2 - Program Panduan MFK RS Pinna PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala berkah dan anugrah
yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga program manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan 2022 Rumah Sakit Pinna Bekasi ini dapat diselesai disusun.
Program ini merupakan program kerja bagi semua pihak yang memberikan pelayanan
bagi pasien di Rumah Sakit Pinna Bekasi.
Tidak lupa sedalam-dalamnya atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan 2022 Rumah Sakit
Pinna Bekasi.

Bekasi, 10 Januari 2022

Tim Penyusun

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................................................ 2
1. Pendahuluan ............................................................................................ 3
2. Latar Belakang ........................................................................................ 4
3. Tujuan Umum dan Khusus ...................................................................... 5
4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan .................................................... 5
5. Cara Melaksanakan Kegiatan .................................................................. 21
6. Sasaran .................................................................................................... 32
7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan .................................................................. 32
8. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan ......................................... 32
9. Monitoring dan Evaluasi ......................................................................... 32
LAMPIRAN................................................................................................................. 33

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 2


1. Pendahuluan
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi
bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat menganggu proses kerja secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) pada petugas
kesehatan dan non kesehatan di pelayanan kesehatan Indonesia belum terekam dengan
baik.Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara
maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan
prevalensi.Sebagai faktor penyebab kejadian tersebut adalah karena perilaku tidak
aman (Unsafe Act) dan kondisi yang tidak aman (Unsafe Condition).
Banyak pekerja yang tidak mementingkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pelindung walaupun sudah tersedia. Dalam Undang-Undang
No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan khususnya bab XII Pasal 164-166 tentang
Kesehatan Kerja menyebutkan upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi
pekerja agar hidup sehat dan bebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk
yang diakibatkan oleh pekerjaan. Selain itu pengelola tempat kerja menjadi
bertanggungjawab atas kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang terjadi di
lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga terdapat
potensi bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu kecelakaan
(peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan
sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi,
gangguan psikososial dan ergonomic. Semua potensi bahaya tersebut sangan
mengancam jiwa dan kehidupan bagi karyawan dan pekerja RS lainnya, pasien serta
pengunjung yang ada di lingkungan RS.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 3


2. Latar Belakang
Konsep manajemen risiko mulai diperkenalkan dibidang keselamatan dan
kesehatan kerja pada tahun 1980-an setelah berkembangnya teori accident model dari
(International Lost Control Institute) ILCI dan juga semakin maraknya isu lingkungan
dan kesehatan.
Tujuan dari manajemen risiko adalah minimasi kerugian dan meningkatkan
kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident
model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian
kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya
manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun accident.
Pelaksanaan manajemen risiko wajib menjadi bagian integral dari pelaksanaan
sistem manajemen organisasi. Proses manajemen risiko ini merupakan salah satu
langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan (continous
improvement). Proses manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari
suatu rangkaian kegiatan : penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi,
pengendalian serta komunikasi risiko. Manajemen risiko dapat memberikan manfaat
optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan.Walaupun demikian manajemen risiko
seringkali dilakukan pada tahap pelaksanaan ataupun operasional kegiatan.
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks, tidak saja
menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga merupakan tempat
pendidikan dan penelitian.Semakin luas pelayanan kesehatan dan fungsi suatu rumah
sakit makan semakin kompleks peralatan dan fasilitasnya.Kerumitan yang meliputi
segala hal tersebut menyebabkan rumah sakit mempunyai potensi bahaya yang sangat
besar, tidak hanya bagi pasien dan tenaga medis, risiko ini juga membahayakan
pengunjung rumah sakit.
Hasil laporan National Safety Council (NSC) tahun 1988 menunjukan bahwa
terjadinya kecelakaan di rumah sakit 41% lebih besar dari pekerja di industry lain.
Kasus yang dapat terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang,
tergores/terpotong, luka bakar dan penyakit infeksi. Sejumlah kasus dilaporkan
mendapatkan kompensasi pada pekerja rumah sakit yaitu sprains, strains 52 %,
contusion, chrushing, brushing 11%, cuts, laceration, puncture 10.8%, fractures 5.6
%, multiple injuries 2.1%, thermal burns 2% Scratches, abrasions 1.9%, Infections

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 4


1.3%, dermatitis 1.2% dan lain-lain 12.4% (US Departement of Laboratorium,
Bureau of Laboratorium Statistics, 1983).
Khusus di Indonesia, data penelitian sehubungan dengan bahaya-bahaya di
rumah sakit belum tergambar dengan jelas namun diyakini bahwa banyak keluhan dari
para petugas di rumah sakit, sehubungan dengan bahaya-bahaya yang ada di rumah
sakit. Hal ini mengharuskan pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya manajemen
risiko.
Oleh karena itu, diperlukan sistem manajemen risiko yang benar-benar jelas,
kontinyu, serta konsekuen dengan visi dan misi yang diemban, yaitu mengurangi nilai
kecelakaan termasuk penyakit akibat kerja, bahkan dapat dieliminasikan.Untuk
menjaga keselamatan kerja maka dibutuhkan seseorang untuk memimpin, mengawasi,
memonitori program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan di rumah sakit.
3. Tujuan
3.1 Tujuan Umum
Meminimalisasi tingkat risiko yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi,
manusia dan organisasi terkait keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan RS
Rumah Pinna.
3.2 Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi risiko terkait keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan
rumah sakit.
2) Melakukan analisis dan penilaian terhadap risiko yang telah diidentifikasi.
3) Merumuskan upaya pengendalian dan penanganan risiko.
4) Mengembangkan program monitoring manajemen risiko Sub Komite K3.
4. Kegiatan Pokok dan rincian kegiatan
4.1 Kegiatan Pokok
Kegiatan yang dilakukan untuk melakukan manajemen resiko harus termaksuk
kedalam 10 sasaran kegiatan pokok meliputi :
1) Kepemimpinan dan perencanaan;
2) Keselamatan;
3) Keamanan;
4) Pengelolaan bahan dan limbah berbahaya dan beracun (B3);
5) Proteksi Kebakaran (Fire safety);
6) Peralatan medis;
7) Sistim utilitas;

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 5


8) Penanganan kedaruratan dan bencana;
9) Kontruksi dan renovasi; dan
10) Pelatihan
4.2 Rincian Kegiatan
Adapun langkah-langkah dalam melakukan manajemen risiko terhadap 6 sasaran
kegiatan pokok tersebut yaitu :
A. Kepemimpinan dan perencanaan
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal dan
mengidentifikasi risiko terkait keselamatan dan Keamanan Identifikasi
risiko dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Identifikasi risiko proaktif dilakukan dengan cara proaktif mencari,
mengidentifikasi dan memetakan risiko yang berpotensi
menyebabkan kegagalan dalam operasional rumah sakit. Cara ini
dilakukan sebelum risiko tersebut muncul sebagai masalah.
Identifikasi proaktif dengan cara mengobservasi proses kerja yang
ada dipelayanan maupun hasil studi banding dengan rumah sakit lain.
b. Identifikasi risiko reaktif dilakukan setelah risiko muncul dalam
bentuk insiden K3. Identifikasi reaktif dilakukan sesuai dengan proses
tindak lanjut pelaporan insiden Sub Komite K3.
Hasil identifikasi risiko yang didapatkan diolah kembali
menggunakan formulir HIRAC untuk dilakukan proses analisis dan
penilaian.
2. Analisis dan penilaian risiko
Analisis risiko merupakan program untuk memahami sifat risiko dan
menentukan peringkat risikonya.Risiko yang telah teridentifikasi
dianalisis menggunakan penilaian AS/NZS 4360:2004 untuk menilai
seberapa besar risiko serta dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut.
3. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko merupakan proses membandingkan antara hasil
analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko
dapat diterima. Setelah risiko dianalisis, maka dilakukan evaluasi apakah
rumah sakit telah melakukan upaya-upaya untuk mencegah, atau
menghadapi risiko tersebut. Setelah dilakukan penilaian kelompok akan

