Sejarah Turunnya Al Quran
Sejarah Turunnya Al Quran
Sejarah Turunnya Al Quran
PENULISAN AL-QUR’AN
Di susun oleh :
Dosen Pengampu :
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi kesempatan yang luar
biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
studi “Sejarah Turunnya Al-quran dan Penulisan Al-quran ” ini dengan baik dan
selesai tepat waktu.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, sekaligus pula penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk ibu Ani Marlisa, M.Pd.. Selaku
dosen mata kuliah Ulumul Quran yang telah menyerahkan kepercayaannya
kepada penulis guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Di akhir penulis berharap makalah ini dapat dimengerti oleh setiap pihak
yang membaca. Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
makalah ini terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Al-qur’an adalah kitab suci umat islam dan menjadi sumber ajaran islam
yang pertama dan utama yang harus kita imani dan aplikasikan dalam
kehidupan kita agar memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Turunnya
Al-Quran Yang pertama kali biasanya di peringati oleh umat islam yang di
buat dalam suatu acara yang di namakan Nuzulul Qur’an. Turunnya Al-
qur’an yang pertama kali merupakan tonggak sejarah munculnya satu syariat
baru dari agama islam.
Ayat-ayat Al-qur’an tdaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan ,
tetapi secara berangsur-angsur sesuai dengan ketentuan yang ada.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Turunnya Al-Qur’an?
2. Bagaimana Proses Turunnya Al-Qur’an?
3. Apa Himkah Turunnya Al-Qur’an?
4. Bagaimana Penulisan Di Masa Nabi?
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ath-thabari, Jami’ al-bayan,jilid 17 Hal.574
menerbitkan beberapa versi mushaf standar yang sudah bisa menampung
semua ragam qiraat yang Mutawatir.2
Peristiwa yang terjadi saat turunnya Alquran, lalu turun satu atau
beberapa ayat yang menjelaskan hukum pada peristiwa tersebut atau seperti
pernyataan yang dihadapkan kepada Rasulullah SAW, lalu turunlah satu ayat
atau beberapa ayat Alquran di dalamnya terdapat jawaban merumuskan
asbabun nuzul adalah sesuatu yang karena sesuatu menyebabkan satu atau
beberapa ayat atau yang diturunkan untuk menjawab atau menjelaskan
hukumnya di saat Sesuatu terjadi
Teori atau berita tentang adanya sebab-sebab Turunnya wahyu tertentu
dari Alquran kepada nabi Muhammad SAW baik berupa satu ayat satu
rangkaian ayat maupun satu surat.Dapat diartikan juga, turunnya Alquran
sebagai kejadian yang karyanya diturunkan Alquran untuk menerangkan
hukumnya, pada saat kejadian-kejadian itu timbul dan suasana di dalamnya
Alquran diturunkan serta membicarakan sebab-sebab musababnya, baik yang
diturunkan secara langsung, sesudah Sebab musabab terjadi maupun
kemudian lantaran sesuatu Hikmah
Turunnya Alquran menjadi suatu sebab Sebuah ayat atau beberapa ayat
Alquran yang pembicaraannya berkaitan erat dengan peristiwa tersebut ,atau
sebagai penjelasan mengenai sesuatu hukum .pada saat peristiwa itu terjadi
yaitu suatu kasus yang terjadi pada masa Rasulullah SAW atau suatu
permasalahan disodorkan Kepada beliau untuk diselesaikan lalu turunlah ayat
Alquran dalam rangka menjelaskan peristiwa tersebut atau menjawab
persoalan yang disodorkan itu baik berita itu dalam bentuk perselisihan
kesalahan serius harapan maupun perayaan yang secara langsung ditanyakan
kepada nabi berkaitan dengan peristiwa masa lampau yang sedang terjadi atau
peristiwa yang bakal terjadi kelak.3
2
Ahmad sarwat Lc, MA,Sejarah Al-qur’an (Jakarta selatan,Rumah fiqih publishing)hal
7-8
3
Mustoifah, S.Pd. Studi Al-qur’an (Yogyakarta , Diandra kreatif, 2018) hal 75-77
Adapun unsur yang dapat diambil dari beberapa pengertian di atas antara
lain:
4
Mustoifah, S.Pd. Studi Al-qur’an (Yogyakarta , Diandra kreatif, 2018) hal.77
5
Mustoifah, S.Pd. Studi Al-qur’an (Yogyakarta , Diandra kreatif, 2018)hal.78
turun secara berangsur-angsur untuk menguatkan hati Rasulullah SAW.
