Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar
Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar
Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar
Abstrak
Pendidikan di indonesia saat ini belum berjalan secara maksimal oleh karena itu
pendidikan karakter sangat diharapkan akan menjadi sebuah model yang akan dibangkitkan
kembali dalam pengembangan sistem pendidikan di Indonesia. Proses pembentukan
karakter yang berkualitas perlu dibina sejak usia sekolah dasar. Tujuan pendidikan karakter
di sekolah dasar yaitu untuk mengembangkan potensi kalbu dan hati nurani peserta didik
agar memiliki jiwa dan kepekaan sosial terhadap diri, keluarga dan lingkungannya. Fungsi
pendidikan karakter yaitu menumbuhkembangkan kemampuan dasar peserta didik agar
berpikir cerdas, berperilaku yang berakhlak, bermoral dan berbuat sesuatu yang baik, yang
bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Potensi karakter yang baik
sebenarnya telah dimiliki tiap manusia sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus
terus-menerus dibina dan dikembangkan melalui proses pendidikan di sekolah. Usia sekolah
dasar merupakan masa di mana anak mampu meniru tingkah lalu konkrit setiap yang
mereka lihat sehingga ini sangat bermanfaat bagi pembentukan karakter setiap individu.
Proses pengembentukan pendidikan karakter salah satunya dapat dilaksanakan melalui
proses pembelajaran di kelas. Penanaman nilai-nilai karakter terhadap siswa juga telah
dirumuskan dalam Kurikulum 2013 yang mana langkah awal untuk memperbaiki tujuan
pendidikan di Indonesia.
A. Pendahuluan
Proses pelaksanaan pendidikan di Indonesia saat ini, belum berjalan secara
maksimal sehingga hasil yang diharapkan juga belum tercapai. Hal ini dapat kita lihat
pada proses pendidikan di sekolah yang mengedepankan penguasaan pengetahuan
dari pada proses. Proses dalam pembelajaran bisa dilihat melalui karakter siswa,
karakter tersebut isa dibentuk juga melalui proses pembelajaran.
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa
diantara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik
untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mutia. Dalam UUD Nomor 20
Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional tersebut dimaksudkan agar
pendidikan tidak hanya membentuk insan lndonesia yang cerdas, namun juga
berkepribadian atau berkarakter sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang
tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta
agama. Proses Pembentukan karakter yang berkualitas perlu dibina sejak usia dini dan
sudah harus dimaksimalkan padausia sekolah dasar.
Penanaman nilai-nilai karakter terhadap siswa juga telah dirumuskan dalam
Kurikulum 2013 yang mana langkah awal untuk memperbaiki tujuan pendidikan di
Indonesia (Adisusilo, 2012:36). Begitu juga penanaman pendidikan karakter ternyata
mampu mendidik siswa yang unggul dari aspek pengetahuan, cerdas secara emosional,
dan kuat dalam keperibadian (Lickona, 2006:93; et.al. 2010:50; Leslie, 2012:208); dan
Darmayanti & Wibowo, 2014:76).
Banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter dalam proses
pedidikan khsususnya dalam dunia sekoah dasar diakibatkan olet masih lemahnya
peran guru dalam memberikan teladan terhadap peserta didik. Dalam rangka
pendidikan karakter di sekolah dasar maka harus diterapkan secara baik oleh setiap
stakeholder sekolah khususnya guru. Karena dengan terbentuknya karakter yang baik
akan menghadirkan generasi yang berkualitas.
Menurut beberapa penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh Lynn &
Arthur (2007) dinyatakan bahwa pendidikan di Indonesia secara umum masih
berorientasikan kepada hasil ujian (exam oriented). Oleh karena itu, sudah saatnya
sistem pendidikan Indonesia direformasi karena belum mampu menjawab kebutuhan
zaman. Merujuk kepada hasil penelitian dan pendapat tersebut, maka tentu perlu
pembuktian secara empirik akibat dari kurang tepatnya arah pendidikan selama ini
sehingga generasi sekarang cenderung rapuh, mudah emosi, dan kehilangan karakter
sebagai generasi.
Dalam usaha mendidik siswa yang berkarakter, terdapat delapan belas nilai-nilai
pendidikan karakter yang mesti ditanamkan oleh seorang guru. Hal tersebut telah
ditegaskan dalam Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2010 setiap jenjang pendidikan
di Indonesia harus melaksanakan pendidikan karakter. Pendidikan karakter dalam
konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai
luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka
membina kepribadian generasi muda.
