Materi SKB Perekam Medis 2021
Materi SKB Perekam Medis 2021
Materi SKB Perekam Medis 2021
Kemampuan Khusus :
● Persiapan pelayanan rekam medis informasi kesehatan
- Meminta nomor rekam medis untuk dicatat, lalu petugas tempat
penerimaan pasien meminta rekam medis rawat jalan melalui telepon.
- Mengolah data casemix dengan menyiapkan dan menyerahkan
laporan hasil grouping dalam bentuk txt ke bagian akuntansi untuk
verifikasi internal.
- Koordinasi dengan SIRS untuk alur kegiatan pelayanan.
- Memperoleh informasi data sosial atau jati diri pasien baik melalui
metode wawancara, atau mengisi formulir oleh pihak pasien.
- Mencatat data sosial atau jati diri pasien ke dalam kartu indeks utama
pasien dan memutakhirkan KIUP apabila pasien lama berubah
datanya.
- Mendapatkan informasi data sosial atau jati diri pasien baik melalui
metode wawancara, atau mengisi formulir oleh pihak pasien yang akan
dirawat dan berkomunikasi dengan perawat ruangan untuk
menyiapkan segala sesuatunya sehubungan dengan pasien (baru)
yang akan masuk rawat.
- Membuat kartu kendali yang dibuat sebagai alat monitoring
keberadaan rekam medis yang digunakan baik ke rawat jalan
maupun ke rawat inap.
- Mencatat data pasien sesuai jenis data yang diperlukan dari buku
registrasi pendaftaran pasien rawat inap.
- Menerima rekam medis pasien pulang rawat inap.
- Membuat catatan pada buku ekspedisi penerimaan ketika menerima
rekam medis pasien selesai rawat jalan.
- Mengolah data casemix yaitu entry data demografi pasien, kode
diagnosa dan tindakan medis pasien rawat jalan dan rawat inap ke
dalam software.
- Mengolah data casemix dengan membuat grouping dalam menentukan
tarif casemix.
- Menerima kembali berkas klaim atau file txt hasil koreksi dari bagian
akuntansi rumah sakit dalam proses mengolah data casemix.
- Melakukan input ulang hasil koreksi dalam software casemix.
- Pemilahan rekam medis rawat jalan per nomor kelompok terminal digit
filing sebelum masuk ke dalam roll o’pack atau rak statis.
- Melakukan penjajaran berdasarkan sistem penyimpanan terminal
digit filing rekam medis rawat jalan dan menjaga agar penyimpanan
aman, rahasia, tidak dapat diakses oleh yang tidak berhak seperti
menjaga dari orang yang merokok dalam rak penyimpanan rekam
medis, menjaga rekam medis dari serangga, kecoa, tikus, dll.
- Menyimpan rekam medis rawat jalan inaktif yang masih mempunyai
nilai guna dengan media tertentu, misal scanning rekam medis atau
media elektronik lainnya atas instruksi dan menjaga kerahasiaannya
sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.
- Menyampaikan rekam medis ke unit terkait, baik dengan
menggendong rekam medis atau menggunakan alat distribusi.
- Melakukan kegiatan dengan memilih lalu memberi kode dan membuat
indeks diagnosa penyakit seluruh pasien rawat jalan dan rawat inap
serta dibuat dalam bentuk laporan harian sesuai dengan pedoman
yang ditentukan.
4
Kemampuan Khusus :
● Pelaksanaan meliputi :
○ Analisis kode
- Membuat analisis kode penyakit rawat jalan, gawat darurat,
dan rawat inap dengan cara mengecek kebenaran atau
ketepatan pemberian kode yaitu mencocokan kode dengan
buku kodifikasi penyakit dan tindakan (ICD).
- Mengumpulkan data secara terstruktur dan berkesinambungan
tentang pengumpulan data pengkajian (kebutuhan khusus)
proyek riset klinis.
- Mengumpulkan rekam medis untuk mengambil data audit
koding.
- Membuat daftar hasil kode yang tidak sesuai untuk dilaporkan.