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 6


mengurutkan risiko mulai dari risiko yang paling tinggi skornya hingga
risiko yang paling rendah.
4. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan untuk menurunkan tingkat risiko pada
titik yang mendekati aman. Adapun hirarki pengendalian risiko yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Eliminasi dengan cara menghilangkan sumber bahaya yang
menimbulkan risiko.
b. Subtitusi dengan cara mengganti sumber bahaya penyebab risiko
dengan alat atau proses kerja yang lebih aman.
c. Kontrol Teknik dengan cara memodifikasi dan merancang ulang alat
yang berisiko menimbulkan bahaya menjadi lebih aman.
d. Administratif dengan cara menerapkan prosedur dan menempel
rambu-rambu untuk mengingkatkan.
e. Alat Pelindung Diri (APD) dengan cara menggunakan APD untuk
mengurangi terjadinya bahaya yang menyebabkan risiko.
Setiap risiko dilengkapi dengan upaya pengendalian dan
penannganannya yang di monitoring oleh Sub Komite K3 Rumah Sakit,
dengan demikian setiap risiko yang terdapat di rumah sakit, khususnya
risiko-risiko yang memerlukan tindakan pengendalian dapat dikelola
dengan baik dan dimonitoring perkembangannya.
B. Keselamatan
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal dan
mengidentifikasi risiko terkait keselamatan dan Keamanan Identifikasi
risiko dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Identifikasi risiko proaktif dilakukan dengan cara proaktif mencari,
mengidentifikasi dan memetakan risiko yang berpotensi
menyebabkan kegagalan dalam operasional rumah sakit. Cara ini
dilakukan sebelum risiko tersebut muncul sebagai masalah.
Identifikasi proaktif dengan cara mengobservasi proses kerja yang
ada dipelayanan maupun hasil studi banding dengan rumah sakit lain.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 7


b. Identifikasi risiko reaktif dilakukan setelah risiko muncul dalam
bentuk insiden K3. Identifikasi reaktif dilakukan sesuai dengan proses
tindak lanjut pelaporan insiden Sub Komite K3.
Hasil identifikasi risiko yang didapatkan diolah kembali
menggunakan formulir HIRAC untuk dilakukan proses analisis dan
penilaian.
2. Analisis dan penilaian risiko
Analisis risiko merupakan program untuk memahami sifat risiko dan
menentukan peringkat risikonya.Risiko yang telah teridentifikasi
dianalisis menggunakan penilaian AS/NZS 4360:2004 untuk menilai
seberapa besar risiko serta dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut.
3. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko merupakan proses membandingkan antara hasil
analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko
dapat diterima. Setelah risiko dianalisis, maka dilakukan evaluasi apakah
rumah sakit telah melakukan upaya-upaya untuk mencegah, atau
menghadapi risiko tersebut. Setelah dilakukan penilaian kelompok akan
mengurutkan risiko mulai dari risiko yang paling tinggi skornya hingga
risiko yang paling rendah.
4. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan untuk menurunkan tingkat risiko pada
titik yang mendekati aman. Adapun hirarki pengendalian risiko yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Eliminasi dengan cara menghilangkan sumber bahaya yang
menimbulkan risiko.
b. Subtitusi dengan cara mengganti sumber bahaya penyebab risiko
dengan alat atau proses kerja yang lebih aman.
c. Kontrol Teknik dengan cara memodifikasi dan merancang ulang alat
yang berisiko menimbulkan bahaya menjadi lebih aman.
d. Administratif dengan cara menerapkan prosedur dan menempel
rambu-rambu untuk mengingkatkan.
e. Alat Pelindung Diri (APD) dengan cara menggunakan APD untuk
mengurangi terjadinya bahaya yang menyebabkan risiko.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 8


Setiap risiko dilengkapi dengan upaya pengendalian dan
penannganannya yang di monitoring oleh Sub Komite K3 Rumah Sakit,
dengan demikian setiap risiko yang terdapat di rumah sakit, khususnya
risiko-risiko yang memerlukan tindakan pengendalian dapat dikelola
dengan baik dan dimonitoring perkembangannya.
C. Keamanan
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal dan
mengidentifikasi risiko terkait keselamatan dan Keamanan Identifikasi
risiko dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Identifikasi risiko proaktif dilakukan dengan cara proaktif mencari,
mengidentifikasi dan memetakan risiko yang berpotensi
menyebabkan kegagalan dalam operasional rumah sakit. Cara ini
dilakukan sebelum risiko tersebut muncul sebagai masalah.
Identifikasi proaktif dengan cara mengobservasi proses kerja yang
ada dipelayanan maupun hasil studi banding dengan rumah sakit lain.
b. Identifikasi risiko reaktif dilakukan setelah risiko muncul dalam
bentuk insiden K3. Identifikasi reaktif dilakukan sesuai dengan proses
tindak lanjut pelaporan insiden Sub Komite K3.
Hasil identifikasi risiko yang didapatkan diolah kembali
menggunakan formulir HIRAC untuk dilakukan proses analisis dan
penilaian.
2. Analisis dan penilaian risiko
Analisis risiko merupakan program untuk memahami sifat risiko dan
menentukan peringkat risikonya.Risiko yang telah teridentifikasi
dianalisis menggunakan penilaian AS/NZS 4360:2004 untuk menilai
seberapa besar risiko serta dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut.
3. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko merupakan proses membandingkan antara hasil
analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko
dapat diterima. Setelah risiko dianalisis, maka dilakukan evaluasi apakah
rumah sakit telah melakukan upaya-upaya untuk mencegah, atau
menghadapi risiko tersebut. Setelah dilakukan penilaian kelompok akan

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 9


mengurutkan risiko mulai dari risiko yang paling tinggi skornya hingga
risiko yang paling rendah.
4. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan untuk menurunkan tingkat risiko pada
titik yang mendekati aman. Adapun hirarki pengendalian risiko yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Eliminasi dengan cara menghilangkan sumber bahaya yang
menimbulkan risiko.
b. Subtitusi dengan cara mengganti sumber bahaya penyebab risiko
dengan alat atau proses kerja yang lebih aman.
c. Kontrol Teknik dengan cara memodifikasi dan merancang ulang alat
yang berisiko menimbulkan bahaya menjadi lebih aman.
d. Administratif dengan cara menerapkan prosedur dan menempel
rambu-rambu untuk mengingkatkan.
e. Alat Pelindung Diri (APD) dengan cara menggunakan APD untuk
mengurangi terjadinya bahaya yang menyebabkan risiko.
Setiap risiko dilengkapi dengan upaya pengendalian dan
penannganannya yang di monitoring oleh Sub Komite K3 Rumah Sakit,
dengan demikian setiap risiko yang terdapat di rumah sakit, khususnya
risiko-risiko yang memerlukan tindakan pengendalian dapat dikelola
dengan baik dan dimonitoring perkembangannya.
D. Pengelolaan bahan dan limbah berbahaya dan beracun (B3)
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal dan
mengidentifikasi risiko terkait keselamatan dan Keamanan Identifikasi
risiko dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Identifikasi risiko proaktif dilakukan dengan cara proaktif mencari,
mengidentifikasi dan memetakan risiko yang berpotensi
menyebabkan kegagalan dalam operasional rumah sakit. Cara ini
dilakukan sebelum risiko tersebut muncul sebagai masalah.
Identifikasi proaktif dengan cara mengobservasi proses kerja yang
ada dipelayanan maupun hasil studi banding dengan rumah sakit lain.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 10


b. Identifikasi risiko reaktif dilakukan setelah risiko muncul dalam
bentuk insiden K3. Identifikasi reaktif dilakukan sesuai dengan proses
tindak lanjut pelaporan insiden Sub Komite K3.
Hasil identifikasi risiko yang didapatkan diolah kembali
menggunakan formulir HIRAC untuk dilakukan proses analisis dan
penilaian.
2. Analisis dan penilaian risiko
Analisis risiko merupakan program untuk memahami sifat risiko dan
menentukan peringkat risikonya.Risiko yang telah teridentifikasi
dianalisis menggunakan penilaian AS/NZS 4360:2004 untuk menilai
seberapa besar risiko serta dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut.
3. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko merupakan proses membandingkan antara hasil
analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko
dapat diterima. Setelah risiko dianalisis, maka dilakukan evaluasi apakah
rumah sakit telah melakukan upaya-upaya untuk mencegah, atau
menghadapi risiko tersebut. Setelah dilakukan penilaian kelompok akan
mengurutkan risiko mulai dari risiko yang paling tinggi skornya hingga
risiko yang paling rendah.
4. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan untuk menurunkan tingkat risiko pada
titik yang mendekati aman. Adapun hirarki pengendalian risiko yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
f. Eliminasi dengan cara menghilangkan sumber bahaya yang
menimbulkan risiko.
g. Subtitusi dengan cara mengganti sumber bahaya penyebab risiko
dengan alat atau proses kerja yang lebih aman.
h. Kontrol Teknik dengan cara memodifikasi dan merancang ulang alat
yang berisiko menimbulkan bahaya menjadi lebih aman.
i. Administratif dengan cara menerapkan prosedur dan menempel
rambu-rambu untuk mengingkatkan.
j. Alat Pelindung Diri (APD) dengan cara menggunakan APD untuk
mengurangi terjadinya bahaya yang menyebabkan risiko.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 11


