Program Inovasi Gizi Terbaru PDF
Program Inovasi Gizi Terbaru PDF
Program Inovasi Gizi Terbaru PDF
2021
ABSTRAK
Periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan masa kritis dari
awal proses tumbuh kembang seorang anak, yaitu mulai dari masa konsepsi
sampai usianya dua tahun. Anak yang mengalami kekurangan gizi kronik sejak
dalam 1.000 HPK ini dapat berisiko menderita stunting (UNICEF, 2017).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan penurunan
prevalensi stunting di tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu
dari 37,2% (2013) menjadi 30,8 (2018). Sedangkan untuk balita berstatus normal
terjadi peningkatan dari 48,6% (2013) menjadi 57,8% (2018). Adapun sisanya
mengalami masalah gizi lain.
Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK di
samping berisiko pada hambatan pertumbuhan fisik dan kerentanan anak terhadap
penyakit, juga menyebabkan hambatan perkembangan kognitif yang akan
berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan.
Meningkatnya kasus balita stunting yang ditemukan diwilayah kerja
Puskesmas Tulang Bawang 1 pada tahun 2021 yaitu sebesar 6,93% sedangkan
pada tahun 2020 sebesar 2,14% balita stunting. Hal inilah yang menjadi landasan
GEMASTING (Gerakan Masyarakat Sadar Stunting) dilaksanakan sebagai
langkah strategis untuk percepatan dan penanganan stunting diseluruh wilayah
kerja Puskesmas Tulang Bawang 1.
Terbentuk dan terlaksananya program Inovasi Gerakan Masyarakat Sadar
Stunting (Gemasting) sebagai terobosan untuk mempercepat penurunan angka
stunting, mencegah masalah gizi seperti gizi kurang, gizi buruk, obesitas. Dengan
diadakan program inovasi ini, diharapkan meningkatkan kualitas hidup anak
sehingga menghasilkan generasi yang berkualitas dan siap serta mampu
menghadapi perkembangan zaman yang pesat ini.
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GRAFIK iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Permasalahan 3
C. Tujuan 3
D. Ruang Lingkup 4
E. Manfaat 4
BAB IV PENUTUP 16
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
iii
DAFTAR GRAFIK
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan masa kritis dari
awal proses tumbuh kembang seorang anak, yaitu mulai dari masa konsepsi
sampai usianya dua tahun. Anak yang mengalami kekurangan gizi kronik sejak
dalam 1.000 HPK ini dapat berisiko menderita stunting (UNICEF, 2017).
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal
tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi
kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting
apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi
panjang atau tinggi anak seumurnya.
1
Global Nutrition Report 2016 mencatat bahwa prevalensi stunting di
Indonesia berada pada peringkat 108 dari 132 negara. Dalam laporan sebelumnya,
Indonesia tercatat sebagai salah satu dari 17 negara yang mengalami beban ganda
gizi, baik kelebihan maupun kekurangan gizi. Di kawasan Asia Tenggara,
prevalensi stunting di Indonesia merupakan tertinggi kedua, setelah Cambodia
(International Food Policy Research Instititute, 2016).
Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK di
samping berisiko pada hambatan pertumbuhan fisik dan kerentanan anak terhadap
penyakit, juga menyebabkan hambatan perkembangan kognitif yang akan
berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan.
Stunting dan masalah gizi lain diperkirakan menurunkan produk domestik bruto
(PDB) sekitar 3% per tahun (World Bank, 2014).
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi (stunting), dalam
jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dalam
jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya
kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga
mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan,
penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia
tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya
produktivitas ekonomi (Kemenkes RI, 2016).
2
mengenai pentingnya pemenuhan nutrisi saat remaja. Pemenuhan nutrisi saat
remaja dapat mencegah terjadinya gizi yang kurang saat masa kehamilan. Nutrisi
yang adekuat saat kehamilan dapat mencegah terjadinya pertumbuhan yang
terhambat pada janin yang dikandung (WHO, 2013).
Selain itu, pencegahan stunting juga difokuskan pada 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK), yaitu pada Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Anak 0- 23 bulan.