○ Kategori identifikasi
- Membuat pengelompokkan data untuk katalog catatan mutu
formulir rekam medis secara komputerisasi.
- Menerima, menyeleksi dan mengarahkan pasien rawat inap
dengan pemberian informasi peraturan (general consent).
8
○ Klasifikasi
- Mengelompokkan format penggantian biaya atau klaim
diagnosa dan tindakan pasien rawat jalan dan rawat inap.
- Membuat klasifikasi format pendaftaran rawat jalan dan rawat
inap.
○ Monitoring resume
- Melakukan monitoring secara terstruktur dan
berkesinambungan tentang laporan hasil pemeriksaan
penunjang, transfer pasien, laporan anestesi, infeksi
nosokomial, resume keperawatan, resume pasien pulang.
● Perencanaan meliputi :
9
○ Identifikasi
- Menentukan koneksi antar data atau jenis data, misal field
untuk pengisian rujukan dengan pilihan akan bermakna pada
statistik.
- Menentukan format penggantian biaya atau klaim diagnosa dan
tindakan pasien rawat jalan dan rawat inap.
- Menentukan data penggantian biaya atau klaim dalam penjamin
validitas data berbagai register sebagai sumber outcome dalam
rangka rancangan modul aplikasi.
- Menentukan rancangan tampilan formulir pendaftaran rawat
jalan dan rawat inap.
- Menentukan bentuk tampilan untuk analisis mutu sistem
pengembalian rekam medis.
- Menentukan rancangan tampilan analisis kuantitatif rekam
medis secara elektronik.
- Menentukan format formulir dalam rancangan alat bantu
monitoring keakuratan koding klinis.
- Menentukan data untuk aplikasi dalam format indeks penyakit,
kode tindakan medis, indeks dokter, dan kematian.
- Menentukan bentuk tampilan isian rekam medis secara
elektronik.
- Menentukan aplikasi dalam format pembiayaan terkait dengan
register rawat jalan dan rawat inap.
○ Pengumpulan data
- Menghimpuan nama pegawai yang bertanggung jawab jaga
shift, termasuk menginventarisasi pegawai yang cuti dan libur.
Sumber :
■ PermenPANRB No 30 Tahun 2013 - Jabatan Fungsional Perekam Medis
■ PMK No 47 Tahun 2015 - Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekam
Medis
Sumber :
■ SIRS Online Kementerian Kesehatan
■ Petunjuk Teknis Sistem Informasi Rumah Sakit 2011
Keterangan
HP :Oxt
D : Pasien Keluar (H+M)
O : Rerata TT terisi dalam satu periode
A : TT yang ada dalam satu periode
t : Periode (Hari)
1 Januari 31
2 Februari 28
3 Maret 31
4 April 30
5 Mei 31
6 Juni 30
7 Juli 31
8 Agustus 31
9 September 30
10 Oktober 31
11 November 30
12 Desember 31
Sumber :
■ Bulan dan Hari dalam Setahun (Wikipedia)
Makna Parameter :
- BOR semakin tinggi nilainya berarti semakin tinggi pula penggunaan TT yang
ada untuk perawatan pasien dan semakin banyak pula pasien yang dilayani
mengakibatkan semakin sibuk dan berat beban kerja petugas kesehatan.
Akibatnya, bila pasien kurang mendapat perhatian yang dibutuhkan dan
kemungkinan infeksi nosokomial juga meningkat, yang dapat mengakibatkan
kualitas kinerja tim medis serta kepuasan dan keselamatan pasien menurun.
Disisi lain, semakin rendah BOR berarti semakin sedikit TT yang digunakan
untuk merawat pasien dibandingkan dengan TT yang telah disediakan,
dengan kata lain jumlah pasien yang sedikit ini bisa menimbulkan kesulitan
pendapatan ekonomi bagi rumah sakit.
- ALOS dari aspek medis semakin panjang lama dirawat makan menunjukkan
kinerja kualitas medis yang kurang baik karena pasien harus dirawat lebih
lama. Dari aspek ekonomis, semakin panjang lama dirawat artinya semakin
tinggi biaya yang nantinya harus dibayar oleh pasien.
