fasa gelombang penuh.
8
• Penyearah Terkendali Tiga Fasa Gelombang Penuh.
9
2.3 Thyristor
Thyristor adalah salah satu komponen elektronika yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan berfungsi sebagai saklar (switch) atau pengendali. “Thyristor”
berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti “pintu”. Hal ini dikarenakan sifat dari
thytistor yang seperti pintu yaitu dapat membuka dan menutup untuk membuat aliran
listrik lewat. Pada umumnya thyristor memiliki dua hingga empat kaki terminal.
Beberapa komponen yang termasuk thyristor antara lain PUT (Programmable Uni-
junction Transistor), UJT (Uni-Junction Transistor ), GTO (Gate Turn Off switch),
SCR (Silicon Controlled Rectifier), LASCR (Light Activated Silicon Controlled
Rectifier).
Jika keadaan ini tercapai, maka struktur tersebut adalah struktur dioda PN
(anoda-katoda) yang sudah dikenal. Oleh karen itu dapat dikatakan bahwa
10
thyristor sedang dalam keadaan ON dan dapat mengalirkan arus dari anoda
menuju katoda seperti layaknya sebuah dioda.
SCR memiliki 3 buah terminal yang terdiri dari anoda, katoda, dan gate. SCR
tersusun atas 4 buah semikonduktor berpola PNPN dan terminal gate pada lapisan
positif (P). Ketika tidak ada arus listrik yang masuk maka SCR berada pada kondisi
OFF. SCR dalam kondisi ON ketika terminal gate mendapatkan input arus rendah,
dimana listrik akan mengalir dari anoda ke katoda. SCR akan tetap dalam kondisi ON
meski arus listrik di terminal gate dihilangkan. Untuk mengubah ke posisi OFF maka
arus yang mengalir dari anoda ke katoda harus diturunkan mencapai 0.
SCS memiliki 4 buah terminal yang terdiri dari anoda, katoda, gate, dan gate
anoda. SCS memiliki fungsi yang sama seperti SCR yakni sebagai saklar . Cara kerja
yang dimiliki SCS pun mirip dengan SCR, namun cara untuk mengubah SCS ke
posisi OFF yaitu dengan memberikan tegangan listrik pada gate atau gate anoda.
Sementara untuk mengubah ke posisi ON hanya dengan memberikan listrik DC dari
anoda ke katoda
TRIAC memiliki 3 buah terminal yang terdiri dari MI1, MI2, dan gate. Ketika
sedang dalam kondisi ON, jenis thyristor ini dapat mengalirkan listrik dari dua arah
sekaligus. Oleh karena itu, TRIAC memiliki nama lain Bidirectional Triode
Thyristor. Pada dasarnya cara kerja TRIAC mirip dengan SCR maupun SCS. Namun.
TRIAC memiliki kemampuan untuk mengontrol arus listrik dari dua arah sekaligus.
Sehingga TRIAC bisa dipakai sebagai saklar pada arus AC maupun DC. TRIAC akan
dalam posisi ON ketika gate dialiri arus listrik dan akan OFF ketika aliran listrik di
putus.
11
DIAC disebut juga Bidirectional Thyristor. DIAC akan ON jika tegangan yang
masuk sudah mencapai angka breakovernya. Ketika tegangan belum mencapai
angka breakovernya DIAC akan tetap pada posisi OFF. Ketika sudah ON
meskipun nantinya tegangan yang melewati batas minimal breakovernya turun
maka DIAC akan tetap ON. Untuk mengubah ke posisi OFF yaitu arus listrik
harus diputus atau nilainya diturunkan sampai mencapai 0.
12
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Tahap Identifikasi
Pada saat melakukan praktikum terkadang ketelitian kita kurang. Selain itu
juga terkadang pembulatan nilai yang digunakan pada saat perhitungan secara teori
memiliki dampak yang cukup signifikan. Disisi lain terkadang kita lebih beraptokan
terhadap hasil yang dilakukan melalui simulasi. Hal tersebut dikarenakan software
lebih akurat dan teliti dibandingkan dengan melakukan perhitungan secara manual.