Periode 1.000 HPK merupakan periode yang efektif dalam mencegah terjadinya
stunting karena merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan. Pada
1.000 HPK anak akan mengalami masa “Periode Emas” dimana pertumbuhan
anak akan berlangsung cepat. Oleh karena itu, pada periode ini cakupan gizi harus
terpenuhi mulai dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pertama setelah bayi
dilahirkan (Kemenkes RI, 2016).
B. Permasalahan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mempercepat penurunan Stunting di wilayah kerja Puskesmas Tulang
Bawang 1 pada tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya stunting dan
pentingnya pencegahan stunting.
b. Menemuka balita stunting diwilayah kerja Puskesmas Tulang Bawang
1 serta memberikan intervensi kepada seluruh balita stunting yang di
temukan.
3
c. Kader mengetahui cara penggunaan aplikasi E-PPGBM dan alat
antropometri sehingga intervensi dapat dilaksanakan dengan cepat.
D. Ruang Lingkup
1. Masyarakat
2. Balita
3. Kader Posyandu
E. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
a. Mengetahui informasi terkait stunting
b. Terjaringnya balita stunting dan ibu hamil KEK
c. Balita stunting dan ibu hamil KEK dapat diintervensi secara tepat dan
cepat
3. Bagi Puskesmas
Melakukan upaya promotif, preventif, dan skrining untuk
menurunkan prevalensi stunting pada balita di posyandu wilayah kerja
Puskesmas Tulang Bawang 1.
4
BAB II
ISI
PENJABARAN PROGRAM
A. Situasi Umum
1. Geografis
Puskesmas Tulang Bawang I terletak di Desa Tunggal Warga Kecamatan
Banjar Agung. Kecamatan Banjar Agung terdiri dari 11 desa. Luas wilayah kerja
Puskesmas Tulang Bawang I adalah ± 9,772 Ha. Jarak Puskesmas Tulang Bawang
I ke ibu kota Kabupaten adalah ± 27 km. Batas wilayah kerja adalah sebagai
berikut:
a. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kibang Budi Jaya.
b. Sebelah timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Gedung Aji Lama.
Tabel 1.
Luas Wilayah, Jarak dan Waktu dari Puskesmas Tulang Bawang 1
Luas Jarak Waktu Alat Transportasi
NO DESA Wilayah Tempuh Tempuh
Roda 2 Roda 4
(Km²) (Km) (Menit)
1. Tunggal Warga 757 3 7 v v
2. Warga Makmur Jaya 763 5 12 v v
3. Warga Indah Jaya 759 8 20 v v
4. Dwi Warga Tunggal 753 4 10 v v
Jaya
5. Tri Tunggal Jaya 1.219 7 17 v v
6. Banjar Agung 484 5 12 v v
7. Banjar Dewa 467 8 20 v v
8. Moris Jaya 1.450 10 25 v v
5
Luas Jarak Waktu Alat Transportasi
NO DESA Wilayah Tempuh Tempuh
Roda 2 Roda 4
(Km²) (Km) (Menit)
9. Tri Mukti Jaya 851 12 30 v v
2. Demografi
Grafik 1.
Jumlah Penduduk Menurut Desa Kecamatan Banjar Agung Tahun 2021
6
Tabel 2.
Grafik 2.
Persentase Proporsi Penduduk per Jenis Kelamin
7
3. Sosial Budaya dan Ekonomi
Tabel 3.
Data Mata Pencaharian Masyarakat Kec. Banjar Agung Tahun 2021
1. Petani 70
2. Pedagang 10
3. Pegawai 5
4. Buruh 10
5. Lain-lain 5
Grafik 3.
8
4. Pendidikan
Berikut adalah tabel distribusi sarana pendidikan yang ada diwilayah kerja UPT
Puskesmas Tulang Bawang 1.