- TOI semakin besar angkanya artinya semakin lama saat “menganggurnya”
TT yang tidak digunakan oleh pasien, yaitu semakin tidak produktif yang tentu
kondisi tersebut tidak menguntungkan dari segi ekonomi bagi pihak
manajemen rumah sakit. Sebaliknya semakin kecil nilainya maka semakin
singkat waktu tunggu pasien untuk menempati TT berikutnya. Hal ini bisa
sangat menguntungkan pihak manajemen rumah sakit, namun bisa juga
merugikan pihak pasien jika tidak disiapkan dengan baik, akibatnya kejadian
infeksi nosokomial mungkin bisa meningkat, beban kerja tim medis
meningkat sehingga kepuasan dan keselamatan pasien menurun.
- BTO semakin tinggi angkanya berarti setiap TT yang tersedia digunakan oleh
pasien secara bergantian, yang membuat TT tidak “menganggur” atau
produktif dan menghasilkan pemasukan. Hal ini bisa sangat menguntungkan
pihak manajemen rumah sakit, namun bisa juga merugikan pihak pasien jika
tidak disiapkan dengan baik, akibatnya kejadian infeksi nosokomial mungkin
bisa meningkat, beban kerja tim medis meningkat sehingga kepuasan dan
keselamatan pasien menurun.
Sumber :
15
1. Analisis Kuantitatif
Telaah atau review bagian tertentu dari isi rekam medis dengan maksud
menemukan kekurangan, kata kuncinya adalah kelengkapan, khususnya
dengan pendokumentasian rekam medis.
2. Analisis Kualitatif
Suatu review pengisian rekam medis yang berkaitan dengan kekonsistenan
dan ketidaklengkapan sehingga menunjukkan bukti bahwa rekam medis
tersebut tidak akurat dan tidak lengkap.
Sumber :
■ Manajemen Mutu Informasi Kesehatan III (Pendokumentasian Rekam Medis)
17
Sumber :
■ Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Rumah Sakit Dirjen Yanmed Tahun
2001
Sumber :
■ KMK No 129 Tahun 2008 - Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Keuntungan :
Laporan terorganisir berdasarkan setiap sumber pelayanan dalam suatu
bagian sehingga memudahkan untuk menentukan penilaian, pengobatan, dan
observasi pada setiap pelayanan yang dilakukan.
Kerugian :
Tidak mungkin untuk menentukan secara cepat masalah dan pengobatan
yang telah diberikan kepada pasien pada suatu waktu, karena data terkumpul
berdasarkan pelayanan yang diberikan bukan berdasarkan masalah atau
19
problem atau integrasi dari waktu berikutnya, sehingga harus ditelusuri per
tanggal pada setiap pemberi asuhan dan pelayanan.