Dan menghiburnya kemudian membawanya untuk mengikuti peristiwa
dan kejadian-kejadian, sampai Allah menyempurnakan agamanya dan
mencukupkan nikmatnya.6
Diturunkannya al-Qur’an secara bertahap, tentunya juga
mengandung hikmah-hikmah yang dikehendaki oleh Allah swt.untuk
kepentingan umat manusia. Dengan demikian, proses turunnya al-Qur’an
(Nuzul al-Qur’an) merupakan pembahasan yang sangat penting dalam
ilmu-ilmu al-Qur’an, bahkan boleh dikata inilah pembahasan ilmu-ilmu
al-Qur’an yang paling urgen secara keseluruhan, karena pengetahuan
tentang Nuzul al-Qur’an adalah dasar untuk meyakini al-Qur’an itu
sendiri, dan bahwasanya alQur’an adalah betul-betul firman Allah swt.,
juga dasar untuk mempercayai kenabian Rasulullah saw. dan bahwasanya
Islam itu benar.7
Pada awal turunnya wahyu yang pertama (al Alaq 1-5) Muhammad
saw. pada saat itu belum diangkat menjadi Rasul, dan hanya memiliki
peran sebagai nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan wahyu
yang diterimanya. Sampai pada saat turunnya wahyu yang kedua barulah
Muhammad diperintahkan untuk menyampaikan wahyu yang
diterimanya, sesuai dengan adanya firman Allah: “Wahai yang
berselimut, bangkit dan berilah peringatan” (QS 74: 1-2). (Quraish
Shihab, 2006: 35).
Ketiga, keterangan mengenai dasar-dasar akhlak Islamiyah, serta
bantahan-bantahan secara umum mengenai pandangan hidup masyarakat
Jahiliah ketika itu. Dapat dilihat, misal dalam surah Al-Takatsur, satu
surah yang mengecam mereka yang menumpuk-numpuk harta; dan surah
Al Ma’un yang menerangkan kewajiban terhadap fakir-miskin dan anak
yatim serta pandangan agama mengenai hidup bergotong-royong.
6
Manna’ Khalil al-Qattan, Mabahis fi ‘Ulum al-Qur’an (Kairo: Maktabah Wahbah,
2000), h. 95.
7
Muhammad Abd al-Azhim al-Zarqaniy, Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an, juz I
(Beirut: Dar al-Fikr, 1998), h.37
Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan
bermacam-macam reaksi dikalangan masyarakat Arab ketika itu.
Reaksireaksi tersebut nyata dalam tiga hal pokok:
1. Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran
ajaran Al-Qur’an.
2. Sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al-
Qur’an, karena kebodohan mereka (QS 21:24), keteguhan
mereka mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek moyang
(QS 43:22), atau karena adanya maksudmaksud tertentu dari satu
golongan seperti yang digambarkan oleh Abu Sufyan: “Kalau
sekiranya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan Nubuwwah,
kemuliaan apalagi yang tinggal untuk kami.
3. Dakwah Al-Qur’an mulai melebar melampaui perbatasan
Makkah menuju daerahdaerah lainnya. (Quraish Shihab, 2006:
36).