Setiap risiko dilengkapi dengan upaya pengendalian dan
penannganannya yang di monitoring oleh Sub Komite K3 Rumah Sakit,
dengan demikian setiap risiko yang terdapat di rumah sakit, khususnya
risiko-risiko yang memerlukan tindakan pengendalian dapat dikelola
dengan baik dan dimonitoring perkembangannya.
E. Proteksi Kebakaran (Fire safety)
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal dan
mengidentifikasi risiko terkait keselamatan dan Keamanan Identifikasi
risiko dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Identifikasi risiko proaktif dilakukan dengan cara proaktif mencari,
mengidentifikasi dan memetakan risiko yang berpotensi
menyebabkan kegagalan dalam operasional rumah sakit. Cara ini
dilakukan sebelum risiko tersebut muncul sebagai masalah.
Identifikasi proaktif dengan cara mengobservasi proses kerja yang
ada dipelayanan maupun hasil studi banding dengan rumah sakit lain.
b. Identifikasi risiko reaktif dilakukan setelah risiko muncul dalam
bentuk insiden K3. Identifikasi reaktif dilakukan sesuai dengan proses
tindak lanjut pelaporan insiden Sub Komite K3.
Hasil identifikasi risiko yang didapatkan diolah kembali
menggunakan formulir HIRAC untuk dilakukan proses analisis dan
penilaian.
2. Analisis dan penilaian risiko
Analisis risiko merupakan program untuk memahami sifat risiko dan
menentukan peringkat risikonya.Risiko yang telah teridentifikasi
dianalisis menggunakan penilaian AS/NZS 4360:2004 untuk menilai
seberapa besar risiko serta dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut.
3. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko merupakan proses membandingkan antara hasil
analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko
dapat diterima. Setelah risiko dianalisis, maka dilakukan evaluasi apakah
rumah sakit telah melakukan upaya-upaya untuk mencegah, atau
menghadapi risiko tersebut. Setelah dilakukan penilaian kelompok akan

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 12


mengurutkan risiko mulai dari risiko yang paling tinggi skornya hingga
risiko yang paling rendah.
4. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan untuk menurunkan tingkat risiko pada
titik yang mendekati aman. Adapun hirarki pengendalian risiko yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Eliminasi dengan cara menghilangkan sumber bahaya yang
menimbulkan risiko.
b. Subtitusi dengan cara mengganti sumber bahaya penyebab risiko
dengan alat atau proses kerja yang lebih aman.
c. Kontrol Teknik dengan cara memodifikasi dan merancang ulang alat
yang berisiko menimbulkan bahaya menjadi lebih aman.
d. Administratif dengan cara menerapkan prosedur dan menempel
rambu-rambu untuk mengingkatkan.
e. Alat Pelindung Diri (APD) dengan cara menggunakan APD untuk
mengurangi terjadinya bahaya yang menyebabkan risiko.
Setiap risiko dilengkapi dengan upaya pengendalian dan
penannganannya yang di monitoring oleh Sub Komite K3 Rumah Sakit,
dengan demikian setiap risiko yang terdapat di rumah sakit, khususnya
risiko-risiko yang memerlukan tindakan pengendalian dapat dikelola
dengan baik dan dimonitoring perkembangannya.
F. Peralatan medis
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal dan
mengidentifikasi risiko terkait keselamatan dan Keamanan Identifikasi
risiko dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Identifikasi risiko proaktif dilakukan dengan cara proaktif mencari,
mengidentifikasi dan memetakan risiko yang berpotensi
menyebabkan kegagalan dalam operasional rumah sakit. Cara ini
dilakukan sebelum risiko tersebut muncul sebagai masalah.
Identifikasi proaktif dengan cara mengobservasi proses kerja yang
ada dipelayanan maupun hasil studi banding dengan rumah sakit lain.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 13


b. Identifikasi risiko reaktif dilakukan setelah risiko muncul dalam
bentuk insiden K3. Identifikasi reaktif dilakukan sesuai dengan proses
tindak lanjut pelaporan insiden Sub Komite K3.
Hasil identifikasi risiko yang didapatkan diolah kembali
menggunakan formulir HIRAC untuk dilakukan proses analisis dan
penilaian.
2. Analisis dan penilaian risiko
Analisis risiko merupakan program untuk memahami sifat risiko dan
menentukan peringkat risikonya.Risiko yang telah teridentifikasi
dianalisis menggunakan penilaian AS/NZS 4360:2004 untuk menilai
seberapa besar risiko serta dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut.
3. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko merupakan proses membandingkan antara hasil
analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko
dapat diterima. Setelah risiko dianalisis, maka dilakukan evaluasi apakah
rumah sakit telah melakukan upaya-upaya untuk mencegah, atau
menghadapi risiko tersebut. Setelah dilakukan penilaian kelompok akan
mengurutkan risiko mulai dari risiko yang paling tinggi skornya hingga
risiko yang paling rendah.
4. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan untuk menurunkan tingkat risiko pada
titik yang mendekati aman. Adapun hirarki pengendalian risiko yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Eliminasi dengan cara menghilangkan sumber bahaya yang
menimbulkan risiko.
b. Subtitusi dengan cara mengganti sumber bahaya penyebab risiko
dengan alat atau proses kerja yang lebih aman.
c. Kontrol Teknik dengan cara memodifikasi dan merancang ulang alat
yang berisiko menimbulkan bahaya menjadi lebih aman.
d. Administratif dengan cara menerapkan prosedur dan menempel
rambu-rambu untuk mengingkatkan.
e. Alat Pelindung Diri (APD) dengan cara menggunakan APD untuk
mengurangi terjadinya bahaya yang menyebabkan risiko.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 14


Setiap risiko dilengkapi dengan upaya pengendalian dan
penannganannya yang di monitoring oleh Sub Komite K3 Rumah Sakit,
dengan demikian setiap risiko yang terdapat di rumah sakit, khususnya
risiko-risiko yang memerlukan tindakan pengendalian dapat dikelola
dengan baik dan dimonitoring perkembangannya.
G. Sistim utilitas
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal dan
mengidentifikasi risiko terkait keselamatan dan Keamanan Identifikasi
risiko dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Identifikasi risiko proaktif dilakukan dengan cara proaktif mencari,
mengidentifikasi dan memetakan risiko yang berpotensi
menyebabkan kegagalan dalam operasional rumah sakit. Cara ini
dilakukan sebelum risiko tersebut muncul sebagai masalah.
Identifikasi proaktif dengan cara mengobservasi proses kerja yang
ada dipelayanan maupun hasil studi banding dengan rumah sakit lain.
b. Identifikasi risiko reaktif dilakukan setelah risiko muncul dalam
bentuk insiden K3. Identifikasi reaktif dilakukan sesuai dengan proses
tindak lanjut pelaporan insiden Sub Komite K3.
Hasil identifikasi risiko yang didapatkan diolah kembali
menggunakan formulir HIRAC untuk dilakukan proses analisis dan
penilaian.
2. Analisis dan penilaian risiko
Analisis risiko merupakan program untuk memahami sifat risiko dan
menentukan peringkat risikonya.Risiko yang telah teridentifikasi
dianalisis menggunakan penilaian AS/NZS 4360:2004 untuk menilai
seberapa besar risiko serta dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut.
3. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko merupakan proses membandingkan antara hasil
analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko
dapat diterima. Setelah risiko dianalisis, maka dilakukan evaluasi apakah
rumah sakit telah melakukan upaya-upaya untuk mencegah, atau
menghadapi risiko tersebut. Setelah dilakukan penilaian kelompok akan