2. Problem Oriented Medical Record (POMR)
adalah informasi dicatat dalam rekam medis menurut kelompok masalah
pasien. Jadi kunci utama dalam model ini yaitu adanya daftar masalah
(problem list). Setiap masalah diberi nomor kode khusus. Setiap laporan dan
informasi klinis yang berkaitan dengan suatu masalah akan ditempatkan pada
nomor masalah yang sama. POMR mempunyai 4 bagian :
- Database (data dasar)
- Problem list (daftar masalah)
- Initial plan (rencana awal)
- Progress notes (catatan perkembangan)
Keuntungan :
- Dokter diharapkan untuk mempertimbangkan seluruh problem pasien
dalam segala keadaan
- Catatan jelas
- Mengidentifikasikan tujuan dan metode pengobatan
- Pendidikan kesehatan (lengkapnya catatan dari dokter)
- Proses menjaga mutu lebih mudah sebab data telah tersusun
Kerugian :
- Pelatihan dan tanggung jawab tambahan bagi staf profesional dan staf
kesehatan
- Tidak banyak fasilitas pelayanan akut melaksakan POMR secara
penuh, banyak dari profesional kesehatan menggunakan SOAP dan
Progress notes
Keuntungan :
- Perkembangan pasien dapat diketahui secara cepat, oleh karena
seluruh catatan disatukan
- Mengurangi jumlah formulir dan mendorong pelayanan kesehatan
secara tim
Kerugian :
20
Sumber :
■ Manajemen Mutu Informasi Kesehatan II (Sistem dan Sub Sistem Pelayanan
RMIK)
■ Buku Materi Pokok Rekam Medis Edisi III (dr. Rano Indradi, M.Kes)
Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) atau Master Patient Index (MPI)
Indeks pasien dalam format manual dibuat dalam bentuk kartu yang disebut Kartu
Indeks Utama Pasien (KIUP). Bila telah dibuat indeks pasien dengan media
elektronik, maka lebih memudahkan penggunanya dan tidak perlu lagi dibuat kartu
secara manual. Indeks ini merupakan Kunci untuk mengetahui data identitas sosial
pasien yang digunakan dalam pelayanan kesehatan. Indeks berfungsi sebagai
referensi identitas utama pasien yang Wajib Dibuat dalam setiap bentuk pelayanan
kesehatan (rumah sakit, puskesmas, klinik, dll) dan bersifat Permanen/ Selamanya.
Pengunjung menitikberatkan pada istilah Pasien yang pertama kali datang/ baru
atau Pasien lama yang datang di rumah sakit. Sedangkan kunjungan lebih
kepada istilah kedatangan pasien di unit pelayanan kesehatan atau poliklinik.
Indeks (Tabulasi)
Daftar kata atau istilah penting yang disusun dengan tata cara atau kebijakan suatu
institusi penyelenggara kesehatan baik secara manual maupun elektronik.
Tujuan
Memudahkan dalam pencarian kembali kata atau istilah tersebut
Jenis Indeks
1. Indeks Pasien
Pengertian : tabulasi kartu katalog yang berisi nama semua pasien yang
pernah berobat di rumah sakit
Kegunaan : untuk kunci menemukan rekam medis seorang penderita
Cara simpan : disusun alfabetik seperti susunan kata dalam kamus
2. Indeks Penyakit
Pengertian : tabulasi yang berisi kode penyakit pasien yang berobat di
rumah sakit atau suatu susunan ringkasan daftar data jenis
penyakit dan keadaan sakit berdasarkan suatu sistem
klasifikasi atau kode penomoran sebagai sarana komunikasi
Kegunaan :
- untuk mengambil berkas rekam medis tertentu, guna keperluan :
⁻ mempelajari kasus-kasus terdahulu dari suatu penyakit untuk
memperoleh pengertian tentang penanggulangan terhadap
penyakit-penyakit atau masalah-masalah kesehatan
22
4. Indeks Dokter