8
Salahuddin Arqadan, Mukhtasar al-Itqan ,fi ‘Ulum al-Qur’an li al-Suyuti (Beirut: Dar
anNafais, 1987) hal. 45
mencakup 25 surat. Hikmah turunnya Alquran secara berangsur-angsur
merupakan suatu metode yang berfaidah bagi kita untuk mengaplikasin kedua
proses tersebut yang harus dilalui.
Sebab turunnya Alquran secara berangsur dan bersifat alami itu dapat
meningkatkan mutu Pendidikan bagi umat Islam untuk memperbaiki jiwa
manusia, meluruskan prilakunya, membentuk kepribadian dan
menyempurnahkan eksistensinya sendiri. Sebagaimana yang kita ketahui
segala sesuatu yang Allah kehendaki itu mengandung hikmah dan memiliki
tujuan. Begitu juga dengan proses turunnya Al-Qur’an secara bertahap.
Diantara hikmah atau tujuannya adalah sebagai berikut: (Rahmawati, 2013;
19)
Pertama, Untuk menguatkan hati Nabi Muhammad Saw dalam menerima
dan menyampaikan kalam Allah kepada umat manusia. Dalam melaksanakan
tugasnya, Rasulullah sering menghadapi hambatan dan tantangan. Di samping
itu dapat juga menghibur hati beliau pada saat menghadapi kesulitan,
kesedihan atau perlawanan dari orang-orang kafir.
Kedua, Merupakan mukjizat bagi Nabi untuk menjawab dan mematahkan
tantangan orang-orang kafir. Sering kali mereka (orang kafir) mengajukkan
pertanyaan-pertanyaan dengan maksud melemahkan dan menantang juga
menguji kenabiaan Rasulullah. Mereka pernah menyakan tentang kiamat
kapan datangnya.
Ketiga, Memudahkan Nabi dalam menghafal lafadz Alquran, mengingat
Alquran bukan sya’ir atau prosa tetapi Kalam Allah yang sangat berbobot isi
maknanya sehingga memerlukan hapalan dan kajian secara khusus Dan untuk
membacanya kepada umat serta menjelaskan dan memberikan contoh-contoh
pelaksaannya. Jika Alquran diturunkan sekaligus tentu akan memberatkan
Nabi jika harus membacakan dan menjelaskannya.9
Keempat, Memudahkan umat pada masa itu untuk menghafal, mencatat
dan memahami Alquran. Turunya Alquran secara berangsur memudahkan
9
Maulana Dwi Kurniasih, Dyah Ayu Lestari, dan Ahmad Fauzi, Hikmah penurunan Al-
quran Secara Berangsur-angsur, (MIMBAR: Vol. 37 No. 2, July - December 2020),Hal. 18-19
Nabi untuk menghafal dan memahaminya, terutama Nabi sangat takut apabila
Alquran tidak menetap di hatinya. Hal ini berdampak positif bagi umatnya,
karena pada masa Nabi menulis dan membaca sangat langka. Mereka
menghandalkan kekuatan akal dalam menghafal
Kelima, Untuk memberi kesempatan sebaik-baiknya kepada umat Islam
untuk meninggalkan sikap mental atau tradisi-tradisi jahiliyah yang negative
secara berangsurangsur
Keenam, Menjawab problematika masyarakat. Hal ini menerangkan apa-
apa yang di butuhkan masyarakat sesuai dengan kondisi dan problema yang
mereka hadapi.
Ketujuh, Mengetahui nasikh dan Mansukh dalam ayat Alquran yang
berkaitan dengan hukum.
Kedelapan, Memberikan pengaruh yang besar dalam proses dakwah
Islam dan pembentukan umat. Pada periode Mekkah diturunkan lebih dahulu
ayat-ayat yang berhubungan dengan Tauhid dan keadilan social. Barulah pada
perioe Madinah di turunkan ayat-ayat tentang hukum dalam belbagai aspek
kehidupan, baik hukum keluarga, harta benda, pidana dan pemerintahan.
