LP Defisit Nutrisi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DEFISIT

NUTRISI PADA PASIEN HIPOGLIKEMIA DI RUANG DAHLIA RSUD


WALED KABUPATEN CIREBON

Disusun oleh :
PIPIT FITRIAH OKTAVIANI
NIM : 22149011O60

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR DEFISIT NUTRISI


1. Pengertian
Defisit nutrisi adalah ketidakcukupan asupan zat gizi dalam memenuhi
kebutuhan energi harian karena asupan makanan yang tidak memadai atau karena
gangguan pencernaan dan penyerapan makanan (Barbara, Glenora, Audrey &
Shirlee J, 2011). Menurut Wilkinson & Ahern (2015) defisit nutrisi yaitu asupan
nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan defisit nutrisi
adalah suatu keadaan yang diakibatkan karena adanya gangguan dalam penyerapan
makanan sehingga dapat penyebabkan penurunan berat badan.
2. Faktor Yang Memepengaruhi Defisit Nutrisi
Faktor-faktor yang mempengaruhi defisit nutrisi adalah sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan nutrisi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap makanan yang bergizi tinggi dapat mempengaruhi
kebutuhan nutrisi seseorang.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
juga dapat mempengaruhi kebutuhan nutrisi.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan kebutuhan nutrisi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh
karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya
mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan dengan masyarakat
dengan kondisi perekonomian rendah.

3. Fisiologi Nutrisi dan Metabolisme


Menurut Wahyudi dan Abd.Wahid (2016), Tubuh memerlukan bahan bakar
untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk
menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan
kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua reaksi biokimia dalam
tubuh. Proses metabolik dapat menjadi anabolik (membangun) atau katabolik
(merusak). Energi adalah kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan energi
untuk terus- menerus berhubungan dengan lingkungannya.
a. Pemasukan energy

Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan.


Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya energi yang
dihasilkan dengan satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar (K) atau
kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air
sebesar 10c. 1 kkal = 1 K atau sama dengan 1000 kalori.
Terdapat 3 bentuk pemberian kalori yaitu :

1) Karbohidrat : karbohidrat merupakan sumber energi yang penting. Setiap


gram karbohidrat menghasilkan kurang lebih 4 kalori. Asupan karbohidrat di
dalam diit sebaiknya berkisar 50%-60% dari kebutuhan kalori
2) Lemak : komponen lemak dapat diberikan dalam bentuk nutrisi enteral
maupun parenteral sebagai emulsi lemak. Pemberian lemak dapat mencapai
20%-40% dari total kebutuhan. Satu gram lemak menghasilkan 9 kalori.
3) Protein (asam amino) : kebutuhan protein adalah 0,8 gr/KgBB/hari atau
kurang lebih 10% dari total kebutuhan kalori.
b. Pengeluaran energy
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk mensupport
jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk
senyawa fospat seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang di tentukan oleh BMR
dan aktivitas fisik
c. Basal Metabolisme Rate (BMR)

Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat
yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernapasan,
peristaltik usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.

1) Pencernaan

Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan dipecah secara mekanik


dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tidak
berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan
nutrisi ini. Makanan yang telah ditelan memasuki esofagus dan bergerak
sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti gelombang (peristaltik).
Massa makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi pada
permukaan atas lambung, menyebabkan spinkter relaksasi dan
memungkinkan makanan masuk lambung. Di dalam lambung, pepsinogen
disekresikan dan diaktifkan oleh asam hidrokolik menjadi pepsin, enzim
pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan
amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-turut.
Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap di
dalam perut kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan
meninggalkan lambung pada spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang
disebut kimus. Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan
empedu, getah intestinal, sekresi pankreas. Peristaltik terjadi terus- menerus
dalam usus kecil, mencampur sekresi dengan kimus.
a) Absorbs

Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang


daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk
meningkatkan area permukaan absorbsi. Nutrien di absorbsi oleh difusi
pasif dan osmosis, transpor aktif dan pinositosis.
b) Metabolisme
Nutrien diabsorbsi dalam intestinal, termasuk air yang ditransportasikan
melalui sistem sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari
metabolisme, nutrien diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh
tubuh. Dua tipe dasar metabolisme adalah anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme merupakan produksi dan substansi kimia yang lebih
kompleks dengan sintesis nutrien. Katabolime merupakan pemecahan
substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.
c) Penyimpanan

Beberapa, tapi tidak semua nutrien yang diperlukan tubuh disimpan


dalam jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan
adalah lemak, yang disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen
disimpan dalam cadangan kecil di hati dan jaringan otot dan protein
disimpan dalam massa otot. Ketika keperluan energi tubuh melebihi
persediaan energi dari nutrien yang dimakan, maka energi yang disimpan
digunakan. Sebaliknya energi yang tidak digunakan harus disimpan
terutama lemak.

4. Status Nutrisi

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), Karakteristik status nutrisi ditentukan


melalui adanya indeks massa tubuh (body mass index-BMI) dan berat tubuh ideal
(ideal body weight-IBW).
a. Body Mass Index (BMI)

Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan.
BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk
mengkaji kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan : BB (kg)
atau BB (pon) x 704,5 TB (M) TB
(inchi)2
d. Ideal Body Weight (IBW)

Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang


sehat.Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter dikurangi
100 dan dikurangi atau ditambah 10% dari jumlah tersebut. Rumus IBW
diperhitungkan : (TB-100) + 10%

5. Masalah Kebutuhan Nutrisi

Menurut Hidayat (2009) dan Ernawati (2012), masalah kebutuhan nutrisi terdiri atas :

a. Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan


tidak berpuasa (normal) atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

Tanda klinis :

1) Berat badan 10-20% dibawah normal

2) Tinggi badan di bawah ideal

3) Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar

4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot

5) Adanya penurunan albumin serum

6) Adanya penurunan transferrin


Kemungkinan penyebab :

1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat


penyakit infeksi atau kanker
2) Disfagia karena adanya kelainan persarafan

3) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.