Pengertian : tabulasi data yang berisi nama dokter yang memberi
pelayanan medis kepada pasien
Kegunaan : untuk menilai kinerja dokter dan bukti pengadilan
Cara simpan : disusun alfabetik berdasarkan kode dokter atau nama dokter
5. Indeks Kematian
Pengertian : tabulasi yang berisi tentang sebab kematian penyakit tertentu
sebagai hasil pelayanan di rumah sakit
Kegunaan :
- statistik menilai mutu pelayanan dasar
- menambah dan meningkatkan peralatan atau tenaga
- menelusuri nomor rekam medis dan nama pasien dengan sebab
kematian yang sama, misalnya untuk audit medis
23
Sumber :
■ Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Revisi II Tahun 2006
(Dirjen Yanmed, Depkes RI)
Perubahan dari Sistem Angka Tengah (MDF) ke Sistem Angka Akhir (TDF)
Kunci penjajarannya terletak pada Section Primer-nya
Contoh : Tracer
Kartu Kendali
adalah kertas kecil untuk mencatat data yang tidak lengkap kemudian ditempelkan
pada halaman depan folder atau sampul rekam medis. Isi datanya meliputi :
- Tanggal diterimanya rekam medis
- Nomor rekam medis
25
- Nama pasien
- Umur atau tanggal lahir pasien
- Alamat pasien
- Tanggal MRS dan KRS
- Lama dirawat
- Keadaan keluar pasien
- Diagnosis utama
- Diagnosis sekunder
- Tindakan medis atau operasi
- Sebab kematian
- Dokter yang merawat
- Ruang atau bangsal perawatan
- Kelas perawatan
- Jenis pembayaran pasien
- dll
Sumber :
■ Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Revisi II Tahun 2006
(Dirjen Yanmed, Depkes RI)
■ Manajemen Mutu Informasi Kesehatan II (Sistem dan Sub Sistem Pelayanan
RMIK)
■ Buku Materi Pokok Rekam Medis Edisi III (dr. Rano Indradi, M.Kes)
■ Prosedur DOREMI di Puskesmas Pucanganak Kabupaten Trenggalek
Retensi
adalah sistem yang mengatur jangka waktu penyimpanan berkas rekam medis
(bukan sistem yang mengatur tata cara pemusnahan rekam medis). Cek di Google
Translate apa itu arti “Retention” pasti diperoleh arti Penyimpanan, ingatan, daya
ingatan.
Penyusutan
adalah suatu kegiatan pengurangan berkas rekam medis dari rak penyimpanan
dengan memindahkan berkas rekam medis in-aktif dari rak aktif serta memilih dan
memilah (memisahkan) sesuai dengan tahun kunjungan.
Tujuan :
- Mengurangi jumlah berkas rekam medis yang semakin bertambah.
- Menyiapkan fasilitas yang cukup untuk tersedianya tempat penyimpanan
berkas rekam medis yang baru.
- Tetap menjaga kualitas pelayanan dengan mempercepat penyiapan rekam
medis jika sewaktu-waktu diperlukan.
26
Pemusnahan
adalah suatu proses kegiatan penghancuran secara fisik arsip rekam medis yang
telah berakhir fungsi dan nilai gunanya. Penghancuran harus dilakukan secara total
dengan cara membakar habis, mencacah atau daur ulang sehingga tidak dapat
dikenal lagi isi maupun bentuknya.
Penyimpanan
● Rumah sakit : 5 tahun
● Non rumah sakit : 2 tahun
1 K Kusta 15 15 2 2
2 K Ketergantungan Obat 15 15 2 2
3 O Orthopedi 10 10 2 2
4 J Jantung 10 10 2 2
5 J Jiwa 10 5 5 5
6 M Mata 5 10 2 2
7 P Paru 5 10 2 2
8 U Umum 5 5 2 2
Keterangan :
JRA diatas disadur dari SE Dirjen Yanmed No HK.00.06.1.5.01160 Tahun 1995 -
Petunjuk Teknis Pengadaan & Pemusnahan Formulir Rekam Medis yang kemudian
diurutkan sesuai dengan JRA terlama ke yang tersingkat, serta diberikan
Akronim atau “Jembatan Keledai” untuk memudahkan dalam mengingat.