Ayat-ayat hukum pun di turunkan secara bertahap sesuai dengan kondisi
masyarakat pada waktu itu (Supiana & Karman, 2002; 58).10
Dapat di simpulkan juga bahwa hikmah turunnya Al-quran secara
Bertahap yaitu: Untuk menguatkan hati Nabi Muhammad Saw; Supaya
mudah dihafal dan dipahami; Supaya orang-orang mukmin antusias dalam
menerima Qur’an dan giat mengamalkannya; Mengiringi kejadiankejadian di
masyarakat dan bertahap dalam menetapkan suatu hukum; Untuk
melemahkan lawan-lawannya (mukjizat; Untuk menantang orang-orang kafir
yang mengingkari Alquran.
10
Maulana Dwi Kurniasih, Dyah Ayu Lestari, dan Ahmad Fauzi, Hikmah penurunan Al-
quran Secara Berangsur-angsur, (MIMBAR: Vol. 37 No. 2, July - December 2020),Hal.20
D. Penulisan Al-qur’an Di Masa Nabi
Pada masa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam masih hidup di
masa Alquran dalam satu konflik belum merupakan kebutuhan mendesak dan
belum ada naskah yang sempurna. sekalipun nabi sendiri memiliki sekretaris
khusus yang bertugas mencatat semua Wahyu yang diturunkan kepadanya,
penulisan Alquran dalam satu naskah seperti yang ada sekarang baru
terelasikan pada masa Khulafaur Rasyidin .Namun demikian keaslian dan
keutuhan Alquran tetap terjaga dengan baik .Alquran cukup terjaga keaslian
dan keutuhannya melalui hafalan dari nabi dan dari para sahabat mekanisme
penjagaan hafalan itu bermula dari hafalan nabi yang pada tiap bulan
Ramadan selalu dicek ulang oleh malaikat jibril. Kemudian, para sahabat
mengecek kepada Nabi SAW jadi keutuhan Alquran sangat terjaga para
hufazzh di sekitar nabi sangat banyak . selain terjadi peperangan,lain hal nya
ketika terjadi peperangan pada masa Khulafaur Rasyidin ,maka kebutuhan
akan pembukuan Alquran makin terasa.11
Tulisan Alquran pada awalnya tidaklah seperti sekarang ia ditulis dengan
tidak memiliki tanda baca dan pembeda antara huruf yang sama .Hal ini
berlaku mulai semenjak masa nabi Muhammad SAW sampai kepada masa
Khulafaur Rasyidin .keadaan seperti ini ,bagi para sahabat tidaklah menjadi
sesuatu problem, mereka dapat membacanya Sebab mereka orang-orang Arab
sudah terbiasa dengan tulisan seperti itu. akan tetapi, bagi muslim non Arab
apalagi yang baru masuk Islam, hal ini merupakan suatu problem besar
mereka tidak dapat membacanya. maka oleh sebab, itu ayat-ayat Alquran
diberilah tanda baca, pemberian tanda baca ini dilakukan pada abad ke-7
masehi (abad pertama Hijriah ) oleh seorang pakar bahasa yaitu murid Ali
Bin Abi Thalib, abu aswad a-du’ali (605 – 688 M).12
11
Prof.Dr.H.Amroeni Drajat,M.Ag.Ulumul Qur’an,(Depok:KENCANA,2017),hal.37
12
Dr.Kadar M.Yusuf ,M.Ag., Studi Al-Qur’an, (Jakarta:Amzah, 2012),hal.40
Pada masa Khalifah Abu Bakar ,khalifah disibukkan oleh para
pembangkang ,dalam penumpasan Inilah banyak sahabat yang menjadi
Syahid terutama mereka yang menyandang gelar sebagai hufaz Alquran. para
penghafal Alquran semakin menipis jumlahnya akibat peperangan di
Yamamah, para sahabat dan Syahid mencapai 70 orang lebih, jumlah yang
cukup banyak Itu dimata Umar Bin Khattab sangat mengkhawatirkannya,