13
3.2 Analisa Perhitungan Secara Teori
• α = 15
𝑉𝑚
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = [1 + cos 𝛼] Vm 𝛼 𝑠𝑖𝑛(2𝛼)
𝜋 𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √1 − +
25 √2 𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = [1 + cos 15]
𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 7,96 [1 + 0,965] 25 15 𝑠𝑖𝑛(30)
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √1 − +
√2 𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 15,64
1/12 𝜋 0,5
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 17,67 √1 − +
𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 18,13
• α = 30
𝑉𝑚
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = [1 + cos 𝛼] Vm 𝛼
𝜋 𝑠𝑖𝑛(2𝛼)
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √1 − +
25 √2 𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = [1 + cos 30]
𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 7,96 [1 + 0,866] 25 30 𝑠𝑖𝑛(60)
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √1 − +
√2 𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 14,84
1/6 𝜋 0,866
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 17,67 √1 − +
𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 17,42
• α = 45
𝑉𝑚
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = [1 + cos 𝛼]
𝜋 Vm 𝛼 𝑠𝑖𝑛(2𝛼)
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √1 − +
25 √2 𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = [1 + cos 45]
𝜋
25 45 𝑠𝑖𝑛(90)
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 7,96 [1 + 0,707] 𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √1 − +
√2 𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 13,58
1/4 𝜋 1
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 17,67 √1 − +
𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 16,84
14
• α = 60
𝑉𝑚
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = [1 + cos 𝛼] Vm 𝛼 𝑠𝑖𝑛(2𝛼)
𝜋 √1 − +
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) =
25 √2 𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = [1 + cos 60]
𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 7,96 [1 + 0,5] 25 60 𝑠𝑖𝑛(120)
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √1 − +
√2 𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 11,94
1/3 𝜋 0,866
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 17,67 √1 − +
𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 15,88
• α = 75
𝑉𝑚
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = [1 + cos 𝛼] Vm 𝛼 𝑠𝑖𝑛(2𝛼)
𝜋 √1 − +
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) =
25 √2 𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = [1 + cos 75]
𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 7,96 [1 + 0,258] 25 75 𝑠𝑖𝑛(150)
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √1 − +
√2 𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 10,02
5/12 𝜋 0,5
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 17,67 √1 − +
𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 14,98
• α = 90
𝑉𝑚
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = [1 + cos 𝛼]
𝜋 Vm 𝛼 𝑠𝑖𝑛(2𝛼)
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √1 − +
25 √2 𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = [1 + cos 90]
𝜋
25 90 𝑠𝑖𝑛(180)
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 7,96 [1 + 0] 𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √1 − +
√2 𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 7,96
1/2 𝜋 0
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 17,67 √1 − +
𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 12,49
15
• α = 100
𝑉𝑚
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = [1 + cos 𝛼] Vm 𝛼 𝑠𝑖𝑛(2𝛼)
𝜋 𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √1 − +
25 √2 𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = [1 + cos 100]
𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 7,96 [1 + (−0,174)] 25 100 𝑠𝑖𝑛(200)
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = √1 − +
√2 𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑑𝑐) = 6,56
5/9 𝜋 −0,342
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 17,67 √1 − +
𝜋 2𝜋
𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠) = 11,12
Saat energi
menurun, beban Energi / tegangan
Keluaran
akan tetap tersimpan pada
menjadi DC
memperoleh kapasitor
aliran energi
2. Trafo 1 phasa
3. Thyristor
16
Diletakan setelah trafo 1 phasa disambungkan secara seri. Cara
kerjanya menyearahkan tegangan yang semula AC menjadi DC.
4. Resistor
5. Ampermeter
6. Voltmeter
7. Osiloskop
17
3.5 Flowchart Sistem
Start
Input tegangan
pada Variac
220V AC
Sudut α disesuaikan
dengan permintaan
pada jobsheet 6
Thyristor Jika
menyearahkan kekurang
an
tegangan AC ke tegangan
DC
Beban menerima
tegangan DC
Stop
18
3.6 Rancangan Simulasi
Vo α Vo Is (peak) Po
(rms) (ac) [A] (dc)
[Volt] [Volt] [W]
25 15 17,67 0,0615 1,086
25 30 17,67 0,0606 1,053
25 45 17,67 0,0579 0,961
25 60 17,67 0,0557 0,89
25 75 17,67 0,0496 0,705
25 90 17,67 0,0413 0,49
25 100 17,67 0,0365 0,383
19
• α = 30
• α = 45
• (%)𝑉𝑜(𝑑𝑐)
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 (%)𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠)
𝑉𝑜(𝑑𝑐)𝑝𝑟𝑎𝑘 − 𝑉𝑜(𝑑𝑐)𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠)𝑝𝑟𝑎𝑘 − 𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠)𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
=| | 𝑥 100% =| | 𝑥 100%
• 𝑉𝑜(𝑑𝑐)𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑉𝑜(𝑟𝑚𝑠)𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
• α = 15
• α = 30
21
Gambar 4.4 Grafik dan Nilai Output DC pada α = 30
• α = 45
• α = 60
22
Gambar 4.7 Grafik dan Nilai Output rms pada α = 60
• α = 75
• α = 90
23
Gambar 4.11 Grafik dan Nilai Output rms pada α = 90
• α = 100
24
4.1.1 Analisa Hasil
Ketika sudut pada gate diatur mulai 15° – 100° nilai output Vo (dc) dam Io(dc) maka
nilai kedua output tersebut akan menurun. Begitupun pada nilai output Vo(rms) dan
Io(rms), jikai semakin besar nilai sudut yang diatur maka nilai output entah itu output
dc atau rms akan menurun begitupun sebaliknya jika besar sudut kecil maka nilai
output akan semakin besar.