Sumber :
■ PMK No 269 Tahun 2008 - Rekam Medis
■ SE Dirjen Yanmed No HK.00.06.1.5.01160 Tahun 1995 - Petunjuk Teknis
Pengadaan & Pemusnahan Formulir Rekam Medis
■ PP No 87 Tahun 1999 - Tata Cara Penyerahan & Pemusnahan Dokumen
Perusahaan
■ Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Revisi II Tahun 2006
(Dirjen Yanmed, Depkes RI)
■ Manajemen Unit Kerja Rekam Medis (Savitri Citra Budi, M.PH)
■ Sistem Retensi Rekam Medis (dr. Rano Indradi, M.Kes)
■ Sistem Penyusutan Rekam Medis (dr. Rano Indradi, M.Kes)
- Merakit kembali rekam medis dari rawat jalan, gawat darurat, dan
rawat inap menjadi urut atau runtut sesuai dengan kronologi penyakit
pasien yang bersangkutan
- Meneliti kelengkapan data yang seharusnya tercatat di dalam formulir
rekam medis sesuai dengan kasus penyakitnya
- Meneliti kebenaran pencatatan data rekam medis sesuai dengan kasus
penyakitnya
- Mengendalikan rekam medis yang dikembalikan ke unit pencatat data
karena isinya tidak lengkap
- Mengendalikan penggunaan nomor rekam medis
- Mendistribusikan dan mengendalikan penggunaan formulir rekam
medis
3. Filing
- Menyimpan rekam medis dengan metode tertentu sesuai dengan
kebijakan penyimpanan rekam medis
- Mengambil kembali (retrieval) rekam medis untuk berbagai keperluan
- Menyusutkan (meretensi) rekam medis sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan sarana pelayanan kesehatan
- Memisahkan penyimpanan rekam medis aktif dan in-aktif
- Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis
- Menyimpan rekam medis yang dilestarikan (diabadikan)
- Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir rekam medis
Sumber :
■ Buku Materi Pokok Rekam Medis Edisi III (dr. Rano Indradi, M.Kes)
Langkah Kerja :
1. Login ke Aplikasi VClaim
32
Sumber :
■ VClaim - User Manual
■ VClaim - Implementasi Fitur Rujukan Internal & Surat Kontrol
Tugas dan Tanggung Jawab Dokter, Koder, dan Verifikator BPJS Kesehatan :
1. Dokter
Menegakkan dan menuliskan diagnosis utama, diagnosis sekunder, dan
tindakan atau prosedur yang telah dilaksanakan serta membuat resume
medis pasien secara lengkap, jelas, dan spesifik selama pasien dirawat di
rumah sakit.
2. Koder
Melakukan kodifikasi diagnosis dan tindakan atau prosedur yang ditulis oleh
dokter yang merawat pasien sesuai dengan ICD-10 dan ICD-9 CM versi
2010. Apabila dalam melakukan pengkodean diagnosis dan tindakan atau
prosedur koder menemukan kesulitan ataupun ketidaksesuaian dengan
aturan umum pengkodean, maka koder harus melakukan klarifikasi dengan
dokter.
3. Verifikator BPJS Kesehatan
Melakukan verifikasi terhadap kelengkapan berkas klaim yang diajukan dan
kesesuaian diagnosis serta tindakan yang ditulis oleh dokter di resume medis
dengan ICD-10 dan ICD-9 CM versi 2010.
Koding
adalah kegiatan memberikan kode diagnosis utama dan diagnosis sekunder sesuai
dengan ICD-10 Versi Tahun 2021 yang diterbitkan WHO serta memberikan kode
tindakan atau prosedur sesuai dengan ICD-9 CM Versi Tahun 2010. Aturan dan
pedoman koding yang digunakan dalam INA-CBG adalah aturan koding
morbiditas. Sumber data untuk mengodekan INA-CBG berasal dari resume medis
33
yaitu data diagnosis dan tindakan atau prosedur, apabila diperlukan dapat dilihat
dalam berkas rekam medis. Ketepatan koding diagnosis dan tindakan atau prosedur
sangat berpengaruh terhadap hasil grouper dalam aplikasi INA-CBG.
Diagnosis Utama
adalah diagnosis yang ditegakkan oleh dokter pada akhir episode perawatan yang
menyebabkan pasien mendapatkan perawatan atau pemeriksaan lebih lanjut.
Diagnosis Sekunder
adalah diagnosis yang menyertai diagnosis utama pada saat pasien masuk atau
terjadi selama episode perawatan. Diagnosis sekunder merupakan komorbiditas
atau komplikasi.
Komorbiditas
adalah penyakit yang menyertai diagnosis utama atau kondisi yang sudah ada
sebelum pasien masuk perawatan dan membutuhkan pelayanan kesehatan atau
tata laksana setelah masuk maupun selama perawatan.
Komplikasi
adalah penyakit yang timbul dalam masa perawatan dan memerlukan pelayanan
tambahan yang mendapatkan tata laksana sewaktu episode pelayanan, baik yang
disebabkan oleh kondisi yang ada atau muncul akibat dari pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada pasien.