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 15


mengurutkan risiko mulai dari risiko yang paling tinggi skornya hingga
risiko yang paling rendah.
4. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan untuk menurunkan tingkat risiko pada
titik yang mendekati aman. Adapun hirarki pengendalian risiko yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Eliminasi dengan cara menghilangkan sumber bahaya yang
menimbulkan risiko.
b. Subtitusi dengan cara mengganti sumber bahaya penyebab risiko
dengan alat atau proses kerja yang lebih aman.
c. Kontrol Teknik dengan cara memodifikasi dan merancang ulang alat
yang berisiko menimbulkan bahaya menjadi lebih aman.
d. Administratif dengan cara menerapkan prosedur dan menempel
rambu-rambu untuk mengingkatkan.
e. Alat Pelindung Diri (APD) dengan cara menggunakan APD untuk
mengurangi terjadinya bahaya yang menyebabkan risiko.
Setiap risiko dilengkapi dengan upaya pengendalian dan
penannganannya yang di monitoring oleh Sub Komite K3 Rumah Sakit,
dengan demikian setiap risiko yang terdapat di rumah sakit, khususnya
risiko-risiko yang memerlukan tindakan pengendalian dapat dikelola
dengan baik dan dimonitoring perkembangannya.
H. Penanganan kedaruratan dan bencana
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal dan
mengidentifikasi risiko terkait keselamatan dan Keamanan Identifikasi
risiko dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Identifikasi risiko proaktif dilakukan dengan cara proaktif mencari,
mengidentifikasi dan memetakan risiko yang berpotensi
menyebabkan kegagalan dalam operasional rumah sakit. Cara ini
dilakukan sebelum risiko tersebut muncul sebagai masalah.
Identifikasi proaktif dengan cara mengobservasi proses kerja yang
ada dipelayanan maupun hasil studi banding dengan rumah sakit lain.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 16


b. Identifikasi risiko reaktif dilakukan setelah risiko muncul dalam
bentuk insiden K3. Identifikasi reaktif dilakukan sesuai dengan proses
tindak lanjut pelaporan insiden Sub Komite K3.
Hasil identifikasi risiko yang didapatkan diolah kembali
menggunakan formulir HIRAC untuk dilakukan proses analisis dan
penilaian.
2. Analisis dan penilaian risiko
Analisis risiko merupakan program untuk memahami sifat risiko dan
menentukan peringkat risikonya.Risiko yang telah teridentifikasi
dianalisis menggunakan penilaian AS/NZS 4360:2004 untuk menilai
seberapa besar risiko serta dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut.
3. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko merupakan proses membandingkan antara hasil
analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko
dapat diterima. Setelah risiko dianalisis, maka dilakukan evaluasi apakah
rumah sakit telah melakukan upaya-upaya untuk mencegah, atau
menghadapi risiko tersebut. Setelah dilakukan penilaian kelompok akan
mengurutkan risiko mulai dari risiko yang paling tinggi skornya hingga
risiko yang paling rendah.
4. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan untuk menurunkan tingkat risiko pada
titik yang mendekati aman. Adapun hirarki pengendalian risiko yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Eliminasi dengan cara menghilangkan sumber bahaya yang
menimbulkan risiko.
b. Subtitusi dengan cara mengganti sumber bahaya penyebab risiko
dengan alat atau proses kerja yang lebih aman.
c. Kontrol Teknik dengan cara memodifikasi dan merancang ulang alat
yang berisiko menimbulkan bahaya menjadi lebih aman.
d. Administratif dengan cara menerapkan prosedur dan menempel
rambu-rambu untuk mengingkatkan.
e. Alat Pelindung Diri (APD) dengan cara menggunakan APD untuk
mengurangi terjadinya bahaya yang menyebabkan risiko.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 17


Setiap risiko dilengkapi dengan upaya pengendalian dan
penannganannya yang di monitoring oleh Sub Komite K3 Rumah Sakit,
dengan demikian setiap risiko yang terdapat di rumah sakit, khususnya
risiko-risiko yang memerlukan tindakan pengendalian dapat dikelola
dengan baik dan dimonitoring perkembangannya.
I. Kontruksi dan renovasi
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal dan
mengidentifikasi risiko terkait keselamatan dan Keamanan Identifikasi
risiko dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Identifikasi risiko proaktif dilakukan dengan cara proaktif mencari,
mengidentifikasi dan memetakan risiko yang berpotensi
menyebabkan kegagalan dalam operasional rumah sakit. Cara ini
dilakukan sebelum risiko tersebut muncul sebagai masalah.
Identifikasi proaktif dengan cara mengobservasi proses kerja yang
ada dipelayanan maupun hasil studi banding dengan rumah sakit lain.
b. Identifikasi risiko reaktif dilakukan setelah risiko muncul dalam
bentuk insiden K3. Identifikasi reaktif dilakukan sesuai dengan proses
tindak lanjut pelaporan insiden Sub Komite K3.
Hasil identifikasi risiko yang didapatkan diolah kembali
menggunakan formulir HIRAC untuk dilakukan proses analisis dan
penilaian.
2. Analisis dan penilaian risiko
Analisis risiko merupakan program untuk memahami sifat risiko dan
menentukan peringkat risikonya.Risiko yang telah teridentifikasi
dianalisis menggunakan penilaian AS/NZS 4360:2004 untuk menilai
seberapa besar risiko serta dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut.
3. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko merupakan proses membandingkan antara hasil
analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko
dapat diterima. Setelah risiko dianalisis, maka dilakukan evaluasi apakah
rumah sakit telah melakukan upaya-upaya untuk mencegah, atau
menghadapi risiko tersebut. Setelah dilakukan penilaian kelompok akan

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 18


mengurutkan risiko mulai dari risiko yang paling tinggi skornya hingga
risiko yang paling rendah.
4. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan untuk menurunkan tingkat risiko pada
titik yang mendekati aman. Adapun hirarki pengendalian risiko yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Eliminasi dengan cara menghilangkan sumber bahaya yang
menimbulkan risiko.
b. Subtitusi dengan cara mengganti sumber bahaya penyebab risiko
dengan alat atau proses kerja yang lebih aman.
c. Kontrol Teknik dengan cara memodifikasi dan merancang ulang alat
yang berisiko menimbulkan bahaya menjadi lebih aman.
d. Administratif dengan cara menerapkan prosedur dan menempel
rambu-rambu untuk mengingkatkan.
e. Alat Pelindung Diri (APD) dengan cara menggunakan APD untuk
mengurangi terjadinya bahaya yang menyebabkan risiko.
Setiap risiko dilengkapi dengan upaya pengendalian dan
penannganannya yang di monitoring oleh Sub Komite K3 Rumah Sakit,
dengan demikian setiap risiko yang terdapat di rumah sakit, khususnya
risiko-risiko yang memerlukan tindakan pengendalian dapat dikelola
dengan baik dan dimonitoring perkembangannya.
J. Pelatihan
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko adalah proses menemukan, mengenal dan
mengidentifikasi risiko terkait keselamatan dan Keamanan Identifikasi
risiko dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Identifikasi risiko proaktif dilakukan dengan cara proaktif mencari,
mengidentifikasi dan memetakan risiko yang berpotensi
menyebabkan kegagalan dalam operasional rumah sakit. Cara ini
dilakukan sebelum risiko tersebut muncul sebagai masalah.
Identifikasi proaktif dengan cara mengobservasi proses kerja yang
ada dipelayanan maupun hasil studi banding dengan rumah sakit lain.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 19


b. Identifikasi risiko reaktif dilakukan setelah risiko muncul dalam
bentuk insiden K3. Identifikasi reaktif dilakukan sesuai dengan proses
tindak lanjut pelaporan insiden Sub Komite K3.
Hasil identifikasi risiko yang didapatkan diolah kembali
menggunakan formulir HIRAC untuk dilakukan proses analisis dan
penilaian.
2. Analisis dan penilaian risiko
Analisis risiko merupakan program untuk memahami sifat risiko dan
menentukan peringkat risikonya.Risiko yang telah teridentifikasi
dianalisis menggunakan penilaian AS/NZS 4360:2004 untuk menilai
seberapa besar risiko serta dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut.
3. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko merupakan proses membandingkan antara hasil
analisa risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko
dapat diterima. Setelah risiko dianalisis, maka dilakukan evaluasi apakah
rumah sakit telah melakukan upaya-upaya untuk mencegah, atau
menghadapi risiko tersebut. Setelah dilakukan penilaian kelompok akan
mengurutkan risiko mulai dari risiko yang paling tinggi skornya hingga
risiko yang paling rendah.
4. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan untuk menurunkan tingkat risiko pada
titik yang mendekati aman. Adapun hirarki pengendalian risiko yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Eliminasi dengan cara menghilangkan sumber bahaya yang
menimbulkan risiko.
b. Subtitusi dengan cara mengganti sumber bahaya penyebab risiko
dengan alat atau proses kerja yang lebih aman.
c. Kontrol Teknik dengan cara memodifikasi dan merancang ulang alat
yang berisiko menimbulkan bahaya menjadi lebih aman.
d. Administratif dengan cara menerapkan prosedur dan menempel
rambu-rambu untuk mengingkatkan.
e. Alat Pelindung Diri (APD) dengan cara menggunakan APD untuk
mengurangi terjadinya bahaya yang menyebabkan risiko.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 20