25
𝑃𝐴𝐶 𝛼 = 15 = 𝑉𝑆 𝑥 𝐼𝐴𝐶 𝑥 cos 𝜑 = 25 x 0,0615 x 0,999 = 1,536 Watt
𝑃𝐴𝐶 𝛼 = 30 = 𝑉𝑆 𝑥 𝐼𝐴𝐶 𝑥 cos 𝜑 = 25 x 0,0606 x 0,999 = 1,513 Watt
𝑃𝐴𝐶 𝛼 = 45 = 𝑉𝑆 𝑥 𝐼𝐴𝐶 𝑥 cos 𝜑 = 25 x 0,0579 x 0,999 = 1,446 Watt
𝑃𝐴𝐶 𝛼 = 60 = 𝑉𝑆 𝑥 𝐼𝐴𝐶 𝑥 cos 𝜑 = 25 x 0,0557 x 0,999 = 1,391 Watt
𝑃𝐴𝐶 𝛼 = 75 = 𝑉𝑆 𝑥 𝐼𝐴𝐶 𝑥 cos 𝜑 = 25 x 0,0496 x 0,999 = 1,238 Watt
𝑃𝐴𝐶 𝛼 = 90 = 𝑉𝑆 𝑥 𝐼𝐴𝐶 𝑥 cos 𝜑 = 25 x 0,0413 x 0,999 = 1,031 Watt
𝑃𝐴𝐶 𝛼 = 100 = 𝑉𝑆 𝑥 𝐼𝐴𝐶 𝑥 cos 𝜑 = 25 x 0,0365 x 0,999 = 0,912 Watt
3. Buat kesimpulan!
a) Antara rangkaian penyearah terkontrol 1 fasa gelombang penuh mempunyai
prinsip kerja yang hampir sama dengan rangkaian penyearah tak terkontrol
1 phasa gelombang penuh, hanya saja yang membedakan adalah pada
rangkaian penyearah tak terkontrol 1 phasa gelombang penuh menggunakan
komponen diode. Sedangkan pada rangkaian penyearah terkontrol 1 phasa
gelombang penuh menggunakan komponen thyristor.
c) Perbandingan nilai praktikum dengan nilai teori memiliki selisih dan error
persen yang cukup kecil sehingga dapat dikatakan praktikum berjalan
dengan baik.
26
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
a) Antara rangkaian penyearah terkontrol 1 fasa gelombang penuh mempunyai
prinsip kerja yang hampir sama dengan rangkaian penyearah tak terkontrol 1
phasa gelombang penuh, hanya saja yang membedakan adalah pada rangkaian
penyearah tak terkontrol 1 phasa gelombang penuh menggunakan komponen
diode. Sedangkan pada rangkaian penyearah terkontrol 1 phasa gelombang
penuh menggunakan komponen thyristor.
c) Perbandingan nilai praktikum dengan nilai teori memiliki selisih dan error
persen yang cukup kecil sehingga dapat dikatakan praktikum berjalan dengan
baik.
27
DAFTAR PUSTAKA
Angga, Rida. 2020. Diakses pada 27 Mei 2022. “Pengertian Rectifier,
Kegunaan Rectifier, dan Jenis-Jenis Rectifier”.
https://skemaku.com/pengertian-rectifier-kegunaan-rectifier-dan-jenis-jenis-
rectifier/.
28