4) Nafsu makan menurun
e. Kelebihan nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang


mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis :
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal

2) Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)

3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
4) Adanya jumlah asupan yang berlebihan

5) Aktivitas menurun atau monoton


Kemungkinan penyebab :

1) Perubahan pola makan

2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman


f. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan
kalori.
g. Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi


pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan
tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran
mukosa, konjungtiva dan lain-lain.
h. Diabetes melitus

Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan


adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
i. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagi


masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium dan gaya hidup yang berlebihan.
j. Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan


oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini
sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas
dan lain-lain.

k. Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh


pengonsumsian lemak secara berlebihan.
l. Anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan


berkepanjangan ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Pasien
Biasanya terdiri dari nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,
pendidikan, agama, pekerjaaan, status perkawinan, alamat, tanggal
masuk RS, penanggungjawab dan diagnosa medis
b. Riwayat
Kesehatan
1) Keluhan Utama
Biasanya yang dirasakan oleh pasien DM adalah poliuria,
polidipsia, polifagia, penurunan berat badan. Pasien yang
mengalami ketoasidosis terdapat mual, muntah, dan nyeri
abdomen. Pasien yang mengalami HHNK terdapat hipotensi,
dehidrasi berat (membran mukosa kering, turgor kulit jelek),
takikardi, dan tanda-tanda neurologis yang bervariasi (perubahan
sensori, kejang, hemiparise). Pasien yang mengalami hipoglikemia
terdapat badan gemetar, berkeringat, takikardia dan kecemasan
(Price & Wilson, 2012).
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada pasien diabetes tipe I, mengalami poliuria, polidipsia,
polifagia, penurunan berat badan, dan ketoasidosis, semuanya
terjadi akibat gangguan metabolik. Pasien dengan diabetes tipe II
juga dapat mengalami poliuria, polidipsia, polifagia tetapi
umumnya asimptomatik.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat obesitas, Diabetes Melitus, penyakit pankreas,
penyakit hormonal, konsumsi obat-obatan (aspirin, antibiotik,
antasida, anti depresan, agens anti neoplastik, digitalis, laksatif,
diuretik, natrium klorida, dan vitamin atau preparat nutrien lain)
yang dapat menurunkan sekresi insulin, malnutrisi (kekurangan
penyakit kronik) (Ambarwati, 2014).
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya keadaan kesehatan keluarga dengan penyakit yang
berhubungan dengan diabetes melitus, riwayat keluarga dengan
Diabetes Melitus dan adanya riwayat obesitas.
5) Pola Aktivitas sehari-hari (ADL)
a) Pola Nutrisi
Riwayat keperawatan Diet
- Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan
- Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus ?
- Apakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa
lama periode waktunya ?
- Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet
seperti luka bakar dan demam ?
- Adakah toleransi makan dan minum tertentu ?

Faktor yang memengaruhi diet


- Status kesehatan
- Kultur dan kepercayaan
- Status sosial ekonomi
- Faktor psikologis
- Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet
(Tarwoto dan Wartonah, 2011)
b) Pola eliminasi
Perubahan pola berkemih (poliuria, nokturia, anuria), diare
c) Aktivitas / istirahat
Letih, lemah, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot
menurun

d) Sirkulasi
Adanya riwayat hipertensi, kebas, kesemutan pada ekstremitas,
ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, perubahan
tekanan darah
e) Integritas ego
Stress dan ansietas
f) Nyeri
Abdomen tegang,
nyeri (Padila, 2012)
6) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Biasanya pasien datang dengan mengeluh lemah, pusing, nafsu
makan menurun, berat badan berkurang, mudah lelah, apatis,
lesu, obesitas atau kurus, tonus otot lemah, tidak mampu
bekerja
b) Tanda-Tanda Vital
Biasanya tekanan darah rendah atau tinggi dengan nadi lebih
dari 100 x/menit, suhu hipertermi atau hipotermi, pernafasan
cepat atau lambat
c) Pemeriksaan Antropometri
- Berat badan ideal : (TB – 100) ± 10%
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas
(MAC) : Nilai normal
Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
(Tarwoto dan Wartonah, 2011)
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien diabetes melitus
menurut Herdman, T. Heather (2015), dalam buku North American
Nursing Diagnosis Assosiation (NANDA) Internasional (2015-2017),
sebagai berikut :
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme
regulasi
3) Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
4) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sensasi (diabetes
melitus)
5) Ansietas berhubungan dengan perubahan besar (mis, status ekonomi,
lingkungan, status kesehatan, fungsi peran, status peran).

3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan merupakan proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan


yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah
pasien. Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat diperlukan berbagai
pengetahuan dan keterampilan diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan
kelemahan pasien, nilai dan kepercayaan pasien, batasan praktek keperawatan,
peran dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan dalam memecahkan masalah,
mengambil keputusan, menulis tujuan, serta memilih dan membuat strategi
keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis instruksi keperawatan
serta kemampuan dalam melaksanakan kerjasama dengan tingkat kesehatan lain.
Kegiatan perencanaan ini meliputi memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan,
kriteria hasil serta tindakan (Hidayat, 2009).

Anda mungkin juga menyukai