Setiap risiko dilengkapi dengan upaya pengendalian dan
penannganannya yang di monitoring oleh Sub Komite K3 Rumah Sakit,
dengan demikian setiap risiko yang terdapat di rumah sakit, khususnya
risiko-risiko yang memerlukan tindakan pengendalian dapat dikelola
dengan baik dan dimonitoring perkembangannya.
5. Cara Melaksanakan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan program manajemen risiko lebih lanjut akan dijelaskan
dalam masing – masing dari program berikut ini :
1) Kepemimpinan dan perencanaan
Rumah sakit mematuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan bangunan, prasarana dan peralatan medis serta
pimpinan Rumah Sakit melakukan perencanaan anggaran untuk memenuhi
persyaratan perundang-undangan. Kegiatannya meliputi :
a. Memiliki perizinan berusaha yang masih berlaku dan tergistrasi di Kementerian
kesehatan.
b. Memiliki izin Pengelolaan Limbah Cair (IPLC) yang masih berlaku.
c. Memiliki kerja sama dengan pihak ketiga yang mempunyai izin sebagai
pengolah dan/atau sebagi transporter limbah B3 yang masih berlaku atau izin
alat pengolah limbah B3 (Insenerator, Autoclave, Microwave).
d. Membentuk komite/Tim K3.
e. Membentuk struktur bagian umum/ Kepala IPSRS.
f. Membuat Regulasi tentang perencanaan kerja dan Anggaran.
2) Keselamatan dan keamanan
Rumah sakit perlu mempunyai regulasi dan program pengelolaan keselamatan
dan keamanan fasilitas dan lingkungan yang kegiatan nya meliputi :
a. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif dan proaktif untuk
mengidentifikasi :
- Bangunan, ruangan/area, peralatan, perabotan & fasilitas lainnya yang
berpotensi. Menimbulkan cedera.
- Area yang berisiko keamanan terjadinya bahaya kehilangan, kerusakan ata
pengrusakan, agngguan, tindak kekerasan, askes atau pengunaan oleh
orang yang tidak berwenang.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 21


b. Melakukan pemeriksaan faslitas secara berkala dan terdokumentasi agar rumah
sakit dapat melakukan perbaikan dan menyediakan anggaran untuk melakukan
perbaikan.
c. Melakukan asesmen risiko pra kontruksi setiap ada kontruksi,renovasi atau
penghancuran banguan.
d. Merencanakan dan melakukan pencegahan dengan menyediakan fasilitas
pendukung yang aman.
e. Menciptakan lingkungan yang aman dengan pengunaan kartu identitas oleh
seluruh staf dan semua individu yang berkerja di rumah sakit serta pemberian
identitas pada pasien rawat inap, penunggu pasien, tenan lahan, pengunjung
diluar jamberkunjung.
f. Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan atau pengrusakan
barang milik pribadi dan tindak kekerasan
g. Melakukan monitoring melalui pemasangan cctv yang di panatau di ruang
security pada daerah terbatas seperti : Ruang bayi, Kamar operasi, Ruang al-
jabar dan Ruang ranap.
h. Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan, setiap tangga ada penanganannya, lantai tidak licin, pintu kamar
menghadap keluar, shower dikamar mandi tidak boleh menggunakan selang.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 22


Adapun Kegiatannya meliputi :

No. Nama Kegiatan Frekuensi Pelaksana Target


1 Penetapan Rambu / tanda khusus / Sesuai Komite Seluruh karyawan (secara bergelombang)
jalur evakuasi kebutuhan K3
2 Penambahan CCTV pada area-area Sesuai Komite
yang beresiko terjadinya ancaman kebutuhan K3
keamanan Gudang Farmasi, Perina
3 Pemeriksaan dan pemeliharaan Per 1 bulan Komite
CCTV K3
Seluruh Ruangan
4 Menggalakan kembali pemakaian Per 1 Tahun Komite
tanda pengenal (badge) untuk tamu K3
dan pengunjung pasien rawat inap Seluruh Ruangan
5 Melakukan data ulang mengenai Per 3 bulan Komite
kebutuhan keselamatan pasien K3
Seluruh Ruangan
6 Pemeliharaan rol hole pada Per 1 bulan Komite
ram/jalan miring K3
RAM
7 Melakukan monitoring dan evaluasi jika ada Komite
Renovasi dan Pembangunan Gedung renovasi K3
di Rumah Sakit Bangunan yang dibangun/ Renovasi
8 Melakukan Inspeksi area kerja di Per 1 bulan Komite
rumah sakit K3
Seluruh Area RS
9 Pembatasan akses masuk dengan Per 3 bulan Komite
finger print pada area-area yang K3
beresiko terjadinya ancaman Gudan Farmasi, RM, Perina, Satelit
keamanan Farmasi
10 Pelaporan Data Jika Terjadi Komite
Insiden/Kejadian/Kecelakaan insiden K3
Seluruh Ruangan
11 Komite Komite K3
Laporan Pengawasan Program Per 6 Bulan
K3

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 23


3) Pengelolaan bahan dan limbah berbahaya dan beracun (B3)
Rumah sakit memiliki regulasi tentang inventarisasi, penanganan, penyimpanan
dan pengunaan serta pengendalian/pengawasan bahan berbahaya dan beracun
(B3) dan limbahnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Rumah sakit
mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan berbahaya dan beracun
dan limbahnya dengan katagori sebagai beruikut :
a. Infeksius
b. Patologi anatomi
c. Farmasi
d. Bahan Kimia
e. Logam Berat
f. Kontainer Bertekanan
g. Benda Tajam
h. Genotoksik/sitotoksisk
i. Radioaktif
Dalam melakukan identifikasi dan inventaris B3 dan limbahnya di Rumah Sakit
Pinna Bekasi agar mengacu kepada katagori B3 dan limbahnya dari WHO.
Rumah sakit Pinna Bekasi diharapkan melakukan identifikasi area/unit mana saja
yang menyimpan B3 dan limbahnya. Kemudian Rumah sakit Pinna Bekasi
mengiventarisasi meliputi lokasi, jenis dan jumlah B3 dan penyimpanan
limbahnya.
Daftar Inventarisasi ini selalu mutakhir sesuai dengan perubahan yang terjadi
ditempat penyimpanan Rumah sakit mempunyai regulasi yang mengantur :
a. Data inventarisasi B3 dan limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, dan lokasi.
b. Penanganan, Penyimpanan, dan Pengunanaan B3 dan limbahnya.
c. Pengunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur pengunaan, prosedur bila
terjadi tumpahan, atau paparan.
d. Pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada B3 dan limbahnya.
e. Pelaporan investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar 0) dan insiden.
f. Dokumentasi, terma dengan suk izin, linsensi, atau persyaratan lainnya
g. Pengadaan atau pembeliaan B3, pemasok wajib melampirkan material safety
data atau lembar data pengaman (MSDS)

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 24


Rumah sakit mempunyai sistem penyimpanana dan pengolahan limbah bahan
beyabahaya dan beracun cair dan padat yang benar sesui dengan peraturan
perundang-undangan.
Penyimpanan limbah B3 dapat dilakukan secara baik dan benar apabila limbah
B3 telah dilakukan pemilahan yang baik dan benar, termasuk memasukkan
limbah B3 kedalam wadah atau kemasan yang sesuai, dilekati symbol dan label
imbah B3. Untuk penyimpanan limbah B3, rumah sakit agar memenuhi
persyaratan fasilitas penyimpanan limbah B3 sebagai berikut :
1. Lantai kedap, berlantai beton atau semen dengan sistem drainase yang baik,
mudah dibersihkan dan dilakukan disinfeksi.
2. Tersedia sumber air atau kran air dan sabun untuk pembersihan tangan.
3. Mudah diakses untuk penyimpanan limbah
4. Dapat kunci untuk menghindari akses oleh pihak yang tidak
berkepentingan.
5. Mudah diakses oleh kendaraan yang akan mengumpulkan atau mengangkut
limbah.
6. Terlindungi dari sir matahari, hujan, angina kencang, banjir, dan factor lain
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau bencana kerja.
7. Tidak dapat diakses oleh hewan, serangga, dan burung
8. Dilengkapi dengan ventilasi dan pencahyaan yang baik dan memadai
9. Berjarak jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan makanan
10. Peralatan pembersihan, alat pelindung diri/APD antara lain masker, sarung
tangan, penutup kepala, google, sepatu boot, pakaian pelindung dan wadah
atau kantong limbah harus diletakkan sedekat mungkin dengna lokasi
fasilitas penyimpanan.
11. Dinding, lantai, dan langit-langit fasilitas penyimpanan senantiasa dalam
keadaan bersih, termasuk pembersihan lantai setiap hati.
Pengaturan pengelolaan libah B3 meliputi tahapan :
a. Pemilahan limbah B3.
b. Penyimpanan limbah B3
c. Pengangkutan limbah B3
d. Pengolahan limbah B3
e. Penguburan limbah B3
f. Penimbunan limbah B3