Severity Level
34
Sumber :
■ PMK No 26 Tahun 2021 - Pedoman Indonesian Case Base Groups
(INA-CBG) Dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional
Aplikasi INA-CBG
merupakan aplikasi yang digunakan dalam program JKN yang dimulai pada 1
Januari 2014. Aplikasi ini sebelumnya juga telah digunakan dalam program yang
dicanangkan oleh pemerintah seperti Jamkesmas pada tahun 2010 dengan versi
sebelumnya. Aplikasi INA-CBG pertama kali dikembangkan dengan versi 1.5 yang
berkembang sampai dengan saat ini menjadi versi 5 dengan pengembangan pada
beberapa hal diantaranya :
- Interface
- Fitur
- Grouper
- Penambahan variabel
- Tarif INA-CBG
- Modul protokol integrasi dengan SIMRS serta BPJS
- Rancang bangun pengumpulan data dari rumah sakit menuju Data Center
Kemenkes RI
Petunjuk Teknis Selengkapnya bisa diperoleh pada sumber Materi di bawah ini
:
Sumber :
■ EKlaim - Petunjuk Teknis Aplikasi INA-CBG
Ketentuan koding dalam pengajuan klaim pelayanan COVID-19 yang dimulai dirawat
sejak tanggal 1 Oktober 2021 sebagai berikut :
36
Contoh :
Suspek/ Probable Konfirmasi
Sumber :
■ KMK No HK.01.07/ Menkes/ 5673 Tahun 2021 - Petunjuk Teknis Klaim
Penggantian Biaya Pelayanan Pasien COVID-19
Tujuan
● Memudahkan pencatatan data mortalitas dan morbiditas, analisis, interpretasi
dan perbandingan sistematis data antar wilayah dan jangka waktu
37
ICD-10
● Volume 1 : Tabular List (Daftar Tabel)
● Volume 2 : Instruction Manual (Petunjuk Penggunaan)
● Volume 3 : Alphabetical Index (Indeks Alfabetik)
⁻ Section I Alphabetical Index to Disease and Nature of Injury
⁻ Section II External Cause of Injury
⁻ Section III Table of Drugs and Chemical
Keterangan
● Neoplasm
Pertumbuhan abnormal yang mungkin terjadi di berbagai tubuh
● Primary
Neoplasma berasal atau tumbuh pertama kali
● Secondary
Kondisi dimana tumor primer telah menyebar, baik dengan cara metastasis,
keluar direct ke organ sebelahnya atau invasi ke dalam sistem limfatik
● In Situ
Sel ganas belum menyebar ke luar struktur membran dasar neoplasma
● Benign
Kondisi dimana neoplasma atau tumor tidak menyebar atau invasif ke lokasi
lain (Jinak)
● Uncertain or Unknown Behaviour
Jika dokter atau patologis belum dapat menentukan perangai neoplasma
Blok Kategori
BAB dibagi atas Blok Kategori Tiga Karakter yang homogen
Kode “U”
39
Digunakan sebagai tempat sementara penyakit baru yang penyebabnya tidak jelas.