Pendidikan karakter pada anak usia sekolah dasar harus dilakukan secara
kontinyu dan terukur oleh para pelaku pendidikan di sekolah dasar. Karena
pendidikan karakter memliki peran yang sangat utama dalam rangka terwujudnya
tujuan pendidikan yang telah dirancang oleh setiap satuan pendidikan. Sebagai
barometer perubahan karkater dalam diri setiap anak usia sekolah dasar dapat kita
lihat atau amati dalam setiap gerak dan tingkah laku anak, sehingga apabila pendidikan
karakter dilaksanakan secara baik pada jenjang pendidikan dasar maka akan
menghasilkan generasi yang berakhlak mulia.
B. Pembahasan
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2010:4), pendidikan karakter
dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan dan karakter bangsa pada diri
peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat,
dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.
Sedangkan Fakry Gaffar dalam Dharma Kesuma, dkk (2012: 5) menyatakan,
“Pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk
ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam
perilaku kehidupan orang itu.” Dalam pengertian sederhana, pendidikan karakter
adalah hal positif yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada peserta didik yang
diajarnya. Winton dalam Muchlas Samani dan Hariyanto (2012: 43) mendefinisikan,
“Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru
untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya”.
Mengacu dari berbagai pengertian dan definisi mengenai pendidikan karakter
tersebut, maka pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai proses pengarahan dan
pembimbingan terhadap peserta didik agar memiliki nilai dan perilaku yang baik,
untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Jadi, pendidikan karakter adalah proses
pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya, yang
berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter
dapat dimaknai dengan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti pendidikan moral,
pendidikan watak yang bertujuan untuk memberikan keputusan baik-buruk,
memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari
dengan sepenuh hati.
C. Kesimpulan
Pendidikan karakter diartikan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan kesadaran atau kemauan
dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan sehingga menjadi generasi
penerus yang berkarakter. Pendidikan karakter di sekolah dasar memegang peran
sangat penting keberadaannya karena dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
hasil pendidikan di sekolah yaog mengarah pada pencapaian pembentukan karakter
dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang serta sesuai dengan
standar kompetesi lulusan. Bila pendidikan karakter di sekolah dasar telah mencapai
keberhasilan, maka akan terwujud generasi penerus bangsa yang berkarakter dan
tidak diragukan lagi masa depan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan
menuju kejayaan.
Pentingnya pendidikan karakter bagi siswa merupakan suatu keperluan yang tidak
terbantahkan lagi. Tidak ada aturan baku dan mutlak bagaimana cara melaksanakan
pendidikan karakter. Namun, sekolah dituntut mendisain secara baik dan sungguh-
sungguh dengan berbagai pola sehingga nilai-nilai karakter tersebut dapat menjadi
perilaku permanen bagi siswa di kemudian hari. Namun demikian, tujuan pendidikan
karakter tetap sama, yakni mengantarkan siswa mempunyai kepribadian dan nilai-
nilai karakter mulia, seperti religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
D. Referensi
Adisusilo, Sutarjo J.R. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Depok: PT Raja Grafindo
Persada.
Darmayanti, S., & Wibowo, U. 2014. “Evaluasi Program Pendidikan Karakter di Sekolah
Dasar Kabupaten Kulon Progo”. Jurnal Prima Edukasia, Vol. 2, No. 2.
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi Bandung:
Alfabeta.
Kemendiknas. 2010. Desain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemendiknas.
Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2010.
Kesuma, Dharma. dkk. 2012. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Leslie, K,. Grier. 2012. “Character, Social– Emotional, and Academic Outcomes Among
Underachieving Elementary School Students”. Journal of Education for Students
Placed at Risk (JESPAR), Vol. 17, No. 3, hlm. 201-216.
Lickona, Thomas. 2006. “Eleven Principles of Effective Character Education”. Journal of
Moral Education, Vol. 25, No. 1, hlm. 93-100.
Lickona, Thomas. 2014. “Educating for Character”. Journal of Moral Education, Vol. 13,
No. 3, hlm. 89-97
Lynn, Revell & James, Arthur. 2007. “Character Education In Schools and The
Educationof Teachers”. Journal of Moral Education, Vol. 36, No. 1, hlm. 79- 92.
Muchlas Samani dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007.
Puskur. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karaktar Bangsa. Jakarta: Pusat
Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional.
Tarmansyah, dkk. 2012. Pedoman Pengembangan Pendidikan Karakter Di Sekolah
Inklusif. Padang: Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus
(PK-LK) Direktorat Pendidikan Dasar.
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Yaumi, Muhammad. 2018. Pendidikan Karakter Landasan, Pilar, dan Implementasi.
Jakarta: Prenada Media Group.