juga mencemaskan kelangsungan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW. atas kecemerlangan fisik ke depan yaitu Umar dengan inisiatifnya itu,
kemudian mengusulkan pengumpulan dan pembukaan Alquran kepada Abu
Bakar.13
Memang pada mulanya Khalifah Abu Bakar keberatan namun ,dengan
argumen yang dikemukakan oleh Umar akhirnya Abu Bakar menerima usulan
itu. usaha itu dimulai dengan mengumpulkan para sekretaris nabi, terutama
Zaid Bin Tsabit, maupun melalui perdebatan dengan Abu Bakar dan Umar
akhirnya ia menyetujui tugas yang bakal diembannya. ia mulai melakukan
Alquran yang masih berserakan di pelepah-pelepah kurma ,kepingan-
kepingan batu dan dari hafalan para penghafal Alquran. pendek kata,zaidn
sering disebut melakukan tugas mulia dan berat dengan hati-hati, sehingga ke
autentikan Alquran benar-benar asli dan terjaga. akhirnya tersusunlah Apa
yang disebut mushaf seperti yang ditugaskan oleh Abu Bakar di samping.
besar-besaran lain yang bersifat Mushaf pribadi sepert,i musafir Alif Ubay
dan mushaf Ibnu Mas'ud tetapi masa-masa ini tidak ditulis secara teratur
sebagaimana mushaf Abu Bakar.
Penyebaran wanita pada masa Utsman bin Affan semakin meluas ,terjadi
perbedaan cara membaca di daerah-daerah mereka. mengklaim berasal dari
nabi ketika terjadi perang di daerah Armenia dan Azerbaijan dengan
penduduk Irak ,di antara orang-orang yang ikut bertempur menyerbu kedua
dari itu adalah hudzaifah bin Al Yaman, yang menemukan kejanggalan dan
kesalahan dalam membaca Alquran .hal ini sangat memperhatikan para
13
Prof.Dr.H.Amroeni Drajat,M.Ag.Ulumul Qur’an,(Depok:KENCANA,2017),hal.38
sahabat. Mereka takut akan terjadi penyimpangan dalam Alquran, mereka
bersepakat menyelamatkan Islam dengan satu bacaan yang seragam.
Usman kemudian mengirimkan utusan kepada Hamzah untuk
meminjamkan mushaf Abu Bakar, kemudian Usman memanggil Zaid Bin
Tsabit ,Al Ansori Abdul Allah ,bin Zubair Said bin as dan abad Al Rahman
bin Haris bin Hisyam. ketika orang terakhir ini dari suku Quraisy selalu
memerintahkan mereka agar menyalin tempat banyak mushaf serta
memerintahkan agar apa yang diperselisihkan Zaid, dengan ketiga orang itu
ditulis dalam bahasa Quraisy ,karena Alquran turun dan dengan logat dialek
mereka,mereka melaksanakan tugas sampai selesai.setelah selesai, Usman
mengembalikan mushaf asli kepada Hafsah, selanjutnya untuk mengirimkan
satu Mushaf versi baru ke setiap wilayah dan memerintahkan agar memusat
lain dibakar. Akhirnya usman berpidato,” ketika terjadi perselisihan diantara
sahabat nabi kalian yang ada di hadapanku telah berselisih paham dan
selama membaca Alquran Penduduk daerah yang jauh tentu lebih besar lagi
perselisihan dan kesalahannya dari satulah wahai sahabat-sahabat
Muhammad Tulislah untuk semua satu mauushaf saja sebagaimana
pedoman” pidato Usman ini disepakati oleh seluruh sahabat nabi ,agar umat
Islam bersatu dengan memedomani mushaf yang satu. dengan demikian,
Utsman dapat dikatakan telah menyatukan umat Islam dari ancaman