Bisa dipergunakan untuk riset
1 HT + CHF I11.-
2 HT + CKD I12.-
5 DM + Ulkus E11.5
10 DM + Koma E11.0
Sumber :
■ ICD-10 Online WHO
■ Kode Kombinasi ICD-10
● Judul blok
● Mengurung Dagger (†) dan Asterisk (*)
6. Square Brackets [ ] atau Kurung Kotak
● Mengurung sinonim, kata alternatif atau frase penjelasan
● Merujuk pada catatan sebelumnya
● Rujukan sub-divisi empat karakter yang telah disebutkan sebelumnya
7. Colon : atau Titik Dua
Digunakan untuk urutan istilah inklusi dan eksklusi pada kata yang
mendahuluinya dan bukan merupakan istilah lengkap untuk rubrik tersebut
8. Brace { } atau Kurung Kurawal
Digunakan untuk menunjukkan bahwa kata yang mendahului atau
mengikutinya bukan istilah yang lengkap. Setiap Brace (Kurung Kurawal)
harus dilengkapi oleh istilah yang mengikutinya
9. Point Dash .- atau Titik Strip
Menunjukkan bahwa ada karakter ke-empat yang harus dicari di dalam
kategori yang sesuai. Konvensi ini digunakan pada tabulasi dan pada indeks
10. NOS (Not Otherwise Specified)
Tidak dijelaskan atau tidak memenuhi syarat. Dalam terminologi medis bentuk
yang paling umum dari suatu kondisi lebih dikenal dengan nama kondisi itu
sendiri, sedangkan yang memenuhi syarat justru jenis yang kurang umum
11. NEC (Not Elsewhere Classified)
Tidak diklasifikasikan di tempat lain. Sebagai peringatan bahwa varian
tertentu dari kondisi yang ada di dalam daftar bisa muncul di bagian lain
12. And atau Dan
Berarti “Dan/ Atau”
13. Cross References (See, See Also)
Rujukan silang digunakan untuk menghindarkan duplikasi yang tidak perlu
pada istilah di dalam indeks alfabet. “See” meminta pengkode untuk merujuk
ke istilah lain, “See Also” mengarahkan pengkode untuk merujuk ke tempat
lain di dalam indeks kalau pernyataan yang sedang dikode berisi informasi
lain yang tidak ter-indentasi di bawah istilah tersebut berada
4. Baca semua term yang dikurung oleh parenthese setelah lead-term (modifier
ini tidak mempengaruhi nomor kode), disamping semua istilah yang
ber-indentasi dibawah lead-term (modifier ini bisa mempengaruhi nomor
kode), sampai semua kata di dalam diagnosis telah diperhatikan.
5. Ikuti dengan hati-hati setiap rujukan silang “see” dan “see also” di dalam
Indeks.
6. Rujuk daftar tabulasi (Volume I) untuk memastikan nomor kode yang dipilih.
Perhatikan bahwa sebuah kode 3-karakter di dalam Indeks dengan dash (-)
pada posisi ke-4 berarti bahwa sebuah karakter ke-4 terdapat pada Volume
1. Subdivisi lebih lanjut yang digunakan pada posisi karakter tambahan tidak
diindeks, kalau ini digunakan, ia harus dicari pada Volume 1.
7. Pedomani setiap term includes dan excludes di bawah kode yang dipilih,
atau di bawah judul BAB, Blok, atau Kategori.
8. Tentukan kode.
Sumber :
■ ICD-10 Volume 2 (Instruction Manual)
Sumber :
■ ICD-9 CM Volume 1 & 3
Sumber :
■ PMK No 290 Tahun 2008 - Persetujuan Tindakan Kedokteran
⁻ Tanggal
⁻ Penerbitan
⁻ Nomor halaman
2. Introduction
Bagian pendahuluan yang menjelaskan tujuan formulir
3. Instruction
Instruksi umum harusnya singkat dan berada pada bagian atas formulir
4. Body
Bagian formulir yang disediakan untuk kerja formulir yang sesungguhnya.
Pertimbangan mengenai susunan data atau informasi mencakup :
● Pengelompokkan
● Pengurutan
● Penyusunan Tepi (Aligning)
● Pertimbangan Margins, Spacing, Rules, Type Styles
● Cara pencatatan
5. Close
● Komponen utama terakhir formulir kertas
● Tanda tangan (Authentication)
● Persetujuan
Sumber :
■ Manajemen Informasi Kesehatan III (Desain Formulir)
“SHARING IS CARING”
LIFELONG LEARNING
47
#PMIK_KITA_BISA
Trenggalek
15 November 2021, Pukul 19.00 WIB
SIGIT PRABOWO
Website : https://rekam-medis.id
Instagram : https://instagram.com/sigit.prabowo
Facebook : https://facebook.com/groups/koder.indonesia.bersatu