Tabel 4
5. Lingkungan
a. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi
syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air
bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah,
9
ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian yang sesuai dan lantai rumah
tidak terbuat dari tanah.
b. Tempat-Tempat Umum
Tempat-tempat umum (TTU) merupakan suatu sarana yang
dikunjungi oleh banyak orang dan berpotensi menjadi tempat penyebaran
penyakit. TTU meliputi pasar, masjid dan lain-lain. TTU yang memenuhi
syarat kesehatan adalah tempat umum yang memiliki sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi
yang baik, luas lantai (luas ruangan) sesuai dengan jumlah pengunjung dan
memiliki pencahayaan yang memadai.
c. Akses Terhadap Air Minum
Sumber air minum yang digunakan oleh masyarakat diwilayah kerja UPT
Puskesmas Tulang Bawang 1 yaitu :
Tabel 5.
Sumber Air Minum Masyarakat Kec. Banjar Agung
No Sumber Air Persentase %
1. Sumur Gali 86
2. Sumur BOR 10
3. PAM 4
10
Sedangkan Indikator Rumah Tangga Sehat yaitu :
Pertolongan dan persalinan oleh nakes
Balita diberi ASI Eksklusif
Memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan
Tidak merokok
Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Tersedianya akses air bersih
Makan buah dan sayur tiap hari
Tersedianya jamban sesuai standar kesehatan
Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni
Lantai rumah bukan dari tanah
a. Posyandu
Dalam rangka meningkatkan cakupan kesehatan terhadap masyarakat
berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang
ada di masyarakat. Posyandu merupaan salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) yang paling dikenal oleh masyarakat,
posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas. Jumlah posyandu yang
ada diwilayah kerja UPT Puskesmas Tulang Bawang 1 sebanyak 17 posyandu.
Tabel 6.
Jumlah Posyandu
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tulang Bawang 1 Tahun 2021
No Kampung Jumlah Posyandu
Mandiri
1. Tunggal Warga 1
2. Warga Makmur Jaya 1
3. Warga Indah Jaya 1
4. Dwi Warga Tunggal Jaya 3
5. Tri Tunggal Jaya 2
6. Banjar Agung 2
7. Banjar Dewa 1
11
No Kampung Jumlah Posyandu
Mandiri
8. Moris Jaya 3
9. Tri Mukti Jaya 1
10. Tri Dharma Wira Jaya 1
11. Tri Mulya Jaya 1
Jumlah 17
12
No Jenis Kegiatan Indikator 2021 (%)
3 Penyuluhan Perilaku Desa dengan Garam Yodium 95
Sehat Baik
4 Penyelenggaraan Kecamatan Bebas Rawan Gizi -
Kewaspadaan Gizi Kampung KLB Gizi ditangani -
<24 jam
Sumber : Laporan Program Gizi PKM Tulang Bawang 1 Tahun 2021
8. Peningkatan Gizi
Tujuan upaya peningkatan gizi di Puskesmas yaitu status gizi masyarakat
melalui usaha pemantauan status gizi kelompok-kelompok masyarakat yang
beresiko tinggi (ibu hamil dan balita ), pemberian makanan tambahan( PMT) baik
yang bersifat penyuluhan dan pemulihan.
Ruang lingkup kegiatan gizi :
Menimbang berat badan balita untuk memantau pertumbuhan anak.
Dilakukan secara rutin setiap bulan diposyandu.
Pemeriksaan HB dan BB pada ibu hamil secara rutin.Dilakukan untuk
mengetahui status gizi pada ibu hamil.
Pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita kurang gizi. PMT
pemulihan dilakukan melalui pemberian makanan yang bersifat
suplementasi seperti Multivitamin, sulfa ferosus, susu dan sebagainya.
Memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat.
Pembagian vitamin A untuk balita 2 kali setahun, suplemen tablet besi
untuk ibu hamil yang datang ke posyandu dan puskesmas dan pemberian
obat cacing untuk anak yang kurang gizi karena gangguan parasit cacing.
13
Tabel 8.
Data Cakupan Program Gizi PKM Tulang Bawang 1
1 Bayi D/S 83
2 Balita D/S 83
3 Balita N/D 88
4 ASI Eksklusif 64
5 Vit A Bayi 86
6 Vit A Balita 47
7 Bumil mendapat Fe 82
Grafik 8.
Persentase Cakupan Program Gizi PKM Tulang Bawang 1
14
BAB III
A. Kesimpulan
B. Saran
15
BAB IV
PENUTUP
16
LAMPIRAN
17
18
19