perpecahan dan perselisihan. Oleh sebab itu didapati sekarang ini mushaf
Alquran yang sesuai dengan yang asli ,yang telah diperjuangkan oleh Usman
dan dijadikan pedoman umat Islam.14
14
Prof.Dr.H.Amroeni Drajat,M.Ag.Ulumul Qur’an,(Depok:KENCANA,2017),hal.39
KESIMPULAN
1. Terkait dengan bagaimana Turunnya Al-qur’an,kita mengetahui bahwa
ada dua proses yang berbeda, sebagaimana riwayat hadist ibnu abbas
rhadiyallahuanhu yang mempunyai arti Al-quran di turunkan sekaligus
kelangit dun pada malam qadar,kemudian diturunkan sudah itu sepanjang
20-an tahun.Ternyata cukup panjang berliku ceritanya,melibatkan banyak
kejadian dari masa ke masa. Ada masa awal keitka al-qur’an di turunkan
pertama kali secara sekaligus dari lauhul mahfudz atau dari sisi allah swt
ke langit dunia. Yang kita kenal dengan pristiwa lailatul qadar.lalu kisah
tentang diturunkannya al-qur’an sedikit demi sedikit di masa kenabian
Nabi Muhammad Saw. Di awali dengan lima ayat pertama dari surat al-
alaq. Yang kita sebut malam Nuzulul qur’an yang tiap tahun kita peringati
pada malam 17 Ramadhan.
2. Allah SWT menurunkan al-Qur’an kepada Rasul kita Muhammad saw.
Untuk memberi pedoman kepada manusia. Turunnya al-Qur’an
merupakan peristiwa besar yang sangat besar dan sekaligus menyatakan
kedudukannya bagi seluruh alam semesta. Diturunkannya al-Qur’an secara
bertahap, tentunya juga mengandung hikmah-hikmah yang dikehendaki
oleh Allah swt.untuk kepentingan umat manusia. Dengan demikian, proses
turunnya al-Qur’an (Nuzul al-Qur’an) merupakan pembahasan yang
sangat penting dalam ilmu-ilmu al-Qur’an, bahkan boleh dikata inilah
pembahasan ilmu-ilmu al-Qur’an yang paling urgen secara keseluruhan,
karena pengetahuan tentang Nuzul al-Qur’an adalah dasar untuk meyakini
al-Qur’an itu sendiri, dan bahwasanya alQur’an adalah betul-betul firman
Allah swt., juga dasar untuk mempercayai kenabian Rasulullah saw. dan
bahwasanya Islam itu benar.
3. Pertama, Untuk menguatkan hati Nabi Muhammad Saw dalam menerima
dan menyampaikan kalam Allah kepada umat manusia. Kedua, Merupakan
mukjizat bagi Nabi untuk menjawab dan mematahkan tantangan orang-
orang kafir. Ketiga, Memudahkan Nabi dalam menghafal lafadz Alquran,
mengingat Alquran bukan sya’ir atau prosa tetapi Kalam Allah yang
sangat berbobot isi maknanya sehingga memerlukan hapalan dan kajian
secara khusus Dan untuk membacanya kepada umat serta menjelaskan dan
memberikan contoh-contoh pelaksaannya.
4. Tulisan Alquran pada awalnya tidaklah seperti sekarang ia ditulis dengan
tidak memiliki tanda baca dan pembeda antara huruf yang sama .Hal ini
berlaku mulai semenjak masa nabi Muhammad SAW sampai kepada masa
Khulafaur Rasyidin. . maka oleh sebab, itu ayat-ayat Alquran diberilah
tanda baca, pemberian tanda baca ini dilakukan pada abad ke-7 masehi
(abad pertama Hijriah ) oleh seorang pakar bahasa yaitu murid Ali Bin Abi
Thalib, abu aswad a-du’ali (605 – 688 M).
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad sarwat Lc, M. (n.d.). Sejarah Al-qur’an. Jakarta selatan: Rumah fiqih
publishing.