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 25


Pengolahan limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan atau
menghilangkan sifat bahaya atau racun. Dalam pelaksanaannya, pengelolahan
limbah B3 dari fasilitas pelayanan kesehatan dapat dilakukan pengolahan secara
termal atau nontermal.Untuk limbah berwuju cair dapat dilakukan di instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) dari fasilitas pelayanan kesehatan.Sedangkan
tujuan pengolahan limbah medis adalah mengubah karakteristik biologis dan ata
kimia limbah sehingga potensi bahayanya terhadap manusia berkurang atau tidak
ada. Adapun Kegiatan Meliputi :
No. Nama Kegiatan Frekuensi Pelaksana Target
Perencanaan
1 a. Pembuatan zooning B3 Per tahun Kesling Kesling
2 kali
b. Perencanaan pengadaan B3 Kesling
seminggu Kesling
Pengadaan
2 a. Kontrak kerjasama pihak ketiga Per tahun Kesling Pengadaan
2 kali
b. Pengadaan B3 oleh pihak ketiga Kesling
seminggu Legal
Penyimpanan
3 a. Perbaikan tempat penyimpanan Per triwulan Kesling Seluruh Ruangan
b. Penggantian label Per triwulan Kesling Seluruh Ruangan
Penanggulangan kontaminasi
4 a. Inventarisasi MSDS Per semester Kesling Seluruh Ruangan
b. Distribusi MSDS Per semester Kesling Seluruh Ruangan
Penyediaan APD pada setiap unit Seluruh
5 Per triwulan
yang memiliki B3 Ruangan Seluruh Ruangan
Sosialisasi mengenai prosedur
6 penyimpanan dan pengelolaan B3 ke Per triwulan Kesling
semua unit Seluruh Ruangan
Monitoring penyimpanan B3 di
7 Per semester
semua unit Seluruh Ruangan
Pelaporan Data Jika Terjadi Komite K3
8
Insiden/Kejadian/Kecelakaan insiden Seluruh Ruangan
9 Laporan Pengawasan Program Per semester Komite K3 Komite K3

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 26


4) Proteksi Kebakaran (Fire safety)
Rumah sakit merencanakan dan menerapkan suatu program untuk
pencegahandan penanggulangan bahaya kebakaran dan penyediaan sarana
evakuasi yang aman dari fasilitas sebagai respons terhadap kebakaran darurt
lainnya.
Rumah sakit harus waspada terhadap keselamatan kebakaran karena kebakaran
adalah risiko yang selalu bias terjadi di rumah sakit. Dengan demikian, setiap
rumah sakit perlu merenanakan bagaimna agar penghuni rumah sakit aman
apabila terjadi terjadi kebakaran termasuk bahaya asap. Rumah sakit perlu
melakukan assesmen terus menerus untuk memenuhi regulasi keamanan
kebakaran sehingga secara efektif dapat mengidentifikasi risiko dan
meminimalisir risiko. Adapun Kegiatan meliputi :
No. Nama Kegiatan Frekuensi Pelaksana Target
Melakukan pemeliharaan Sesuai
1 IPSRS Seluruh Area Rumah Sakit
APAR Secara berkala kebutuhan
Monitoring pemasangan
2 IPSRS Seluruh Area Rumah Sakit
larangan merokok Per 1 Bulan
Pemeliharaan Hidran secara
3 IPSRS Hidran
rutin Per 1 Bulan
Komite
Melakukan sosialisasi K3 Seluruh Karyawan, Pengujung,
4 mengenai pencegahan, Suplier, Pekerja Kontrak,
pengendalian kebakaran Tenant, Peserta Didik
Per 1 Bulan
Komite
Melakukan simulasi kebakaran Seluruh Karyawan, Pengujung,
K3
5 dan keadaan darurat bencana Suplier, Pekerja Kontrak,
DIKLAT
secaraberkesinambungan Tenant, Peserta Didik
Per 1 Tahun
Pelaporan Data Jika Terjadi Komite
6 K3
Insiden/Kejadian/Kecelakaan insiden Seluruh Ruangan
Per 6 Bulan Komite Komite K3
7 Laporan Pengawasan Program
K3

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 27


5) Peralatan medis
Rumah sakit merencanakann dan mengimplementasikan program untuk
pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan peralatan medis dan dokumentasikan
lainnya. Staf yang berkompeten melaksananakan kegiatan, peralatan diperiksa dan
di uji fungsi sejak masih baru dan seterusnyasesuai umur, pengunaan peralatan
tersebut atau sesuai ketentuan pabrik. Pemeriksaan, hasil uji fungsi dan setiap kali
tindakan pemeliharaan didokumentasikan. Hasil ini membantu memastikan
kelangsungan proses pemeliharaan dan memabntu bila menyusun rencana biaya
untuk pergantian, perbaikan, peningkatan dan perubahan lainnya. Adapun
Kegiatannya meliputi :
No. Nama Kegiatan Frekuensi Pelaksana Target
1 Melakukan Kalibrasi alat secara Per 1 bulan Seluruh Ruangan
ATEM
2 Berkala/ uji fungsi Per 1 bulan Seluruh Ruangan
3 Membuat dan menerapkan SPO Per 1 Tahun Seluruh Ruangan
Pelatihan bagi tenaga medis yang Kondisional Komite K3
Seluruh Ruangan
4 mendapatkan alat baru
Per 1 bulan
Melakukan inventaris pearlatan medis ATEM Seluruh Ruangan
5
Pelatihan pengunaan dan pemeliharaan Per 1 bulan
ATEM Seluruh Ruangan
6 peraltan medis
Melakukan pemeriksaan peralatan medis Per 1 bulan
ATEM Seluruh Ruangan
7 secara teratur
Melaksanakan pemeliharaan preventif Per 1 bulan
ATEM Seluruh Ruangan
8 dan kalibrasi
9 Diklat Internal Alkes Kondisional ATEM Staf Alkes
10 Diklat External Alkes Kondisional ATEM Staf Alkes
Pelaporan Data Jika Terjadi Komite K3
11 Insiden/Kejadian/Kecelakaan insiden Seluruh Ruangan
12 Laporan Pengawasan Program Komite K3 Komite K3 Komite K3

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 28


6) Sistem Utilitas
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan program untuk memastikan semua
sistem utilitas, berfungsi efesien dan efektif yang meliputi pemeriksaan,
pemeliharaan, dan perbaikan dari sistem utilitas. Sistem utilitas sering disebut
sestem penunjang.sistem ini mencangkup jaringan listrik, air, ventilasi, dan aliran
udara, gas medic, perpipaan, uap panas, limbah, sistem komunikasi dan data (IT).
Manajemen utilitas yang baik dapat menghasilkan sistem utilitas berjalan
efektif dan mengurangi potensi risiko yang timbul. Untuk mengurangi kejadian
ini, rumah sakit harus melakukan pemeriksaan berkala, pemeliharaan preventif
dan pemeliharaan lainnya.
No. Nama Kegiatan Frekuensi Pelaksana Target
Melakukan pemantauan
secara rutin pompa sumur air, Area gas medis, pompa air dan
Per 1 Hari IPSRS
panel-panel listrik, dan panel
1 sistem gasmedis
Pemantauan penempatan gas
medis (tabung) diruangan
Per 1 Hari IPSRS Penyimpanan Gas Medis
khusus dan diberikan
2 pengaman agar tidak terjatuh
jaringan listrik, air, ventilasi, dan
Membuat daftar inventaris
aliran udara, gas medic, perpipaan,
komponen-komponen sisten Per 1 Hari PSRS
uap panas, limbah, sistem
utilitas
3 komunikasi dan data (IT)
4 Jadwal uji coba Per 1 Hari IPSRS Komite K3
Minimal 1
Pesawat telepon per- IPSRS Diseluruh ruangan
5 ruangan
Humas &
Telepon Selular 2 buah
6 MOD Humas
7 Mesin PAB X 3 unit IPSRS Ruang operator
8 Mesin Fax 1 IPSRS R. Office
9 Pesawat HT Minimal 2 Satpam Minimal 2
Sesuai Diseluruh ruangan adminstrasi &
Komputer
10 kebutuhan IT administrasi perawatan
Sesuai DIKLAT
Diklat Sistem Utilitas Diseluruh ruangan
11 kebutuhan IPSRS
Komite K3
Jika
Pelaporan Data
Terjadi
Insiden/Kejadian/Kecelakaan
insiden
12 Seluruh Ruangan
Laporan Pengawasan Per 3 Komite K3 Komite K3
13 Program Bulan

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 29


7) Penanganan Kedaruratan dan Bencana
Situasi darurat yang terjadi di masarakat, kejadian epidemi, atau becanda alam
akan melibatkan RS, seperti gempa bumi yang menghancurkan area rawat hidup
pasien atau ada epidemi flu yang akan mengahalingi staf masuk kerja, penyusunan
program harus dimulai dengan indentifikasi jenis bencana yang mungkin terjadi
di daerah mana rumah sakit berada dan dampaknya terhadap rumah sakit contoh,
angin topan [hurricane] atau tsunami kemungkinan akan terjadi di dareah dekat
laut dan tidak terjadi di daerah yang terjauh dari laut, kerusakan fasalitas atau
korban masal sebaliknya dapat terjadi dimanapun.
Melakukan indetifakasi dampak bencana sama pentingnya dengan mencatat
jenis bencana yang terjadi. Sebagai contoh, kemungkinan dampak yang dapat
terjadi di air dan tenaga listrik jika terjadi becana alam seperti gempa bumi.
Mungkin aja gempa bumi akan mengahambat anggota staf untuk meresepon
bacana, hanya karena jalan terhalang atau keluarga mereka menajdi korban gempa
bumi. Dalam situasi demikian, mungklin akan terjadi konflik kepetingan dengan
keharusan merespon kejadian bencana di rumah sakit rumah sakit juga harus
mengetahui parenan staf ini masarakat dalam situasi bencana, dan metode
kumunikasi yang harus di pakai masyarakat. Untuk merespons secara efektif,
rumah sakit perlu menyusun regulasi dan program manajemen disaster. Regulasi
dan program manajemen disaster anatara lain berisi proses :
a. Menetukan jenis, kemungkinan terjadi dan konsekusi bahaya, acaman dan
kejadian.
b. Menetukan intergritasi struktural di lingkungan pelayanan pasien yang ada
dan bila terjadi becana
c. Menetukan peran rumah sakit dalam peristiwa/kejadian tersebut.
d. Menetukan startegi kuminikasi padfa waktu kejadian
e. Mengelola sumber daya selama kejadian, termasuk tempat pelayan alternatif
pada waktu kejadian
f. Mengelola kegiatan klinis selama kejadian, termasuk temppat pelayanan
alternatif pada waktu kejadian
g. Mengindefikasi dan penetapan peran dan tanggung jawab staf selama kejadian
h. Mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab
pribadi staf dengan tannggung jawab rumah sakit untuk tetap menyiadakan
pelayanan pasien.

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 30


i. Parrtipasi rumah sakit dalam tim terkoordinasi denga sumber daya masyarakat
yang tersedia seperti dinas kesehatan setempat, polisi setempat, institusi/ unit
ambulans darurat setempat (bila ada) pemadam kebarakan, fatalitas kesehatan
lainnya.
Dalam keadaan darurat, bencana dan krisis lainnya, masyarakat harus dapat
melingdungi kehidupan dan kesejahteraan penduduk yang terkena dampaknya,
terutama dalam hitungan menit dan jam segera setelah dampak atau ketepaparan
tersebut. Kemampuan pelayanan kesehatan untuk berfungsi tanpa gangguan
dalam situasi ini adalah masalah antara hidup yaitu bahwa layanan di tempatkan
struktur rumah sakit atau fatalitas yang dapat menahan paparan atau kekuatan dari
semua jenis bahaya peralataan medis dalam keadaan baik dan terlidungi dari
kerusakan, infastuktur masyarakat dan layanan penting seperti air, listrik, dll
tersedia bagi layanan kesehatan serta petugas kesehatan dapat memberikan
bantuan medis dalam situasi aman saat dibutuhkan.
Unsur penting dari pengembanganmenuju rumah sakit yang aman adalah
pengembangan dan penerapan indeks keamanan ruamh sakit alat diagnostic cepat
dan murah untuk menilai kemungkinan bahwa rumah sakit akan beroperasi dalam
keadaan darurat dan bencana. Evaluasi tersebut menghasilkan informasi yang
berguna mengenai kekuatan dan kelemahan rumah sakit dan akan menunjukkan
tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kapastitas dari manajemen dan
keamanan kerja dalam keadaan darurat dan bencana di rumah sakit.
Untuk mengukur kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi bencana maka
rumah sakit agar melakukan penilaian diri dengan menggunakan alat rumah sakit
indek keamanan dari who tersebut. Dengan penilaian diri tersebut rumah sakit
diharapkan dapat mengetahui kekurangan yang harus dipenuhi untuk
menghadapi bencana. Adapun Kegiatan Meliputi :
No. Nama Kegiatan Frekuensi Pelaksana Target
1 Penyusunan Program Per 6 Komite K3 Seluruh karyawan (secara
Penanggulangan Bencana bulan bergelombang)

2 Jika
Pelaporan Data
Terjadi Team K3
Insiden/Kejadian/Kecelakaan
insiden Seluruh Ruangan
3 Membentuk Tim Siaga Bencana dan Per tahun Dinas
Code Red kebakaran Seluruh Ruangan

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 31


4 Melakukan pelatihan siaga bencana Per tahun
dan evakuasi DIKLAT
Seluruh karyawan
5 Melakukan simulasi keadaan darurat Per tahun Komite K3
bencana
6 Pelaporan Data Per
Insiden/Kejadian/Kecelakaan semester
Komite K3 Komite K3
7 Per
Laporan Pengawasan Program
triwulan

8) Pelatihan
Seluruh staf di Rumah Sakit Pinna Bekasi melakukan pelatihan dan memiliki
pengetahuan tentang pengelolaan fasilitas Rumah Sakit, program keselamatan dan
keamanan fasilitas secara efektif.

6. Sasaran
1) Setiap petugas RS mengetahui faktor resiko bahaya potensial di Rumah Sakit.
2) Inspeksi kepatuhan terhadap pengendalian risiko terlaksana sesuai dengan
jadwal
3) Pemantauan lingkungan berisiko terlaksan sesuai dengan jadwal
4) Audit manajemen Sub Komite K3 terlaksana sesuai dengan jadwal
5) Faktor Resiko bahaya potensial dapat dikendalikan melalui 4 tingkatan yaitu
menghilangkan bahaya, penggantian resiko, administrasi, dan penggunaan alat
pelindung diri.
6) Menurunkan angka PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan KAK (Kecelakaan Akibat
Kerja).
7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
(Terlampir)
8. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan dan pelaporan dilakukan untuk dokumentasi data agar dapat terlihat
gambaran manajemen risiko di rumah sakit.
9. Monitoring dan Evaluasi
Inspeksi kepatuhan terhadap pengendalian risiko Komite K3
Petugas Komite K3 melakukan inspeksi ke unit pelayanan terhadap implementasi
upaya pengendalian risiko Komite K3 dan kepatuhan karyawan dalam program
tersebut seperti kepatuhan penggunaan APD, ketepatan penanganan bahan berbahaya,
pemasangan prosedur kerja, ketersediaan MSDS dan rambu- rambu keselamatan.
Inspeksi dilakukan secara berkala setiap bulan sekali dan dilakukan secara bergiliran

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 32


sehingga seluruh unit yang ada terpantau dalam satu periode. Lingkungan berisiko
yang ada di RS yaitu :
1) Ruang Teknisi, Listrik, Genset, Trafo
2) Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
3) Ruang Gas Medis
4) Dapur
5) Ruang Perawatan
6) Selasar dan Taman
7) Pemantauan lingkungan dilakukan secara berkala setiap bulan sekali ke seluruh
lingkungan berisiko
8) Pemantauan lingkungan dilakukan dengan cara melihat kepatuhan petugas dalam
mengisi formulir/ lembar ceklist monitoring harian, pelaporan kerusakan dan
tindakan perbaikan.
9) Audit Sub Komite K3
a. Audit Komite K3 dilakukan setiap 6 bulan sekali terhadap implementasi
pengendalian risiko Komite K3 terhadap 6 sasaran kegiatan pokok.
b. Audit dilakukan secara mendalam untuk menilai :
1. Kepatuhan pelaksanaan pengendalian risiko RS.
2. Efektifitas program pengendalian risiko dalam mencegah terjadinya
insiden.
3. Menemukan risiko baru yang timbul agar dianalisis menggunakan teknik
HIRAC
c. Audit Komite K3 dilakukan secara mendalam berdasarkan telaah terhadap
hasil pelaporan inspeksi Komite K3, pemantauan lingkungan berisiko dan
laporan insidenKomite K3.

Bekasi,10 Januari 2022


Mengetahui,

drg.Dina Anggri S
Ketua Komite K3
Direktur Utama

Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan 2022 33


Lampiran
JADWAL KEGIATAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO FASILITAS DAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT PINNA BEKASI
TAHUN 2022
Waktu Kegiatan
No Kegiatan Lokasi Pelaksana
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
1 Penetapan Rambu / tanda Seluruh karyawan (secara Komite K3
khusus / jalur evakuasi bergelombang)
2 Penambahan CCTV pada area- Komite K3
area yang beresiko terjadinya
ancaman keamanan Gudang Farmasi, Perina
3 Pemeriksaan dan pemeliharaan Komite K3
CCTV Seluruh Ruangan
4 Menggalakan kembali pemakaian Komite K3
tanda pengenal (badge) untuk
tamu dan pengunjung pasien
rawat inap Seluruh Ruangan
5 Melakukan data ulang mengenai Komite K3
kebutuhan keselamatan pasien
Seluruh Ruangan
6 Pemeliharaan rol hole pada Komite K3
ram/jalan miring RAM
7 Melakukan monitoring dan Komite K3
evaluasi Renovasi dan
Pembangunan Gedung di Rumah
Sakit Bangunan yang dibangun/ Renovasi
8 Melakukan Inspeksi area kerja di Komite K3
rumah sakit Seluruh Area RS
Waktu Kegiatan
No Kegiatan Lokasi Pelaksana
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
9 Pembatasan akses masuk dengan Komite K3
finger print pada area-area yang
beresiko terjadinya ancaman
keamanan Gudan Farmasi, RM, Perina, Satelit Farmasi
10 Pelaporan Data Komite K3
Jika Terjadi insiden
Insiden/Kejadian/Kecelakaan
11 Laporan Pengawasan Program Seluruh Ruangan Komite K3
BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA
Perencanaan
1 a. Pembuatan zooning B3 Kesling Kesling
b. Perencanaan pengadaan
Kesling
B3 Kesling
Pengadaan
a. Kontrak kerjasama pihak
2 Kesling
ketiga Pengadaan
b. Pengadaan B3 oleh pihak
Kesling
ketiga Legal
Penyimpanan
a. Perbaikan tempat
3 Kesling
penyimpanan Seluruh Ruangan
b. Penggantian label Seluruh Ruangan Kesling
Penanggulangan kontaminasi
4 a. Inventarisasi MSDS Seluruh Ruangan Kesling
b. Distribusi MSDS Seluruh Ruangan Kesling
Pelaporan Data Komite K3
5
Insiden/Kejadian/Kecelakaan Seluruh Ruangan
Waktu Kegiatan
No Kegiatan Lokasi Pelaksana
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Sosialisasi mengenai prosedur
penyimpanan dan pengelolaan Kesling
6 B3 ke semua unit Seluruh Ruangan
Monitoring penyimpanan B3 di
semua unit Seluruh Ruangan
Penyediaan APD pada setiap Seluruh
7
unit yang memiliki B3 Seluruh Ruangan Ruangan
Laporan Pengawasan Komite K3
8
Program Seluruh Ruangan
Pelaporan Data Komite K3
9 Jika Terjadi insiden
Insiden/Kejadian/Kecelakaan
PENANGGULANGAN BENCANA
1 Penyusunan Program Seluruh karyawan (secara Komite K3
Penanggulangan Bencana bergelombang)
2 Pelaporan Data
Jika Terjadi insiden Team K3
Insiden/Kejadian/Kecelakaan
3 Membentuk Tim Siaga Bencana Per tahun Dinas
dan Code Red kebakaran
4 Melakukan pelatihan siaga Komite K3
DIKLAT
bencana dan evakuasi
5 Melakukan simulasi keadaan Komite K3
DIKLAT
darurat bencana
6 Pelaporan Data Komite K3
Jika Terjadi insiden
Insiden/Kejadian/Kecelakaan
7 Laporan Pengawasan Komite K3 Komite K3
Program
Waktu Kegiatan
No Kegiatan Lokasi Pelaksana
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

PROTEKSI KEBAKARAN
Melakukan pemeliharaan APAR Secara
1 Seluruh Area Rumah Sakit IPSRS
berkala
2 Monitoring pemasangan larangan merokok Seluruh Area Rumah Sakit IPSRS
3 Pemeliharaan Hidran secara rutin Hidran IPSRS

Melakukan sosialisasi mengenai


Seluruh Karyawan, Pengujung, Komite K3
4 Suplier, Pekerja Kontrak, Tenant,
pencegahan, pengendalian kebakaran
Peserta Didik
Melakukan simulasi kebakaran dan Seluruh Karyawan, Pengujung, Komite K3
5 keadaan darurat bencana Suplier, Pekerja Kontrak, Tenant,
secaraberkesinambungan Peserta Didik
Pelaporan Data Komite K3
6 Jika Terjadi insiden
Insiden/Kejadian/Kecelakaan
7 Laporan Pengawasan Program Komite K3 Komite K3
PERALATAN MEDIS
1 Melakukan Kalibrasi alat secara Seluruh Ruangan ATEM

2 Berkala/ uji fungsi Seluruh Ruangan


3 Membuat dan menerapkan SPO Seluruh Ruangan Komite K3
Pelatihan bagi tenaga medis yang Komite K3
Kondisional
4 mendapatkan alat baru
5 Melakukan inventaris pearlatan medis Seluruh Ruangan ATEM
Pelatihan pengunaan dan pemeliharaan
Seluruh Ruangan ATEM
6 peraltan medis
Waktu Kegiatan
No Kegiatan Lokasi Pelaksana
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Melakukan pemeriksaan peralatan


Seluruh Ruangan ATEM
7 medis secara teratur
Melaksanakan pemeliharaan
Seluruh Ruangan ATEM
8 preventif dan kalibrasi
9 Diklat Internal Alkes Staf Alkes ATEM
10 Diklat External Alkes Staf Alkes ATEM
Pelaporan Data Komite
Jika Terjadi insiden
11 Insiden/Kejadian/Kecelakaan K3
Komite
Laporan Pengawasan Program Komite K3
12 K3
SISTEM UTILITAS
Melakukan pemantauan secara
rutin pompa sumur air, panel-panel Area gas medis, pompa air dan panel IPSRS
1 listrik, dan sistem gasmedis
Pemantauan penempatan gas
medis (tabung) diruangan khusus
Penyimpanan Gas Medis IPSRS
dan diberikan pengaman agar
2 tidakterjatuh
Membuat daftar inventaris jaringan listrik, air, ventilasi, dan aliran udara,
komponen-komponen sisten gas medic, perpipaan, uap panas, limbah, PSRS
3 utilitas sistem komunikasi dan data (IT)
4 Jadwal uji coba Komite K3 IPSRS

Pesawat telepon Diseluruh ruangan IPSRS


5
Humas
dan
Telepon Selular
Petugas
6 Humas MOD
Waktu Kegiatan
No Kegiatan Lokasi Pelaksana
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
7 Mesin PAB X Ruang operator IPSRS
8 Mesin Fax R. Office IPSRS
9 Pesawat HT Minimal 2 Satpam
Diseluruh ruangan adminstrasi &
Komputer
10 administrasi perawatan IT
11 Diklat Sistem Utilitas Diseluruh ruangan DIKLAT
Pelaporan Data
Jika Terjadi insiden Komite K3
12 Insiden/Kejadian/Kecelakaan
13 Laporan Pengawasan Program Komite K3 Komite K3

Anda mungkin juga menyukai